Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/09/11

Senin, 11 September 2000

Bacaan   : 2Korintus 4:3-6
Setahun : Amsal 10-12, 2Korintus 4
Nas       : Dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian (Matius 15:19)

HATI YANG "PRIMITIF"

Ada beberapa hal yang tampaknya sudah tidak sesuai lagi bila diterapkan pada abad ke-21 yang modern ini. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh suku pengayau [suku yang suka memenggal kepala musuh dan menyimpannya sebagai tanda kemenangan].

Kisah tentang suku itu bermanfaat untuk diceritakan. Mereka tinggal di pegunungan di Filipina yang berjarak cukup jauh-membutuhkan waktu tiga hari berjalan kaki untuk mencapai kota terdekat. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, mereka telah meninggalkan tradisi mempertontonkan penggalan kepala-kepala musuh.

Pemimpin suku ini, seorang pria yang berhasil menjadi pemimpin karena prestasinya dalam memenggal kepala, akhirnya menjadi sarana untuk mengadakan perubahan. Hal itu terjadi karena adanya dua wanita yang nekat dan berani mengambil risiko mengabarkan kasih Yesus ke desa tersebut. Pada tahun 1999, lima tahun setelah kunjungan pertama wanita-wanita itu, kurang lebih 50 orang termasuk kepala suku, telah mengaku percaya kepada Kristus dan menjadikan-Nya Juruselamat. Akibatnya, kehidupan mereka diubahkan, dan mereka meninggalkan tradisi tersebut.

Trandisi itu tampak primitif, namun asal-usulnya tidaklah berbeda dengan dosa yang paling modern sekalipun. Kejahatan yang menyebabkan Kain membunuh Habel pada masa silam (Kejadian 4:8) masih ada di hati manusia pada masa kini. Semua dosa, baru maupun lama, hanya memiliki satu jawaban: Yesus Kristus (2Korintus 4:3-6). Bahkan di zaman modern ini, Dia-lah jawaban untuk masalah hati yang berdosa. Sudahkah Dia mengubah hati Anda? -- JDB

HATI KITA SEPERTI PAGAR YANG JELEK --
SEMUA CAT DI DUNIA TAKKAN DAPAT MEMBUATNYA INDAH

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org