Beranda | YLSA.org | Alkitab | Katalog | AI |
Utama > Publikasi > e-Santapan Harian > Edisi Rabu, 5 November 2025 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
  Tampilan cetak   edisi sebelum | 11/Edisi 2025 | edisi berikut
Rabu, 5 November 2025 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)

Ulangan 1:41-46
Berdiam Diri dan Introspeksi

Perasaan bersalah kadang mendesak manusia mengambil tindakan yang salah. Oleh karena bersalah, seseorang merasa bahwa ia sanggup mengubah situasi. Itulah yang menjadi motivasi di balik serbuan nekat bangsa Israel.

Musa menceritakan bahwa, alih-alih mau menerima hukuman TUHAN dan melakukan introspeksi, mereka malah menyerbu ke arah pegunungan (43). Maka, turunlah pasukan Amori yang terlatih dan mengalahkan mereka (44). Situasi jadi tambah runyam karena TUHAN kemudian membiarkan Israel untuk waktu yang lama (45, 46).

Melalui perikop ini Musa memberikan sebuah pelajaran penting: Bila Allah menghukum kita, diamlah dan terimalah. Hukuman itu adalah cara Allah mendidik kita agar menjadi dewasa secara mental dan rohani. Musa sendiri menerima hukuman Allah dengan legawa (37). Faktanya, tidak ada yang dapat kita lakukan untuk menebus dosa-dosa kita. Prinsip ini jelas di dalam Alkitab. Di mata Allah, segala kesalehan manusia adalah "seperti kain haid" (Yes. 64:6).

Sayang sekali, banyak orang Kristen merasa harus melakukan sesuatu bagi Allah untuk menunjukkan penyesalan dosanya. Beberapa orang memberi derma dalam jumlah besar, melakukan perjalanan ke tanah suci, dan hal-hal lain yang dilakukan menurut caranya sendiri. Orang-orang itu lupa bahwa Tuhan membenci setiap daya upaya yang tidak sesuai dengan cara dan waktu-Nya. Raja Salomo mengingatkan kita: "Untuk segala sesuatu ada masanya" (Pkh. 3:1).

Mungkin saat ini Anda sedang menanggung akibat dari kesalahan di masa lalu. Mungkin Anda sedang memikirkan cara untuk membatalkan sanksi dari Tuhan. Berhentilah! Jangan berbuat nekat! Jangan coba coba memperbaiki situasi Anda dengan cara-cara dunia! Lebih baik kita berdiam diri dalam waktu yang lama daripada situasi menjadi makin runyam dalam sekejap.

Mari berharap kepada belas kasihan Tuhan, "... tidak untuk selama-lamanya Ia menyimpan amarah" (Mzm. 103:9). Makin kita bergantung pada-Nya, makin Ia menyatakan kemurahan-Nya. [PHM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

  e-SH Hari Ini
Edisi Sabtu, 4 Oktober 2025
Lukas 21:1-4
  Arsip
< November 2025 >
M S S R K J S
            1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30            
Cari di Arsip e-Santapan Harian  Cari di e-SH
  
Arsip  Arsip (9956 edisi)
Berlangganan  Berlangganan
Situs  Situs SH
Facebook  Aplikasi SH
  Grup Diskusi SH
Situs Renungan.co

Whatsapp Kontak Kami Tentang Kami
Situs ini dibuat oleh YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

Follow Us:

IG sabda_ylsa FB Yayasan Lembaga SABDA TW sabda_ylsa Link Mores
unblocked 76 agar.io 76 agario 76 lesson guru games
YT SABDA Alkitab Spotify Google Podcast Podcast SABDA Slideshare Slideshare SABDA

CONTACT | GET INVOLVED! | DONASI

Copyright © 1997- Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). All Rights Reserved.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
WA: 0881-2979-100 | Email: ylsa@sabda.org | Situs: ylsa.org - sabda.org