Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/03/08

Sabtu, 8 Maret 2025 (Minggu ke-8 sesudah Epifani)

Imamat 6:24-30
Menjaga Kekudusan

Allah kita adalah Allah Yang Mahakudus yang menginginkan kita hidup dalam kekudusan. Manusia berdosa tidak akan bisa menjadi kudus, tetapi dalam anugerah-Nya Allah telah menghapus dosa dan menguduskan kita. Maka, sekarang Ia memanggil kita untuk menjaga kekudusan itu.

Ada begitu banyak aturan yang Allah berikan kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah Kanaan. Tujuannya adalah agar mereka layak untuk hidup di hadapan Allah. Salah satu hal yang harus mereka lakukan adalah memberikan persembahan, yaitu kurban penghapusan dosa.

Imam harus menyembelih kurban itu sebagai persembahan yang mahakudus dan memakannya di pelataran di tempat yang kudus (25-26). Sebagai dampaknya, siapa saja yang bersentuhan dengan daging kurban itu akan menjadi kudus (27a). Tidak hanya kurban itu sendiri, imam juga harus menjaga kekudusan dari setiap benda yang dipakai dalam persembahan kurban. Pakaian yang tepercik darah kurban harus dicuci di tempat yang kudus (27b). Belanga tanah harus dipecahkan, sedangkan belanga tembaga harus digosok dan dibasuh dengan air (28).

Jika Allah menginginkan umat Israel untuk memasak dan memakan kurban dengan kebersihan yang sedemikian rupa, bukankah Dia juga menginginkan kita untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan hati, perkataan, dan perbuatan yang kudus?

Kita sebagai orang-orang yang telah dikuduskan oleh darah Kristus tentu harus berjuang untuk tetap berada dalam kekudusan. Dengan kemampuan diri yang terbatas, menjaga kekudusan tentu adalah tuntutan yang berat apalagi dengan standar ideal yang tinggi. Namun, kita tak perlu putus asa. Jika kita hidup dekat dengan Tuhan, dalam arti selalu berusaha melakukan firman-Nya dan memperbaiki diri untuk menjadi makin baik di dalam pimpinan-Nya, kekudusan menjadi hal yang lumrah bagi kita. Roh kudus akan terus bekerja untuk menguduskan setiap aspek kehidupan kita.

Jika kita ingin menjaga kekudusan, dekatlah terus dengan Allah Yang Mahakudus. [RBM]


Baca Gali Alkitab 10

Imamat 2

Kata-kata seperti "pilihan" dan "terbaik" sering muncul dalam iklan sebuah produk. Alasannya jelas karena kata-kata itulah yang menunjukkan keunggulan produk dan akan menarik perhatian konsumen. Sebagai pembeli, kita ingin mendapatkan yang terbaik. Untuk roti, misalnya, kita mencari roti dengan tepung terbaik yang diolah dengan mentega, tanpa pewarna, dan tanpa pengawet.

Jika kualitas yang demikian yang kita inginkan dan harapkan bagi diri kita, terlebih lagi kualitas yang diperlukan, bahkan diharuskan, untuk diberikan bagi Tuhan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang harus dipersembahkan sebagai kurban sajian? (1)
2. Bagaimana kurban itu harus dipersembahkan? (2-3)
3. Jika kurban sajian berupa hasil panggangan, hasil bakaran, atau hasil masakan, apa yang harus dipersembahkan? (4-7)
4. Bagaimana kurban tersebut harus dipersembahkan? (8-10)
5. Apa yang tidak boleh digunakan dan apa yang harus dibubuhkan pada kurban? (11-13)
6. Jika kurban sajian berupa buah sulung, apa yang harus dipersembahkan? (14)
7. Bagaimana kurban ini harus dipersembahkan? (15-16)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa persembahan kurban sajian harus diberikan dengan cara yang sedemikian rupa?
2. Mengapa ragi tidak diperbolehkan? Apa maknanya?
3. Apakah orang Israel memberi persembahan karena mereka hidup makmur dan bersukacita? Mengapa?

Apa respons Anda?
1. Apa yang terbaik dari diri Anda yang dapat Anda berikan kepada Tuhan sebagai ucapan syukur?
2. Apa yang harus dihilangkan dari hidup Anda agar persembahan hidup berkenan bagi Tuhan?

Pokok Doa:
Syukur atas berkat penyediaan Tuhan setiap hari, dan mohon penyertaan-Nya untuk setiap waktu.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org