Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/01/25

Sabtu, 25 Januari 2025 (Minggu ke-2 sesudah Epifani)

Keluaran 22:21-31
Pentingnya Keadilan dan Belas Kasihan

Selain hukum kasih, keadilan dan belas kasihan adalah hukum Allah yang sangat tinggi. Keduanya dapat kita amati secara bersamaan dalam renungan kita hari ini.

Sejumlah larangan beserta alasannya diberikan kepada umat Allah. Mereka dilarang menindas pendatang karena mereka juga pernah menjadi pendatang di Mesir (21). Mereka dilarang menindas janda atau anak yatim karena Allah akan mendengar jeritannya dan menimpakan hal yang setimpal kepada mereka (22-24).

Mereka juga dilarang mengambil riba dari orang miskin agar orang itu tidak diberatkan dengan bunga pinjaman (25). Mereka boleh mengambil gadai, tetapi mereka dilarang menahan gadai itu agar pengutang dapat tidur tanpa kedinginan (26-27).

Dari beberapa hukum yang bisa diamati di sini kita melihat betapa Allah peduli dengan keadilan dan belas kasihan, terutama bagi mereka yang tidak dapat membela diri sendiri.

Kita tahu bahwa hukum Allah yang terutama adalah Hukum Kasih (lih. Ul. 6:5; Im. 19:18; Mat. 22:37-40). Justru untuk mewujudkan kasih inilah, dibutuhkan baik keadilan maupun belas kasihan. Jika kita mengasihi sesama, tentulah kita menginginkan keadilan bagi mereka. Dengan memiliki kasih kepada sesama, kita akan berbelas kasihan terhadap penderitaan mereka. Bahkan, Yesus menyatakan bahwa lebih daripada memberikan persembahan, apa yang Allah kehendaki dari umat-Nya adalah menunjukkan belas kasihan dan membela orang yang tidak bersalah (Mat. 12:7).

Sebagai orang Kristen, kita sudah sepatutnya melakukan semua hukum Allah di dalam hidup kita. Hukum-Nya bukan sebatas tentang apa saja yang dilarang dan apa hukumannya, tetapi apa yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan keadilan dan belas kasihan.

Berlaku adil dan berbelas kasihan kepada sesama adalah bagian yang tak terpisahkan dari kasih kita kepada Allah. Karena itu, marilah kita belajar untuk membuka mata dan peduli terhadap orang-orang di sekeliling kita, terutama mereka yang membutuhkan perlindungan dan pertolongan kita. [INT]


Baca Gali Alkitab 4

Lukas 7:1-10

Di dalam cerita dongeng pada umumnya, rakyat miskin dan baik ditindas oleh penguasa kaya dan jahat, lalu pahlawan datang untuk menolong rakyat dan mengalahkan penguasa. Mungkin itulah yang kita bayangkan ketika kita membaca kitab Injil, di mana bangsa Yahudi tengah dikuasai oleh bangsa Romawi. Namun, apa yang terjadi di dalam nas bacaan kita hari ini?

Apa saja yang Anda baca?
1. Ke mana Yesus masuk? Siapa yang ada di situ dan apa masalah yang sedang dihadapinya? (1-2)
2. Ketika dia mendengar tentang Yesus, apa yang dia lakukan? Apa yang dikatakan tua-tua Yahudi tentang dia? (3-5)
3. Apa yang Yesus lakukan? Namun, apa pesan perwira itu kepada Yesus melalui sahabat-sahabatnya? (6-8)
4. Bagaimana respons Yesus dan apa yang Ia katakan kepada orang banyak? (9)
5. Apa yang pada akhirnya terjadi pada hamba perwira itu? (10)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa sang perwira dapat dikatakan sebagai seseorang yang penuh kasih?
2. Apakah status seperti kebangsaan dan jabatan menjadi penghalang untuk percaya kepada Tuhan Yesus?
3. Bagaimana kita sepatutnya menerima kehadiran dan pertolongan Tuhan?
4. Berdasarkan perkataan Yesus, seperti apa iman yang besar itu?

Apa respons Anda?
1. Baik sebagai pemimpin maupun sebagai karyawan, bagaimana kita seharusnya memperlakukan sesama di sekeliling kita?
2. Dari siapa kesembuhan datang? Apa yang perlu kita lakukan untuk datang kepada-Nya dan mengalami kesembuhan?
3. Apa yang dapat kita perbuat bagi sesama kita yang sedang sakit dan menderita?

Pokok Doa:
Puji syukur atas setiap perbuatan Tuhan yang penuh kuasa dan belas kasihan dalam hidup kita.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org