Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1997/08/06 |
|
Rabu, 6 Agustus 1997 Bacaan : Mazmur 118:19-24 Setahun : Yesaya 31-33 Nas : Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! (Mazmur 118:24)
|
|
Ketika kami memulai ibadah penyembahan pada suatu hari yang hangat di bulan Agustus, pendeta kami berdoa agar kami semua dapat memiliki semangat dan pengharapan seperti anak-anak pada hari Natal. Sukar bagi saya untuk membayangkan kata-kata seperti itu diucapkan jauh sebelum bulan Desember dan itu membuat saya berpikir. Lama setelah lagu penutup berakhir, saya masih merenungkan kata-kata yang diucapkannya dan implikasi mengejutkan yang dtimbulkannya. Pada hari apa di sepanjang tahun yang paling saya sukai untuk bangun pagi-pagi benar saat saya masih kecil? Pada pagi hari ketika Natal tiba! Mengapa? Tentu saja untuk membuka hadiah-hadiah Natal yang saya terima. Ketika akan tidur pada malam Natal, saya akan berpikir, Esok adalah hari istimewa! Jauh di lubuk hati, saya percaya bahwa orangtua saya akan memberi sesuatu yang istimewa, dan saya tidak sabar menunggunya. Itulah yang memjadi sumber pengharapan dan semangat setiap tanggal 25 Desember. Bagaimana Anda bangun pagi ini? Betapa besar perubahan sikap yang akan Anda alami bila Anda memandang setiap hari sebagai hadiah dari Bapa di surga yang penuh kasih. Mungkin inilah yang ada di dalam benak pemazmur ketika ia menulis, "inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" (Mazmur 118:24). Jika kita benar-benar percaya bahwa setiap hari adalah hadiah istimewa dari Allah, kita akan menjadi seperti anak-anak saat menyambut Natal pada pagi hari [DCM]
SETIAP HARI ADALAH HADIAH DARI DIA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |