Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/77

e-Penulis edisi 77 (20-1-2011)

Seni Membuat Teras (Lead) (II)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                      Edisi: 077/Januari/2011
                 Tema: Seni Membuat Teras (Lead) (II)

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: MENGEMBANGKAN TULISAN
TIPS MENULIS: PENULISAN KALIMAT PEMBUKA
TOKOH PENULIS: PEMIKIR HEBAT, EKA DARMAPUTERA
PENA MAYA: CATATAN S.P. SINAMBELA

               DARI REDAKSI: MENGEMBANGKAN TULISAN

Apa kabar Sahabat Penulis? Senang sekali e-Penulis bisa hadir kembali
di ruang baca Anda. Bagaimana perkembangan tulisan Anda? Apakah Anda
masih mencari-cari cara untuk menuangkan ide brilian Anda ke dalam
tulisan? Apakah Anda ingin belajar dari tokoh penulis Kristen yang
sukses? Anda ingin melakukan studi banding dengan situs-situs penulis?
Tepat sekali jika Anda menyediakan waktu sejenak untuk menikmati
sajian kami ini. Di dalam edisi ini, e-Penulis menyajikan tip untuk
membuat kata pembuka yang menarik, menyoroti kehidupan penulis Kristen
terkenal -- Eka Darmaputera, dan ulasan situs yang layak Anda ketahui.
Ingin tahu seperti apa? Mari simak sajian kami berikut ini.

Staf Redaksi e-Penulis,
Sri Setyawati
< http://pelitaku.sabda.org >

"Menulis adalah kata kerja aktif. Berpikir bukanlah menulis. Menulis
adalah menuangkan kata-kata di atas kertas." Roberta Jean Bryant

             TIPS MENULIS: PENULISAN KALIMAT PEMBUKA
                 Ditulis oleh: Santi Titik Lestari

Salah satu kunci keberhasilan sebuah tulisan terletak pada kalimat
pembuka. Kalimat pembuka terletak di awal paragraf pertama dan
memunyai peranan yang besar dalam menentukan sikap pembaca terhadap
tulisan. Selain kalimat pembuka, beberapa paragraf awal juga memunyai
andil dalam penentuan sikap pembaca selanjutnya. Pembaca adalah
eksekutor dalam tulisan Anda. Apabila tulisan awal tidak menarik, maka
pembaca akan memutuskan untuk menghentikan dan tidak ingin membaca
tulisan Anda sampai selesai. Begitu pula sebaliknya, jika Anda dapat
mengawali tulisan Anda dengan baik, maka pembaca akan menikmati
tulisan Anda hingga selesai. Untuk itu, simaklah tip-tip di bawah ini
berkaitan dengan penulisan kalimat pembuka.

1. Menguasai ide (gagasan) tulisan secara menyeluruh. Penulis artikel
harus tahu benar ide (gagasan) sebelum tulisan dituangkan. Hal ini
akan membantu penulis dalam memilih model kalimat pembuka untuk
artikel yang akan ditulisnya.

2. Buatlah kalimat yang menarik. Kalimat pembuka harus menarik dan
mampu memikat pembaca. Berikan sentuhan-sentuhan yang berbeda,
menggelitik, dan menjadi magnet yang menarik pembaca agar masuk ke
dalam tulisan Anda lebih lanjut. Hal ini bisa dilakukan dengan memilih
kata-kata yang tepat sehingga gagasan tulisan dapat disampaikan dengan
baik.

3. Perhatikan penggunaan istilah asing. Hindari pemakaian istilah
asing yang tidak lazim dalam tulisan Anda. Istilah asing tidak
memunyai fungsi lebih selain untuk menambah wawasan pembaca. Jadi,
apabila Anda memakai istilah asing yang tidak umum, maka pembaca akan
merasa bingung dan tidak mendapatkan informasi penuh dari tulisan
Anda.

4. Hindari penulisan kalimat yang terlalu panjang. Sedapat mungkin
buatlah kalimat pembuka yang tidak terlalu panjang. Kalimat pembuka
ini akan menentukan apakah pembaca tertarik dengan tulisan Anda atau
tidak. Jika kalimat Anda terlalu panjang dan berbelit-belit, maka
pembaca akan merasa kurang tertarik untuk melanjutkan pembacaan
terhadap tulisan Anda.

5. Kenali ciri khas tulisan Anda. Penulis harus bisa mengenali ciri
khas dari tulisannya. Tujuannya agar penulis dapat menentukan model
kalimat pembuka yang sesuai dengan tulisan Anda. Keberhasilan
penulisan kalimat pembuka ditentukan oleh cara penulis menyampaikan
gagasannya secara keseluruhan dalam sebuah kalimat yang singkat dan
mengena.

Referensi:
1. Widyamartaya, A. 1990. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta:
   Penerbit Kanisius.
2. Lembaga Pelatihan Jurnalistik SOLOPOS (LPJS). 2010. Menulis di
   Media Massa.

           TOKOH PENULIS: PEMIKIR HEBAT, EKA DARMAPUTERA
              Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu

The Oen Hien yang lebih dikenal dengan nama Eka Darmaputera lahir pada
tanggal 16 November 1942 di Mertoyudan, Magelang, Jawa tengah. Dia
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang hidup pas-pasan. Ayahnya
membuka toko kecil-kecilan untuk membesarkan Eka Darmaputera dan
adiknya. Karena sulitnya kondisi ekonomi mereka saat itu, terkadang
mereka hanya makan singkong selama berminggu-minggu.

Dia mengenyam pendidikan di SD Masehi (1953), SMP BOPKRI (1957) dan
SMA Negeri (1960) di Magelang. Setelah tamat dari SMA, dia rindu masuk
militer di AMN. Akan tetapi, karena persoalan ekonomi, akhirnya dia
menerima ajakan seorang teman mendaftar di Sekolah Tinggi Teologia
Jakarta (STTJ) yang dapat memberinya beasiswa. Semasa kuliah, dia
tinggal di asrama yang terletak di Jalan Proklamasi. Tidak jarang dia
kehabisan uang karena kiriman orang tua memang terbatas. Kadangkala
saat kehabisan uang kenakalannya kambuh. Bersama teman-teman, dia
pernah mencuri barang dalam gudang asrama untuk dijual.

Masalah keuangan kemudian sedikit teratasi setelah dia diterima
mengajar di SMA BPSK Jakarta, dengan gaji Rp 1.500,00 sebulan. Setelah
lulus dari STT Jakarta, dia menjadi pendeta di GKI Jawa Barat, Jakarta
Timur. Karena bakat kepemimpinan dan pemikiran-pemikirannya, dia
diangkat menjadi Ketua Sinode gerejanya pada usia yang masih sangat
muda. Dia terjun aktif dalam Dewan Gereja Indonesia (DGI), yang
sekarang dikenal dengan nama PGI. Karena keaktifannya di DGI dan
gereja, dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di luar
negeri.

Dia dikirim untuk mengambil gelar doktor di Boston College di Boston
dan Seminari Teologi Andover Newton di Newton Center, kedua-duanya
terletak di negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat. Enam tahun
dia tinggal di Amerika bersama istri dan anak tunggalnya, Arya. Dia
berhasil membawa pulang gelar doktor (Ph.D) dengan disertasi berjudul
"Pancasila and the Search for Identity and Modernity in Indonesian
Society -- An Ethical and Cultural Analysis". Dalam disertasinya ini,
Eka berargumentasi bahwa Pancasila adalah sebuah ideologi yang sangat
tepat bagi masyarakat Indonesia yang majemuk, karena ideologi ini
bersifat inklusif. Pemikiran ini berbeda dengan penafsiran Pancasila
yang muncul pada masa pemerintahan Orde Baru, khususnya pada
tahun-tahun terakhirnya, yang justru mengharamkan perbedaan pendapat
dan kemajemukan budaya Indonesia.

Pemikiran-pemikiran Eka Darmaputera tidak luput dari perhatian
pendidikan teologi di dunia, sehingga pada Desember 1999, Seminari
Teologi Princeton di New Jersey, Amerika Serikat, menganugerahkan
kepadanya Kuyper Prize for Excellence in Reformed Theology and Public
Life.

Sejak awal kariernya sebagai seorang pendeta dan teolog, Eka telah
aktif sebagai penganjur gerakan ekumenis antara pihak Protestan dan
Katolik, dan antara pihak Kristen dengan agama-agama lainnya. Eka
bersama-sama dengan Abdurrahman Wahid, Gedong Bagus Oka, dan
kawan-kawan menjadi tokoh di balik pembentukan Dian/Interfidei,
sebuah organisasi yang aktif bergerak dalam dialog antar iman dan
berkedudukan di Kaliurang, Sleman.

Eka giat menulis sehingga karya-karya dan pikirannya seringkali muncul
dalam berbagai surat kabar nasional Indonesia. Rubrik "Sabda", artikel
tetapnya yang dimuat setiap hari di Sinar Harapan, merupakan kumpulan
tulisan-tulisan yang sangat diminati pembacanya dan telah dibuat dalam
bentuk buku. Dia juga sering diundang menjadi pembicara di berbagai
seminar dan lokakarya, baik di dalam maupun di luar negeri. Berbagai
tulisan dan makalahnya disajikan dalam bahasa yang lugas dan tegas.

Eka juga pernah duduk sebagai anggota Majelis Pekerja Harian
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia dan mengajar sebagai dosen di
STT Jakarta dan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Eka adalah
salah satu dosen dari Southeast Asia Graduate School of Theology di
Manila, Filipina. Pada 1999 Eka merasa perlu berkiprah pula dalam
ajang politik. Dia bergabung dengan Partai Demokrasi
Indonesia-Perjuangan. Akan tetapi, dia tidak sempat berjuang lewat
kursi parlemen.

Eka telah lama mengidap penyakit lever yang kemudian berkembang
menjadi sirosis dan kanker hati. Penyakitnya ini menggerogotinya
selama bertahun-tahun, hingga akhirnya pada 29 Juni 2005 ia
menghembuskan napasnya yang terakhir di Rumah Sakit Mitra
Internasional, Jakarta.

Dirangkum dari:
1. __________. "Eka Darmaputera". Dalam
   http://id.wikipedia.org/wiki/Eka_Darmaputera
2. __________. "Sang Pendeta Pejuang Toleransi". Dalam
   http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/e/eka-darmaputera/index.shtml

                       PENA MAYA: CATATAN S.P. SINAMBELA

Pemilik dan pembangun situs ini adalah S.P. Sinambela yang merupakan
seorang penulis dan penerjemah lepas. Situs yang menggunakan fasilitas
WordPress ini dibuat dengan tujuan menyiarkan segala macam jenis
tulisan, buku, cerpen, artikel, resensi, dan lain-lain. Silakan masuk
ke dalam menu Tentang Pemilik Lapotta jika ingin mengetahui lebih
dalam lagi mengenai penulis.

Seluruh sajian dalam situs ini yang saat ini berjumlah 17 tulisan
dibagi ke dalam delapan kategori yaitu Artikel, Buku Karyaku, Buku
Terjemahanku, Buku yang Kuendors, Cerpen, Kepenulisan, Renungan, dan
Resensi Buku. Renungan yang dituliskan berupa renungan pribadi maupun
renungan yang diambil dari Renungan Harian Blessing. Banyak kalimat
motivasi yang bisa kita dapatkan, dan bagaimana mengubah cara berpikir
kita menjadi lebih baik. Di halaman situs ini, disediakan juga
beberapa pranala ke halaman lain yang juga bermanfaat bagi para
penulis, di antaranya adalah Gaya Selingkung yang berisi daftar
selingkung yang dipakai oleh Sinambela beserta beberapa catatan
penyunting dan Translator`s Helper yang berisi situs-situs yang
sekiranya dapat membantu pekerjaan seorang penerjemah.

Pengunjung juga dapat memberikan saran dan kritik kepada penulis baik
melalui surat elektronik (email) maupun telepon. Sayangnya di dalam
situs ini tidak disediakan kotak pencarian, sehingga pengunjung akan
mengalami sedikit kesulitan untuk mencari artikel sesuai dengan topik
yang diinginkan. Selain itu, hingga ulasan ini diturunkan blog ini
tidak lagi diperbarui sejak 4 Mei 2010 . (DIY)

==> http://lapotta.wordpress.com

Diambil dari:
Nama situs: SABDA.org
Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/icw/1146
Penulis review: Dewi Irma Yanti
Tanggal akses: 15 Desember 2010

Kontak: < penulis(at)sabda.org >
Redaksi: Truly Almendo Pasaribu, Sri Setyawati
Kontributor: Santi Titik Lestari
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/penulis >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org