Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/01/18 |
|
Rabu, 18 Januari 2017 (Minggu ke-2 sesudah Epifania)
|
|
Menjadi pelaku sangat berbeda dengan menjadi penonton. Hidup mengikut Yesus diwujudkan dalam relasi rendah hati terhadap sesama, bukan menghakimi. Inilah jalan keutamaan kepada kehidupan. Orang menghakimi sesamanya karena merasa bahwa ia lebih benar, lebih tahu, dan lebih baik. Penghakiman dilakukan tanpa terlebih dahulu mengoreksi diri. Tuhan Yesus mengingatkan betapa munafiknya cara pandang seperti itu. Sama seperti seorang dengan balok di matanya hendak mengeluarkan selumbar di mata saudaranya (1-5). Penghakiman diumpamakan dengan pemberian yang kudus dan berharga, semestinya diberikan kepada yang layak menerimanya. Barang yang berharga jika jatuh ke pihak yang salah akan berbalik melawan, apalagi bila penghakiman kita sudah didasarkan ketidaktulusan dan kebencian. Beralih dari sikap menghakimi, Tuhan Yesus menasihati supaya kita meminta agar diberi, mencari agar mendapat, dan bahkan mengetuk agar pintu dibukakan. Sikap saat meminta, mencari, dan mengetuk adalah berharap dan memohon dengan merendahkan diri, sama seperti seorang anak kepada orangtuanya (7-10). Sikap rendah hati sangat berlawanan dengan menghakimi. Bahkan saat keberadaan kita jauh melebihi, baik secara umur, pengalaman, sosial ekonomi, dan status lain; hidup rendah hati di hadapan sesama dalam setiap situasi menjadi keutamaan hidup yang senantiasa dipuji. Menghakimi sesama tanpa introspeksi diri diumpamakan seperti pintu yang lebar dan jalan yang terbentang kepada kebinasaan, namun kerendahan hati diibaratkan seperti pintu yang sesak dan jalan sempit kepada kehidupan (13-14). Salah satu krisis yang kita hadapi adalah krisis relasi. Media sosial yang sifatnya publik dan terbuka mudah dipenuhi dengan akun samaran, saling membantah, pembenaran diri, dan menghakimi sesama. Kita butuh keteladanan sikap rendah hati dan bukan mencibir serta menghakimi. Inilah pilihan bersama yang perlu diperjuangkan untuk meraih kehidupan Kerajaan Allah. [YTP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |