MEMBAWA BEBAN

Setelah Seth, yang berusia tiga tahun, dan ayahnya mendaki sejauh 4,8 km dari keseluruhan perjalanan sepanjang hampir 6,5 km, ia merasa sangat lelah dan hampir terjatuh. Meskipun demikian, ia tetap membawa tempat minum. Padahal ayahnya, pendeta Daniel Little, sudah membujuknya sebelumnya untuk tidak membawanya, sebab mereka tidak memerlukannya. Akhirnya, sambil menangis, Seth memohon, "Pa, gendong aku dong."

Karena itu, sang ayah menggendong anaknya. Ketika diturunkan pada akhir perjalanan, ia berseru, "Ayah, lihat, aku dapat membawa tempat minum ini sepanjang perjalanan, kan?"

Kita mungkin tersenyum geli dan menganggap anak itu naif. Namun melalui respon anak itu, sang ayah melihat sikap dirinya sendiri terhadap Allah. Bapa surgawi mengundang kita untuk menyerahkan beban kepada-Nya (1Petrus 5:7). Namun kita masih tetap merasa dapat menanggulanginya sendiri -- memegang erat segenap kecemasan dan merasa diri kitalah yang membuat kita mampu mengatasinya saat permasalahan itu selesai.

Melalui Nabi Yesaya, Tuhan mengingatkan bangsa Israel bahwa Dia telah mendukung mereka bahkan sejak mereka masih dalam kandungan (Yesaya 46:3-4). Tetapi mereka menjadi sombong, merasa dapat melakukan apapun tanpa Tuhan, dan mereka sedang menghadapi murka Allah bila tetap bersikap demikian.

Marilah kita berhenti membodohi diri sendiri. Kita lemah dan Dia kuat. Jika kita menyerahkan beban kepada-Nya, kita akan mengalami damai sejahtera dan berkat dari-Nya [VCG]

Jesus loves me! This I know,
For the Bible tells me so;
Little ones to Him belong;
They are weak but He is strong. -- Warner

ALLAH MENOLONG ORANG YANG MENYADARI
BAHWA MEREKA TIDAK DAPAT MENOLONG DIRI SENDIRI