Beranda | YLSA.org | Alkitab | Katalog | AI |
Utama > Publikasi > e-Santapan Harian > Edisi Rabu, 7 September 2011
  Tampilan cetak   edisi sebelum | 09/Edisi 2011 | edisi berikut
Rabu, 7 September 2011

Amsal 1:20-33
Jangan pilih bodoh

Judul: Jangan pilih bodoh
Dalam amsal, hikmat sering digambarkan sebagai seorang perempuan (dalam bahasa Ibrani, Hikmat bersifat feminin). Bila sebelumnya kita melihat gambaran seorang ayah/guru yang menasihati seorang muda yang belum berpengalaman, dalam bacaan ini kita melihat gambaran seorang perempuan yang berbicara kepada orang yang memilih jalannya sendiri.

Si Perempuan Hikmat pergi ke tempat-tempat yang memungkinkan dia didengar orang banyak. Ia pergi ke jalan-jalan, ke lapangan-lapangan, di atas tembok-tembok, dan di depan pintu-pintu gerbang kota (20-21). Lalu kepada siapa ia memperdengarkan suaranya? Kepada orang yang tak berpengalaman, pencemooh, dan orang bebal (22). Mengapa si Perempuan Hikmat menujukan perkataannya kepada mereka? Kita perhatikan kesamaan di antara ketiga jenis orang itu: mereka tidak ingin berubah. Parahnya, itu bukan karena mereka bodoh melainkan karena tidak peduli, abai, dan menolak seruan hikmat (24-25, 29-30). Akibatnya fatal! Tak ada jalan untuk kembali. Celaka akan menimpa mereka (26-27, 31-32). Pada saat itu tidak ada gunanya lagi membuka diri pada nasihat (28). Pada saat itu tak ada gunanya lagi mencari pertolongan dari si Perempuan Hikmat, karena ia justru akan menertawakan dan mengolok-olok mereka (26). Ia juga tidak mau menjawab mereka (28). Bukan karena ia kejam atau tak berperikemanusiaan, melainkan karena kebodohan orang yang memilih untuk tetap menjadi bodoh sehingga tidak mau belajar dan tidak mau waspada terhadap hal-hal yang akan terjadi kemudian.

Orang memang bebas memilih cara hidupnya. Namun harus diingat bahwa hidup seseorang merupakan hasil dari pilihan-pilihan yang telah dibuat. Jadi jelas bahwa kebodohan seseorang bukan akibat dari sesuatu yang disebut nasib atau takdir. Kebodohan orang terjadi karena kesalahannya sendiri (31-32), tidak mau belajar dan tidak mau terbuka pada hikmat. Orang yang memilih untuk tetap bodoh akan menanggung konsekuensi dari kebodohannya. Namun jalan hikmat adalah jalan menuju kehidupan yang dipenuhi damai sejahtera.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/09/07/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

  e-SH Hari Ini
Edisi Sabtu, 17 Mei 2025
Bilangan 19
  Arsip
< September 2011 >
M S S R K J S
        1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30  
Cari di Arsip e-Santapan Harian  Cari di e-SH
  
Arsip  Arsip (9772 edisi)
Berlangganan  Berlangganan
Situs  Situs SH
Facebook  Aplikasi SH
  Grup Diskusi SH
BARU!  Situs Renungan.co

Whatsapp Kontak Kami Tentang Kami
Situs ini dibuat oleh YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

Follow Us:

IG sabda_ylsa FB Yayasan Lembaga SABDA TW sabda_ylsa Link Mores
unblocked 76 agar.io 76 agario 76 slope 76 1v1.lol 76 geometry dash 76 retro bowl collage lesson 1 game classroom6x game cookie clicker 76 run 3 76 games 76 kays unblocked games 76 math test 99 math unblocked games 76 lesson 1 unblocked games lesson guru games
YT SABDA Alkitab Spotify Google Podcast Podcast SABDA Slideshare Slideshare SABDA

CONTACT | GET INVOLVED! | DONASI

Copyright © 1997- Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). All Rights Reserved.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
WA: 0881-2979-100 | Email: ylsa@sabda.org | Situs: ylsa.org - sabda.org