Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/83 |
|
e-Penulis edisi 83 (21-4-2011)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi 083/April/2011 Tema: Menulis Humor (II) DAFTAR ISI DARI REDAKSI: MERAMU HUMOR TIP MENULIS: SENI SERIUS MENULIS HUMOR ARTIKEL PASKAH: DARI KUTUK MENJADI BERKAT PENA MAYA: KETAWA.COM STOP PRESS: IKUTI KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) JUNI/JULI 2011 -- PESTA DARI REDAKSI: MERAMU HUMOR Dalam dunia literatur, banyak terdapat genre tulisan dari yang berbau politik, roman picisan, ilmu pengetahuan, berita, hingga humor. Masing-masing genre memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam penulisannya. Demikian juga tulisan humor. Menulis humor memerlukan usaha dan latihan yang terus-menerus, sehingga pikiran penulis akan terkonsep dengan hal-hal yang lucu dan peka terhadap hal-hal yang bersifat lucu di lingkungan sekelilingnya. Di samping itu, penulis humor perlu menggali potensi dalam merangkai kata-kata yang bisa membuat pembaca sekadar tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. Dalam edisi 83, e-penulis menyajikan tip mengenai seni dalam menulis cerita humor, tanpa harus meninggalkan norma kesopanan karena kini banyak cerita atau artikel humor berbau pornografi. Dalam hal ini, kreativitas penulis cerita humor diuji -- bagaimana menulis humor yang tidak terkontaminasi dengan tulisan yang berbau pornografi, tapi tetap bisa membuat orang lain tertawa dan mendapat berkat. Selamat membaca! Tuhan Yesus memberkati. Redaksi Tamu e-Penulis, Yonathan Sigit < http://pelitaku.sabda.org > "Writing is too serious to be taken seriously." -- Roberta Jean Bryant TIP MENULIS: SENI SERIUS MENULIS HUMOR Semua orang di planet ini menyukai humor dan tawa. Mungkin tidak semua orang, tetapi hampir setiap orang normal menyukai humor buatan orang lain yang dapat membuat mereka tertawa. Selain itu, kita juga selalu menikmati artikel atau buku-buku humor yang ditulis orang lain. Akan tetapi, apakah Anda pernah berpikir untuk menulis artikel atau barangkali buku humor sendiri? Bahkan jika Anda tahu cara menulis artikel dan buku biasa, pikiran untuk menulis sesuatu yang lucu dan memperlihatkannya kepada orang lain pun bisa membuat darah Anda beku dan bulu kuduk Anda berdiri. Banyak sekali penulis di planet kita yang dapat menulis beraneka ragam topik secara serius, tapi sangat sedikit orang yang tahu cara menambahkan satu komponen ajaib dalam tulisan mereka, sehingga tulisan mereka lebih "gurih" dan "nikmat". Komponen ajaib itu adalah humor. Jika Anda ingin tulisan Anda dinikmati oleh pembaca Anda, maka Anda perlu menambahkan cukup banyak humor dalam tulisan Anda. Kurangnya humor membuat kebanyakan artikel dan buku-buku terasa tawar, meskipun tulisan tersebut berisi hal-hal yang berguna. Barangkali menulis topik serius yang akrab dengan Anda itu mudah, tetapi menambahkan humor dalam tulisan Anda sangatlah sulit dan terkadang bisa berbahaya jika Anda terlalu bebas. Oleh karena itu, Anda perlu belajar beberapa peraturan dasar jika Anda ingin menulis humor, dan membuat tulisan Anda dapat dinikmati. Di bawah ini diuraikan tip "rahasia penting" dalam menulis humor. 1. Berani Aturan pertama bagi siapa saja yang ingin menulis humor adalah berani. Tidak seperti yang kebanyakan orang pikirkan, para penulis humor sebenarnya adalah orang-orang yang sangat berani. Anda perlu bermuka tebal, bersaraf besi, dan memiliki keberanian yang terus bertambah hari demi hari. Anda tidak dapat melucu jika Anda takut menertawakan sesuatu hal, suatu masalah, seseorang, dan sebagainya. Anda tidak dapat melucu, jika Anda takut mempermalukan diri Anda atau mengejek sosok yang terkenal. Secara lisan semua orang dapat melucu, tetapi diperlukan keberanian untuk melucu dalam tulisan, dan membiarkan publik dan mungkin seluruh dunia membacanya. Jadi, para humoris memerlukan keberanian besar untuk menulis dan menerbitkan sesuatu yang lucu tentang sebuah isu, orang, atau konsep. 2. Berpikir di Luar Batas-Batas Orang yang lucu tidak memiliki batasan tentang apa yang dapat ia pikirkan atau tuliskan. Anda perlu mampu memikirkan hal yang kasar, lucu, gila, tidak masuk akal, dan bahkan yang remeh. Para konsultan manajemen modern menyebutnya "berpikir di luar kotak", tetapi saya menyebutnya kreativitas dan humor yang telah lama ada selama berabad- abad. 3. Aura Misteri Hal penting dari menulis humor adalah Anda perlu membuat pembaca Anda berpikir bahwa tulisan Anda itu lucu. Akan tetapi, sebagai orang yang menulis humor, Anda tidak perlu membanyol, menjadi badut, ataupun bertingkah aneh. Anda perlu menjadi seorang yang dianggap orang lain mustahil untuk menuliskan sesuatu yang lucu. Anda dapat menjadi tipe orang serius yang memunyai kemampuan untuk menulis humor yang luar biasa. Hal ini menambahkan bumbu dan aura misteri dalam kepribadian Anda. 4. Mengolok Diri Sendiri Sebagian besar orang berpikir bahwa humor hanyalah sekadar mengatakan dan menuliskan lelucon tentang orang lain. Itu tidak sepenuhnya benar. Humoris terkenal biasanya mengolok-olok diri mereka sendiri dan bukan orang lain. Humor terbaik selalu diarahkan pada diri sendiri. Arahkan humor kepada diri Anda sendiri, sehingga Anda tidak akan menganggu siapa pun. Orang akan tertawa jika Anda mengolok diri Anda, tetapi mereka mungkin marah jika Anda mengolok-olok mereka. 5. Jangan Lakukan Hal Ini Kecuali artikel Anda ditujukan untuk majalah MAD [majalah humor satir di AS] atau media yang berisi humor atau satir murni tanpa ada batasan, ada hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan yang perlu Anda ketahui saat menulis humor. Jangan gunakan bahasa yang buruk. Jangan mengolok-olok agama, kasta, ras, kelainan fisik, gender, atau bahasa siapa pun juga. Humor tentang hal-hal seperti ini dapat menyulut huru- hara di jalanan atau bahkan peperangan. Jangan memakai nama orang, teman, saudara, rekan kerja Anda yang sebenarnya. Anda tidak akan pernah tahu apakah mereka akan tersinggung atau tidak. Tetapi tidak akan ada orang yang tersinggung jika Anda berfokus pada diri Anda sendiri. 6. Kejutkan Pembaca Anda Saat menulis humor, kejutkan pembaca Anda. Maksudnya, jangan ceritakan kelucuan Anda di awal tulisan. Jangan berikan petunjuk kepada pembaca Anda bahwa mereka akan membaca sesuatu yang lucu. Biarlah pembaca menemukan humor itu sendiri. Gunakan kata-kata singkat, sederhana, dan langsung yang dapat dimengerti semua orang. 7. Jangan Selalu Melucu Ada waktunya untuk melucu dan ada waktunya untuk tidak melucu. Pemahaman ini perlu Anda amati dan pelajari. Humor yang sangat lucu di suatu tempat barangkali tidak dimengerti di tempat lain. Humor yang lucu di stadion sepak bola yang gaduh, barangkali terdengar tidak sopan di tempat yang religius. Dalam beberapa situasi atau kondisi tertentu, Anda tidak boleh terpancing untuk melakukan hal yang aneh- aneh, entah betapa tidak tertahankannya hasrat Anda untuk melucu. 8. Poleslah Tulisan Anda Sebuah karya tulis tidak dapat selesai dan lucu seutuhnya dalam satu kali penulisan. Seperti berlian, tulisan Anda perlu diasah, ditajamkan dan dipoles sesering mungkin. Anda perlu mengulasnya dengan menggunakan kalimat yang lebih baik dan kata-kata yang lebih cermat, menyusun ulang kalimat-kalimatnya, mengubahnya dengan pandangan yang benar-benar berbeda, atau menghapus sesuatu yang tampaknya tidak pas, dan sebagainya. Setelah Anda menyelesaikan sebuah karya humor, periksalah lagi karya Anda beberapa jam atau beberapa hari kemudian. Anda akan menemukan cara-cara baru dan lebih baik untuk menulis artikel yang sama, yang tampaknya sangat jauh lebih baik dibandingkan artikel sebelumnya. 9. Pakai Perspektif Berbeda Berpikirlah dengan sembarangan, berpikirlah gila-gilaan, namun pada saat yang sama gunakan akal sehat supaya tidak ada siapa pun, termasuk Anda, yang terkena masalah. Terkadang saat Anda sangat antusias, kata dan kalimat-kalimat dapat mengalir seperti sungai yang deras, mungkin Anda dapat menuliskan sesuatu yang sangat buruk, yang pada saat itu Anda pikir lucu atau tidak berbahaya, tapi lelucon itu bisa menimbulkan masalah saat ditinjau dengan cermat. Jadi, cobalah untuk sering berhenti sejenak dan melihat lelucon itu dari sudut pandang yang berbeda dan dari perspektif pembaca. Mungkin juga Anda perlu memotong tulisan Anda dan melanjutkannya. 10. Pakailah Waktu Anda Nasihat yang terakhir adalah menulis humor itu membutuhkan waktu. Anda membutuhkan waktu seumur hidup supaya mahir membuat humor. Humor bukanlah hal yang dapat Anda pelajari dalam satu atau dua hari. Jangan berpikir Anda dapat membaca buku humor dan mulai menuliskan hal-hal yang lucu satu jam kemudian. Anda perlu mengajar diri Anda sendiri cara melucu. Pada umumnya, proses ini membutuhkan coba-coba dan belajar dari kesalahan. Anda perlu mengamati kejadian kocak atau kesalahan yang diperbuat orang lain, lalu tertawa dan menerapkannya kepada diri Anda sendiri dan sebagainya. Tidak ada orang yang dapat mengajarkan kepada Anda bagaimana cara menulis sesuatu yang lucu, tapi kemungkinan-kemungkinan yang dapat ditulis menjadi sebuah humor tidak ada batasannya. (t/Uly) Diterjemahkan dari: Nama Situs: Thejendra.com Alamat URL: http://www.thejendra.com/ARTICLES/writing-humor.htm Judul asli artikel: The Serious Art of Writing Humor Penulis: Thejendra B.S Tanggal akses: 25 November 2010 ARTIKEL PASKAH: DARI KUTUK MENJADI BERKAT Tidak ada subjek yang lebih banyak menarik perhatian dalam dunia seni selain salib. Tidak ada subjek yang memberikan lebih banyak inspirasi dalam musik, literatur ataupun drama, selain salib. Tidak ada subjek yang lebih menggugah rasa heroisme dan pengorbanan diri, selain salib Yesus Kristus. Coba perhatikan, saat kita jalan-jalan di mal, hampir setiap toko aksesori menyediakan kalung atau anting-anting yang berbentuk alat penghukuman mati ala Romawi tersebut. Pemain sepak bola membuat tanda salib sebelum memasuki lapangan. Palang Merah mengadopsi salib sebagai logo mereka. Salib Kristus dan kebangkitan-Nya telah memulai suatu iman baru di luar Yudaisme. Salib Kristus yang kosong itulah yang telah menggerakkan banyak utusan Injil untuk pergi ke segenap penjuru dunia, pada setiap suku, dan telah menarik lebih banyak pengikut daripada agama lainnya di dunia. Salib telah memberikan dampak yang sangat besar dalam bidang pendidikan, medis, dan pembebasan dari ketidakadilan, pada tempat di mana Injil diberi kesempatan untuk disebarkan. Salib telah menjadi lambang resmi kekristenan sejak zaman Konstatin. Salib sesungguhnya bukanlah milik kekristenan secara unik. Hampir setiap budaya dari zaman batu hingga sekarang, juga menggunakan simbol ini dalam bentuk yang beraneka ragam. Di China, Mesir, dan India lambang ini digunakan dalam bentuk swastika. Tetapi mengapa khusus salib Kristus ini yang memberikan dampak begitu besar dan telah menjadi lambang yang bersifat universal? Bagi orang Romawi, penyaliban adalah bentuk hukuman mati paling kejam dan hanya untuk pembunuh, budak yang memberontak, dan untuk kejahatan besar lain di daerah koloni mereka. "Gagasan tentang salib tidak boleh ada di tengah warga negara Romawi, kata `Cicero`, itu tidak boleh melintas dalam pikiran, penglihatan, atau pendengaran mereka." Warga negara Romawi sendiri jika berbuat kejahatan hukumannya adalah dipenggal bukan disalib. Bangsa Yahudi juga berpikiran sama -- "sebab seorang yang digantung di salib adalah orang yang dikutuk oleh Allah" (Ulangan 21:23), dan mereka lebih suka melempari dengan batu jika mereka mempunyai kuasa untuk melakukan hukuman itu. Bagi bangsa Yunani, salib merupakan kebodohan. Seperti yang dikatakan Paulus dalam 1 Korintus 1:22, "bangsa Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib." Sangat jelas bagi semua orang Yunani bahwa hikmat atau bijaksana terdapat pada hal-hal yang bersifat universal, seperti keindahan, kebenaran, kebaikan, dan kebebasan. Salib sangat tidak mungkin menarik hati para pemimpin intelektual pada zaman itu. Kalau demikian, bukankah Yesus juga seorang penipu dan penjahat besar? Dia termasuk di antara para penjahat yang matinya di gantung di atas kayu. Dia telah menajiskan tanah, sehingga Dia mati di bawah kutukan Allah. Orang Yahudi pun memandangnya demikian. Kekristenan perlu memberikan penjelasan sekuat tenaga untuk menjawab prasangka yang sangat dapat dipahami dari orang-orang zaman ini. Bagaimana caranya? Mungkin kita dapat belajar dari cara Rasul Paulus dan beberapa rekan sekerjanya dalam mempertanggungjawabkan iman percaya mereka. Mereka menggunakan bahasa tentang kutukan Allah ini: "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13) Mereka mengatakan bahwa salib merupakan tempat kutukan. Yesus mati disalib dan menanggung kutukan yang disebabkan dosa manusia yang diwakili-Nya (Galatia 3:10), agar manusia yang menerima-Nya memperoleh pengharapan hidup yang kekal. Dia memang menerima kutukan, tetapi kutukan yang diterima-Nya adalah kutukan yang seharusnya manusia terima. Dia bukan dikutuk karena kesalahan-Nya! Hal ini dibuktikan ketika Allah membangkitkan Dia dari kematian. Salib yang kosong itu telah berubah dari tempat hukuman menjadi tempat berkat. Apakah kita telah merasakan dan menikmati berkat dari salib yang kosong itu? Atau kita masih mengeraskan dan menutup pintu hati kita bagi Dia, Juru Selamat yang rela mati bagi kita? Bagi kita yang terlebih dahulu menikmati berkat itu, apakah kita sudah membagikannya kepada orang-orang sekeliling kita, agar mereka dapat merasakan berkat yang sama yang kita miliki? Apakah kita terlalu egois, sehingga berpikir tidak perlu membagikan berkat yang kita miliki ini kepada orang lain? Diambil dari: Judul buletin: Shining Star, Edisi 47 April 2003 Penulis artikel: Philip Yancey Penerbit: GKI Gunsa Halaman: 4 -- 5 PENA MAYA: KETAWA.COM ==> < http://ketawa.com/ > ==> < http://www.sabda.org/publikasi/icw/1112/ > Seperti namanya, situs ini berusaha menjadi situs yang dapat membuat Anda tertawa terbahak-bahak atau minimal tersenyum simpul di depan komputer. Situs KETAWA.COM ini pun cukup unik dan istimewa dibandingkan situs-situs humor yang lain. Situs ini tidak hanya menyajikan humor dalam bahasa Indonesia, tapi juga bahasa daerah. Anda tidak percaya? Lihat saja kategorinya yang menawarkan Bakusedu Manado, Bobodoran Sunda, Carito Ranah Minang, Humor Suroboyoan, dan Melayu Jenaka. Tidak hanya humor, situs ini juga menyediakan SMS Lucu dan Teka-Teki Lucu. Menyenangkan, karena bisa digunakan sebagai modal untuk bermain tebak-tebakkan dengan anak maupun rekan-rekan Anda. Tidak hanya itu saja, situs ini juga membuka pintu lebar-lebar bagi Anda yang ingin mengirimkan lelucon Anda sendiri melalui menu Kirim Humor. Masih belum puas dengan penawaran yang ada? Jangan khawatir, bagi Anda yang ingin menerima humor langsung melalui email, Anda bisa mendaftarkan diri ke milis e-Ketawa dengan cara mengarahkan kursor ke menu Mailing List. Isikan alamat email Anda ke dalam kotak yang tersedia untuk saling bertukar dan membaca humor yang ada. Selamat tertawa! (YPA) STOP PRESS: IKUTI KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) JUNI/JULI 2011 -- PESTA Yayasan Lembaga SABDA melalui Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam < http://www.pesta.org > kembali membuka kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) untuk periode Juni/Juli 2010. Bagi Anda yang ingin mempelajari pokok-pokok penting dasar iman Kristen, seperti Penciptaan, Manusia, Dosa, Keselamatan, dan Hidup Baru dalam Kristus, segeralah bergabung dalam kelas DIK ini. Cara mendaftarkan diri sangat mudah. Kirimkan permohonan mengikuti kelas DIK Juni/Juli 2011 ke Admin PESTA di < kusuma(at)in-christ.net >. Untuk mendapatkan Modul DIK, silakan akses bahannya di: ==> < http://pesta.sabda.org/dik_sil > Kontak: < penulis(at)sabda.org > Redaksi: Truly Almendo, Sri Setyawati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org/ > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/penulis > Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |