Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/94

e-Penulis edisi 94 (6-10-2011)

Komunikator Kristen yang Andal (I)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                        Edisi 094 Oktober/2011
                Tema: Komunikator Kristen yang Andal (I)

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: PELAYANAN KOMUNIKATOR KRISTEN
ARTIKEL: KOMUNIKATOR KRISTEN
POJOK BAHASA: HARAPAN PADA BAHASA
STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)

              DARI REDAKSI: PELAYANAN KOMUNIKATOR KRISTEN

Menurut KBBI, komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan kepada
orang lain (komunikan). Kita juga bisa mengatakan bahwa komunikator
Kristen adalah orang yang menyampaikan pesan Kristus kepada orang
lain. Ada banyak cara untuk menyampaikan pesan ini. Salah satu caranya
adalah melalui tulisan. Sahabat ingin tahu apa saja syarat dan peran
komunikator Kristen? Silakan simak artikel yang penuh inspirasi di
bawah ini.

Selamat membaca.

Pemimpin Redaksi e-Penulis,
Truly Almendo Pasaribu
< uly(at)in-christ.net >
< http://pelitaku.sabda.org >

"Kemauan lebih penting daripada kemampuan." -- Xavier Quentin Pranata

                     ARTIKEL: KOMUNIKATOR KRISTEN

Seorang komunikator memiliki dua peran. Pertama, ia meneliti dunia
yang ada di sekitarnya serta melaporkan apa yang terjadi di dalamnya.
Penelitian itu perlu dilakukan bukan hanya dalam lingkungan kristiani,
tetapi dalam semua bidang pengetahuan, baik itu geologi, teknologi
komputer, olahraga, atau politik. Seorang ilmuwan, wartawan,
mahasiswa, cendekiawan atau sastrawan, mencari tahu sesuatu lalu
menyampaikannya kepada ilmuwan lain, murid, pengamat, ataupun orang
awam melalui buku atau bahan literatur lainnya.

Kedua, seorang komunikator menafsirkan apa yang diamatinya itu. Hal
ini juga perlu dilakukan dalam semua bidang, kendati cara
menafsirkannya berbeda-beda. Kita, sebagai orang Kristen, harus
berpedoman kepada firman Tuhan sebagai dasar penafsiran. Apakah
bahasan kita sesuai dengan kata Tuhan? Dengan memakai Alkitab sebagai
pedoman, bagaimana kita seharusnya menanggapi, menyikapi, atau
menghadapi suatu persoalan? Sebagai orang Kristen, apa yang bisa kita
sumbangkan dalam bidang yang dibahas itu? Literatur Kristen harus
sanggup menilai dan menanggapi seluruh bidang pengetahuan dari
kacamata Alkitab.

Literatur punya tujuan yang lebih mulia lagi. Kita tidak hanya
menanggapi dunia secara pasif, tetapi aktif mengabarkan kasih Kristus,
keselamatan dan datangnya Kerajaan Allah. Untuk itu, pengetahuan yang
disampaikan ialah firman Tuhan sendiri. Kata Tuhan itu harus
ditafsirkan dan diajarkan sesuai dengan situasi dan kondisi masa kini.
Tugas menafsirkan itulah yang menjadi peranan literatur Kristen.

Apa Syarat Menjadi Komunikator Kristen?

Kedua kegiatan menafsirkan keadaan dan menafsirkan firman Tuhan
merupakan timbal balik dari misi utama literatur Kristen. Sebagai
contoh, lihatlah tiga kenyataan di Tanah Air saat ini: korupsi di
tengah-tengah krisis ekonomi; perkembangan gereja di tengah masyarakat
yang mayoritas non-Kristen; dan kemajuan di segala bidang yang
dinikmati beberapa kota besar, sedangkan daerah lain masih banyak yang
terbelakang dan miskin.

Pada satu sisi, umat Kristen perlu mengenali apa yang dikatakan
Alkitab tentang keadaan-keadaan ini. Mereka perlu tahu bagaimana
menerapkan firman Tuhan dalam situasi seperti itu. Bagaimana sikap dan
apa yang harus diperbuatnya bila lingkungannya di kantor menyuruh dia
korupsi? Bagaimana memuliakan Kristus di tengah masyarakat yang tidak
menyukai Dia? Bagaimana mengembangkan profesi kita dengan tetap
menjaga kemuliaan Tuhan, sambil tidak mengabaikan orang miskin dan
orang tertindas?

Di sisi lain, firman Tuhan juga berbicara kepada hati manusia. Kristus
turun ke dunia untuk membawa Kabar Baik, membebaskan manusia dari
dosa, dan memberi hidup kekal kepada orang percaya kepada-Nya. Lalu,
firman Tuhan menyerukan pertobatan kepada semua orang yang mendengar
Kabar Baik, dan memerintahkan kita untuk menyebarluaskan Kabar Baik
itu. Panggilan pertama dan utama dari seorang komunikator Kristen
dalam bidang literatur adalah memanfaatkan media cetak untuk
memberitakan Kerajaan Allah.

Kalau begitu, apa syaratnya supaya orang bisa masuk ke dunia literatur
Kristen? Bagi orang yang ingin menjadi komunikator, yaitu penulis,
editor, atau pengarang, yang terpenting adalah ia punya sesuatu yang
baik untuk disumbangkan kepada orang lain. Ini menyangkut beberapa hal
berikut ini.

1. Seorang komunikator harus mengenal dan memahami lingkungan dan
negaranya sendiri. Ia tahu keadaan tersebut karena mengikuti
perkembangan situasi dari media lain, dan keterlibatan pribadinya
sebagai warga masyarakat, gereja, dan bangsa. Berarti dia mengenal
jiwa dan kebutuhan orang yang ingin dilayani.

2. Ia harus memiliki pandangan alkitabiah. Ia mengenali isi Alkitab,
bukan hanya mengingat ayat-ayat dan cerita Alkitab di luar kepala,
tetapi sebagai pernyataan misi Allah. Ia pun sanggup menyatakannya
kembali kepada pembaca dalam bentuk yang relevan. Kalaupun ada jawaban
atas suatu pertanyaan yang belum ia ketahui, ia rajin mencari tahu hal
itu.

3. Ia telah mendalami suatu topik atau bidang tertentu. Artinya, ia
tahu lebih daripada pembaca tentang topik itu. Memang harus begitu,
tapi banyak calon penulis yang berpikir, menulis tidak lebih dari
mengatur kata dan menggurui! Richard Foster, penulis buku unggulan
tentang doa yang berjudul "Prayer: Finding the Hearts True Home",
bertahun-tahun merasa belum siap menulis buku itu. Alasannya, dia
perlu mendalami kegiatan berdoa sendiri dulu.

4. Ia mengenal Kristus. Pengenalan ini mutlak, apabila kita mau
memperkenalkan Kristus kepada orang lain.

Selain adanya sumbangan tersebut, komunikator harus punya beban untuk
menyampaikannya demi kepentingan sesamanya dan kemuliaan Allah. Tetapi
bagaimana caranya?

Untuk menjadi komunikator yang baik, ia harus mampu menyampaikan
dirinya, agar apa yang ia maksudkan bisa dipahami oleh pembaca yang
menjadi sasarannya. Hasratnya itu mendorong dia untuk mau belajar dan
menguasai teknik berkomunikasi (menulis, menyunting, menggambar),
peralatan komunikasi (komputer, software, mesin cetak) dan sarana
komunikasi (buku, majalah, brosur, dan lain-lain).

Semua keterampilan tersebut dapat dipelajari. Tentu saja ada bakat
khusus untuk menulis atau mendesain. Namun, semua keterampilan dalam
bidang literatur dapat dikembangkan bila calon komunikator mau dan
rajin mempelajarinya. Dan banyak juga cara untuk terlibat di dalamnya.

Dua Cerita

Menjadi penulis, editor, karyawan, atau penyebar literatur Kristen,
berarti ikut mengambil bagian dalam pelayanan yang mulia. Kita menjadi
pendengar, pemelihara, peneliti, penafsir, dan pengantar kata Tuhan
yang penuh kuasa dan pengharapan itu. Kata kita dipakai untuk
memberitakan kata Dia. Hal ini merupakan tanggung jawab yang besar,
namun memberikan kepuasan yang tak terbandingkan.

Pelayan yang bergerak dalam bidang tersebut tidak selalu melihat
hasilnya secara langsung. Kita tidak ragu bahwa buku memberi dampak
yang besar, tetapi kita tidak berada di tempat saat terjadi perubahan
pada pembaca tersebut. Meski begitu, kadang-kadang mereka bercerita.

- Dia mendapatkan buku "Damai dengan Allah" dan membacanya. Dia
menerima Kristus, menyerahkan dirinya kepada Tuhan dan telah lulus
[dari sekolah Alkitab] beberapa tahun yang lalu. "Sungguh, saya sudah
dengar ada orang yang menjadi kenal Tuhan melalui buku itu, lebih dari
buku apa pun, tetapi saya tidak ingat cerita-ceritanya."

- "Saya dibesarkan di keluarga yang tidak percaya kepada Tuhan. Ketika
saya masih remaja, saya diundang mengikut sebuah `camping` yang
membawa pengaruh amat besar dalam diri saya. Ada kolportase di sana
dan karena saya adalah pembaca yang bersemangat. Saya hanya mencari
buku yang paling tebal. Tahu-tahu buku itu adalah biografi seseorang
yang belum pernah saya dengar namanya: Hudson Talyor [seorang
misionaris di China pada abad ke-19]. Saya membacanya beberapa kali,
sehingga mata saya terbuka tentang apa artinya memiliki hubungan yang
hidup dengan Tuhan. Saat itu, saya sadar bahwa saya juga dipanggil
untuk menjadi hamba Tuhan." [Seorang hamba Tuhan yang telah melayani
di Indonesia lebih dari 20 tahun].

Begitulah kuasa dari hal yang paling kecil -- kata kita -- apabila
diikatkan dengan kuasa yang paling besar -- kata Tuhan -- yang
menjadikan langit dan bumi. Kata itulah yang mencari dan menyelamatkan
kita karena kasih-Nya. Kata itulah yang kita masyhurkan dalam
pelayanan literatur Kristen.

Diambil dari:
Nama Seminar: Seminar Pembinaan Bidang Media Bagi Jemaat "Literatur
              dan Gereja di Era Globalisasi"
Penyelenggara: Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), 2003
Halaman: 12 -- 15

                   POJOK BAHASA: HARAPAN PADA BAHASA

Jika pertanyaan Shakespeare mengenai kandungan suatu nama dijawab di
Indonesia, dapat dipastikan bahwa jawabannya panjang lebar. Memang,
baik nama orang maupun nama tempat (toko, sekolah, dan sebagainya),
dipilih dengan sangat saksama di Nusantara. Keadaan ini disebabkan
adanya harapan bahwa suatu nama akan membawa berkah jika dipilih
dengan matang. Itu sebabnya, penyanyi dangdut yang lagi terkenal
bernama "Nurjannah" dan bukan "Narjunub", misalnya, dan toko sembako
terdekat dinamakan "Makmur" dan bukan "Malang". Ditambah lagi,
tetangga kita bernama "Pak Slamet" dan bukan "Pak Sakit", sedangkan
perusahaan bus antarkota dinamakan "Langsung Jaya" dan bukan "Langsung
Bahaya".

Di Indonesia juga terdapat kebiasaan unik dan menarik memberi slogan
atau julukan kepada setiap kota. Ternyata julukan-julukan ini sering
tidak mencerminkan kenyataan, tapi ditempelkan pada nama kota dengan
harapan akan membawa perkembangan, kemajuan, dan pengaruh yang
berarti.

Perhatikan misalnya julukan yang diberikan kepada kota Kudus, yaitu
"Kudus Semarak". Bagi orang yang pernah mengunjungi kota jenang itu,
mungkin bukan kesemarakan yang lekat di ingatan, tetapi kesemrawutan.
Untuk mencerminkan realitas, julukan "Kudus Semrawut" dengan demikian
lebih pas. Tentu saja para pejabat Kudus yang mencanangkan julukan
semarak bagi kotanya menaruh harapan padanya. Dengan adanya julukan
ini, kesemarakan dapat dinanti.

Di kota Yogyakarta terdapat dua julukan, satu berbahasa Indonesia dan
satu (baru) berbahasa Inggris. Yang pertama berbunyi "Yogyakarta
Berhati Nyaman" dan sering lengket pada nama kota kesultanan itu.
Hanya saja, dengan kepadatan penduduk yang terus meningkat dan kurang
persiapan pemerintah daerah akan hal itu, Yogyakarta sudah tidak
terlalu nyaman. Ke mana-mana pergi, yang kita temukan pasti hanya
kekacauan dan keramaian. Maka, jika dilihat dari segi realitas,
mungkin julukan "Yogyakarta Berhati Ganas" atau "Yogyakarta Berhati
Kecil" lebih tepat sekarang. Berhubungan dengan ini, julukan
Inggrisnya, "Never Ending Asia", lebih tepat diganti dengan "Never
Ending Traffic Jam".

Beberapa kota lain menunjukkan gejala yang sama. Harapan: "Klaten
Bersinar". Kenyataan: "Klaten Bersimpang-siur". Harapan: "Karanganyar
Tenteram". Kenyataan: "Karanganyar Tegang". Harapan: "Rembang
Bangkit". Kenyataan: "Rembang Bangkrut".

Di era pemilihan presiden ini, dapat dipastikan ada beberapa bagian
masyarakat yang menyimak nama-nama calon pemimpin. Nama "Megawati"
mengandung dua hal yang saling bertentangan. Di satu sisi "Mega" itu
julukan atau sifat seorang presiden yang tepat; memang, presiden
sesekali perlu bermega-mega. Di pihak lain, kalau terlalu "Mega", apa
tidak mungkin beliau sering-sering lupa sama rakyatnya? Ini suatu
dilema yang perlu dicari solusinya oleh tim sukses presiden jika mau
memenangkan putaran kedua. Di pihak lain, beliau juga diberi nama
belakang "Soekarnoputri" yang mengandung harapan begitu besar sampai
mau meledak sendiri.

Popularitas "Susilo Bambang Yudhoyono" sudah dibahas dari berbagai
sudut di koran-koran dan acara TV akhir-akhir ini. Namun, tak satu
pengamat pun yang menyimak bahwa calon presiden ini dikenal dengan
singkatan "SBY", yang kira-kira dapat dipastikan sudah diberi makna
sendiri oleh masyarakat pemilih. Jadi, jangan heran jika ada yang baca
"SBY" seperti "Supaya Bisa Yakin" atau "Sangat Berpihak (pada)
Yatim-piatu".

Nama calon presiden lain tidak terlalu bisa menarik perhatian para
pemilih, seperti dapat dilihat dari hasil yang dikeluarkan Komisi
Pemilihan Umum (KPU). Namun, lima tahun lagi bakal ada pemilihan
presiden lagi. Kepada yang hendak mencalonkan diri, kami mengusulkan
supaya namanya diganti terlebih dahulu dan dimasyarakatkan secara
besar-besaran. Khususnya kepada "Amien Rais", kami usulkan penggantian
nama supaya menjadi "Amir Rakyat" saja. Dan kepada calon-calon baru
mohon dipertimbangkan nama-nama seperti "Adil Selamat", "Makmur Jaya",
"An Tikorupsi", dan "Rak Yatdulu".

Yang terlihat jelas dari uraian ini ialah bahwa orang Indonesia
menaruh harapan besar pada bahasa.

Diambil dari:
Judul buku: 111 Kolom Bahasa Kompas
Judul artikel: Harapan pada Bahasa
Penulis: Andre Moller
Penerbit: Penerbit Buku Kompas, Jakarta 2006
Halaman: 133 -- 135

            STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE
                       PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Pada bulan kegiatan IDOP, gereja-gereja dan umat Kristen di seluruh
dunia berdoa bersama bagi gereja Tuhan yang teraniaya. Tahun ini,
kegiatan IDOP akan dilaksanakan secara serempak pada bulan November
2011.

Kami mengajak Anda, para gembala sidang, pengajar, pemimpin, kaum
muda, pendoa syafaat, dan semua orang percaya untuk dapat bergabung
dalam acara doa bersama ini. Dapatkan pula IDOP KIT untuk membantu
Anda berdoa dan menyusun acara IDOP di gereja, sekolah, atau
persekutuan doa Anda. Informasi lebih lanjut tentang acara IDOP, bisa
di lihat di < www.persecutedchurch.org >

Kontak: < penulis(at)sabda.org >
Redaksi: Truly Almendo, Sri Setyawati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/penulis >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org