Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/02/10 |
|
Senin, 10 Februari 2025 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Dalam fenomenologi agama ada istilah sacred (sakral) and profane (duniawi). Banyak orang memisahkan keduanya secara eksklusif. Contohnya, hamba Tuhan hanya boleh memikirkan kerohanian, sedangkan mereka yang masih memikirkan uang adalah hamba uang. Pemikiran seperti ini sering membuat orang mengagungkan hal-hal sakral dan menganggap yang sakral itu tidak bisa ada di dalam hal-hal duniawi. Sejatinya, Allah menciptakan segala sesuatu sakral. Akan tetapi, akibat dosa, yang sakral itu menjadi profane atau tidak sakral. Dosa merusak manusia yang kudus menjadi tidak kudus, serta mengubah kehidupannya dari yang didedikasikan demi kemuliaan Allah menjadi yang menyatakan kengerian dan keberdosaan. Ketika Tuhan menebus dan menyelamatkan manusia, Ia mau mengembalikan manusia ke kodrat asalnya yang sakral. Di dalam bagian ini, kita melihat bahwa kesakralan ini digambarkan dengan ritual pembasuhan yang harus dilakukan Harun dan anak-anaknya sebelum mereka menghadap Allah (19-21). Kesakralan juga diperlihatkan dengan minyak urapan dari bahan pilihan yang kudus (22-25). Minyak ini hanya boleh dipakai untuk mengurapi Kemah Pertemuan dan peralatan di dalamnya; campuran yang sama tidak boleh dibuat dan digunakan untuk keperluan yang lain (26-30). Selain itu, ada dupa dari bahan khusus yang kudus (31-36), dan ada juga larangan untuk membuat dan menggunakannya untuk diri sendiri (37-38). Dari bagian ini kita diajar bahwa semua benda yang biasa (profane) dapat menjadi sakral (sacred) jika benda itu dikhususkan dan digunakan untuk memuliakan Tuhan. Demikian juga kehidupan kita pada saat ini. Tuhan yang telah menebus kita kini memanggil kita untuk kembali kepada fitrah kita sebagai ciptaan yang kudus. Mari kita dedikasikan kehidupan kita untuk memuliakan Dia. Kiranya hal-hal biasa di dalam hidup kita, dari cara beribadah sampai kebiasaan sehari-hari, dapat kita gunakan bukan untuk kesenangan kita sendiri saja, tetapi untuk kemuliaan nama-Nya. [JHN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |