|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-penulis/74 |
|
e-Penulis edisi 74 (11-11-2010)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
Edisi: 074/November/2010
Tema: Menulis Sejarah Biografi Kristiani
DAFTAR ISI____________________________________________________________
- Dari Redaksi: Mengabadikan Kisah Hidup Seseorang ke dalam Tulisan
- Artikel: Sejarah dan Biografi
- Tips: Seni Menulis Biografi
- Pojok Bahasa: Bahasa dalam Pemakaian Kontemporer
- Pena Maya: The Spurgeon Archive
DARI REDAKSI__________________________________________________________
MENGABADIKAN KISAH HIDUP SESEORANG KE DALAM TULISAN
Ada banyak sekali cara yang bisa kita gunakan untuk menceritakan
kisah hidup seseorang, salah satunya melalui tulisan. Tulisan
semacam ini disebut biografi. Menelisik riwayat hidup seseorang,
kesuksesan dan kegagalannya, lalu menceritakannya kembali untuk
masyarakat umum bisa dibilang susah-susah gampang. Meskipun
demikian, menulis biografi bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan.
Nah, bulan ini e-Penulis hadir untuk membantu Pembaca yang mungkin
memiliki keinginan untuk menulis biografi. Redaksi e-Penulis sudah
menyiapkan serba-serbi tulisan yang berkaitan dengan menulis
biografi kristiani. Silakan simak isinya lebih lanjut di kolom
Artikel dan Tips. Sementara itu, dalam kolom Pojok Bahasa, Pembaca
dapat menyimak bahasa dalam pemakaian kontemporer. Terakhir, ulasan
situs biografis yang menarik pun telah disediakan untuk melengkapi
referensi Pembaca. Jadi, tak perlu berlama-lama lagi. Mari kita
simak edisi ini bersama-sama.
Staf e-Penulis,
Sri Setyawati
http://pelitaku.sabda.org
http://fb.sabda.org/penulis
______________________________________________________________________
Menulis itu sebuah panggilan hidup.
-- S. Tartono --
ARTIKEL ______________________________________________________________
SEJARAH DAN BIOGRAFI
Bagaimana menulis sejarah dan biografi Kristiani?
Sejarah merupakan kumpulan riwayat hidup manusia dan tema yang lebih
besar yang berkembang dari kisah-kisah hidup itu. Di seluruh
Indonesia ada orang-orang -- pria dan wanita -- yang mengikut Tuhan
dengan penuh setia. Mereka melewati kemenangan-kemenangan dan
peristiwa-peristiwa menyedihkan. Beberapa dari mereka telah lanjut
usia. Ada juga yang sudah meninggal. Kisah hidup mereka akan mati
bersama mereka -- kecuali ada orang yang mengumpulkan kisah-kisah
tersebut.
Sejarah gereja yang seperti apa yang hendak Anda ajarkan? Sejarah
Barat? Mengapa tidak mengumpulkan bahan-bahan sejarah gereja di
Indonesia?
Penelitian Bagi Penulisan Biografi Orang Kristen Indonesia
Di bawah ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk wawancara:
1. Wawancarai tokohnya (seandainya dia masih hidup).
2. Wawancarai anggota keluarganya, orang-orang yang bertobat melalui
dia, murid-muridnya, anggota gerejanya, orang-orang di kotanya.
3. Apakah dia pengkhotbah? Atau pengajar? Apa tema kunci atau naskah
khotbahnya? Apakah ada orang yang membuat catatan dari
khotbahnya? Apakah ada orang yang memunyai kenangan baik akan
khotbah atau ajarannya? Apakah sekelompok orang dapat melukiskan
ulang salah satu khotbahnya jika mereka mendiskusikannya bersama?
4. Topik-topik apa yang paling sering dia doakan? Apakah dia
memiliki ciri khas dalam berdoa? Misalnya berdoa teratur pada jam
tertentu atau apakah ada tempat-tempat khusus untuk berdoa?
5. Bagaimana dia bersaksi tentang Injil di antara orang bukan Kristen?
6. Apakah dia menciptakan lagu? Mintalah teman-temannya atau
keluarganya untuk menyanyikan lagu-lagunya dan catat
kata-katanya. Selain karya-karyanya sendiri, apa lagu-lagu
lainnya yang menjadi favoritnya?
7. Siapa tokoh Alkitab yang menjadi panutan atau yang memberi dia
semangat? Menurut pandangan orang lain, dia mirip tokoh Alkitab
siapa?
8. Apa kegiatan rohani yang dia lakukan secara teratur (setiap hari,
setiap bulan, setiap tahun)? Di mana dia mendapatkan kesegaran
dan pembaharuan rohaninya? Pertimbangkanlah baik sumber-sumber
pendorong semangat rohaninya yang teratur maupun keadaan genting
tertentu yang merupakan titik balik dalam hidupnya.
9. Apakah dia memunyai selera humor? Apa saja yang dapat membuat
dia tertawa?
Tentu saja Anda akan mencatat peristiwa-peristiwa dalam hidupnya
secara kronologis terutama kegiatan dan dampak pelayanan
kristianinya.
Agar tetap aktual, kumpulkanlah data gereja secara umum dari
bahan-bahan publikasi misi dan gereja (laporan tahunan, buletin,
surat-surat, warta, brosur konferensi, paket informasi seminari),
dan surat-surat atau makalah pribadi beliau. Jika arsip misi ada di
luar negeri, bisa minta tolong seorang sukarelawan membaca arsip itu
sepintas lalu untuk memilih data yang diperlukan. Mahasiswa yang
sedang menyiapkan diri untuk misi mungkin senang melakukan hal ini
untuk nilai tambah akademisnya.
Ambil juga data sosial politik dan ekonomi secara berkala saat itu
dari koran, penelitian perpustakaan, wawancara dengan orang bijak,
data dari novel, puisi, film, dan lagu-lagu. Beberapa bisa diakses
lewat internet.
Apakah ada penafsiran dari beberapa peristiwa kunci (seperti perang,
kebangkitan rohani, masalah ekonomi, peralihan kekuasaan, pertanyaan
teologis dan etis) yang bertentangan dengan penafsiran tokoh
tersebut? Walaupun hendak menekankan satu penafsiran, namun artikel
Anda akan dianggap seimbang jika secara sepintas menyebutkan
pandangan-pandangan lain.
`Hagiografi` adalah biografi yang tidak realistis, terlalu
menguduskan tokohnya. Ini harus dihindari. Sikap rendah hati adalah
yang terbaik. Namun dalam budaya-budaya yang mengutamakan kepekaan
dan rasa hormat, tidak perlu menceritakan cela dan kegagalan
seseorang secara terang-terangan sebagaimana cerita-cerita Alkitab
mengenai pemimpin-pemimpin seperti Daud.
"Setiap generasi ... dan berakhir pada dirinya sendiri, adalah
sebuah dunia bagi mata mereka sendiri. Setiap generasi sama jaraknya
dari kekekalan." Herbert Butterfield dalam "Christianity and
History" berkata, "Jadi tujuan hidup tidaklah terletak jauh di masa
depan, tidak juga esok seperti yang sering kita khayalkan, melainkan
di sini dan saat ini, dan tidak kekurangan apa pun untuk masanya.
Jika kita beranggapan bahwa masa kini memiliki kehidupan fana yang
berlimpah-limpah, maka saya yakin kelimpahan itu juga tersedia pada
zaman Yesaya atau Plato, atau Dante, atau Shakespeare. Setiap
generasi -- bahkan setiap individu -- hidup untuk kemuliaan Tuhan."
Apakah Anda akan menulis cerita generasi Anda? Bersediakah Anda
untuk membina mahasiswa untuk mewawancarai orang Kristen Indonesia
sebelum cerita-cerita itu hilang?
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buku: Mengkomunikasikan Pesan Kristiani yang Kreatif Berbobot
Enak Dibaca
Penulis: Dr. Miriam Adeney
Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih
Halaman: 6 -- 7
TIPS _________________________________________________________________
SENI MENULIS BIOGRAFI
Kita selalu terobsesi dengan kehidupan orang lain. Tidak terlalu
mengherankan jika biografi dan autobiografi selalu berada di antara
karya-karya kesusastraan yang laris manis. Biografi memikat pembaca
karena pembaca ingin memahami seseorang atau suatu kejadian dengan
lebih mendalam. Bisakah penulis "masuk" ke dalam orang lain dan
mengungkapkan sesuatu yang baru?
Batasan-batasan dalam menulis biografi adalah peristiwanya telah
ditentukan serta karakter-karakternya sudah jelas. Akan tetapi,
penulis yang telah berpengalaman pun tertantang untuk menangkap
peristiwa-peristiwa dan membuat karakter-karakter yang menarik dari
tokoh nyata. Semakin terkenal sebuah peristiwa atau seorang tokoh,
barangkali semakin sulit mencari sesuatu yang baru untuk diceritakan
kepada para pembaca.
Ada bermacam-macam jenis biografi dan autobiografi. Biografi kritis
mencoba menjawab apa yang mendorong subjek bertindak sedemikian
rupa. Biografi akademis adalah catatan tentang peristiwa-peristiwa
yang mendetail dan faktual tanpa kritik khusus atau kritik
psikoanalisis.
Kami menyarankan Anda memulai tulisan biografi Anda dengan
pertanyaan-pertanyaan sederhana:
* Apa tujuan dari karya Anda?
* Apakah Anda ingin menambahkan catatan sejarahnya?
* Apakah Anda ingin mempelajari motivasi dan psikologi?
* Apakah Anda ingin mencari uang cepat dengan cara mencetak secepat
mungkin buku tentang ketenaran atau keburukan seseorang ?
Setelah Anda menentukan tujuan Anda menulis biografi, fokuslah pada
tema karya Anda. Kebanyakan manusia memunyai kehidupan yang ditandai
dengan beberapa tema -- setiap tema ditandai oleh suatu momen
penentu yang memaksa seseorang untuk mengambil keputusan tentang
sesuatu. Jika Anda berencana untuk menulis biografi lengkap,
susunlah karya Anda agar dapat merefleksikan momen-momen penentu
ini.
Penelitian
Sebelum menuliskan satu kata pun dalam naskah biografi, lakukanlah
penelitian lagi dan lagi! Ketahui subjek Anda lebih baik daripada
apa yang Anda ketahui tentang diri Anda sendiri. Jika subjeknya
adalah Anda sendiri, galilah tentang diri Anda dengan lebih berani
lagi. Carilah artikel, catatan pribadi, dan wawancara-wawancara
pribadi. Selain itu, gunakanlah teknologi modern untuk mengumpulkan
fakta-fakta. Beberapa penulis biografi menyewa perusahaan penelitian
untuk menggali informasi. Jika Anda menggunakan para peneliti yang
terlatih ini, tentu saja Anda dapat menghemat banyak waktu, tetapi
Anda akan mengeluarkan uang yang banyak juga.
Keanekaragaman dokumen yang Anda temukan berbeda waktu dan
tempatnya. Dokumen pemerintah kadang-kadang dibatasi sampai beberapa
waktu tertentu setelah kematian seseorang. Anda bisa meminta bantuan
orang lain mengenai subjek Anda agar Anda dapat mendapatkan
informasi dengan lebih mudah. Anggota keluarga mungkin memunyai
catatan yang menyelamatkan Anda dari perdebatan dengan agen
pemerintah.
Tidak ada yang bisa mengalahkan tulisan-tulisan pribadi subjek Anda.
Jika Anda memunyai akses untuk mendapatkan buku harian dan
surat-suratnya, dokumen-dokumen ini bisa menjadi dokumen-dokumen
terpenting dalam penulisan biografi. Semakin terkenal, semakin
banyak catatan-catatan harian yang diterbitkan tanpa komentar atau
analisis.
Susunan
Ketika penelitian Anda sudah cukup lengkap dan Anda siap untuk
memulai garis besar, pikirkanlah cara terbaik untuk menyajikan tema
kepada pembaca. Tidak semua biografi ditulis dengan susunan yang
kronologis, seperti yang akan kita bahas nanti. Walaupun bentuk
penulisan ini bergantung pada fakta, bukan berarti kreativitas
dianggap sebagai hal yang remeh. Walaupun demikian, garis besar dan
garis waktu tetap Anda perlukan sebelum menulis agar Anda tidak
membuat kesalahan dalam naskah tersebut.
Gaya Bahasa
Setiap penulis memunyai gaya bahasa pribadi, terutama untuk menulis
buku memoar. Ada perbedaan besar antara menulis tentang diri sendiri
dan menulis tentang orang lain. Saat menulis karya autobiografi,
Anda akan merasa lebih nyaman menulis humor, mempermalukan atau
merendahkan diri sendiri.
Gaya bahasa yang lebih santai akan disukai lebih banyak pembaca,
kecuali Anda menulis tentang biografi akademis. Semakin santai
bahasa sebuah karya biografis, semakin mudah karya itu dimengerti.
Akan tetapi, ada tokoh-tokoh sejarah yang tidak cocok dengan gaya
bahasa santai. Jika Anda menulis tentang pemimpin dunia dengan nada
yang santai, tulisan tersebut akan memanusiakannya, membuatnya
tampak serupa dengan orang-orang lainnya.
Tip-Tip untuk Para Penulis Biografi
Entah Anda menulis kisah tentang Anda sendiri atau menceritakan
kisah orang lain, ada beberapa petunjuk utama mengenai bentuk
biografi bagi penulis biografi pemula. Saran-saran untuk menulis
biografi yang efektif:
1. Mulailah dengan peristiwa penentu, tanpa memerhatikan
kronologisnya.
2. Pertahankan nada dan gaya bahasa yang konsisten.
3. Gunakan dialog atau naskah dari catatan historis jika
memungkinkan.
4. Gambarkan semua peristiwa yang berhubungan dengan protagonis Anda
-- terutama jika Anda adalah protagonisnya.
5. Hapus kejadian dan orang-orang yang tidak berhubungan dengan tema.
6. Akhiri biografi Anda dengan momen penentu, pengakuan pribadi,
atau mengulang kembali momen pembuka.
Permulaannya Tidak dari Awal
Beberapa penulis menggambarkan sebuah peristiwa dalam bab yang
pendek, kemudian mereka memulai bab berikutnya dari "awal". Beberapa
penulis lain menggunakan serangkaian kilas balik. Ekspresikan
kreativitas Anda dan pukaulah pembaca Anda. Seringkali para penulis
menganggap bahwa karya biografis perlu diceritakan dalam satu garis
waktu lurus (linear). Yang perlu Anda pikirkan dengan cermat adalah
susunan apa yang mengisahkan cerita tersebut dengan paling baik dan
mengajarkan dengan paling efektif.
Kata-kata adalah Milik Masyarakat
Kita percaya bahwa kata-kata adalah milik masyarakat. Ketika Anda
berkata atau menulis sesuatu, Anda mengungkapkan banyak tentang diri
Anda. Cara Anda mengekspresikan diri Anda sendiri memperlihatkan
isu-isu pendidikan, status, kebudayaan dan lebih banyak lagi. Ketika
tokoh-tokoh berbicara dalam biografi, kata-kata mereka akan menolong
pembaca mengerti pribadi-pribadi yang nyata ini. Jangan ciptakan
dialog, walaupun beberapa kritikus menganggap dialog dalam novel
biografi sebagai "interpretasi."
Tidaklah lazim jika dosen bahasa Inggris berbicara seperti pebisnis.
Demikian juga seorang serdadu berbicara seperti politisi. Untuk
menulis biografi yang baik, penulis perlu memotret cara seseorang
mengekspresikan pandangan dan keinginan-keinginannya. Inilah mengapa
penelitian memakan waktu yang lebih lama daripada penulisan.
Tulisan lebih baik mencantumkan kutipan-kutipan, karena kutipan
dapat mengungkapkan banyak hal. Carilah surat, catatan pribadi,
jurnal atau tempat-tempat yang pernah ditulis atau dibicarakan orang
itu. Selain itu, ingatlah bahwa pidato politik adalah karya dari
penulis dan penasihat, jadi jelaskan kepada pembaca bahwa
pidato-pidato mereka barangkali bukan ditulis oleh mereka.
Menutup buku
Berikan pembaca penutupan yang komprehensif. Anda tidak perlu
mengakhirinya dengan kematian atau perkembangan terbaru dari subjek
Anda. Akan tetapi, cobalah ulangi peristiwa penting dalam
kehidupannya. Barangkali gambaran adegan pembuka dalam versi yang
berbeda dan ditulis dengan detail akan lebih efektif. Anda perlu
Anda hindari adalah akhir yang lemah, yang membuat pembaca kecewa.
Tambahan untuk Pembaca (dan Peneliti)
Kami percaya bahwa karya biografi yang baik perlu memunyai contoh
dokumen, catatan penelitian, dan foto atau gambar-gambar lainnya
jika memungkinkan. Anda dapat menambahkan grafik-grafik. Selain itu,
menerbitkan buku bersampul tipis yang diselipi halaman-halaman
berwarna untuk foto sudah menjadi hal yang umum. Beberapa hal,
terutama catatan-catatan penelitian, perlu dilampirkan. (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Judul asli artikel: Writing Biographies
Nama situs: Tameri.com
Penulis: C.S. Wyatt
Alamat URL: http://www.tameri.com/write/biography.html
Tanggal Akses: 25 Agustus 2010
POJOK BAHASA _________________________________________________________
BAHASA DALAM PEMAKAIAN KONTEMPORER
Sejumlah pertanyaan disampaikan mahasiswa:
1. Bahasa yang baik dan benar apakah masih perlu diteruskan
sosialisasinya?
2. Kenapa bahasa baik dan benar tidak dapat mengungguli bahasa
amburadul seperti yang sekarang ditemukan?
3. Apakah perkembangan ke arah bahasa kontemporer atau bahasa
amburadul ada upaya-upaya penangkalannya?
4. Mungkinkah bahasa kontemporer justru nantinya menjadi sumber
penambahan kosakata bahasa Indonesia?
Pertama perlu dipahami, bahasa dalam pemakaian kontemporer tidak
serta-merta identik dengan bahasa amburadul. Bahasa kontemporer
adalah bahasa dalam perkembangan pemakaian kekinian, baik yang
berciri formal maupun informal. Bahasa dalam kekinian banyak
ditandai kebaruan. Beberapa kata dan kataan yang sudah lama tidak
digunakan namun potensial dikembangkan juga banyak dicuatkan dalam
pemakaian kontemporer. Kaidah kebahasaan yang diacu sama, karena
bahasa kontemporer tetap berkiblat pada ketentuan bahasa yang ada.
Kebaruan leksikon, sepertinya banyak menandai kekontemporeran
pemakaian bahasa itu. Jadi jelas bahwa bahasa kontemporer sama
sekali tidak dapat disamakan dengan bahasa amburadul. Bahasa yang
terakhir disebut itu mencerminkan ketidakberaturan dan
kesemau-mauan. Dia mengabaikan kaidah kebahasaan dan rambu
sosial-budaya yang berlaku.
Ambillah contoh grafiti liar yang terpampang di tembok-tembok
pinggir jalan besar berbagai kota. Selain tidak memiliki keberaturan
dan menonjolkan kesemauan, bentuk grafiti liar juga tidak
menunjukkan kelejasan atau transparansi makna. Alih-alih kejelasan,
yang ditonjolkan justru eksistensi kelompok sosial tertentu. Dia
tidak memerhatikan makna dan dia memang tidak berurusan dengan
makna linguistis itu. Tulisan grafiti "Amoeba", misalnya saja,
merepresentasikan kelompok sosial tertentu di wilayah Yogyakarta,
yakni "Anak Moeda Badran". Juga tulisan "Bonex" yang
merepresentasikan maksud "Bondho nekat", artinya "berbekal nekat"
yang sesungguhnya juga menunjuk pada kelompok tertentu. Masih banyak
lagi grafiti yang memarkahi eksistensi kelompok daripada berurusan
dengan makna bahasa, misalnya tulisan "deblenx", "qizruh", "xebonx",
"trepez", dll.
Dalam hemat penulis, pemakaian bentuk semacam itu lebih dari sekadar
permainan bahasa, tetapi sudah merupakan upaya mempermainkan bahasa.
Bentuk-bentuk tersebut sistemnya tidak jelas, tidak seperti maujud
yang lazim dipakai pada kaos-kaos Dagadu, misalnya, yang notabene
justru dapat mendayagunakan aspek lingual demi maksud promotif.
Bahasa promotif seperti bahasa kaos Dagadu masih jelas maksudnya.
Bahasa tersebut dapat dianalisis secara pragmatis. Bahasa amburadul
seperti grafiti liar sulit dicermati dengan kerangka linguistik.
Aplikasi bahasa amburadul sepertinya, mustahil dijadikan sumber
pengembangan kosakata baru. Terlebih-lebih untuk bahasa Indonesia
dalam pemakaian baku, baik itu baku lisan maupun baku tulis.
Sebaliknya bahasa kontemporer, sejauh dimungkinkan dan pemakaiannya
memang diterima masyarakat bahasa penuturnya, selalu terbuka
kemungkinan untuk dijadikan sumber pengembangan leksikon bahasa itu.
Dikatakan begitu karena bahasa yang hidup, seperti juga sosok bahasa
Indonesia, selalu berusaha berubah dan mengembangkan diri agar lebih
berdaya ungkap. Salah satu sumber pengembangan itu, selain dari
pemakaian bentuk serapan asing, juga tentu saja pemberdayaan
akar-akar kata bahasa sendiri secara internal. Ketika pemakaian
kontemporer ditandai hadirnya bentuk-bentuk yang memiliki
kebaruan-kebaruan, yang relatif arkhais tetapi cenderung potensial
tetap digunakan, yang memiliki ciri afektif atau bernilai rasa,
bentuk-bentuk ikonik yang meniru-niru bunyi asli objek tertentu
dalam masyarakat, bentuk-bentuk semacam itu semuanya sangat
potensial untuk dijadikan sumber pengembangan leksikon bahasa.
Kendatipun demikian ada satu hal cukup mendasar yang harus dicatat
dalam rangka pengembangan dan pemekaran leksikon, yakni bahwa bahasa
yang terlampau banyak memiliki leksikon baru akan memiliki
kecenderungan tidak efektif digunakan. Pasalnya, fakta kebahasaan
itu menambah beban berat bagi pemahaman kosakatanya. Kata-kata yang
semula dianggap berhomonim dalam daftar leksikon, perlu ditafsirkan
ulang keberkaitan maknanya sehingga dapat dijadikan pasangan
berpolisemi. Dengan pemolisemian itu, jumlah lema sebuah daftar
leksikon bahasa akan menjadi berkurang, namun satuan-satuan makna
dari sebuah lema akan berkembang secara lebar. Dilihat dari segi
efektivitas pemakaian bahasa, semakin banyak kata yang berpolisemi
akan semakin efektiflah bahasa itu. Sebaliknya, semakin banyak kata
berhomonim dengan lema yang melimpah-limpah, akan kian kurang
efektif bahasa itu digunakan sebagai aparatus komunikasi. Maka
berkaitan dengan pemunculan lema-lema baru dalam pemakaian
kontemporer, perlu sekali hal-ihwal kehomoniman dan kepolisemian itu
diteliti secara lebih akurat, agar hasilnya tidak justru memberatkan
masyarakat penggunanya.
Terakhir, sosialisasi bahasa Indonesia yang baik dan benar tentu
saja harus tetap dilakukan. Bahkan, sosialisasi itu harus dilakukan
lewat saluran-saluran yang semula belum terlampau optimal
diaplikasikan. Pasalnya, pemakaian bahasa baik dan benar yang
sungguh-sungguh optimal, akan mampu mereduksi dan meminimalkan
pemakaian bahasa amburadul. Dengan memerhatikan kaidah-kaidah
kebahasaan yang berlaku, serta memperhitungkan aneka batasan norma
sosial-budaya yang ada pada masyarakat bersangkutan, orang tidak
akan serampangan memainkan bahasa yang dimilikinya. Dengan
mengupayakan bahasa baik dan benar secara lebih optimal,
terimplikasi bahwa sebenarnya bahasa dalam pemakaian kontemporer itu
tetap saja dimungkinkan pengembangannya. Dan dengan begitu,
keamburadulan pemakaian sebuah bahasa lambat laun akan dapat dicegah
dan ditangkal.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Bahasa Indonesia Dalam Problematika Kekinian
Penulis: Kunjana Rahardi
Penerbit: Dioma, 2003
Halaman: 159 -- 162
PENA MAYA_____________________________________________________________
THE SPURGEON ARCHIVE
Situs ini merupakan situs penulis Kristen yang dibuat oleh Phillip
R. Johnson, yang diinspirasikan dari tulisan-tulisan Charles Haddon
Spurgeon. Situs ini berisi tentang kumpulan tulisan, renungan, dan
kumpulan khotbah yang diambil dari 140 buku khotbah milik Spurgeon,
seorang pendeta yang berpengaruh pada kebangunan rohani di Inggris
pada abad ke-19 ini. Beberapa menu, seperti Spurgeon`s Sermon
(Khotbah Spurgeon), Spurgeon`s Writing (Tulisan Spurgeon),
Spurgeon`s Library (Perpustakaan Surgeon), About Spurgeon (Tentang
Spurgeon), dan lain-lain dapat Anda temukan di situs ini. Pada
halaman utama disediakan pula menu tambahan seperti Pencarian, FAQ,
Links, Indeks, dan kontak webmaster. Kelebihan lain dari situs ini
yaitu pengunjung dapat menikmati renungan secara luring (luar
jaringan/"offline"), bisa menggunakan AvantGo dan memasang The
Spurgeon Archive untuk mengunduh A Daily Dose of Spurgeon. Anda
dapat melakukan ini dengan mengunjungi menu "Spurgeon To Go". (DIY)
==> http://www.spurgeon.org/mainpage.htm
______________________________________________________________________
STOP PRESS
PENDAFTARAN PESERTA KELAS DIK
PERIODE JANUARI/FEBRUARI 2011
Puji Tuhan hanya oleh anugerah dan kemurahan-Nya PESTA kembali
membuka kelas diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK). Dalam kelas
DIK ini Anda dapat mempelajari berbagai topik utama (doktrin) iman
Kristen, antara lain: penciptaan, manusia dan dosa, rencana
keselamatan dan penebusan melalui Yesus Kristus, serta hidup baru
dalam Kristus. Kelas DIK merupakan kelas wajib yang harus diikuti
oleh setiap peserta baru sebelum mereka mengambil kelas-kelas PESTA
yang lain.
Jangan lewatkan kesempatan baik ini, segeralah mendaftar jika Anda
tertarik untuk memperdalam kesungguhan kita mengikut Tuhan. Berikut
adalah alamat kontak untuk mendaftar:
==> < kusuma(at)in-christ.net >
Jika Anda sudah pernah mengikuti kelas DIK, kami juga mengundang
Anda untuk membagikan informasi ini ke teman-teman yang lain.
Kami juga menyediakan modul DIK untuk bisa Anda download jika
Anda ingin mempelajarinya lebih dahulu:
==> http://pesta.sabda.org/dik_sil
_____________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Truly A. Pasaribu
Staf Redaksi: Davida Welni Dana dan Sri Setyawati
Kontak redaksi/kirim bahan: penulis(at)sabda.org
Berlangganan: Kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs PELITAKU: http://pelitaku.sabda.org/
Facebook: http://fb.sabda.org/penulis/
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |