Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/02/24 |
|
Sabtu, 24 Februari 2024 (Minggu Pra-Paskah 1)
|
|
Keluarga yang harmonis adalah tempat ternyaman, bagian yang menjadi kenangan indah sepanjang hidup. Maka, tak gampang jika pada kemudian hari kita harus keluar dari rumah dan meninggalkan keluarga. Tindakan ini mengharuskan kita untuk keluar dari zona nyaman. Peristiwa tentang orang kaya yang menolak panggilan Yesus menjadi peristiwa yang memicu Petrus untuk mengeluarkan pernyataan yang mewakili semua murid lainnya, yaitu mereka sudah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus (28). Mereka telah meninggalkan pekerjaan, keluarga, dan barang milik mereka (bdk. Mrk. 1:16-20). Petrus membandingkan dirinya dengan orang kaya yang tidak rela menjual hartanya, seolah-olah bertanya: "Jika orang kaya itu gagal, bagaimana dengan kami yang sudah memenuhi permintaan-Mu? Apa yang akan kami terima? Apakah kami benar-benar akan menerima hidup kekal di surga?" Yesus menghibur para murid dan menegaskan bahwa ada berkat berlimpah dan hidup kekal yang akan mereka terima pada masa sekarang dan masa mendatang (29-30). Tuhan menjanjikan berkat abadi bagi mereka yang telah rela meninggalkan zona nyaman. Satu hal yang dapat dipelajari dari para murid adalah mereka berani meninggalkan zona nyaman. Mengikut Tuhan sama dengan meninggalkan apa saja yang membuat kita nyaman, baik rumah, keluarga, pekerjaan maupun lingkungan dan situasi yang kita kenal selama ini. Zona nyaman tidak selalu berupa dosa, tetapi juga kehidupan rohani yang tak bertumbuh dan berbuah, yang tidak disertai dengan niat dan tekad untuk berkarya dengan lebih baik bagi Tuhan. Padahal, peluang untuk mengembangkan diri dan melayani selalu terbuka. Mari kita tidak hanya merasa puas dan nyaman dengan apa yang ada saat ini, tetapi selalu tertantang untuk memperbarui diri dan menghasilkan karya dalam mengikut Tuhan. Dengan keberanian untuk keluar dari zona nyaman, kita makin dipacu untuk menjadi kreatif dalam melayani Tuhan dan makin dimampukan untuk melihat karya Tuhan dalam hidup kita. [MKD] Baca Gali Alkitab 8 Petrus mencoba membandingkan dirinya bersama para murid lainnya dengan seorang muda yang datang kepada Yesus. Karena pemuda itu tidak bisa meninggalkan hartanya demi mengikut Yesus, Petrus merasa dirinya lebih baik daripada pemuda tersebut. Sebab, ia dan para murid lainnya telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus. Mungkin harapannya adalah untuk mendapatkan pujian. Yesus mengatakan bahwa orang yang rela mengorbankan dan meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Dia akan mendapatkan balasan seratus kali lipat di dunia ini. Apalagi jika mereka mengalami penganiayaan, mereka akan menerima hidup yang kekal. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |