Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/135

e-Reformed edisi 135 (30-12-2012)

Dilahirkan untuk Menderita

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________

e-Reformed -- Dilahirkan untuk Menderita
Edisi 135/Desember 2012

Dear e-Reformed Netters,

Dari cuplikan tulisan khotbah Natal Pdt. DR. Stephen Tong ini, saya 
semakin menyadari bahwa kegembiraan Natal sekarang telah diselewengkan 
oleh Iblis untuk menipu banyak orang Kristen bahwa makna Natal adalah 
kegembiraan, makan-makan, hadiah-hadiah dan pesta-pesta. Padahal di 
balik suasana Natal, sebenarnya ada bayang-bayang Paskah... karena 
kematian Kristus sudah menantikan dengan sangat jelas. Satu-satunya 
kematian di jagad raya ini yang dikehendaki Tuhan. Manusia mati adalah 
bukan kehendak Tuhan, melainkan karena upah dari ketidaktaatan 
manusia. Manusia mati karena dosanya. Tetapi Kristus mati bukan karena 
untuk menerima hukuman dosa, melainkan untuk melaksanakan kehendak 
Tuhan, yaitu agar darah Kristus menebus manusia sehingga manusia dapat 
diperdamaikan dengan Allah. Betapa besarnya kasih Allah kepada 
manusia! Terpujilah Tuhan Allah yang kekal selamanya.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >


               ARTIKEL: DILAHIRKAN UNTUK MENDERITA 

Artikel ini disarikan dari khotbah Natal, Pdt. Dr. Stephen Tong, Tahun 
1997.

Natal merupakan hari yang menyenangkan, dirayakan di tempat yang 
begitu meriah, begitu indah, makan makanan yang begitu mewah dan 
mahal. Namun, jikalau kita memikirkan kembali Natal yang pertama, 
biarlah hati kita sekali lagi tertarik oleh cinta kasih Tuhan, karena 
Natal pertama merupakan hari yang sangat hina. "Christianity starts 
from the very humble beginning". Inilah sebuah kalimat yang menjadi 
introduksi dalam film Jesus dari LPMI, Campus Crusade. Benar! 
"Christianity starts from the very very humble beginning".

Kekristenan tidak tiba dengan sesuatu yang meriah, mewah, dan hormat; 
tetapi kekristenan dimulai dari tempat yang hina. Selama lebih 40 
tahun saya melayani Tuhan, tidak pernah sekalipun Natal saya rayakan 
dengan main-main; tetapi selalu saya rayakan dengan hati yang berat, 
karena ini merupakan satu titik permulaan firman Tuhan yang paling 
klimaks, yang disampaikan kepada umat manusia.

Beribu-ribu tahun Allah mempersiapkan nabi-nabi, bernubuat dan 
bernubuat. Istilah nabi dalam bahasa Ibrani berarti: yang mewakili 
Tuhan untuk berbicara. Mereka dipakai menjadi suara Tuhan. Mereka 
dipakai untuk mencetuskan apa yang menjadi isi hati Tuhan, supaya 
perkataan-perkataan Tuhan boleh terdengar di dunia yang sudah berdosa, 
yang sudah jauh dari Tuhan, yang sudah menyeleweng dari kebenaran. 
Tuhan ingin berkata-kata kepada manusia, tetapi manusia tidak ingin 
mendengarkan perkataan-perkataan dari Tuhan. Tuhan ingin mencetuskan 
hati-Nya kepada manusia, seperti orang tua yang tidak mau melihat 
anaknya menuju kepada jalan kebinasaan. Nasihat, peringatan, ajaran, 
didikan, dan kalimat-kalimat yang penuh dengan segala hal yang 
penting, diabaikan oleh mereka yang tidak memerlukannya. Mereka bukan 
tidak memerlukannya, tapi merasa belum memerlukannya. Mengapakah kita 
harus menunggu sampai betul-betul hancur, bangkrut, dan dibuang, baru 
mulai membuka telinganya kepada Tuhan?

Setiap kali merayakan Natal, saya tidak mengecualikan, memakai 
kebaktian ini sebagai kebaktian penginjilan, karena Injil mulai sejak 
hari Natal. Injil mulai sejak kelahiran Kristus. Istilah Injil di 
dalam Bahasa Gerika adalah "Euangelion". "Euangelion" berarti kabar 
kesukaan -- kabar kesukaan yang hanya singular, satu saja -- the only 
good news. Dalam dunia engkau melihat begitu banyak orang berani 
memakai kata: kabar kesukaan, kabar kesukaan. Tapi itu good news-good 
news yang tidak penting. Hanya ada satu good news, hanya ada satu 
kabar baik, yaitu: orang berdosa boleh kembali berdamai dengan Tuhan 
Allah. Kabar baik ini dimulai dari mana? Dari Yesus yang lahir ke 
dalam dunia.

Yesus hadir di dalam sejarah. Yesus lahir ke dalam dunia. Kitab Suci 
menyatakan Allah yang menyatakan diri di dalam daging. God manifested 
Himself in flesh -- Allah menyatakan diri di dalam daging. Inilah yang 
disebut sebagai firman menjadi tubuh, yang disebut logos menjadi 
flesh, menjadi bertubuh seperti manusia. Mungkinkah ini? Ini tidak 
terdapat dalam agama manapun. Di dalam agama-agama di seluruh dunia 
tidak pernah diajarkan bahwa Allah sendiri menjadi manusia, pernah 
sungguh-sungguh dilahirkan, pernah sungguh-sungguh berdaging, 
berdarah. Tidak! Tidak ada agama yang mengajar ini kecuali Kitab Suci, 
firman Tuhan yang berkata-kata kepada kita. Alangkah besarnya hal ini. 
Ini merupakan keajaiban besar rahasia ibadah, yaitu Allah menyatakan 
diri dalam daging.

Ibrani 2:14 mengatakan, "Sebagaimana saudara-saudara berdaging, 
berdarah, maka Anak Allah yang tunggal, Yesus Kristus, datang ke dunia 
juga bersalutkan dengan daging dan darah, seperti engkau dan saya." 
Siapakah yang mengerti sifat manusia kecuali manusia itu sendiri? 
Siapakah yang mengerti kesulitan-kesulitan, penderitaan, sengsara, dan 
segala kepahitan yang boleh dialami oleh manusia, kecuali manusia itu 
sendiri? Dalam 1 Korintus 2 dikatakan, selain roh manusia, siapakah 
yang mengerti manusia? Tetapi tidak berhenti di situ, ayat ini 
meloncat pada tingkatan yang lebih tinggi, "tanpa roh Allah juga tidak 
ada orang mengerti Allah." Di dalam psikologi, yang menjadi keindahan 
adalah pengertian antara manusia yang lebih berpengalaman menganalisa 
dan memberikan petunjuk kepada mereka yang kurang berpengalaman dan 
berada di dalam kesulitan. Itulah sifat konstruktif dari psikologi. 
Tetapi jikalau tidak berdasarkan kebenaran, tidak berdasarkan cinta 
kasih yang sesungguhnya, sebenarnya psikologi tidak bisa berbuat baik, 
tidak bisa berbuat banyak.

Kecuali roh manusia, siapa yang mengerti manusia? Waktu membaca dan 
merenungkan, saya langsung memusatkan konsentrasi kepada Tuhan yang 
rela menjadi manusia. Hal ini tidak berarti jikalau Yesus tidak pernah 
datang ke dalam dunia, maka Allah tidak mungkin mengerti kesengsaraan 
hidup manusia. Bukan! Allah bisa mengerti karena Dia Mahatahu. Dia 
tidak perlu harus memunyai pengalaman "menjadi" sebagai titik awal 
untuk pengertian. Tetapi Allah menyatakan diri hadir ke dalam dunia, 
menjelma menjadi manusia, dan bersalut dengan daging dan darah, justru 
untuk memberitahu engkau dan saya bahwa Dia adalah Allah yang care, 
Dia adalah Allah yang peduli, Dia adalah Allah yang memelihara! 
Ibrani 2:14 menyatakan, "Ia berdaging dan berdarah agar khusus melalui 
kematian, berperang bagi kita untuk mengalahkan si penguasa dari 
kematian, yaitu iblis." Dari sini terbitlah sesuatu pikiran di dalam 
hati saya: "Mengapa Yesus lahir?" Yesus dilahirkan untuk menderita.

Di Indonesia, ada lebih dari 50 juta orang mengalami hidup yang lebih 
pahit dari sebelumnya, setelah krisis moneter. Dan kali ini, suara dan 
ajaran Tuhan bukan hanya ditujukan kepada orang miskin, tetapi kepada 
semua lapisan, termasuk orang kaya. Biarlah manusia mendengar! Bukalah 
telingamu kepada Tuhan! Mazmur 49 berkata, "Orang atasan, orang 
bawahan, orang kaya, orang miskin, biarlah semua yang bertelinga 
mendengar firman Tuhan." Pemazmur mengatakan, "Aku akan mengatakan 
kalimat-kalimat yang berbijaksana melalui kecapi yang aku mainkan. 
Biarlah orang di aliran atas atau di aliran bawah, semua mendengarkan 
dengan baik karena ini adalah firman Tuhan." Kadang-kadang Tuhan 
memberikan pengajaran kepada satu lapisan, kadang-kadang kepada 
seluruh lapisan dunia ini. Biarlah kita mengerti suara Tuhan melalui 
Kristus yang lebih menderita dari siapapun yang ada di tengah-tengah 
kita.

Tidak pernah ada satu orang yang hidup lebih miskin, lebih susah dari 
Yesus. Lahir di tempat binatang, meminjam palungan yang bau dan hina. 
Mati meminjam kuburan orang kaya yang belum pernah dipakai untuk 
menguburkan orang lain. Yesus meminjam kuburan tersebut selama 
beberapa hari, lalu Ia bangkit. Di tengah-tengah kelahiran dan 
kebangkitan ada: kesengsaraan, pencobaan, pergumulan, tersendiri dan 
ditolak, diejek, dan akhirnya dipaku di atas kayu salib. Tidak ada 
orang yang lebih susah daripada Kristus, tidak ada orang yang lebih 
miskin dari Kristus, tidak ada orang yang lebih menanggung berat 
daripada Yesus, tidak ada orang yang lebih tersendiri dibanding Yesus.

Mengapa? Mengapa Anak Allah yang memunyai kemuliaan dan kehormatan 
demikian besar di Surga, harus turun untuk mencicipi, merasakan, 
mengalami, melewati semacam kehidupan yang begitu menderita? Begitu 
banyak sengsara? Jawabannya adalah karena kasih yang mendorong Dia 
turun dari surga ke dalam dunia. There is no greater love than the 
greatest love of Jesus Christ, came down from heaven to bear your sin, 
and hung on the cross to replace you and me. Waktu Yesus lahir ke 
dalam dunia, mari kita membayangkan apa yang menjadi persiapan hati 
Dia untuk turun ke dalam dunia.

Pertama, Yesus dilahirkan dengan persiapan hati untuk dibatasi. 
Kalimat ini begitu mudah dimengerti, begitu mudah dibatasi, tetapi 
kalau ada orang yang memiliki ketidakterbatasan masuk ke dalam 
keterbatasan, maka baru ia mengetahui apa artinya "dibatasi". Saya 
mengambil contoh, jikalau engkau setiap bulan boleh memakai 50 juta 
untuk kehidupanmu, tapi mulai bulan depan engkau hanya boleh memakai 
50 ribu, engkau akan mengerti apa maksud kata "dibatasi" di atas. Bagi 
orang yang tadinya miskin lalu bebas boleh memakai uang dengan semena-
mena, itu merupakan hal yang menyenangkan. Bagi orang yang dulunya 
terbatas, sekarang mendapatkan kebebasan yang besar, itu menyenangkan. 
Tetapi Tuhan Yesus tidak demikian.

Orang miskin menjadi kaya, itu enak. Tetapi tidak ada orang yang bisa 
mengerti bagaimana susahnya Yesus Kristus, karena dari surga yang 
tidak terbatas Ia  menjadi seorang bayi di dalam palungan. Dari Allah 
yang mencipta menjadi seseorang di dalam dunia ciptaan yang hanya 
berpuluh kilo berat tubuh-Nya, hanya sekian liter darah di dalam 
tubuh-Nya dan berjalan di Galilea. Terbatas, terbatas, terbatas oleh 
apa? Terbatas oleh natural law, terbatas oleh physical law, terbatas 
oleh material law. Yesus dibatasi dalam hukum alam, hukum fisika, 
hukum tubuh, hukum materi. Yesus berada di dalam dunia dan hidup dalam 
keterbatasan. Dia berbeda dengan engkau. Memang engkau manusia dan 
saya manusia, tetapi Dia adalah Allah, Allah yang turun ke dalam 
dunia, Allah yang rela dibatasi. Inilah poin yang pertama dari "lahir 
untuk menderita".

Kedua, ketika Yesus turun ke dalam dunia, Dia siap untuk diikat dan 
dilimitasi oleh segala hukum Taurat. Kita suka kebebasan. Kalau 
mengemudi mobil, kita mengharapkan setiap kali sampai di persimpangan 
jalan, lampu berwarna hijau dan bukan merah. Jika kita mengendarai 
mobil begitu cepat, tetapi sampai di persimpangan jalan lampunya 
merah, saya sedikit jengkel. Saya akan mengharapkan lampu cepat-cepat 
berubah kuning, lalu hijau dan saya langsung akan tancap gas lagi. 
Yesus bukan saja dibatasi secara hukum alam, dibatasi hukum fisika, 
tetapi sekarang dibatasi dalam segala hukum Taurat.

Yesus harus berada di bawah pengasuhan Taurat 100%. Alkitab 
mengatakan, "Mengapakah Yesus dibaptiskan oleh seorang manusia yang 
namanya Yohanes Pembaptis?" Karena Dia harus menjalankan segala 
syariat Taurat. Alkitab mengatakan, "Yesus harus menunggu sampai umur 
30 tahun, baru keluar menjadi Mesias." Mengapa demikian? Karena 
menurut Taurat, imam tidak boleh dilantik sebelum umur 30 tahun. 
Mengapa umur 12 tahun harus berjalan kaki berhari-hari dari Nazaret 
menuju Yerusalem? Karena Taurat menuntut anak berumur 12 untuk pergi 
ke Bait Allah dan ditahbiskan menjadi Bar-Mitzvah. Mengapakah Yesus 
Kristus harus dipaku diatas kayu salib? Karena Dia menanggung dosa 
engkau dan saya. Menurut Taurat, yang berdosa harus mati. Inilah poin 
kedua.

Yesus dilahirkan melalui seorang wanita, dilahirkan di bawah 
penguasaan Taurat. Dalam Matius 5 Yesus mengatakan, `Jangan kira Anak 
Manusia datang untuk meniadakan Hukum Taurat, bukanlah demikian. Aku 
datang justru untuk menggenapkan Taurat` Dan Dia harus taat - setiap 
titik, setiap nada, setiap huruf, setiap garis dan apa yang dicatat di 
dalam Taurat. Orang-orang Farisi telah memperkembangkan pengertian 
Taurat dengan teologi orang PL, dimana makin lama makin rumit, makin 
lama makin complicated. Akhirnya menjadi ribuan topik, ribuan syariat 
Taurat dan Yesus tidak melanggar satu pun di antara segala perintah-
perintah itu. Di dalam sejarah, dalam seluruh dunia, ada satu orang 
yang pernah menggenapi seluruh Taurat. Bukan orang Yahudi, bukan rabi, 
bukan orang Farisi, bukan Musa, justru hanya satu orang, yaitu Yesus 
Kristus. Berapa banyak pemimpin-pemimpin agama yang munafik? Berapa 
banyak dosa yang disimpan di belakang jubah agama? Berapa banyak 
pemuka agama yang berbicara suci, tetapi hidupnya najis?

Dalam dunia begitu banyak orang mengetahui Taurat, agama, tetapi 
justru negara yang paling beragama adalah negara yang paling korupsi. 
Berapa banyak dosa disimpan di belakang jubah agama? Berapa banyak 
agama dipakai menjadi suatu kedok atau topeng yang menutup segala 
dosa? Ketika Yesus Kristus berada di dalam dunia, maka kalimat-kalimat 
yang paling sengit, perkataan-perkataan yang paling tajam, kritik-
kritik yang paling ganas, paling kuat dari Dia dituduhkan kepada 
pemimpin-pemimpin agama; Celakalah engkau, hai ahli Taurat! Celakalah 
engkau, hai orang Farisi! Kau pura-pura! Yang kau katakan dan kau 
jalankan itu berlainan. Tuhan Allah melihat ke dalam sedalam-dalamnya 
hati sanubari manusia. Dia mengetahui bagaimana hidup kita. Apakah 
kita setiap minggu datang ke gereja dengan pakaian yang begitu bagus, 
dengan perkataan yang begitu indah, dengan nyanyian yang begitu merdu, 
tetapi jiwa kita lebih jahat dan ateis, komunisme dan mereka yang 
melawan Tuhan? BERTOBATLAH! Supaya kita mendapatkan satu kali lagi 
perdamaian dengan Tuhan Allah.

Di seluruh kitab Ibrani kalimat yang penting antara lain adalah 
kesejatian. Sungguh sejati, sungguh benar, menjadi tuntutan tertinggi 
dari orang-orang Yahudi. Tetapi justru kalimat itulah yang paling 
banyak dikritik oleh Yesus Kristus: engkau bukan sunat, engkau pura-
pura, engkau munafik, engkau palsu adanya. Yesus datang ke dalam 
dunia, menjalankan hukum Taurat, dan satu titik, satu nada pun tidak 
dilanggar. Kadang-kadang saya tidak bisa membayangkan jikalau Yesus di 
dalam dunia selama 33 1/2 tahun, pernah 1 menit atau 1 detik berdosa. 
Bagaimana jika itu terjadi? Ini menyangkut isu teologis yang penting. 
Mungkinkah Yesus berbuat dosa di dunia? Selama di dunia 33 1/2 tahun, 
Dia mungkin berbuat dosa atau tidak? Jawabannya adalah Yes & No!

Jikalau kita mengatakan bahwa Yesus tidak mungkin berbuat dosa, Dia 
bermain sandiwara, bukan? Dia datang hanya berpura-pura menjadi 
manusia, padahal Dia tidak mungkin berbuat dosa. Berarti pasti Dia 
menang, bukan? Kalau demikian, semua pencobaan-pencobaan yang datang 
kepada Yesus Kristus tidak mempunyai arti apapun. Maka saya berkata, 
Yesus pasti punya kemungkinan berbuat dosa. Kalau tidak demikian, 
segala pencobaan yang diijinkan kepada Dia merupakan semacam permainan 
saja, sandiwara dari Tuhan Allah saja. Tetapi kalau ini dimutlakkan, 
menjadi bahaya besar. Alkitab mengatakan Yesus tidak berbuat dosa. 
Alkitab tidak mengatakan Yesus tidak mungkin tidak berbuat dosa. 
Alkitab hanya mengatakan Yesus tidak berbuat dosa, maka jawaban Yes & 
No harus dimengerti sebagai berikut: Ontnologically: No!, Logically: 
Yes! Secara logika, Yesus mungkin berbuat dosa. Secara Ontologikal 
(secara being), Yesus tidak pernah berbuat dosa. Maka itu hanya 
menjadi suatu perbincangan teologis yang tidak pernah ada tunjangan 
dari fakta sejarah. Yesus tidak berdosa, kenapa? Karena Dia sudah 
menggenapi segala tuntutan Taurat. 100% tuntutan Taurat dijalankan 
oleh Dia, inilah poin kedua.

Ketiga, Yesus Kristus bersiap turun ke dalam dunia, bersiap untuk 
dipermalukan dan dihina di dalam dunia. Dalam Lukas dikatakan, "Tidak 
ada waktu bagi-Nya untuk makan." Kadang-kadang begitu sibuk sampai 
tidak ada waktu untuk makan, tidak ada tempat untuk berhenti. Pada 
waktu melayani, sekian banyak orang sakit datang kepada Dia, dan Dia 
terus melayani. Bukan saja demikian, setelah melayani apa yang menjadi 
imbalan-Nya? Imbalan-Nya adalah penghinaan, ejekan, olokan, umpatan, 
fitnahan dari orang yang melawan Dia.

Memang menjadi manusia tidak mudah. Engkau menjadi orang jahat ada 
banyak pendukungnya, menjadi orang baik banyak musuhnya. Enak yang 
mana? Menjadi orang baik banyak musuh, tapi menjadi orang jahat ada 
pendukung. Kalau begini, baik atau jahat sama saja, pokoknya nasib. 
Kalau engkau berbuat jahat masih banyak pendukung, jahatnya masih 
sukses. Kalau engkau begitu baik tapi masih banyak musuh, baikmu itu 
tetap gagal. Maka di dalam dunia ini sudah banyak orang yang hidup 
beyond good & evil. Tidak lagi mempunyai pikiran "harus berbuat baik 
atau jahat". Karena hal itu menjadi tidak praktis, tidak harus 
dipertahankan. Manusia hanya mencari untung dan rugi, tidak 
mementingkan mencari kebenaran atau tidak. Pemuda pemudi dalam mencari 
kawan dan sahabat, temuilah mereka dan hargai mereka yang mementingkan 
baik-jahat lebih daripada mementingkan untung-rugi. Mereka akan 
menjadi kawan yang sangat berguna. Jikalau engkau hanya berkawan 
dengan mereka yang mempunyai profit minded only, hanya memperhatikan 
keuntungan, di dalam keadaan rugi, mereka akan membuang engkau.

Yesus datang ke dalam dunia justru pada waktu paling susah, paling 
sengsara. Waktu ada keuntungan Dia mundur ke belakang, waktu ada 
kerugian Dia maju ke depan. Orang seperti ini terlalu sedikit, bukan? 
Dari mana kita melihat ini? Alkitab mengatakan pada waktu sudah 
mengenyangkan 5000 orang dengan roti, mereka mengatakan, "Kalau 
demikian, kita tidak usah lagi memilih raja yang mana, kita tidak 
perlu lagi memilih presiden yang mana. Ini saja, karena Dia bisa 
mengenyangkan kita, kalau Dia menjadi presiden, selesai. Sandang, 
pangan tidak menjadi persoalan lagi." Kalau Yesus menjadi presiden, 
semua kemiskinan akan dibasmi. Waktu Yesus memunyai kesempatan politik 
menjadi tempat yang nomor satu, tempat yang paling tinggi, Alkitab 
mengatakan, "Dia mengundurkan diri, naik ke bukit dan sepanjang malam 
berdoa kepada Allah." Adakah politikus seperti ini? Adakah pemimpin 
masyarakat seperti ini? Terlalu sedikit.

Yesus telah memberikan pelajaran kepada kita dan menjadi contoh bagi 
kita. Waktu ada keuntungan, Ia tidak merebut, waktu ada kesulitan, Dia 
tampil ke depan. Satu kalimat yang sangat menggerakkan hati saya, 
yaitu pada waktu di Getsemani Yudas datang dengan musuh-musuh karena 
uang. Yudas menjual Gurunya. Para musuh, karena iri dan benci, ingin 
membunuh Yesus Kristus. Pada waktu menangkap Yesus Kristus di 
Getsemani, Dia mengatakan satu kalimat: "Jika engkau menangkap Aku, 
biarlah orang-orang-Ku ini pergi." Berarti Dia tidak mau bawahan-Nya 
dirugikan karena Dia. Orang seperti ini sangat sulit ditemukan. 
Biasanya seorang yang mempunyai bawahan, bawahan itu boleh mati untuk 
saya, tetapi saya tidak akan mati untuknya.

Alkitab mengajarkan kepada kita, barangsiapa menjadi pemimpin yang 
mengorbankan rakyat untuk keuntungan diri, pastilah didongkel habis. 
Barangsiapa rela berjuang sampai mati untuk rakyat, pasti dijadikan 
pahlawan. Hanya ada dua macam pemimpin. Yesus pemimpin seperti apa? 
Yesus pemimpin yang pada waktu hendak ditangkap, diadili, dan dipaku 
di atas kayu salib, mengatakan: "Kalau engkau mau menangkap Saya, 
biarkanlah bawahan Saya pergi, lepaskanlah mereka." Pemimpin seperti 
ini menggerakkan hati manusia selama 2000 tahun. Tidak ada orang lain 
yang memunyai pengikut lebih banyak seperti Yesus Kristus, yang rela 
mati bagi kita. Yesus Kristus adalah pemimpin yang menyerahkan diri 
bagi orang lain, bukan pemimpin yang menyuruh orang lain mati bagi 
Dia. Inilah butir ketiga.

Keempat, ketika Yesus Kristus turun ke dalam dunia, Ia bersiap untuk 
menjadi budak yang taat - the Obedient Slave. Dia datang ke dalam 
dunia menjadi budak. Mengapa? Karena Dia datang untuk melayani dan 
bukan untuk dilayani. Yesus Kristus berkata, "Bukankah engkau 
memanggil Aku Rabbi? Bukankah engkau memanggil Aku Tuhan? Tetapi di 
tengah-tengah engkau, Aku seperti budak, Aku melayani." Dia betul-
betul menyatakan hidup, fakta realita yang tidak bisa disangkal oleh 
siapapun. Sehari sebelum naik ke atas kayu salib, Dia masih 
menjongkokkan tubuh, masih membasahkan tangan, dan mencuci kaki murid-
murid-Nya. Filipi 2 mengatakan, "Dia taat sampai mati - obey to 
death." Dia taat sampai mati - lahir untuk taat - taat untuk mati. 
Inilah Yesus Kristus, inilah inkarnasi. Inilah hari Natal. Inilah yang 
disebut inkarnasi.

Pada waktu Yesus Kristus dilahirkan dalam dunia, malaikat berkata: 
"Namai Dia Immanuel." Imanu-el. El adalah Elohim, El adalah Allah, El 
adalah Tuhan Allah, dan Imanu berarti beserta - Tuhan beserta dengan 
kita. Kehadiran Kristus adalah kehadiran Allah. Kehadiran Kristus 
adalah kehadiran surga. Kehadiran Kristus adalah kehadiran semangat 
inkarnasi. Kehadiran Kristus adalah kehadiran pengorbanan. Kehadiran 
Kristus adalah kehadiran teladan, contoh, rela menyerahkan diri. Tuhan 
di surga akan melihat siapa yang seperti Anak Sulung-Nya. Anak-anak 
Allah, belajarlah dari Kakakmu yang sulung. Siapakah Anak Sulung? 
Siapakah Anak Sulung yang lebih daripada kita sebagai anak-anak Allah? 
Dia adalah Yesus Kristus. Sebagaimana anak sulung taat mutlak 100% 
kepada Allah, Tuhan mengatakan, "Alangkah bersukacitanya jikalau 
menemukan di dalam gereja ada orang Kristen yang taat kepada Tuhan."

Jangan kira Tuhan memerlukan uang kita, persembahan kita, sepertinya 
Dia pengemis yang paling besar. Segala sesuatu yang kau berikan kepada 
Tuhan adalah dari Tuhan Allah dan apa yang kau persembahkan tidak 
pernah satu sen pun dikirim ke surga. Itu hanya dipakai untuk sesamamu 
di dunia, di dalam berbakti, di dalam menginjili, di dalam diakonia, 
di dalam kesulitan dan di dalam segala pekerjaan yang membawa manusia 
kembali kepada kebenaran. Tuhan tidak memerlukan uang persembahanmu 
dan persembahanku untuk menyambung hidup-Nya. Tidak! Lalu mengapa 
Tuhan memberikan kepada kita kesempatan untuk mempersembahkan sesuatu? 
Itu untuk menguji sejauh mana ketaatanmu kepada-Nya. Itu adalah 
kesempatan, dimana kita boleh belajar seperti Yesus Kristus, menjadi 
anak Allah yang taat.

Dalam Kitab Samuel dikatakan, ketaatan lebih indah dari persembahan. 
Kau mempersembahkan segala sesuatu lalu memberontak, lalu melawan 
Tuhan, Tuhan akan menanyakan kepadamu, "Apakah engkau mengira Aku 
memerlukan uangmu? Yang Aku tuntut daripadamu adalah hidup taat. 
Jalankan kehendak-Ku, sesudah itu baru memberikan persembahan kepada-
Ku." Puji Tuhan, Yesus menjadi contoh ketaatan!

Itu sebabnya Ibrani 5:7-8 mengatakan, "Meskipun Dia adalah anak, Dia 
telah memelajari ketaatan melalui penderitaan supaya menjadi sempurna 
dan akhirnya boleh menjadi sumber keselamatan bagi segala bangsa yang 
taat kepada Dia." Our obedience in Jesus Christ is our obedience to 
the Lord, through Jesus" obedience to His Father - Ketaatan kita 
kepada Yesus Kristus adalah ketaatan kita kepada Allah Bapa melalui 
ketaatan Kristus yang menjadi contoh. Dia adalah sumber dan dasar 
ketaatan. Dia adalah pangkalan dan fondasi ketaatan. Dia adalah segala 
ketaatan kita terhadap Dia. Ketaatan kita hanya diakui dan diterima 
oleh Allah Bapa, melalui ketaatan Anak-Nya yang tunggal. Yesus Kristus 
sebagai Anak Sulung yang membawa kita untuk menerima hak menjadi anak 
karena ketaatan kepada Dia. Inilah butir yang keempat.

Butir kelima, Yesus dilahirkan dengan mempersiapkan diri untuk 
dibuang, untuk diejek, ditolak, untuk tidak diterima dengan baik, 
untuk dilupakan dan untuk dilawan oleh orang. Sedikit bukan, orang 
melahirkan anak dan membiarkan anaknya boleh diejek, ditolak, 
difitnah, diumpat, dikritik dan dilawan oleh banyak orang seperti 
Yesus Kristus? Pada waktu Yesus masih kecil, kira-kira berumur 11 
tahun, terjadi satu hal di kota asal-Nya, yaitu Nazaret. Kota Nazaret, 
karena melawan Kaisar Roma, mengakibatkan lebih dari 100 orang 
digantung di kayu salib. Di pinggir jalan sepanjang Nazaret, orang-
orang itu ditancapkan seperti tiang lampu, satu orang demi satu 
disalibkan. Bayangkan bagaimana Yesus berumur 11 tahun, masih kecil, 
berjalan-jalan dengan kawan-kawan-Nya. Di tengah-tengah jalan Dia 
melihat banyak kayu salib yang dipancangkan di situ. Dia menemukan 
arti itulah orang yang dipaku di atas kayu salib. Untuk pertama 
kalinya suatu fakta yang begitu riil, begitu kejam, begitu mengerikan, 
masuk ke dalam impression Yesus Kristus sebagai kanak-kanak. Dan Dia 
berkata, "Memang Aku datang untuk menjalankan kehendak Tuhan Allah."

Di SAAT (Seminari Alkitab Asia Tenggara), ada sebuah ukiran yang 
melukiskan Yesus sebelum disalib, dua perampok sudah berada di atas, 
dan Yesus belum dipaku. Dia sedang berdiri, salib sudah ditaruh di 
tempat tersebut dan orang yang membawa palu sudah berada di dekat 
situ. Detik terakhir Yesus menengadah ke atas langit dan ada cahaya 
yang datang dari langit kepada Dia. Dia membuka mulut-Nya seolah-olah 
berkata, Ya Bapa, Aku datang untuk menjalankan kehendak-Mu." Lukisan 
itu sangat mempengaruhi pelayanan saya.

Mudahkah menjalankan kehendak Tuhan? Tidak mudah! Jikalau engkau mau 
menjalankan kehendak setan, itu mudah. Jika engkau mau mentaati Tuhan, 
tidak mudah. Engkau harus bersiap. Bersiap untuk apa? Untuk diejek 
orang, dibuang orang, dihina orang, difitnah, diumpat orang.

Pada waktu seseorang dalam kongres internasional mengatakan, "Do you 
know who is the most criticized Christian in the world? Siapakah yang 
paling banyak dikritik di seluruh dunia?" Saya katakan, "I don`t 
know." Jawabannya adalah Billy Graham. Dia yang melayani Tuhan begitu 
besar, tapi dikritik, dimaki, dihina, diejek sana-sini. Saya 
bayangkan: mungkin kalau orang mempunyai banyak kawan, sekaligus 
mempunyai banyak lawan. Tetapi pernahkah Billy Graham diejek seperti 
Yesus Kristus? Tidak!

Yesus dipukul, dihina, dipasang mahkota duri! Waktu masih muda, Dia 
diejek, Ini anak haram. Mama-Nya tidak malu, tidak menikah tapi sudah 
bersetubuh sampai melahirkan-Nya." Kalimat-kalimat yang menusuk hati-
Nya sejak kecil, Dia tahu semuanya. Padahal itu adalah mujizat 
terbesar dalam dunia genetika, yaitu Maria, anak dara yang tidak 
menikah, dinaungi oleh Roh Kudus melahirkan Firman ke dalam dunia. 
Semua tusukan perkataan, hinaan, fitnahan, ejekan diterima-Nya. Yesus, 
seumur hidup, selama 33 1/2 tahun dan detik-detik di kayu salib masih 
mendengar mereka berkata, "Turun! Turun dari salib! Jikalau Allah 
adalah Bapa-Mu, Dia akan menyelamatkan Engkau. Hai Tabib, Engkau bisa 
menyembuhkan orang lain, tapi tidak bisa menyembuhkan diri-Mu sendiri? 
Turun! Jika Kau turun, aku percaya kepada-Mu!" Yesus turun atau tidak? 
Tidak! Mengapa tidak? Karena Dia tahu, kalau Dia turun, hari ini 
engkau dan saya hanya menunggu masuk neraka. Dia tidak boleh turun, 
Dia harus menjalankan kepahitan itu. Menerima penderitaan, 
kesengsaraan itu sampai tuntas. Dia harus menghabisi setiap tetes 
kepahitan dari kemarahan Tuhan yang dijatuhkan kepada orang berdosa. 
Padahal Dia yang tidak berdosa telah dijadikan dosa. Karena engkau dan 
saya, Dia tidak turun. Yesus menerimanya dan karena ini Dia dilahirkan 
untuk menderita. Ini adalah butir yang kelima.

Butir keenam, Yesus dilahirkan untuk diadili secara tidak adil. Waktu 
Yesus berada di dalam dunia, Dia berada dalam posisi orang berdosa. 
Padahal Dia tidak berdosa. Kalau kita masuk ke dalam kamar Intensive 
Care Unit (ICU), biasanya kita disuruh memakai pakaian rumah sakit, 
setelah itu baru masuk. Waktu saya masuk ruangan ICU, mendoakan orang 
sakit, dan memakai pakaian itu saya merasa tidak enak sekali. Saya 
rasa tidak sakit, dan ini bukan bajuku. Demikian juga kalau kita masuk 
ke dalam penjara, disuruh membuka jas dan memakai baju penjara baru 
boleh berkhotbah. Waktu saya memakai baju penjara, saya masuk dan 
semua orang melihat saya. Stephen Tong masuk penjara. Saya katakan, 
"Saya tidak masuk penjara yah, ini cuma mau berkhotbah, maka disuruh 
memakainya, nanti dicopot lagi." Itulah perasaan Yesus Kristus. Waktu 
Yesus turun ke dalam dunia bersalut dengan daging. Dia bersalutkan 
daging dari orang berdosa. Padahal Dia tidak berdosa. Ini tidak 
adilnya. Yang tidak berdosa bersalut dengan daging, berpeta teladan 
orang berdosa. Ini dicatat dalam Roma 8:3.

Dalam Filipi 2 ada istilah "Peta Teladan Budak", juga ada istilah 
"Peta Teladan Allah", dan di dalam Roma 8:3 "Peta Teladan Berdosa". 
Yesus Kristus adalah peta teladan Allah yang asli, dimana kita semua 
dicopy dari Dia, sehingga kita menurut Peta Teladan Allah. Tetapi yang 
asli telah datang ke dalam dunia memakai peta teladan budak dan peta 
teladan dosa. Sewaktu saya membaca Roma 8:3, Filipi 2:5-7, saya ingin 
menangis, karena Dia yang tidak berdosa harus berpeta teladan seperti 
itu mengganti engkau dan saya, supaya satu hari nanti kita boleh 
melepaskan peta teladan orang berdosa dan peta teladan budak, lalu 
boleh mendapatkan kebebasan, kemerdekaan peta teladan Allah. Inilah 
butir keenam. Dia diadili.

Selama 24 jam, Dia diadili 6 kali oleh 4 macam manusia. Yang pertama, 
Herodes, mewakili politik yang tidak beres. Kedua, Pilatus, yang 
mewakili korupsi antara hukum dan politik. Ketiga, diadili oleh orang 
Yahudi yang mewakili massa yang buta. Keempat, Dia diadili oleh imam 
besar yang mewakili agama yang munafik. Yesus, di dalam 24 jam itu, 
sepanjang malam setelah keluar dari tempat perjamuan suci menuju 
Getsemani, setelah berdoa 3 kali, Dia meneteskan keringat seperti 
darah, "O, Bapa, singkirkan cawan ini daripada-Ku." Sesudah itu Ia 
mengatakan,"Kehendak-Mu yang jadi, bukan kehendak-Ku." Lalu Yesus 
dibawa, sepanjang macam 6 kali diadili dan Dia tidak mengeluarkan satu 
kalimat pun membela diri. Satu kalimat pun tidak keluar dari mulut 
Yesus untuk membela diri. Dia diam, menyerahkan diri di hadapan Allah 
yang Maha Adil. Biar diejek, dipukul, ditolak dihakimi, dihina, namun 
Dia tinggal diam.

Sampai pada kesempatan-Nya, Dia baru berbicara. "Apakah Kau Anak 
Allah?" Dia menjawab, "Ya." "Apakah Kau raja orang Yahudi?" "Ya." 
Yesus tidak boleh tidak mengatakan "Ya" pada saat-saat itu. Jikalau 
Yesus menyangkal, berarti seluruh ajaran-Nya selama 3 tahun itu adalah 
omong kosong. Yesus, pada saat paling krisis, harus mempertahankan 
kebenaran yang tidak tergoncangkan. Memang Saya Anak Allah. Memang 
Saya Kristus. Memang Saya dilahirkan sebagai Raja. Dia menjawab 
pemimpin-pemimpin agama, pemimpin-pemimpin politik, dengan kalimat 
yang tegas. Dan hal itulah yang mengakibatkan Dia harus mati, tapi Dia 
sudah bersedia karena memang Dia dilahirkan untuk diadili.

Terakhir, Yesus dilahirkan untuk dikorbankan di atas kayu salib. 
Dilahirkan untuk dipaku di atas Golgota. Dilahirkan untuk mati. Kita 
semua yang pernah menjadi ayah dan ibu, mengetahui bagaimana 
bersukacita mendapatkan anak, bukan? Pada waktu anak itu lahir, apa 
perasaanmu? Oh, semua orang yang pertama kali menjadi ayah mempunyai 
perasaan, "Saya menjadi papa, loh!" Hati menjadi sangat senang. Siapa 
yang pada saat memperoleh anak mengatakan, "Anak kalau sudah 
dilahirkan, besok akan mati." Di hari pertama tentunya tidak ada yang 
berbicara seperti ini, bukan? Hanya ada satu orang yang dilahirkan 
pasti mati dan matinya bukan karena dosa sendiri. Mati karena orang 
lain. Siapakah? Yesus Kristus.

Mari kita merenungkan kembali malam pertama Natal. Perasaan-perasaan 
di surga, ada 2 macam. Satu macam perasaan adalah perasaan Sang Bapa 
dan Roh Kudus, Oknum pertama dan ketiga Allah Tritunggal. Mereka 
melihat oknum kedua turun ke dalam dunia dan dengan segala keadaan 
yang serius menunggu bagaimana manusia menyambut Yesus Kristus. Dia 
tidak diterima di hotel yang indah, Dia tidak diterima di dalam 
istana, tetapi Dia diterima di kandang binatang. Pada waktu hari 
Natal, kita melihat kandang binatang di sini, coba lihat, bagus... 
bersih... Baunya juga enak. Tapi waktu Yesus lahir bukan di tempat 
seperti ini! Ini cuma modelnya. Ada orang membuat baju gembala bagus 
sekali. Saya kira itu tidak benar. Mesti membuat baju gembala seperti 
pengemis karena gembala-gembala waktu itu memang miskin. Sekarang kita 
memperindah semuanya, pohon Natal indah, semua indah. Ini semua omong 
kosong!

Ketika lahir di dunia, Yesus betul-betul berada di tempat binatang, 
bau, kotor. Kalau pada hari pertama Yesus lahir, engkau berada di 
kandang, pasti engkau lari. Apalagi yang suka pakai parfum. Engkau 
menjadi orang "Kristen Parfum", mau pikul salib? Saya tidak percaya 
engkau bisa memikul salib. Omong-kosong. Itulah poin terakhir, Dia 
dilahirkan untuk mati. YESUS KRISTUS DILAHIRKAN UNTUK MENDERITA. (H D)

Diambil dari:
Nama buletin: Momentum, Edisi 45 -- Triwulan IV, 2000
Penulis: HD
Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta
Halaman: 3 -- 13


Kontak Redaksi: < reformed(at)sabda.org >
Redaksi: Yulia Oeniyati, Novita Yuniarti, Yonathan Sigit, dan Desi 
Rianto
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/reformed >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org