Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/75 |
|
e-Penulis edisi 75 (9-12-2010)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi: 075/Desember/2010 Tema: Makna Menulis DAFTAR ISI____________________________________________________________ - Dari Redaksi: Mengikat Kisah Pribadi - Artikel: Mengikat Makna - Tips: Lima Kiat Kaya Kata - Artikel Natal: Renungan Natal DARI REDAKSI__________________________________________________________ MENGIKAT KISAH PRIBADI Kerlap-kerlip pohon Natal di berbagai penjuru kota mengingatkan kita pada narasi yang dituliskan sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalamnya makna kisah palungan masih terasa sampai detik ini. Betapa hebatnya Allah yang menciptakan dan memakai tulisan sebagai alat komunikasinya dengan manusia. Kita sendiri tentunya memunyai kisah pribadi yang menarik sebelum mengakhiri tahun 2011. Bagaimana jika kita menuliskannya? Bisa jadi makna yang terkandung di dalamnya bermanfaat bagi kita, bahkan bagi orang lain. Edisi e-Penulis kali ini akan menyajikan ringkasan artikel Herwono yang berjudul "Mengikat Makna". Artikel ini mengajak Sahabat Penulis untuk menyimak beraneka ragam manfaat menulis. Untuk memudahkan Anda mengikat makna, silakan nikmati tips untuk memperkaya perbendaharaan kata Anda dalam artikel "Lima Kiat Kaya Kata". Pada edisi Natal ini, e-Penulis juga memuat "Renungan Natal" untuk melengkapi Natal Anda. Selamat Natal, selamat mengikat makna! Pimpinan Redaksi e-Penulis, Truly Almendo Pasaribu < uly(at)in-christ.net > http://pelitaku.sabda.org http://fb.sabda.org/penulis ______________________________________________________________________ Hasil-hasil awal dari menulis yang banyak mendatangkan kekecewaan seharusnya merupakan pecutan untuk mencapai yang terbaik. -- Wilson Nadeak -- ARTIKEL ______________________________________________________________ MENGIKAT MAKNA Apabila kita dapat merasakan secara langsung manfaat membaca dan menulis, saya yakin beban membaca ataupun menulis tidak lagi menghantui diri kita. Apalagi jika manfaat yang kita peroleh sangat banyak. Akan tetapi, tentu saja perubahan dari berat ke ringan tidak berlangsung sangat cepat. Perubahan itu bagaikan naiknya balon udara ke angkasa secara perlahan-lahan. Perubahan itu dapat kita nikmati hari demi hari. Aneka Ragam Manfaat Membaca dan Menulis 1. Menata Pikiran Pikiran saya jadi tertata ketika saya membiasakan membaca dan menulis. Setiap hari ada banyak hal yang masuk ke dalam pikiran saya. Setiap hari pula, informasi yang masuk tersebut harus saya olah dan cerna. Lewat membaca, saya dibantu untuk merumuskan apa yang masuk ke dalam pikiran saya. Lewat menulis, saya jadi lebih mudah mengelompokkan, memilih yang bermakna, dan menyusun informasi yang masuk. 2. Merumuskan Keadaan Diri Saya yakin sekali bahwa setiap detik diri saya berubah. Mengapa demikian? Informasi. Informasi telah memengaruhi susunan kimiawi otak saya sehingga jaringan saraf-saraf saya pun berubah. Agar saya dapat mengenali perubahan yang terjadi, saya perlu tekun membaca keadaan diri saya. Pembacaan diri saya ini menjadi sangat efektif apabila saya menulis. Rumusan tentang keadaan diri saya sangat membantu saya untuk mengenali perubahan diri saya. 3. Mengikat dan Mengonstruksi Gagasan Seringkali ide muncul dengan mendadak dan mampir sebentar saja. Apabila ide ini tidak segera dipedulikan, ide itu akan menghilang. Apabila sudah menghilang, agak sulit meminta ide itu untuk datang kembali. Oleh karena itu, ketika saya mendapatkan ide, saya lantas menuliskannya. Tidak hanya itu, saya biasa mengeksplorasi ide itu secara habis-habisan. 4. Mengefektifkan Sugesti Positif Sugesti adalah sebuah keadaan yang membuat diri saya terpengaruh untuk melakukan sesuatu. Sugesti positif adalah pengaruh baik terhadap diri untuk perkembangan diri saya. Saya terbiasa menyugesti positif diri saya dengan poster berukuran besar yang berisi susunan kata-kata yang mampu memotivasi. Kata-kata yang saya tulis dalam poster itu menjadi salah satu daya gugah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. 5. Menajamkan Pemahaman Saya berharap kita benar-benar memahami apa yang kita baca. Untuk menemukan hiburan dalam teks, kita perlu mencerna dan mengolah teks tersebut. Saya tidak ingin berhenti pada buku-buku yang menghibur diri. Saya ingin Anda juga merasakan betapa pentingnya membaca buku yang berwawasan luas. Proses pemahaman akan sebuah teks akan sangat efektif apabila pemahaman itu kita tuliskan. Betapa sia-sia kita membaca apabila kita lalai menuliskan atau "mengikat" hal-hal yang kita pahami. 6. Mengasah Daya Ingat Ada banyak cara untuk melejitkan daya ingat kita, salah satunya adalah dengan menuliskannya. Dengan menuliskan apa yang kita pahami, kita tidak mungkin lupa atas apa yang kita pahami tersebut. Jika tetap lupa, kita dapat membacanya kembali dalam catatan kita. Nah, bayangkan apabila Anda membiasakan diri untuk menuliskan segala hal yang akan Anda ingat. Kegiatan merekam secara tertulis itu adalah salah satu proses yang membuat kemampuan mengingat kita terasah secara tajam. 7. Mengenali Detail Diri Saya biasa menulis dengan gaya "esai personal". Gaya menulis ini melibatkan diri pribadi saya sehingga kata ganti orang pertama "aku" atau "saya" menjadi objek sentralnya. Kekurangannya, gaya "esai personal" memunyai kesubjektifan yang kental. Akan tetapi, saya juga merasakan banyak manfaat dari gaya ini. Saya jadi bebas mengalirkan apa saja yang saya pikirkan. Saya lantas dapat menjadikan tulisan saya sebagai tulisan yang mencerminkan diri saya. 8. Mengurai dan Mengalirkan Diri Bagi saya, menulis dapat dilakukan siapa saja untuk membantu mengekspresikan dirinya. Saya biasanya mendorong orang menulis catatan harian. Bagi saya, catatan harian adalah wadah yang sangat lentur dan bisa dianggap sebagai "keranjang sampah". Jika kita ingin menuangkan apa saja di situ, bahkan kekesalan kita sekalipun, tidak ada yang bisa melarangnya. Dengan demikian, saya dapat mengurai diri dan mengalirkan diri saya. 9. Membuang "Kotoran" Diri Cara paling nyaman untuk menerima diri kita adalah dengan menuliskan sang diri itu. Apa yang bisa kita tuliskan? Dalam konteks "kotoran" diri, saya biasa menyebut trauma-trauma yang pernah dialami sang diri. Kita juga bisa menuliskan kekesalan-kekesalan kita. Buanglah diri kita yang memang tidak kita sukai ke layar monitor atau selembar kertas putih. Saya yakin jika hal itu dapat kita biasakan setiap hari, diri kita akan tampak bersih dan jernih. 10. Merekam Momen-Momen Mengesankan Tulislah kehidupan Anda sehari-hari. Menulis akan membantu Anda menyibak belantara kehidupan Anda. Menulis akan mempermudah Anda menemukan mutiara kehidupan Anda. Saya yakin benar bahwa menulis akan mendorong diri kita untuk mengabadikan momen-momen kehidupan kita yang sangat berharga. 11. Meninggalkan "Jejak" Pikiran yang Sangat Jelas Silakan Anda menulis saat ini. Dan gunakan teknik Rowling, "Tulis apa saja yang ada di pikiran dan perasaan Anda ketika mengawali menulis." Jika Anda dapat mencobanya saat ini, dan kemudian Anda merasakan benar bahwa yang Anda tulis adalah pikiran dan perasaan Anda, ihwal keberadaan "jejak" itu tidak mungkin Anda tolak. 12. Menyembuhkan Diri Manfaat kedua belas ini mungkin manfaat yang tidak mudah untuk dirasakan secara konkret. Manfaat membaca dan menulis dalam kaitannya dengan penyembuhan diri ini saya temukan dari hasil-hasil penelitian psikologis dan neurologis. Misalnya, lewat membaca yang kaya dan beragam, diri saya yang gagap bicara ternyata dapat disembuhkan. Lewat menulis secara bebas, saya disembuhkan dari keruwetan mengomunikasikan gagasan saya. 13. Memfasihkan Komunikasi Intra dan Interpersonal Masih berkaitan dengan manfaat nomor keduabelas, menulis mendorong saya untuk berdialog secara intensif dengan diri saya yang paling dalam atau untuk berkomunikasi intrapersonal. Ajaibnya, setelah saya memfasihkan diri dalam berkomunikasi dengan diri saya sendiri, saya kemudian dapat memfasihkan diri dalam berkomunikasi dengan orang lain atau berkomunikasi interpersonal. 14. Memperkaya Diri dengan Lautan Kata Ini adalah manfaat yang sangat sering saya tonjol-tonjolkan. Biasanya, jika seseorang ditanya ihwal manfaat membaca, jawabannya adalah dapat memasok ilmu atau memperluas wawasan. Ini memang benar. Namun yang saya rasakan lebih dari itu. Saya sungguh diperkaya oleh kegiatan membaca. Diri saya seperti mendapatkan serbuan kata-kata bermakna ketika membaca. 15. Menunjukkan Dengan Kukuh Bahwa Diri Manusia Itu Unik. Tidaklah mudah membuktikan bahwa diri saya memang unik. Selama hampir empat puluh tahun saya merasa bahwa saya, Hernowo, tidak unik. Saya baru menyadari bahwa diri saya unik ketika menuliskan apa saja yang ada di dalam diri saya. Saya menuliskan pengalaman sehari-hari saya di dalam catatan harian. Awalnya, saya tetap tidak dapat melihat keunikan diri saya. Namun perlahan-lahan, saya dikukuhkan oleh tulisan-tulisan saya sendiri bahwa saya memang unik. 16. Membagikan Pengalaman Batin Menulis memampukan diri saya untuk masuk ke dalam relung-relung batin saya. Setiap kali saya berhasil mengungkapkan keadaan diri saya dalam tulisan, yang tampil di setiap huruf yang saya ciptakan itu sebenarnya adalah batin saya. Saya mungkin dapat menunjukkan keadaan bahagia saya lewat bahasa tubuh. Namun, ketika kebahagiaan itu saya lukiskan dengan kata-kata, rasa-rasanya diri saya seluruhnya ikut mengalir bersama kata-kata itu. 17. Menggali Diri Paling Dalam Merenungkan keadaan batin diri saja tidaklah cukup. Saya harus menampakkannya ke luar sehingga dapat dibaca oleh mata lahiriah saya. Untuk keperluan itu, tidak ada cara lain kecuali menulis. Menulis sangat bermanfaat untuk memetakan keadaan batin saya. Bahkan jika proses memetakan batin itu berlangsung secara rutin, saya yakin sekali bahwa kegiatan menulis dapat menjadi semacam "alat" penggali yang dapat saya gunakan untuk mengeduk batin saya. 18. Memotivasi Diri dengan Alasan yang Kukuh dan Jelas Saya hanya ingin menekankan pentingnya mengetahui alasan kita motivasi diri dengan jelas. Misalnya, untuk apa berhenti merokok dan kenapa berhenti merokok penting? Saya baru lancar menuliskan alasan-alasan tersebut secara jelas setelah kegiatan menulis itu berlangsung cukup lama. Menulis dapat membantu saya untuk mempertahankan motivasi diri. Kadang bahkan saya didorong untuk segera bangkit jika kemalasan melanda. 19. Membantu Bekerjanya Imajinasi Membaca dan menulis yang baik itu berarti mempekerjakan dua belahan otak. Di belahan otak kananlah terdapat kemampuan berimajinasi. Semua orang memiliki kemampuan ini asal di bagian belahan otak kanan tidak cacat. Membaca dan menulis dapat membantu seseorang melatih imajinasinya. Menurut Stephen D. Krashen, aktivitas menulis melibatkan hampir seluruh komponen otak Anda. Imajinasi dipicu oleh kegiatan menulis untuk bekerja secara maksimal. Jangan sia-siakan kemampuan menulis Anda. Aktifkan daya imajinasi Anda ketika menulis. 20. Memetakan Pikiran Manfaat kedua puluh ini harus saya kaitkan dengan temuan Tony Buzan, metode "mind mapping". Manfaat ini juga baru dapat Anda rasakan apabila Anda dapat mempekerjakan kedua belahan otak Anda. Ingat, otak kiri menyukai teks dan otak kanan menyukai gambar. Lewat menulis, seolah-olah isi kepala Anda dipindahkan sekaligus dibuatkan "peta"-nya di atas kertas atas kertas. Jika Anda baca "peta" yang Anda buat itu, Anda akan mengenali diri Anda. 21. Melatih Diri Menepati Janji Saya senantiasa mencatat (menuliskan secara cermat) janji saya di telepon genggam saya dan memberikan alarm agar saya benar-benar tidak mengabaikan janji yang sudah saya buat. Alarm ini kadang saya bikin dobel. Artinya, jika alarm pertama lolos, alarm kedua dapat membuat diri saya lebih memerhatikan secara saksama. Hal inilah yang ingin saya tekankan dalam merasakan manfaat membaca dan menulis dalam konteks berjanji baik kepada diri sendiri maupun orang lain. 22. Mendidik Diri dalam Kejujuran Pertama, membaca dan menulis itu merupakan kegiatan yang bisa dikatakan sangat pribadi. Kadang orang lain tidak bisa mencampuri orang yang sedang membaca dan menulis. Kedua, dengan membaca atau menulis, para pembaca buku dan para penulis terkadang berhubungan dengan dirinya sendiri. Di sinilah saya ingin memasuki medan kejujuran. Kejujuran adalah menyamakan apa yang ada di batin dengan apa yang ada di luar. Bagi saya, menulis adalah praktik konkret untuk jujur kepada diri saya sendiri. 23. Mengoneksikan Sel-Sel Otak secara Sangat Aktif Para neurolog menunjukkan kepada saya tentang pentingnya membaca untuk menggalakkan koneksi antarneuron. Kecerdasan itu, kata para neurolog, bukan terletak pada banyaknya sel-sel otak (neuron), melainkan bergantung pada seberapa banyak dan aktif koneksi antarneuron. Nah, membaca merupakan salah satu kegiatan penting dalam mengaktifkan koneksi antarneuron tersebut. Saya sering mengatakan kepada anak-anak saya bahwa ketika mereka membaca, para neuron sedang berteriak gembira karena diaktifkan dan diberi kesempatan untuk berkoneksi dengan neuron lain. 24. Menyalakan Pikiran Manfaat ini masih berkaitan dengan manfaat ke-23. Kata "menyalakan" ini saya temukan di buku karya sahabat saya, dokter Taufiq Pasiak. Menurutnya, ketika seseorang membaca dan menemukan satu kata baru yang belum dipahaminya, otaknya langsung menyala. Otak suka tantangan. Nyala itu akan semakin terang apabila kata yang tidak dipahaminya itu kemudian dicari maknanya. 25. Mengukur Pertumbuhan Rohani Waktu pertama kali saya menuliskan manfaat ini, saya masih belum yakin. Namun seiring berjalannya waktu dan saya terus menjalankan kegiatan membaca dan menulis secara intensif, saya merasakan kebenaran akan manfaat yang satu ini. Setelah saya menuliskan diri saya berkali-kali lewat gaya menulis yang bernama "esai personal", saya menyadari bahwa tulisan saya dapat mengukur pertumbuhan nonfisik diri saya 26. Menyebarkan Pengetahuan Manfaat ini sudah sangat jelas. Apabila Anda dapat menuliskan ilmu-ilmu yang Anda kuasai, saya yakin Anda akan didorong untuk menyebarkan (membagikan) ilmu Anda itu kepada orang lain. Bukan hanya orang lain kemudian akan merasakan manfaat ilmu Anda, Anda pun akan terus dapat menumbuhkembangkan ilmu Anda. Jadi, menulislah karena dengan menuliskan apa pun yang Anda miliki. 27. Mewariskan Pengalaman Berharga Meskipun manfaat ini mungkin sudah sempat saya singgung di manfaat membaca dan menulis sebelum ini, saya hanya ingin menekankan betapa pentingnya mewariskan bukan uang, bukan harta, dan bukan emas berlian kepada anak cucu kita. Saya ingin semua orang dapat mewariskan ilmu, atau minimal mewariskan pengalaman berharga yang penting dipelajari bagi generasi sesudah kita. 28. Mendorong Menemukan Hal-Hal Baru Masih ingat tentang manfaat membaca yang dapat menyalakan otak? Saya ingin menambahkan di sini bahwa otak kita menyala saat membaca karena ada hal-hal baru yang masuk ke dalam pikiran kita. Bayangkan jika kita membiasakan diri untuk membaca buku dan menulis hal-hal baru tiap hari. Motivasi saya untuk membaca buku dan menuliskan apa yang saya peroleh dari buku semakin hari semakin tinggi salah satunya sebabnya gara-gara manfaat yang satu ini. 29. Mengefisienkan Pengelolaan Diri Saya tidak mungkin dapat mengatur orang lain secara efektif apabila saya tidak becus mengatur diri sendiri. Menulis telah membantu saya mengatur diri dengan lebih cermat dan peduli. Rencana-rencana saya yang banyak dapat saya tuliskan sehingga saya bisa menjalankan rencana-rencana itu dengan lebih jelas dan tertata. Cita-cita saya yang tinggi, dan kadang masih berwujud "mimpi", akan menjadi begitu merangsang saya untuk mencapainya gara-gara saya tuliskan dan saya baca setiap hari. Saya jadi dapat mengendalikan, mengolah, dan mengarahkan diri saya secara sangat efisien gara-gara menuliskannya. 30. Menjadikan Diri Bermakna Manfaat terakhir yang tidak kalah pentingnya dari manfaat lainnya adalah: membaca dan menulis telah menjadikan diri saya bermakna. Artinya, saya dapat menunjukkan keunikan diri saya. Saya juga dapat menyebarkan pengalaman berharga saya. Saya juga dapat membantu orang lain untuk menekuni kegiatan membaca dan menulis yang menyenangkan. Cobalah. Cicipilah. Bersabarlah dalam menjalankannya. Saya yakin hidup Anda akan bermakna gara-gara menulis dan membaca. Diringkas dan disunting seperlunya dari: Judul artikel: Pengantar Judul buku: Mengikat Makna Sehari-hari Penulis: Herwono Penerbit: MLC, 2005 Halaman: 23 -- 59 TIPS _________________________________________________________________ LIMA KIAT KAYA KATA Ditulis oleh: Truly Almendo Pasaribu Tidak diragukan lagi, kata memegang peranan penting dalam berbahasa, sehingga kata pun memunyai kedudukan dalam berbagai macam aspek kehidupan kita. Anda dapat memahami manusia dengan kata-kata. Anda dapat berbicara kepada mereka dengan kata-kata. Bahkan, Anda berpikir dengan kata-kata. Ya, kata-kata adalah dinamit. Kata-kata memang memunyai daya pukau untuk mengekspresikan diri, baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Semakin banyak kosakata Anda, semakin banyak ide yang bisa Anda utarakan. Tidak mengherankan jika ada pertalian erat antara kosakata dan kemampuan menulis. Dunia tulisan yang menggairahkan dibangun oleh kata-kata yang bercita rasa. Jika demikian, bagaimana cara memperkaya pemahaman kosakata kita? 1. Disiplin Tentu saja kita tidak bisa memperkaya kosakata kita hanya dengan berambisi. Modal ambisi itu perlu kita padukan dengan disiplin waktu. Tetapkanlah waktu rutin untuk berkonsentrasi dengan kata-kata baru. Jika kita hanya memelajarinya sekali-dua kali, kata-kata tersebut bisa dengan mudah terlupakan. Akan tetapi, jika kita terus melatihnya, saya yakin kita akan terbiasa dengan kata itu, bahkan kita bisa memakai kata itu secara otomatis. Jadi tentukanlah target Anda dan luangkanlah waktu setiap hari untuk menambah tabungan kosakata Anda! 2. Membaca Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak Anda berkenalan dengan kata-kata baru. Kita dapat menemukan banyak kata-kata baru dengan membaca banyak buku. Menariknya, kita dapat memahami kata baru dalam sebuah bacaan tanpa perlu melihat arti dari setiap kata dalam kamus. Kita tidak hanya bisa mencermati konteks sebuah kata, kita juga bisa menganalisa fungsi gramatikal kata tersebut dalam sebuah kalimat. Jika konteks dalam sebuah bacaan tidak membantu, barulah kita membuka kamus. Jika Anda tidak memunyai kamus yang lengkap, jangan khawatir Anda hanya perlu menghidupkan komputer Anda, mengakses Internet, dan membuka situs Kamus SABDA < http://kamus.sabda.org > untuk mencari arti kata tersebut. 3. Menelusuri Hubungan Antarkata Ketika Anda menelusuri hubungan antarkata, Anda seolah-olah berperan sebagai detektif. Detektif selalu gemas menghubungkan satu bukti dengan bukti lainnya, sedangkan Anda gemas melihat hubungan satu kata dengan kata lainnya. Anda tergerak untuk mencari makna kata, sinonim kata, akronim kata, dan mengujinya dalam konteks yang sesuai. Kamus dan tesaurus juga berperan penting dalam langkah ini. Kemudian, Anda bisa memanfaatkan kreativitas Anda untuk menciptakan "peta kata" dan memetakan hubungan-hubungan ini. 4. Menjadi Seniman Kata Tidak hanya sebagai detektif, Anda juga bisa berperan sebagai seniman kata. Kerahkanlah daya kreativitas Anda untuk lebih mengakrabkan diri dengan kata-kata baru. Contohnya, Anda bisa "menggambarkan" kata-kata, membuat anagram (permainan kata), atau membuat kartu kosakata yang menarik. Saya pernah mencoba menghafal kata dengan membuat kata itu hidup! Setelah saya menjumpai kata "gemeresik" dan mencari maknanya di kamus, saya memutar gambaran mental tentang seseorang bersepatu yang sedang berjalan di atas batu-batu kerikil. Lalu, saya membayangkan bunyinya, bunyi itulah yang disebut "gemeresik". Simmons, seorang pengajar, menyarankan agar Anda mempelajari kata baru dengan membuat kartu kata. Gambarkanlah konsep dari kata baru di kartu itu dengan sederhana. Semakin kreatif Anda mengerahkan seluruh indera Anda untuk menghafal kata, semakin Anda akan mengingatnya. 5. Menulis dan Berkomunikasi Menggunakan Kata-kata Baru Setelah mengenal konsep kata baru tersebut, sekaranglah saatnya membuat kata-kata itu bagian dari diri Anda. Anda wajib menggunakan kata-kata itu sesering mungkin baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Anda bisa menulis menggunakan kata baru Anda dalam jurnal harian, blog, puisi serta memakainya saat Anda berbicara. Pastikan kata dan maknanya tepat sasaran. Dengan demikian, Anda membuktikan bahwa telah berhasil bekerja sama dengan kata-kata itu! Referensi Funk, Wilfred. 1962. 25 Magic Steps to Word Power. USA: Fawcett Publication. Simmons, Eileen. Visualizing Vocabulary, dalam http://www.nwp.org/cs/public/print/resource/403, diakses tanggal 15 Oktober 2010 Dragos, Mihai. ",10 Step System to Improve Your Vocabulary Fast", dalam http://ezinearticles.com/?10-Step-System-to-Improve-Your- Vocabulary-Fast&id=4792062, diakses tanggal 15 Oktober 2010 Bailey, David. 7 Simple Steps to Improve Your Vocabulary, dalam http://ezinearticles.com/?7-Simple-Steps-to-Improve-Your- Vocabulary&id=4903838, diakses tanggal 15 Oktober 2010 ARTIKEL NATAL_________________________________________________________ RENUNGAN NATAL Bacaan: 1. Yesaya 62:11-12. Sion-Yerusalem tidak akan ditinggalkan lagi tapi akan disebut "yang dicari", oleh karena sekumpulan umat Tuhan yang kudus. 2. Titus 3:4-7. Pada saat kebaikan dan kasih Allah dinyatakan, Dia menyelamatkan kita oleh karena kemurahan-Nya melalui baptisan kelahiran baru dan pembaruan kita oleh Roh Kudus. 3. Lukas 2:15-20. Para gembala cepat-cepat datang. Sekali melihat, mereka mengerti. Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Saat ini kita merayakan Natal. Bacaan yang kita dengar hari ini menyatakan kejadian bersejarah yakni inkarnasi Allah menjadi manusia melalui kelahiran Yesus Kristus. Dalam bacaan kedua kita diberitahu bahwa keselamatan kita adalah anugerah cuma-cuma dari Allah yang sangat mengasihi kita. Oleh karena kemurahan-Nya kita diperbarui. Bacaan ini mengingatkan saya pada sebuah kisah yang saya dengar baru-baru ini yang ingin saya ceritakan kepada Anda. Ada sebuah cerita pendek tentang pasangan yang tidak memiliki anak. Mereka membesarkan keponakan mereka, David, yang yatim piatu. Saat ini David meninggalkan mereka untuk kuliah. Mereka bertiga berdiri di peron stasiun menunggu kereta api yang akan menjemput David. David memandang paman dan bibinya. Bibinya berdiri dengan tangannya yang sudah keriput dan menelungkup kaku karena dia menjual buah dan sayur-sayuran di luar apa pun cuacanya. Wajahnya, yang diselimuti dengan selendang yang usang, tampak kemerah-merahan, bulat, dan selalu tersenyum. Tubuhnya yang besar lebih terbiasa mengenakan setengah lusin baju hangat sekaligus, alih-alih sebuah jas. Rambutnya seperti warna rembulan, tapi matanya yang hitam tetap cerah. Si paman memunyai tubuh yang kurus dan kuat, tetapi tubuhnya bungkuk karena ia terlalu banyak mengangkat buah dan sayuran selama bertahun-tahun; kulitnya terbakar, berwarna kehitam-hitaman; wajahnya keriput; dan mulutnya miring. Merekalah pasangan tanpa anak yang membawa David si yatim piatu ke rumah mereka dan merawatnya sejak umur 7 tahun. Mereka tidak mau dipanggil ibu dan bapak karena takut jika David melupakan orangtua kandungnya. David meraih tangan kasar penjual itu dengan tangannya yang lembut dan bersih. "Bagaimana aku bisa membalas budi Paman dan Bibi berdua atas semua perlakuan Paman dan Bibi kepadaku?" Pamannya menjawab dengan lembut, "David, ada sebuah peribahasa, `kasih orangtua diberikan kepada anak-anaknya, tetapi kasih anak-anak diberikan kepada anak-anak mereka.`" "Tidak juga," protes David, "Aku selalu berusaha untuk ..." "David," bibinya menyela. "Yang pamanmu ingin katakan adalah bahwa kasih sayang orangtua tidak mengharapkan balasan. Kasih sayang itu hanya bisa dibagikan." David ingin membalas kebaikan orangtua angkatnya. David dididik dan tahu tentang "logika pasar", yaitu bahwa dia berhutang kepada paman dan bibinya untuk tempat tinggalnya, makanan, pakaian, pendidikan, dan lebih penting lagi, kasih sayang dan kesejahteraan yang dia terima dari mereka selama bertahun-tahun. Jadi, dalam semangat logika ini, dia akan mencari cara untuk membalas pemberian mereka kepadanya. Seperti Paus Benediktus dengan bijak menggambarkan dalam surat ensiklik "Caritas et Veritate", "logika pasar" tidak bisa mencapai tujuan dari kemajuan manusia atau menjamin kebutuhan utama manusia lebih dari apa yang dimiliki. Pasar tidak cukup untuk membesarkan anak-anak, melindungi derajat manusia, dan meningkatkan kebaikan. Bahkan, jika tidak diawasi dengan baik, pasar dapat menyalahgunakan kekayaan dan membahayakan umat manusia seperti yang telah kita saksikan. Berkat hikmat dan pengalaman mereka, paman dan bibi memahami hal ini dan berusaha menjelaskannya kepada David. Paus Benediktus juga menulis tentang "logika pemberian", dia melawan teori ekonomi dan menunjukkan betapa pentingnya menjadi seseorang seperti paman dan bibinya David. Mereka tahu bahwa membesarkan anak itu didasarkan pada prinsip keikhlasan memberi dengan cuma-cuma, tanpa syarat, tidak egois, dan murah hati. Mereka tahu bahwa manusia tidak digerakkan oleh permintaan dan penawaran yang tidak terlihat, tapi oleh hati manusia yang ilahi. Oleh karenanya, hal itu menjadi sumber kekuatan yang melampaui tuntutan atas keadilan. Paus melanjutkan surat ensikliknya dan menjelaskan bahwa "logika pemberian" menuntut pengakuan si Pemberi, yaitu Allah, dan dunia adalah pemberian Allah. Allah bahkan masuk ke dunia ini dengan segala keberhasilan dan kegagalannya sehingga kita tahu betapa pentingnya kata "pemberian" dalam hidup kita. Prinsip pemberian cuma-cuma ini memerlukan kemurahan hati yang tidak terbatas. Prinsip ini menjadi dasar untuk memulihkan ikatan hubungan penting yang membuat manusia lebih manusiawi. Prinsip ini merupakan dasar dari solidaritas universal. Perhatikan bagaimana paman dan bibi ini menyerupai Allah. Mereka memberi dengan cuma-cuma, tanpa meminta balasan dalam bentuk apa pun. Allah juga demikian. Apa pun yang kita lakukan, kita tetap tidak akan mampu mengembalikan apa yang telah kita terima di dunia ini. Natal adalah perayaan tentang pemberian Allah secara cuma-cuma atas semua ciptaan-Nya dan anak-Nya yang telah menunjukkan kepada kita cara memberi dengan murah hati. (t/Setya) Diambil dan diterjemahkan dari: Judul asli artikel: Christmas Reflection Penulis: Fr. Ronan Newbold, CP Nama situs: Lectionary Reflections Alamat URL: http://www.passionistjpic.org/2009/12/christmas-reflection Tanggal akses: 22 September 2010 ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Truly A. Pasaribu Staf Redaksi: Sri Setyawati dan Davida Welni Dana Kontak redaksi/kirim bahan: penulis(at)sabda.org Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org> Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis Situs PELITAKU: http://pelitaku.sabda.org Facebook: http://fb.sabda.org/penulis Twitter: http://twitter.com/sabdapenulis Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org ______________________________________________________________________ Melayani sejak 3 November 2004 Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright (c) 2010 e-Penulis / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |