Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/01/09 |
|
Kamis, 9 Januari 2025 (Minggu Epifani)
|
|
Seperti apakah orang yang "fanatik"? Menurut Wikipedia, ciri-ciri orang fanatik antara lain adalah memiliki pandangan yang sempit dan sulit menerima pendapat orang lain. Dapat dikatakan bahwa orang-orang Farisi termasuk sebagai penganut fanatisme religius karena mereka berpandangan sempit terhadap Hukum Taurat dengan cara menerapkan aturan keagamaan tanpa memahami makna di balik aturan tersebut. Pada teks renungan hari ini terlihat jelas bagaimana orang-orang Farisi menerapkan aturan puasa secara sempit (33). Tampaknya pada waktu itu murid-murid Yesus sedang menghadiri pesta pernikahan. Oleh karena itu, Yesus menanggapi pertanyaan orang-orang Farisi dengan istilah-istilah yang erat kaitannya dengan pesta pernikahan, seperti sahabat mempelai laki-laki (34-35), baju yang baru (36), anggur yang baru (37-38), dan anggur tua (39). Dari istilah-istilah itu Yesus ingin membuka wawasan mereka dengan tiga makna sebagai berikut. Pertama, aturan puasa harus ditempatkan pada konteks yang tepat. Yesus menyatakan bahwa puasa tidak tepat bila dilakukan pada saat sukacita. Puasa bukan hanya kewajiban pada tanggal dan jam tertentu, melainkan respons ketaatan kepada Yesus Kristus. Kedua, aturan keagamaan diberlakukan bukan untuk aturan itu sendiri karena sejatinya puasa dilakukan bukan untuk memamerkan kesalehan diri, tetapi untuk mendekatkan diri dengan Tuhan (lih. Mat. 6:16-18). Ketiga, bila kita ingin melaksanakan perintah Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya, hal penting yang harus dilakukan adalah meninggalkan kehidupan yang lama dan memulai kehidupan yang baru di dalam Tuhan. Hidup di dalam Kristus memang harus senantiasa diperbarui dengan membaca firman Tuhan dan menggalinya secara lebih mendalam lagi. Kita mengikuti Kristus bukan untuk menjadi orang fanatik, melainkan murid dengan hati yang baru. Saat ini kita diajak untuk lebih berfokus lagi dalam memahami firman Tuhan untuk memperbarui diri sendiri dan bukannya menilai orang lain. [LRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |