Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1997/10/15 |
|
Rabu, 15 Oktober 1997 Bacaan : Keluaran 5:1-14,22,23 Setahun : Matius 8-11 Nas : Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat (Amsal 28:26)
|
|
Pembawa acara ramalan cuaca di televisi lokal kadang-kadang menunjuk pada peta dan mengatakan sesuatu seperti, "Saudara, saya kuatir bahwa keadaan akan memburuk sebelum menjadi lebih baik!" Ramalan seperti ini sebenarnya sangat tepat ditujukan kepada orang Israel tatkala Allah sedang mempersiapkan kelepasan umat-Nya dari Mesir. Barometer peristiwa yang terjadi semakin memburuk, dan mendung gelap tekanan segera akan berubah menjadi amukan badai kekejaman, yang dilakukan oleh Firaun. Raja menuduh para budak Ibrani bermalas-malasan dalam pekerjaan mereka (Keluaran 5:17). Beban pekerjaan mereka dilipatgandakan, dan keadaan berubah dari kondisi yang buruk menjadi mengerikan (ayat 18). Karena merasa dipermalukan, Musa berseru dalam kepahitan dan meminta penjelasan kepada Tuhan (ayat 22,23). Ia menghadapi kenyataan betapa sulitnya untuk mempercayai bahwa suatu kelepasan yang penuh kemuliaan telah menunggu di ambang pintu. Namun, rencana Tuhan bukanlah untuk membuat kita putus asa. Sebelum keadaan menjadi lebih baik bagi anak-anak-Nya, Allah menguji mereka dengan mengizinkan penderitaan mereka bertambah. Bahkan ketika kita taat kepada Tuhan sekalipun, langit kesusahan tidak selalu segera berubah menjadi cerah. Keadaan mungkin menjadi lebih buruk sebelum berubah menjadi baik. Tetapi syukur kepada Allah, anugerah-Nya akan menopang kita, dan badai pasti berlalu! [MRD II]
LANGIT SELALU MENJADI SANGAT GELAP
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |