Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2002/07/22

Senin, 22 Juli 2002

Bacaan   : Kisah 5:1-11
Setahun : Mazmur 31-32; Kisah Para Rasul 23:16-35
Nas       : Janganlah padamkan Roh (1Tesalonika 5:19)

SELAMAT DAN TIDAK MENYESAL

Dua wanita muda tewas dalam musibah kebakaran yang melanda apartemen mereka saat sedang tertidur pulas. Sebenarnya tempat tinggal mereka telah diperlengkapi dengan detektor asap yang masih dalam kondisi baik, tetapi ternyata saat kebakaran terjadi alat itu tidak aktif. Mengapa? Inspektur pemadam kebakaran menyimpulkan bahwa alat itu telah dipadamkan ketika diadakan pesta malam sebelumnya. Alat itu dimatikan agar tidak bersuara ketika ada asap dari masakan dan lilin.

Dalam Kisah Para Rasul 5, kita belajar sebuah contoh lain dari kisah mengenai dua orang yang dengan sengaja memadamkan "sistem alarm" yang dapat menyelamatkan hidup mereka. Ananias dan Safira telah memadamkan Roh Kudus dengan tidak mendengarkan hati nurani mereka, dan berpikir bahwa mereka punya banyak alasan yang baik atas apa yang mereka lakukan. Namun tindakan mereka justru membuat nyawa mereka melayang.

Kita harus menyadari bahwa Roh Kudus tidak diberikan untuk mengganggu hidup kita seperti detektor asap. Apalagi Dia tak pernah membunyikan peringatan yang salah. Ketika Dia mengaktifkan hati nurani kita dengan mengingatkan akan suatu prinsip atau peringatan dari firman Allah, berarti kasih dan hikmat-Nya sedang bekerja.

Dengan membandingkan antara memperhatikan peringatan kasih-Nya dan harga yang harus dibayar karena kebodohan kita, kita akan segera sadar bahwa lebih baik selamat daripada menyesal -MRD II

DENGAN MENGABAIKAN HATI NURANI
BERARTI ANDA SEDANG MENGUNDANG MASALAH

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org