Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/03/16

Minggu, 16 Maret 2025 (Minggu Pra-Paskah 2)

Imamat 11
Kuliner

Pada masa kini siapa yang tidak suka kuliner? Sesekali kita akan meluangkan waktu untuk mencari dan mencoba masakan-masakan yang belum pernah kita makan. Sekarang ini kita bisa mencicipi beragam jenis makanan dengan bebas. Namun, pernahkah Anda memikirkan apakah makanan itu sebenarnya tahir atau najis?

Saat kita membaca perikop ini, mungkin muncul pertanyaan: apakah perikop ini memang dimaksudkan untuk mencegah kita makan sesuai selera kita? Apakah sebelum kita memakan sesuatu, kita harus memastikan apakah itu tahir atau najis? Apakah kita hanya boleh makan hewan yang berkuku belah, kukunya bersela panjang, dan memamah biak (2-3), tetapi tidak boleh makan hewan yang hanya memamah biak atau berkuku belah seperti unta, pelanduk, kelinci, dan babi (4-8)? Apakah kita baru boleh makan hewan air jika hewan itu bersirip dan bersisik (9)?

Mungkin ini terkesan berlebihan. Namun, itulah Taurat yang harus diikuti oleh seluruh umat pada zaman Perjanjian Lama. Lalu, bagaimana dengan kita orang percaya pada zaman Perjanjian Baru, yang disebut zaman anugerah? Apakah peraturan ini masih berlaku?

Perlu diingat bahwa hukum Taurat diberikan untuk menjaga kekudusan umat di hadapan Allah, bukan untuk menjaga kesehatan. Perlu diperhatikan bahwa perihal makanan, telah dinasihatkan bahwa "semua yang diciptakan Allah itu baik dan tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, karena semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa" (1Tim. 4:4-5).

Yang perlu kita perhatikan hanyalah apakah dengan memakan makanan tersebut, kita mengucap syukur kepada Tuhan. Jika kita makan apa saja dengan sembarangan, tentu perilaku itu akan berdampak buruk bagi kesehatan maupun kerohanian kita. Sebaliknya, jika kita makan dengan bijak dan dengan pengendalian diri, kita dapat memuliakan Tuhan dengan tubuh yang sehat.

Berhentilah berdebat soal makanan tahir atau najis. Yang terpenting bagi kita sekarang adalah kita dengan sehat memuliakan Tuhan dan menaati kehendak-Nya dalam segala hal yang kita lakukan. [WWO]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org