Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/02/16 |
|
Minggu, 16 Februari 2025 (Minggu ke-6 sesudah Epifani)
|
|
Dalam Perjanjian Lama, tidak sembarang orang bisa menghadap Allah, apalagi berbicara dengan-Nya secara langsung dan meminta sesuatu kepada-Nya tanpa ragu-ragu. Musa dapat dikatakan istimewa. Ia mendapat kasih karunia di hadapan Allah. Musa meminta supaya TUHAN mau melakukan tiga hal baginya: pertama, menunjukkan bukti bahwa ia mendapat kemurahan hati-Nya, dengan memberitahukan jalan-Nya agar ia mengenal-Nya (12-13); kedua, berjalan beserta umat Israel agar mereka melihat kemurahan hati-Nya dan bangsa-bangsa lain melihat apa yang membedakan mereka dari segala bangsa (15-16); ketiga, memperlihatkan kemuliaan-Nya (18). TUHAN memenuhi permintaan Musa, tetapi tidak semuanya. Ia memberi jaminan bahwa Ia sendirilah yang akan berjalan bersama umat Israel dan memberi ketenteraman kepada mereka sebagai bukti atas kemurahan hati-Nya (14, 17). Namun, Ia menolak untuk memperlihatkan seluruh kemuliaan-Nya kepada Musa. Itu bukan karena kasih karunia dan kemurahan-Nya terbatas, tetapi karena Ia menyayangkan nyawa Musa (20). Maka, TUHAN menjamin bahwa Ia akan melindungi Musa dengan dua tameng pelindung, yakni gunung batu dan tangan Allah sendiri, supaya Musa dapat melihat cahaya kemuliaan-Nya (21-23). Dalam Perjanjian Baru, siapa pun dapat menghadap Allah melalui Yesus Kristus. Dengan mengenal Dia, mereka dapat mengenal Allah Bapa. Dengan mendengarkan firman-Nya, mereka dapat mengetahui kehendak Bapa. Bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya dan meminta dalam nama-Nya, Ia akan memenuhi permintaan mereka (lih. Yoh. 14:9-14). Sekarang, sebagai penerima kasih karunia, kita pun istimewa! Oleh karya pendamaian Kristus, kita dapat berbicara dengan Allah dalam doa kita. Dengan membaca firman-Nya yang tertulis, kita dapat mengenal Dia secara personal dan meminta segala yang baik dari-Nya (lih. Mat. 7:7-11). Memang tidak semuanya dipenuhi, tetapi itu supaya dalam batas kemampuan kita sekalipun, kita dapat menikmati kemurahan hati dan kemuliaan-Nya. [EMR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |