Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2023/08/16 |
|
Rabu, 16 Agustus 2023 Bacaan : KISAH PARA RASUL 24:14-16 Setahun : Yeremia 7-10 Nas : "Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kis. 24:16)
|
|
Rere terkejut, lalu menghentikan langkahnya. Di bibir trotoar, tersamarkan rerumputan liar, sebuah dompet tergeletak. KTP, STNK, SIM A, kartu BPJS, kartu ATM, dan 17 lembar ratusan ribu, ada di dalamnya. "Rezeki, nih, " gumam Rere. Tetapi, tiba-tiba, sebuah kesadaran melintas di hatinya, "Tidak, Rere. Kembalikan kepada pemiliknya. Semuanya!" Kesadaran dalam hati yang memberi tahu kita apa yang harus kita lakukan, seperti yang dialami Rere dalam kisah di atas, mempunyai beberapa nama: nurani, suara hati, kata hati, atau hati nurani. Itu seperti penasihat yang ada di dalam diri kita, yang selalu memberi tahu kita tindakan apa yang harus kita ambil. Rasul Paulus sangat mengasihi Tuhan, dan meyakini kehendak-Nya sebagai kebenaran. Itu memenuhi jiwanya, menjadi hati nuraninya, yakni kesadaran tentang apa yang baik dan wajib baginya yang selalu mengarahkan dia untuk setia pada Tuhan dalam segala hal. Karena itu, apa pun yang terjadi, Rasul Paulus selalu memilih untuk mendengarkan hati nuraninya. "Aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia, " katanya bersaksi (ay. 16). Kita pun memiliki hati nurani, yang mengingatkan kita tentang tindakan yang harus kita ambil atau prinsip yang harus kita taati. Tentu, kita sendirilah yang harus memutuskan: mendengarkan hati nurani, atau menafikannya. Tetapi, Rasul Paulus memberi teladan agar kita mendengarkan hati nurani, dan berjuang untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. --EE/www.renunganharian.net KITA HARUS BELAJAR MENDENGARKAN HATI NURANI,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |