Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/02/25 |
|
Selasa, 25 Februari 2025 (Minggu ke-7 sesudah Epifani)
|
|
Dalam hidup di dunia ini perlu diakui bahwa lebih gampang dan enak untuk memerintah daripada diperintah. Sering kali lebih besar dorongan kita untuk mengedepankan kehendak kita sebagai yang lebih tinggi daripada kehendak orang lain. Demikian juga halnya dalam relasi kita dengan Tuhan. Dalam perikop ini, kita melihat bagaimana bangsa Israel menunjukkan ketaatan mereka kepada perintah Allah. Pakaian imam merupakan salah satu perlengkapan Kemah Suci yang harus dikenakan apabila ibadah diselenggarakan di Tempat Kudus (1). Untuk itu, TUHAN memberikan perintah melalui Musa tentang cara pembuatannya. Pakaian tersebut terbuat dari bahan yang mewah, yakni kain emas, ungu tua, ungu muda, merah tua, dan linen halus (2-3, 5, 8, 27-29), permata krisopras dan bingkai emas (6-7), empat jajaran permata (10-14), rantai dan gelang emas (15-21), buah delima dan kerincing emas (24-26), serta lempengan emas murni. Setiap bagiannya harus dibuat dengan lengkap, yakni baju efod (2-7), tutup dada (8-21), jubah luar (22-23), dan jubah dalam (27-31). Semuanya mereka kerjakan "seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa" (1, 5, 7, 21, 26, 29, 31). Frasa ini diulang sebanyak tujuh kali, menunjukkan ketaatan penuh bangsa Israel kerena ada kesediaan dan kesiapan diri untuk diperintah. Mereka memperhatikan isi perintah dengan saksama, lalu melaksanakannya tepat sama. Mereka meniadakan ruang untuk kehendak mereka sendiri dan membuka ruang yang sepenuhnya untuk kehendak Allah. Ada kesadaran bahwa bukan Musa atau siapa pun, melainkan Allahlah yang paling tinggi sehingga perintah-Nya berlaku bagi semua orang. Dengan demikian, sebagai manusia ciptaan dan umat milik Tuhan tidak selayaknya kita memerintah Tuhan. Sebaliknya, kita sepatutnya membangun kesiapan untuk diperintah oleh Tuhan dan menjalankan perintah-Nya sesuai yang difirmankan Tuhan kepada kita. Setiap hari di mana pun posisi kita dalam kehidupan kita, milikilah sikap rendah hati untuk mendengarkan perintah Tuhan dan tunjukkanlah kesediaan hati untuk melakukannya. [MRG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |