Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2003/01/25 |
|
Sabtu, 25 Januari 2003 (Minggu Epifania 2)
|
|
Respons terhadap Yesus. Keluarga Yesus belum dapat menerima dan percaya pada-Nya -- mereka baru percaya pada Yesus setelah peristiwa kebangkitan. Sekarang, mereka cemas melihat Yesus. Cemas bukan karena khotbah dan ajaran-Nya, tetapi karena Yesus tidak sempat lagi memperhatikan kebutuhan fisiknya, yaitu makan. Bagi keluarga, keadaan seperti ini menunjukkan bahwa Yesus sudah tidak waras. Keluarga-Nya salah mengerti tindakan Yesus karena mereka belum mengenal Yesus.Bagaimana dengan pemimpin agama Yahudi? Sama saja. Bahkan lebih parah. Para ahli Taurat yang datang dari Yerusalem melihat Yesus mengusir setan, lalu menyimpulkan bahwa Yesus kerasukan. Bagaimana respons Yesus? Yesus memberi peringatan keras dengan mengatakan bahwa tidak mungkin setan mengusir setan. Kerajaan setan tidak mungkin berlawanan dengan dirinya sendiri. Yang sesungguhnya adalah, yang kuat mengusir yang lemah. Jadi, jika Yesus mengusir setan, itu karena Yesus jauh lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada roh-roh jahat dan setan. Melalui perbincangan Yesus dengan ahli Taurat ini, Markus mengarahkan kita pada satu peringatan tentang dosa yang tidak dapat diampuni dosa menghujat Roh Kudus, yaitu menolak pengampunan dosa yang ditawarkan Yesus. Ini adalah dosa yang tidak dapat diampuni karena sama dengan melawan Roh Kudus dan tawaran pengampunan dari Yesus. Penolakan ini terlihat dari sikap ahli Taurat. Mereka menuduh pengampunan itu sendiri sebagai kejahatan. Yesus yang menawarkan pengampunan tidak hanya ditolak, bahkan dituduh sebagai orang kerasukan setan. Jika menolak pengampunan, maka tidak ada pengampunan lain karena hanya melalui Yesus ada pengampunan. Di luar Yesus tidak ada pengampunan dosa. Pengampunan dosa hanya ada pada Yesus. Renungkan: Bahwa menolak pengampunan dosa bisa berakhir pada dosa maut menghujat Roh Kudus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |