Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1997/12/21 |
|
Minggu, 21 Desember 1997 Bacaan : 1Petrus 1:1-9 Setahun : 1Petrus 3-5 Nas : Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu (1Petrus 4:12)
|
|
Pada tahun 70-an, Francis Schaeffer, seorang pemikir dan teolog Kristen, diserang penyakit kanker. Saat ditanya bagaimana reaksinya terhadap diagnosa itu, Schaeffer berkata bahwa reaksinya, walau bukan tanpa air mata, serupa dengan reaksi keempat anaknya. Mereka dengan caranya masing-masing berkata, "Yah, saya tak akan mampu menerima kenyataan ini jika Ayah belum pernah menjelaskan soal 'jatuhnya manusia dalam dosa' sedemikian lengkapnya dalam pengajaran Ayah." Schaeffer mengatakan, meskipun sebagian besar orang Kristen percaya bahwa masuknya dosa manusia ke dalam hidup (Kejadian 3) menimbulkan akibat-akibat yang menyedihkan di dunia ini, tetapi banyak orang masih tetap marah atau meragukan Allah bila penyakit dan kesulitan menimpa kehidupan orang percaya. Ketika Rasul Petrus menulis surat pertamanya, ia tahu bahwa pembaca suratnya adalah mereka yang sedang berdukacita dalam berbagai-bagai pencobaan (1Petrus 1:6). Bagaimana reaksi jemaat mula-mula itu? Mereka bergembira (ayat 6), karena mereka menyadari bahwa hasil pemurnian yang dikerjakan oleh berbagai pencobaan yang mereka alami, yakni pembuktian dan peneguhan iman mereka, lebih berharga daripada hidup itu sendiri. Suatu hari, saat kita bertemu Kristus, sebagian besar pujian kita kepada-Nya merupakan hasil langsung dari kesukaran-kesukaran hidup yang Dia pakai untuk mencapai tujuan-Nya yang mulia. Tetapi ingatlah, kita tidak perlu menanti hingga saat itu untuk memuji-Nya! [JEY]
ALLAH DAPAT MENGGUNAKAN KEMUNDURAN HIDUP
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |