Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/03/06 |
|
Rabu, 6 Maret 2024 (Minggu Pra-Paskah ke-3)
|
|
Di era media sosial, banyak orang ingin menjadi terkenal dengan mendompleng atau menumpang ketenaran orang lain. Ketika seseorang mem-posting foto dirinya bersama orang terkenal, ia berharap agar ia juga dikenal dan status sosialnya naik. Sedihnya, orang tidak peka bahwa sebenarnya ini adalah perbuatan manipulatif yang memanfaatkan orang lain demi status diri sendiri. Orang Saduki adalah salah satu golongan elit Yahudi. Mereka mencoba menggunakan Yesus demi kepentingan golongan mereka. Dalam hukum perkawinan Lewi, diharuskan bagi seorang laki-laki untuk menikahi janda dari saudaranya yang telah meninggal demi meneruskan keturunan dari saudaranya itu (lih. Ul. 25:5-6). Orang Saduki menggunakan hukum ini untuk meneguhkan keyakinan mereka yang tidak memercayai kebangkitan orang mati (19-23). Jika perkataan Yesus sejalan dengan keyakinan mereka dan hal itu dinyatakan di depan umum, mereka akan sangat diuntungkan. Yesus jelas tahu bahwa pertanyaan mereka bukanlah dengan tujuan untuk mengenal kebenaran. Pertanyaan itu hanyalah sebuah alat demi melegitimasi dan meneguhkan kekuasaan mereka. Yesus dengan sangat keras mengecam kesesatan mereka, dan bahkan menyerukannya sebanyak dua kali (24, 27). Di dalam Taurat dinyatakan bahwa Allah Israel adalah Allah orang yang hidup, bukan orang yang mati (25). Mereka yang tidak percaya akan kebangkitan tubuh mempertanyakan perihal pernikahan pasca kebangkitan. Terbayang ekspresi sinis dan arogan di wajah mereka ketika ini terjadi. Sungguh ironis bahwa para pemimpin agama justru buta akan firman Tuhan oleh karena doktrin dan ajaran tentang Tuhan yang keliru, yang sudah terlampau lama mereka yakini. Lebih parah lagi, mereka buta, tetapi memandang diri dan menamai golongan mereka sebagai "orang benar". Marilah terus mengoreksi diri, jangan sampai kita membendakan orang lain demi kepentingan kita. Bersikaplah terbuka kepada Tuhan agar Dia menyatakan kebutaan kita dan kita dapat dicelikkan dalam kebenaran-Nya. [JHN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |