SABDA.org / PUBLIKASI / e-Renungan Harian / Edisi 1997 No. 19971010 -- BERANI KARENA YAKIN

Beberapa saat sebelum pecah Perang Saudara Amerika, seorang pengacara muda dari Vermont tinggal di Adams County, Pennsylvania. Di sana ia menyaksikan budak-budak pelarian melarikan diri, sehingga ia mengabdikan diri dengan segala kemampuan untuk membebaskan mereka.

Ketika perang meletus, Thaddeus Stephens menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam pemerintahan Amerika Serikat. Tetapi pada saat menghadapi kematian beberapa tahun kemudian, ia benar-benar sendiri. Pada batu nisannya di sebuah makam tak dikenal tertulis kata-kata berikut: "Mendapati bahwa makam-makam lain sangat dibatasi berdasarkan ras oleh piagam hak-hak asasi, maka saya memilih untuk dibaringkan di tempat yang hina ini, agar saya dapat membuktikan, sekalipun melalui kematian saya, prinsip-prinsip yang saya yakini sepanjang hidup."

Dalam Kisah Para Rasul 6 dan 7, kita membaca tentang seorang hamba Allah bernama Stefanus. Ia penuh dengan iman, kuasa dan keyakinan. Ia dibawa ke hadapan pemerintah Yahudi atas tuduhan palsu dan diizinkan untuk mengucapkan pembelaan. Hal itu berubah menjadi dakwaan yang berat bagi para pemimpin agama. Mereka meremehkan Stefanus dan berita yang disampaikannya. Karena itu mereka menyeretnya ke luar kota Yerusalem dan melemparinya dengan batu. Stefanus berlutut dan berdoa bagi para pembunuhnya. Cara ia mati berbicara sejelas khotbahnya.

Sebagai pengikut Kristus, kita harus menjadi orang yang penuh keyakinan. Sampai seberat apakah jalan yang rela kita tempuh demi apa yang kita yakini? [HWR]

Convictions forged in pain and loss
Provide the strength that's needed
For those sold out to serving Christ,
Those who His call have heeded. -- Sper

ADALAH JAUH LEBIH BAIK UNTUK MATI DEMI SESUATU
DARIPADA HIDUP TANPA TUJUAN

M	S	S	R	K	J	S
			1	2	3	4
5	6	7	8	9	10	11
12	13	14	15	16	17	18
19	20	21	22	23	24	25
26	27	28	29	30	31

Follow Us:

CONTACT | GET INVOLVED! | DONASI