Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/03/17 |
|
Senin, 17 Maret 2025 (Minggu Pra-Paskah 2)
|
|
Bagaimana pendapat kita jika ada bayi yang baru lahir tetapi kemudian meninggal? Pada umumnya orang akan berpendapat bahwa bayi itu seharusnya masih punya umur panjang karena dia masih polos tanpa dosa. Namun, jika dibandingkan dengan isi Alkitab, apakah pendapat ini benar? Menariknya, dalam perikop pembacaan kita hari ini dijelaskan bahwa jika seorang perempuan melahirkan anak laki-laki, ia najis selama tujuh hari. Pada hari kedelapan kulit khitan anaknya harus dipotong dan selama 33 hari ia harus menanti penahiran dari darah nifas (2-4). Jika anaknya perempuan, ia najis selama dua minggu, lalu ia harus menanti penahiran selama 66 hari (5). Barangkali ini terkesan rumit, namun sepertinya mudah untuk diterima bahwa perempuan yang habis melahirkan memang perlu penahiran. Namun, bagaimana dengan bayi yang dilahirkan? Jika kita mendengar pendapat pada umumnya, bisa jadi ada banyak orang berpendapat bahwa penahiran bayi itu tidak diperlukan karena bayi masih polos dan tanpa dosa. Benarkah demikian? Ternyata tidak. Sekalipun bayi baru lahir dan belum melakukan apa-apa, Alkitab mencatat bahwa pada hakikatnya semua manusia itu berdosa. Kata Daud, "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku dilahirkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" (Mzm. 51:7). Dengan kata lain, entah yang masih kecil ataupun yang sudah dewasa, semua manusia sudah berdosa. Oleh karena itu, tidak heran bahwa baik bagi anak laki-laki maupun anak perempuan harus dibawakan kurban penghapus dosa ke hadapan Allah (6-8). Dalam zaman Perjanjian Baru, cara kita untuk mendapatkan penahiran tentu bukan lagi dengan cara menunggu selama satu sampai dua bulan atau memberi kurban, tetapi dengan menerima Yesus Kristus yang telah menjadi kurban yang sempurna. Melalui karya-Nya Ia menghapuskan segala dosa kita, dengan darah-Nya Ia menahirkan kita yang sejak kandungan telah berdosa. Karena itu, berapa pun usia kita sekarang, datanglah kepada Tuhan dengan rendah hati dan persembahkanlah seluruh diri kita kepada-Nya supaya kita dikuduskan. [WWO]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |