Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2022/05/04 |
|
Rabu, 4 Mei 2022 Bacaan : 1 SAMUEL 23:29-24:22 Setahun : 2 Raja-raja 9-10 Nas : Katanya kepada Daud: "Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu." (1 Samuel 24:18)
|
|
Ketika menyadari telah bersalah kepada seseorang, sebagian orang menunjukkan penyesalannya dengan meminta maaf. Ada juga yang menyatakan rasa bersalahnya dengan menangis. Namun mengaku bersalah dengan menangis bukanlah jaminan bahwa ia tulus melakukannya. Sebagian orang melakukannya karena terpaksa. Ada juga yang berbuat drama alias bersandiwara. Ada juga hanya karena emosi sesaat. Kisah Saul adalah contohnya. Raja Saul terus-menerus berusaha membunuh Daud. Sebaliknya, Daud sangat menghormati Saul karena ia pernah diurapi Tuhan. Ketika Saul lengah, Daud berkesempatan membunuh Saul, namun tidak dilakukannya. Ia memotong bagian jubah Saul diam-diam, untuk membuktikan bahwa jika Daud mau, ia dapat membunuhnya. Menyadari hal itu, Saul tersentak. Malu, sekaligus sedih. Ia menangis dengan suara nyaring. Ia mengakui bahwa Daud lebih benar darinya. Ia tahu bahwa Daud membalas kejahatannya dengan kebaikan. Ia bahkan menerima fakta bahwa Daud pasti akan menjadi raja Israel. Setelah semua pernyataan itu, Saul pulang ke rumahnya. Namun ternyata, semua pengakuan itu hanya sebatas kata-kata. Tidak lama kemudian, Saul mengerahkan ribuan pasukan untuk mencari Daud (1Sam. 26:2). Hingga matinya, ia tetap menganggap Daud sebagai musuhnya. Melakukan kesalahan adalah hal wajar. Namun saat kita menyadarinya, hendaknya kita mengakuinya dengan tulus. Jangan sebatas perkataan. Namun ditunjukkan dengan perubahan perilaku. Begitu jugalah dalam hal pertobatan kita kepada Tuhan. --HT/www.renunganharian.net PERTOBATAN SEJATI TIDAK CUKUP DENGAN KATA-KATA DAN TANGISAN,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |