Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/156

e-Reformed edisi 156 (25-9-2014)

Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________

e-Reformed -- Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa
Edisi 156/September 2014

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: KARYA ROH KUDUS DALAM MEMATIKAN DOSA
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI KELAS ONLINE NATAL NOVEMBER/DESEMBER 2014!

Dear e-Reformed Netters,

Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mengakibatkan ketidakmampuan 
manusia mengambil bagian dalam kekudusan Allah dan tidak lagi hidup 
seturut kehendak-Nya. Kehidupan manusia berdosa telah dibelenggu oleh 
kuasa dosa sehingga manusia selalu memiliki kecenderungan untuk 
berbuat dosa. Namun, kita patut bersyukur, sebagai orang percaya, kita 
tidak lagi hidup diperbudak oleh dosa. Roh Kudus yang telah memanggil 
kita serta melahirbarukan, mempertobatkan, menganugerahkan iman, 
membenarkan, dan menguduskan, telah memimpin kita untuk mematikan dosa 
dan menghasilkan buah-buah ilahi. Tanpa Roh Kudus, orang percaya tidak 
mungkin dapat menjalani kehidupan Kristen yang sesungguhnya. 
Sebaliknya, melalui pimpinan-Nya, hidup kita akan selalu diisi dengan 
kebenaran firman-Nya sehingga gaya dan sikap hidup kita pun akan 
berubah.

Namun, kita melihat kenyataan yang sangat menyedihkan, yaitu sekalipun 
memiliki Roh Kudus, orang Kristen masih hidup jatuh bangun di dalam 
dosa. Seakan-akan, manusia hanya menjadi permainan Setan karena tidak 
memiliki kuasa untuk mengalahkannya. Mengapa hal ini terjadi? Bukankah 
Alkitab mengatakan bahwa orang-orang Kristen "lebih dari seorang 
pemenang"? Bagaimana dengan janji Allah untuk mengirimkan Roh Kudus-
Nya untuk menjadi Penolong bagi manusia? Bagaimana cara kerja Roh 
Kudus untuk menolong orang Kristen mematikan kuasa dosa yang bercokol 
di dalam hidupnya?

Artikel yang ditulis oleh John Owen di bawah ini kiranya dapat 
menjawab pertanyaan di atas. Selamat menyimak dan mari mempelajari 
cara Roh Kudus mematikan dosa-dosa kita.

Staf Redaksi e-Reformed,
Ryan
< http://reformed.sabda.org >


            ARTIKEL: KARYA ROH KUDUS DALAM MEMATIKAN DOSA

Dalam bab ini, perhatian kita terfokus pada perihal kebergantungan 
orang percaya pada karya Roh Kudus dalam melaksanakan kewajiban mereka 
untuk mematikan dosa. Kebenaran hakiki yang ingin ditekankan dalam bab 
ini bisa dirangkum sebagai berikut:

Hanya Roh Kudus yang sanggup melaksanakan pekerjaan ini. Segala cara 
dan sarana untuk mematikan dosa tidak akan menghasilkan apa pun tanpa 
pertolongan-Nya. Roh Kudus bekerja di dalam diri orang percaya sesuai 
dengan kehendak hati-Nya untuk mengarahkan dan memberi kuasa kepada 
dia dalam pekerjaan ini.

Rangkuman ini bisa diperluas menjadi dua bagian besar:

a. Sia-sia saja mencari penawar untuk mematikan dosa. Banyak penawar 
 yang pernah dianjurkan, beberapa di antaranya merupakan penawar
 terkenal, tetapi semuanya tidak menyembuhkan. Bagian yang paling
 religius dari Katolik Roma justru menyangkut cara dan sarana yang
 keliru untuk mematikan dosa:  mengenakan kain kabung, nazar, ordo
   -ordo keagamaan, puasa, sakramen pertobatan, dan lain-lain. Semua
 ini dianggap bisa mematikan dosa, tetapi sebenarnya tidak.

 Sayangnya, pemikiran-pemikiran tentang mematikan dosa seperti itu
 tidak terbatas pada Gereja Katolik Roma saja. Ada orang-orang yang
 menyebut diri mereka Protestan, yang seharusnya lebih tahu dan
 memiliki keuntungan berupa pemahaman yang lebih jelas tentang
 Injil, tetapi tindakan mereka tidak lebih baik daripada umat
 Katolik Roma. Mereka ini mengabdikan diri untuk memelihara hukum
 Allah; tetapi pengabdian mereka sama sekali tidak berkaitan dengan
 Kristus atau Roh- Nya sehingga hanya akan melahirkan kesombongan.
 Cara dan sarana yang dianggap bisa mematikan dosa menunjukkan
 sangat kurangnya pengenalan akan kuasa Allah dan misteri Injil.

 Ada dua alasan utama mengapa upaya-upaya kaum Katolik Roma dan
 orang- orang yang menyebut diri Protestan ini gagal untuk benar
   -benar mematikan dosa:

1. Banyak cara dan sarana yang mereka tekankan untuk mematikan dosa 
 memang tidak pernah dimaksudkan Allah untuk tujuan ini. Tidak ada
 cara dan sarana dalam agama sejati yang bisa mencapai sasaran
 tertentu kecuali Allah sendiri telah menetapkannya untuk tujuan
 tersebut. Mengenai kain kabung, nazar, sakramen pertobatan, dan
 hal-hal lain semacam itu, Allah bertanya, "... siapakah yang
 menuntut itu dari padamu  ...?" (Yesaya  1:12), dan berkata,
   "Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang
 mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Markus 7:7)

2. Mereka gagal menggunakan dengan tepat sarana-sarana yang telah 
 Allah tunjuk, misalnya berdoa, berpuasa, berjaga-jaga, bersaat
 teduh, dan lain-lain. Semua sarana ini berguna sebagaimana mestinya
 dalam pekerjaan ini hanya ketika digunakan dengan iman dan ketaatan
 kepada Roh. Ketika manusia berharap untuk berhasil membunuh dosa
 hanya dengan kebajikan doa atau puasa yang begitu banyak, mereka
 gagal menggunakan sarana yang Allah tunjuk dengan cara yang benar.
 Sebagaimana yang Paulus katakan tentang sejumlah orang, dalam
 konteks yang agak berbeda, bahwa mereka "... walaupun selalu
 ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran." (2
 Timotius  3:7)  Demikian pula, orang-orang semacam itu selalu
 berusaha mematikan dosa, tetapi tidak pernah benar-benar
 melakukannya. Dengan kata lain, mereka memiliki berbagai sarana
 untuk membunuh manusia lahiriah yang berkaitan dengan kehidupan
 lahiriah, tetapi tak satu pun dari sarana itu dapat mematikan
 keinginan jahat yang merusak kehidupan rohani.

 Inilah kesalahan umum yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak
 mengenal Injil. Inilah penyebab banyaknya takhayul dan agama yang
 dibentuk berdasarkan pikiran manusia, yang telah datang ke dalam
 dunia. Betapa parahnya kerusakan yang telah manusia perbuat
 terhadap dirinya sendiri, betapa hebatnya penderitaan yang harus
 mereka alami karena beranggapan bahwa mereka bisa membasmi dosa
 dengan menyerang tubuh lahiriah dan bukannya menyerang manusia
 batiniah atau naturnya yang rusak! Mencambuki diri atau jenis-jenis
 penyiksaan badani lainnya  (yang sayangnya, merupakan praktik yang
 tetap gigih dilakukan sejumlah orang beragama), sama sekali tidak
 mematikan dosa.

 Suatu bentuk yang lebih halus dan populer dari kesalahan ini, yang
 juga sama sekali tidak mematikan dosa, adalah seseorang yang
 disiksa dengan rasa bersalah atas suatu dosa yang telah mengalahkan
 dirinya. Dia langsung berjanji kepada Allah dan dirinya sendiri
 bahwa dia tidak akan melakukannya lagi. Dia mengawasi dirinya
 sendiri, dia berdoa sejenak, sampai dorongan kepada dosa yang salah
 itu kembali mencengkeramnya. Jika kita memerhatikan natur yang
 sebenarnya dari pekerjaan yang harus dilakukan dalam mematikan
 dosa, jelaslah bahwa tidak ada satu pun upaya dari manusia sendiri
 yang bisa mencapainya. Ini membawa kita menuju ke bagian
 selanjutnya:

b. Mematikan dosa adalah karya Roh Kudus. Ada dua alasan mengapa kita 
 mengatakan seperti itu:

   1. Allah telah berjanji dalam firman-Nya untuk memberikan Roh Kudus 
      melakukan pekerjaan ini. Secara umum, membuang hati yang keras
      (yaitu, hati yang memberontak, bebal, dan tidak mau percaya)
      merupakan pekerjaan mematikan dosa yang sedang kita bahas ini.
      Kepada orang percaya dijanjikan bahwa pekerjaan ini akan
      dilakukan oleh Roh: "... Aku akan menjauhkan dari tubuhmu
      hati yang keras .... Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu
      ...." (Yehezkiel 36:26-27)

   2. Semua pekerjaan mematikan dosa datang sebagai karunia dari 
      Kristus, dan segala karunia Kristus datang kepada kita melalui
      Roh Kristus. Tanpa Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa
      (Yohanes  15:5). Kristus mengaruniakan kepada kita usaha
      mematikan dosa kita. Dia ditinggikan dan dijadikan Raja dan Juru
      Selamat untuk memberikan pertobatan kepada kita (Kisah Para
      Rasul 5:31) dan usaha mematikan dosa yang kita lakukan bukanlah
      bagian yang kecil dari pertobatan tersebut. Bagaimanakah Kristus
      melakukannya? Sesudah menerima Roh Kudus yang dijanjikan, Dia
      mencurahkan-Nya untuk tujuan ini (Kisah Para Rasul 2:33).

Kesimpulan

Untuk menyimpulkan, mari kita pikirkan dua pertanyaan penting berikut 
ini:

a. Bagaimanakah Roh mematikan dosa? Umumnya, Roh Kudus menyelesaikan 
 pekerjaan ini melalui tiga cara:

   1. Roh Kudus menyebabkan hati kita berlimpah dengan anugerah dan 
      menghasilkan buah yang melawan natur berdosa, baik pada akar
      maupun carangnya. Dalam Galatia 5:19-23, Paulus mempertentangkan
      "perbuatan [buah] daging [natur yang berdosa]"  dengan
      "buah Roh". Jika buah Roh berkembang dalam diri
      seseorang, natur berdosa tidak dapat berkembang pada waktu yang
      bersamaan. Mengapa demikian?  Paulus menjawab, "Keduanya
      [yakni natur berdosa dan buah Roh]  bertentangan" (Galatia
      5:17), 
      maka keduanya tidak akan bisa bersama di dalam diri satu
      orang pada tingkat apa pun. Pembaruan yang dikerjakan oleh Roh
      Kudus ini, sebagaimana diserukan dalam Titus 3:5, merupakan
      salah satu cara utama untuk mematikan dosa. Roh menyebabkan kita
      berjuang dan penuh dengan anugerah yang melawan dan
      menghancurkan pekerjaan natur yang berdosa dan sisa-sisa dari
      dosa yang masih ada itu.

   2. Roh Kudus memiliki pengaruh yang dramatis terhadap akar dan 
      kebiasaan dosa: melemahkan, menghancurkan, dan menyingkirkannya.
      Karena alasan inilah, Dia disebut Roh yang mengadili dan Roh
      yang membakar  (Yesaya 4:5). Dia benar-benar menghancurkan dan
      menghanguskan keinginan kita untuk berbuat dosa. Dia memulai
      dengan membuang hati yang keras dengan suatu kuasa yang dahsyat.
      Dia melanjutkan sebagai api yang membakar habis akar keinginan
      yang jahat.

   3. Roh Kudus membawa salib Kristus masuk ke dalam hati orang 
      berdosa melalui iman, dan memberi kita persekutuan dengan
      Kristus di dalam kematian dan penderitaan-Nya.

b. Jika ini merupakan karya Roh Kudus semata-mata, mengapa ini menjadi 
 kewajiban yang diamanatkan untuk dilakukan oleh orang percaya?
 Sedikitnya, ada dua jawaban untuk pertanyaan ini:

   1. Sebagaimana karya Roh Kudus dalam mengaruniakan anugerah dan 
      berbagai pekerjaan baik, mematikan dosa bukanlah karya yang
      dilakukan Roh Kudus secara eksklusif. Roh Kudus adalah pemberi
      setiap anugerah dan pekerjaan yang baik, tetapi orang percayalah
      yang melakukan anugerah ini dan yang mengerjakan perbuatan
      - perbuatan baik secara nyata. Roh Kudus "mengerjakan di
      dalam  [kita]  baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan
      -Nya"  (Filipi  2:13).   "Segala sesuatu yang kami
      kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami."  (Yesaya
      26:12) 
      Baca juga 2  Tesalonika 1:11; Kolose 2:12;  Roma 8:12-13;
      Zakaria 12:10.

   2. Roh Kudus tidak mematikan dosa di dalam diri orang percaya tanpa 
      ketaatan dan kerja sama dari orang percaya tersebut. Dia bekerja
      di dalam kita dan pada kita sesuai dengan natur manusia. Dia
      tetap memelihara kebebasan dan ketaatan bebas kita. Dia bekerja
      di dalam kita dan bersama kita, bukan melawan kita atau tanpa
      kita. Pertolongan-Nya berupa dorongan untuk melakukan pekerjaan
      itu dan bukannya alasan untuk mengabaikannya. Hal yang sedang
      kami tekankan di sini adalah bahwa pekerjaan ini tidak bisa
      dilakukan tanpa pertolongan yang penuh kuasa dari Roh Kudus.
      Tragisnya, ada orang- orang yang asing terhadap Roh Allah, dan
      mereka benar-benar berusaha mematikan dosa di dalam kehidupan
      mereka, tetapi gagal. Mereka berperang tanpa kemenangan,
      bertempur tanpa pengharapan mendapatkan kedamaian, dan tetap
      menjadi budak sepanjang hidup mereka.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Mematikan Dosa: Suatu Pengajaran Alkitabiah Praktis
Judul asli buku: What Every Christian Needs to Know: About Temptation and Putting Sin to Death
Judul bab: Karya Roh Kudus dalam mematikan dosa
Penulis: John Owen
Penerjemah: Ina Elia Gani
Penerbit: Momentum, Surabaya 2013
Halaman: 21 -- 28


STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI KELAS ONLINE NATAL NOVEMBER/DESEMBER 2014!

Natal adalah hari kelahiran Yesus Kristus, Anak Allah, di sebuah 
palungan, di kota Betlehem. Berkaitan dengan momentum itu, Pendidikan 
Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA) < http://pesta.org/ > yang 
diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org/ > kembali 
membuka pendaftaran untuk mengikuti kelas online Natal 
November/Desember 2014.

Dalam kelas diskusi ini, peserta akan diajak untuk saling berdiskusi 
tentang topik-topik penting seputar Natal. Apabila Bapak/Ibu memiliki 
kerinduan dalam mengikuti kelas diskusi ini, silakan mendaftarkan diri 
ke < kusuma(at)in-christ.net >. Diskusi Natal akan dimulai pada tgl. 
3 November -- 10 Desember 2014.

Mari menyambut Natal bersama kelas Natal PESTA!


Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Teddy Wirawan, Yulia Oeniyati, dan Ryan
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org