Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/01/15 |
|
Minggu, 15 Januari 2017 (Minggu ke-2 sesudah Epifania)
|
|
Nyanyian syukur merupakan unsur ibadah, sejak Israel kuno sampai sekarang. Lebih dari soal suara merdu atau sumbang, pemazmur memberitakan kasih dan kesetiaan Tuhan lewat nyanyian syukur dan mazmurnya (1-4). Nyanyian syukur lebih dari sekadar bernyanyi. Bernyanyi menjadi sarana menyampaikan pesan dan penghayatan pemazmur. Sukacita dan sorak-sorai atas pekerjaan, perbuatan, dan rancangan Tuhan adalah alasan pemazmur bernyanyi (5-6). Ayat 7-12 menolong kita menjelaskan situasi pergumulan hidup pemazmur. Ia diperhadapkan dengan situasi bersama orang bodoh dan bebal, fasik, jahat, musuh, dan seteru (7, 8, 10, 12). Iman kepada Tuhan memantapkan pemazmur bahwa semua kejahatan akan dibinasakan. Bahkan pemazmur menutup nyanyiannya dengan perumpamaan yang indah, yaitu betapa orang benar terus bertunas dan subur. Menyanyikan syukur menolong pemazmur menghayati tantangan dan ancaman kejahatan yang dihadapinya dalam terang karya Tuhan yang menjagainya. Saat itu dilakukan pada setiap Sabat dalam ibadah pagi dan malam. Melalui ritus itu, pemazmur merumuskan pengakuan imannya. Para pemain musik yang mengiringi nyanyian pemazmur (3) menunjukkan bahwa nyanyian itu telah dipersiapkan dengan matang. Nyanyian itu dimulai dari nyanyian pribadi menjadi bernyanyi bersama. Dari pengakuan pribadi menjadi rumusan pengakuan umat. Dari pengalaman pribadi menjadi kesaksian yang dibagikan kepada umat. Pemazmur menjadi pelaku aktif karena nyanyian adalah ibadahnya, refleksi dari pengalaman hidupnya, dan merumuskan pengakuan dan harapannya kepada Tuhan. Perkembangan ibadah saat ini sering kali melibatkan umat sebagai penonton. Penampilan musik pengiring, pemimpin pujian, para penyanyi latar, dan pelbagai perangkat sound system seolah-olah menjadi objek tontonan. Pemazmur mengingatkan bahwa nyanyian itu bersifat pribadi, yaitu sebagai penghayatan dan pengalaman iman terhadap karya keselamatan Allah. [YTP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |