Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/01/19 |
|
Minggu, 19 Januari 2025 (Minggu ke-2 sesudah Epifani)
|
|
Pedulikah kita terhadap penderitaan atau kesakitan orang lain? Ini amat sulit bila kita lebih mementingkan diri sendiri dan kurang memiliki empati. Belum lagi, jika kita tengah dilanda masalah hidup yang membuat kita berfokus pada pergumulan hidup kita sendiri dan penyelesaiannya. Alih-alih mengasihi sesama, kita justru mengutamakan diri sendiri. Hebatnya, seorang perwira di Kapernaum mengasihi hambanya karena ia menghargai dan memperhatikan hamba yang sakit keras dan hampir mati itu (2). Padahal, pada zaman itu, hamba atau budak yang tidak bisa bekerja lagi biasanya akan dibuang begitu saja karena dia dianggap tidak menguntungkan lagi oleh tuannya. Bisa saja perwira itu membiarkan hambanya mati dan menggantinya dengan hamba yang baru. Namun, ia justru mencari pertolongan dari Yesus demi menyembuhkannya (3-5). Tindakan kasihnya diterapkan secara nyata lewat perbuatannya meskipun ia bukan orang Yahudi. Ia tidak sekadar percaya, tetapi juga memiliki iman yang besar yang telah diakui oleh Yesus (9). Pemberitaan tentang mukjizat Yesus kerap kali kita baca di dalam Alkitab, kita dengar lewat khotbah di gereja, bahkan tak jarang kita temukan dalam kesaksian hidup saudara seiman yang mengalami pertolongan Tuhan. Meski kita tidak menyaksikannya secara langsung seperti zaman dahulu, kita tetap beriman bahwa Yesus berkuasa untuk menyatakan kuasa-Nya dan menolong kita. Iman bukan sekadar pikiran positif, melainkan dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr. 11:1). Memiliki iman berarti tidak menyimpan keraguan terhadap kuasa Allah dan tidak lagi mengandalkan kekuatan sendiri. Memiliki iman juga berarti memusatkan diri kita kepada Allah dan membiarkan Dia bekerja dalam hidup kita. Dalam kembali menilik kehidupan kita, camkanlah bahwa apa pun pergumulan yang sedang kita alami, teguhkanlah iman kita. Mungkin kita belum mengerti bagaimana Tuhan akan menolong kita, tetapi satu hal yang patut kita imani adalah tiada yang mustahil bagi Dia! [SLM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |