Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/06/06 |
|
Minggu, 6 Juni 1999 Bacaan : Matius 7:1-5 Setahun : Amsal 19-21 Nas : Dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama (Roma 2:1)
|
|
Sebuah buletin gereja memuat sebuah puisi yang bagus tentang pengkritik. Bait pertamanya berbunyi demikian:
Kemudian benih itu berkata, "Aku tidak mau menjadi bunga mawar. Ia berduri. Aku tidak ingin menjadi bunga lili. Warnanya terlalu pucat. Dan aku tentu tidak mau menjadi bunga violet. Ia terlalu kecil dan tumbuh terlalu dekat ke tanah." Puisi itu diakhiri dengan syair berikut yang berbicara tentang akhir dari benih yang suka mengkritik tersebut:
Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 12:3 bahwa kita tidak boleh menilai diri kita terlalu tinggi. Sebaliknya kita harus "berpikir begitu rupa," sehingga kamu menguasai diri. Kepada jemaat di Filipi, ia menulis, "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri" (Filipi 2:3). Saat kita lalai mengikuti perintah ini dan mulai mencari keburukan orang lain, kita sebenarnya sedang menerapkan penghakiman atas diri kita sendiri (Matius 7:1-2; Roma 2:1-3). Obat manjur bagi jiwa yang suka mengkritik adalah pandangan yang jujur terhadap diri sendiri, bukan terhadap orang lain -- RWD
BERSABARLAH TERHADAP KEKURANGAN ORANG LAIN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |