Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/74 |
|
e-Penulis edisi 74 (11-11-2010)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi: 074/November/2010 Tema: Menulis Sejarah Biografi Kristiani DAFTAR ISI____________________________________________________________ - Dari Redaksi: Mengabadikan Kisah Hidup Seseorang ke dalam Tulisan - Artikel: Sejarah dan Biografi - Tips: Seni Menulis Biografi - Pojok Bahasa: Bahasa dalam Pemakaian Kontemporer - Pena Maya: The Spurgeon Archive DARI REDAKSI__________________________________________________________ MENGABADIKAN KISAH HIDUP SESEORANG KE DALAM TULISAN Ada banyak sekali cara yang bisa kita gunakan untuk menceritakan kisah hidup seseorang, salah satunya melalui tulisan. Tulisan semacam ini disebut biografi. Menelisik riwayat hidup seseorang, kesuksesan dan kegagalannya, lalu menceritakannya kembali untuk masyarakat umum bisa dibilang susah-susah gampang. Meskipun demikian, menulis biografi bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan. Nah, bulan ini e-Penulis hadir untuk membantu Pembaca yang mungkin memiliki keinginan untuk menulis biografi. Redaksi e-Penulis sudah menyiapkan serba-serbi tulisan yang berkaitan dengan menulis biografi kristiani. Silakan simak isinya lebih lanjut di kolom Artikel dan Tips. Sementara itu, dalam kolom Pojok Bahasa, Pembaca dapat menyimak bahasa dalam pemakaian kontemporer. Terakhir, ulasan situs biografis yang menarik pun telah disediakan untuk melengkapi referensi Pembaca. Jadi, tak perlu berlama-lama lagi. Mari kita simak edisi ini bersama-sama. Staf e-Penulis, Sri Setyawati http://pelitaku.sabda.org http://fb.sabda.org/penulis ______________________________________________________________________ Menulis itu sebuah panggilan hidup. -- S. Tartono -- ARTIKEL ______________________________________________________________ SEJARAH DAN BIOGRAFI Bagaimana menulis sejarah dan biografi Kristiani? Sejarah merupakan kumpulan riwayat hidup manusia dan tema yang lebih besar yang berkembang dari kisah-kisah hidup itu. Di seluruh Indonesia ada orang-orang -- pria dan wanita -- yang mengikut Tuhan dengan penuh setia. Mereka melewati kemenangan-kemenangan dan peristiwa-peristiwa menyedihkan. Beberapa dari mereka telah lanjut usia. Ada juga yang sudah meninggal. Kisah hidup mereka akan mati bersama mereka -- kecuali ada orang yang mengumpulkan kisah-kisah tersebut. Sejarah gereja yang seperti apa yang hendak Anda ajarkan? Sejarah Barat? Mengapa tidak mengumpulkan bahan-bahan sejarah gereja di Indonesia? Penelitian Bagi Penulisan Biografi Orang Kristen Indonesia Di bawah ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk wawancara: 1. Wawancarai tokohnya (seandainya dia masih hidup). 2. Wawancarai anggota keluarganya, orang-orang yang bertobat melalui dia, murid-muridnya, anggota gerejanya, orang-orang di kotanya. 3. Apakah dia pengkhotbah? Atau pengajar? Apa tema kunci atau naskah khotbahnya? Apakah ada orang yang membuat catatan dari khotbahnya? Apakah ada orang yang memunyai kenangan baik akan khotbah atau ajarannya? Apakah sekelompok orang dapat melukiskan ulang salah satu khotbahnya jika mereka mendiskusikannya bersama? 4. Topik-topik apa yang paling sering dia doakan? Apakah dia memiliki ciri khas dalam berdoa? Misalnya berdoa teratur pada jam tertentu atau apakah ada tempat-tempat khusus untuk berdoa? 5. Bagaimana dia bersaksi tentang Injil di antara orang bukan Kristen? 6. Apakah dia menciptakan lagu? Mintalah teman-temannya atau keluarganya untuk menyanyikan lagu-lagunya dan catat kata-katanya. Selain karya-karyanya sendiri, apa lagu-lagu lainnya yang menjadi favoritnya? 7. Siapa tokoh Alkitab yang menjadi panutan atau yang memberi dia semangat? Menurut pandangan orang lain, dia mirip tokoh Alkitab siapa? 8. Apa kegiatan rohani yang dia lakukan secara teratur (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun)? Di mana dia mendapatkan kesegaran dan pembaharuan rohaninya? Pertimbangkanlah baik sumber-sumber pendorong semangat rohaninya yang teratur maupun keadaan genting tertentu yang merupakan titik balik dalam hidupnya. 9. Apakah dia memunyai selera humor? Apa saja yang dapat membuat dia tertawa? Tentu saja Anda akan mencatat peristiwa-peristiwa dalam hidupnya secara kronologis terutama kegiatan dan dampak pelayanan kristianinya. Agar tetap aktual, kumpulkanlah data gereja secara umum dari bahan-bahan publikasi misi dan gereja (laporan tahunan, buletin, surat-surat, warta, brosur konferensi, paket informasi seminari), dan surat-surat atau makalah pribadi beliau. Jika arsip misi ada di luar negeri, bisa minta tolong seorang sukarelawan membaca arsip itu sepintas lalu untuk memilih data yang diperlukan. Mahasiswa yang sedang menyiapkan diri untuk misi mungkin senang melakukan hal ini untuk nilai tambah akademisnya. Ambil juga data sosial politik dan ekonomi secara berkala saat itu dari koran, penelitian perpustakaan, wawancara dengan orang bijak, data dari novel, puisi, film, dan lagu-lagu. Beberapa bisa diakses lewat internet. Apakah ada penafsiran dari beberapa peristiwa kunci (seperti perang, kebangkitan rohani, masalah ekonomi, peralihan kekuasaan, pertanyaan teologis dan etis) yang bertentangan dengan penafsiran tokoh tersebut? Walaupun hendak menekankan satu penafsiran, namun artikel Anda akan dianggap seimbang jika secara sepintas menyebutkan pandangan-pandangan lain. `Hagiografi` adalah biografi yang tidak realistis, terlalu menguduskan tokohnya. Ini harus dihindari. Sikap rendah hati adalah yang terbaik. Namun dalam budaya-budaya yang mengutamakan kepekaan dan rasa hormat, tidak perlu menceritakan cela dan kegagalan seseorang secara terang-terangan sebagaimana cerita-cerita Alkitab mengenai pemimpin-pemimpin seperti Daud. "Setiap generasi ... dan berakhir pada dirinya sendiri, adalah sebuah dunia bagi mata mereka sendiri. Setiap generasi sama jaraknya dari kekekalan." Herbert Butterfield dalam "Christianity and History" berkata, "Jadi tujuan hidup tidaklah terletak jauh di masa depan, tidak juga esok seperti yang sering kita khayalkan, melainkan di sini dan saat ini, dan tidak kekurangan apa pun untuk masanya. Jika kita beranggapan bahwa masa kini memiliki kehidupan fana yang berlimpah-limpah, maka saya yakin kelimpahan itu juga tersedia pada zaman Yesaya atau Plato, atau Dante, atau Shakespeare. Setiap generasi -- bahkan setiap individu -- hidup untuk kemuliaan Tuhan." Apakah Anda akan menulis cerita generasi Anda? Bersediakah Anda untuk membina mahasiswa untuk mewawancarai orang Kristen Indonesia sebelum cerita-cerita itu hilang? Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buku: Mengkomunikasikan Pesan Kristiani yang Kreatif Berbobot Enak Dibaca Penulis: Dr. Miriam Adeney Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih Halaman: 6 -- 7 TIPS _________________________________________________________________ SENI MENULIS BIOGRAFI Kita selalu terobsesi dengan kehidupan orang lain. Tidak terlalu mengherankan jika biografi dan autobiografi selalu berada di antara karya-karya kesusastraan yang laris manis. Biografi memikat pembaca karena pembaca ingin memahami seseorang atau suatu kejadian dengan lebih mendalam. Bisakah penulis "masuk" ke dalam orang lain dan mengungkapkan sesuatu yang baru? Batasan-batasan dalam menulis biografi adalah peristiwanya telah ditentukan serta karakter-karakternya sudah jelas. Akan tetapi, penulis yang telah berpengalaman pun tertantang untuk menangkap peristiwa-peristiwa dan membuat karakter-karakter yang menarik dari tokoh nyata. Semakin terkenal sebuah peristiwa atau seorang tokoh, barangkali semakin sulit mencari sesuatu yang baru untuk diceritakan kepada para pembaca. Ada bermacam-macam jenis biografi dan autobiografi. Biografi kritis mencoba menjawab apa yang mendorong subjek bertindak sedemikian rupa. Biografi akademis adalah catatan tentang peristiwa-peristiwa yang mendetail dan faktual tanpa kritik khusus atau kritik psikoanalisis. Kami menyarankan Anda memulai tulisan biografi Anda dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana: * Apa tujuan dari karya Anda? * Apakah Anda ingin menambahkan catatan sejarahnya? * Apakah Anda ingin mempelajari motivasi dan psikologi? * Apakah Anda ingin mencari uang cepat dengan cara mencetak secepat mungkin buku tentang ketenaran atau keburukan seseorang ? Setelah Anda menentukan tujuan Anda menulis biografi, fokuslah pada tema karya Anda. Kebanyakan manusia memunyai kehidupan yang ditandai dengan beberapa tema -- setiap tema ditandai oleh suatu momen penentu yang memaksa seseorang untuk mengambil keputusan tentang sesuatu. Jika Anda berencana untuk menulis biografi lengkap, susunlah karya Anda agar dapat merefleksikan momen-momen penentu ini. Penelitian Sebelum menuliskan satu kata pun dalam naskah biografi, lakukanlah penelitian lagi dan lagi! Ketahui subjek Anda lebih baik daripada apa yang Anda ketahui tentang diri Anda sendiri. Jika subjeknya adalah Anda sendiri, galilah tentang diri Anda dengan lebih berani lagi. Carilah artikel, catatan pribadi, dan wawancara-wawancara pribadi. Selain itu, gunakanlah teknologi modern untuk mengumpulkan fakta-fakta. Beberapa penulis biografi menyewa perusahaan penelitian untuk menggali informasi. Jika Anda menggunakan para peneliti yang terlatih ini, tentu saja Anda dapat menghemat banyak waktu, tetapi Anda akan mengeluarkan uang yang banyak juga. Keanekaragaman dokumen yang Anda temukan berbeda waktu dan tempatnya. Dokumen pemerintah kadang-kadang dibatasi sampai beberapa waktu tertentu setelah kematian seseorang. Anda bisa meminta bantuan orang lain mengenai subjek Anda agar Anda dapat mendapatkan informasi dengan lebih mudah. Anggota keluarga mungkin memunyai catatan yang menyelamatkan Anda dari perdebatan dengan agen pemerintah. Tidak ada yang bisa mengalahkan tulisan-tulisan pribadi subjek Anda. Jika Anda memunyai akses untuk mendapatkan buku harian dan surat-suratnya, dokumen-dokumen ini bisa menjadi dokumen-dokumen terpenting dalam penulisan biografi. Semakin terkenal, semakin banyak catatan-catatan harian yang diterbitkan tanpa komentar atau analisis. Susunan Ketika penelitian Anda sudah cukup lengkap dan Anda siap untuk memulai garis besar, pikirkanlah cara terbaik untuk menyajikan tema kepada pembaca. Tidak semua biografi ditulis dengan susunan yang kronologis, seperti yang akan kita bahas nanti. Walaupun bentuk penulisan ini bergantung pada fakta, bukan berarti kreativitas dianggap sebagai hal yang remeh. Walaupun demikian, garis besar dan garis waktu tetap Anda perlukan sebelum menulis agar Anda tidak membuat kesalahan dalam naskah tersebut. Gaya Bahasa Setiap penulis memunyai gaya bahasa pribadi, terutama untuk menulis buku memoar. Ada perbedaan besar antara menulis tentang diri sendiri dan menulis tentang orang lain. Saat menulis karya autobiografi, Anda akan merasa lebih nyaman menulis humor, mempermalukan atau merendahkan diri sendiri. Gaya bahasa yang lebih santai akan disukai lebih banyak pembaca, kecuali Anda menulis tentang biografi akademis. Semakin santai bahasa sebuah karya biografis, semakin mudah karya itu dimengerti. Akan tetapi, ada tokoh-tokoh sejarah yang tidak cocok dengan gaya bahasa santai. Jika Anda menulis tentang pemimpin dunia dengan nada yang santai, tulisan tersebut akan memanusiakannya, membuatnya tampak serupa dengan orang-orang lainnya. Tip-Tip untuk Para Penulis Biografi Entah Anda menulis kisah tentang Anda sendiri atau menceritakan kisah orang lain, ada beberapa petunjuk utama mengenai bentuk biografi bagi penulis biografi pemula. Saran-saran untuk menulis biografi yang efektif: 1. Mulailah dengan peristiwa penentu, tanpa memerhatikan kronologisnya. 2. Pertahankan nada dan gaya bahasa yang konsisten. 3. Gunakan dialog atau naskah dari catatan historis jika memungkinkan. 4. Gambarkan semua peristiwa yang berhubungan dengan protagonis Anda -- terutama jika Anda adalah protagonisnya. 5. Hapus kejadian dan orang-orang yang tidak berhubungan dengan tema. 6. Akhiri biografi Anda dengan momen penentu, pengakuan pribadi, atau mengulang kembali momen pembuka. Permulaannya Tidak dari Awal Beberapa penulis menggambarkan sebuah peristiwa dalam bab yang pendek, kemudian mereka memulai bab berikutnya dari "awal". Beberapa penulis lain menggunakan serangkaian kilas balik. Ekspresikan kreativitas Anda dan pukaulah pembaca Anda. Seringkali para penulis menganggap bahwa karya biografis perlu diceritakan dalam satu garis waktu lurus (linear). Yang perlu Anda pikirkan dengan cermat adalah susunan apa yang mengisahkan cerita tersebut dengan paling baik dan mengajarkan dengan paling efektif. Kata-kata adalah Milik Masyarakat Kita percaya bahwa kata-kata adalah milik masyarakat. Ketika Anda berkata atau menulis sesuatu, Anda mengungkapkan banyak tentang diri Anda. Cara Anda mengekspresikan diri Anda sendiri memperlihatkan isu-isu pendidikan, status, kebudayaan dan lebih banyak lagi. Ketika tokoh-tokoh berbicara dalam biografi, kata-kata mereka akan menolong pembaca mengerti pribadi-pribadi yang nyata ini. Jangan ciptakan dialog, walaupun beberapa kritikus menganggap dialog dalam novel biografi sebagai "interpretasi." Tidaklah lazim jika dosen bahasa Inggris berbicara seperti pebisnis. Demikian juga seorang serdadu berbicara seperti politisi. Untuk menulis biografi yang baik, penulis perlu memotret cara seseorang mengekspresikan pandangan dan keinginan-keinginannya. Inilah mengapa penelitian memakan waktu yang lebih lama daripada penulisan. Tulisan lebih baik mencantumkan kutipan-kutipan, karena kutipan dapat mengungkapkan banyak hal. Carilah surat, catatan pribadi, jurnal atau tempat-tempat yang pernah ditulis atau dibicarakan orang itu. Selain itu, ingatlah bahwa pidato politik adalah karya dari penulis dan penasihat, jadi jelaskan kepada pembaca bahwa pidato-pidato mereka barangkali bukan ditulis oleh mereka. Menutup buku Berikan pembaca penutupan yang komprehensif. Anda tidak perlu mengakhirinya dengan kematian atau perkembangan terbaru dari subjek Anda. Akan tetapi, cobalah ulangi peristiwa penting dalam kehidupannya. Barangkali gambaran adegan pembuka dalam versi yang berbeda dan ditulis dengan detail akan lebih efektif. Anda perlu Anda hindari adalah akhir yang lemah, yang membuat pembaca kecewa. Tambahan untuk Pembaca (dan Peneliti) Kami percaya bahwa karya biografi yang baik perlu memunyai contoh dokumen, catatan penelitian, dan foto atau gambar-gambar lainnya jika memungkinkan. Anda dapat menambahkan grafik-grafik. Selain itu, menerbitkan buku bersampul tipis yang diselipi halaman-halaman berwarna untuk foto sudah menjadi hal yang umum. Beberapa hal, terutama catatan-catatan penelitian, perlu dilampirkan. (t/Uly) Diterjemahkan dari: Judul asli artikel: Writing Biographies Nama situs: Tameri.com Penulis: C.S. Wyatt Alamat URL: http://www.tameri.com/write/biography.html Tanggal Akses: 25 Agustus 2010 POJOK BAHASA _________________________________________________________ BAHASA DALAM PEMAKAIAN KONTEMPORER Sejumlah pertanyaan disampaikan mahasiswa: 1. Bahasa yang baik dan benar apakah masih perlu diteruskan sosialisasinya? 2. Kenapa bahasa baik dan benar tidak dapat mengungguli bahasa amburadul seperti yang sekarang ditemukan? 3. Apakah perkembangan ke arah bahasa kontemporer atau bahasa amburadul ada upaya-upaya penangkalannya? 4. Mungkinkah bahasa kontemporer justru nantinya menjadi sumber penambahan kosakata bahasa Indonesia? Pertama perlu dipahami, bahasa dalam pemakaian kontemporer tidak serta-merta identik dengan bahasa amburadul. Bahasa kontemporer adalah bahasa dalam perkembangan pemakaian kekinian, baik yang berciri formal maupun informal. Bahasa dalam kekinian banyak ditandai kebaruan. Beberapa kata dan kataan yang sudah lama tidak digunakan namun potensial dikembangkan juga banyak dicuatkan dalam pemakaian kontemporer. Kaidah kebahasaan yang diacu sama, karena bahasa kontemporer tetap berkiblat pada ketentuan bahasa yang ada. Kebaruan leksikon, sepertinya banyak menandai kekontemporeran pemakaian bahasa itu. Jadi jelas bahwa bahasa kontemporer sama sekali tidak dapat disamakan dengan bahasa amburadul. Bahasa yang terakhir disebut itu mencerminkan ketidakberaturan dan kesemau-mauan. Dia mengabaikan kaidah kebahasaan dan rambu sosial-budaya yang berlaku. Ambillah contoh grafiti liar yang terpampang di tembok-tembok pinggir jalan besar berbagai kota. Selain tidak memiliki keberaturan dan menonjolkan kesemauan, bentuk grafiti liar juga tidak menunjukkan kelejasan atau transparansi makna. Alih-alih kejelasan, yang ditonjolkan justru eksistensi kelompok sosial tertentu. Dia tidak memerhatikan makna dan dia memang tidak berurusan dengan makna linguistis itu. Tulisan grafiti "Amoeba", misalnya saja, merepresentasikan kelompok sosial tertentu di wilayah Yogyakarta, yakni "Anak Moeda Badran". Juga tulisan "Bonex" yang merepresentasikan maksud "Bondho nekat", artinya "berbekal nekat" yang sesungguhnya juga menunjuk pada kelompok tertentu. Masih banyak lagi grafiti yang memarkahi eksistensi kelompok daripada berurusan dengan makna bahasa, misalnya tulisan "deblenx", "qizruh", "xebonx", "trepez", dll. Dalam hemat penulis, pemakaian bentuk semacam itu lebih dari sekadar permainan bahasa, tetapi sudah merupakan upaya mempermainkan bahasa. Bentuk-bentuk tersebut sistemnya tidak jelas, tidak seperti maujud yang lazim dipakai pada kaos-kaos Dagadu, misalnya, yang notabene justru dapat mendayagunakan aspek lingual demi maksud promotif. Bahasa promotif seperti bahasa kaos Dagadu masih jelas maksudnya. Bahasa tersebut dapat dianalisis secara pragmatis. Bahasa amburadul seperti grafiti liar sulit dicermati dengan kerangka linguistik. Aplikasi bahasa amburadul sepertinya, mustahil dijadikan sumber pengembangan kosakata baru. Terlebih-lebih untuk bahasa Indonesia dalam pemakaian baku, baik itu baku lisan maupun baku tulis. Sebaliknya bahasa kontemporer, sejauh dimungkinkan dan pemakaiannya memang diterima masyarakat bahasa penuturnya, selalu terbuka kemungkinan untuk dijadikan sumber pengembangan leksikon bahasa itu. Dikatakan begitu karena bahasa yang hidup, seperti juga sosok bahasa Indonesia, selalu berusaha berubah dan mengembangkan diri agar lebih berdaya ungkap. Salah satu sumber pengembangan itu, selain dari pemakaian bentuk serapan asing, juga tentu saja pemberdayaan akar-akar kata bahasa sendiri secara internal. Ketika pemakaian kontemporer ditandai hadirnya bentuk-bentuk yang memiliki kebaruan-kebaruan, yang relatif arkhais tetapi cenderung potensial tetap digunakan, yang memiliki ciri afektif atau bernilai rasa, bentuk-bentuk ikonik yang meniru-niru bunyi asli objek tertentu dalam masyarakat, bentuk-bentuk semacam itu semuanya sangat potensial untuk dijadikan sumber pengembangan leksikon bahasa. Kendatipun demikian ada satu hal cukup mendasar yang harus dicatat dalam rangka pengembangan dan pemekaran leksikon, yakni bahwa bahasa yang terlampau banyak memiliki leksikon baru akan memiliki kecenderungan tidak efektif digunakan. Pasalnya, fakta kebahasaan itu menambah beban berat bagi pemahaman kosakatanya. Kata-kata yang semula dianggap berhomonim dalam daftar leksikon, perlu ditafsirkan ulang keberkaitan maknanya sehingga dapat dijadikan pasangan berpolisemi. Dengan pemolisemian itu, jumlah lema sebuah daftar leksikon bahasa akan menjadi berkurang, namun satuan-satuan makna dari sebuah lema akan berkembang secara lebar. Dilihat dari segi efektivitas pemakaian bahasa, semakin banyak kata yang berpolisemi akan semakin efektiflah bahasa itu. Sebaliknya, semakin banyak kata berhomonim dengan lema yang melimpah-limpah, akan kian kurang efektif bahasa itu digunakan sebagai aparatus komunikasi. Maka berkaitan dengan pemunculan lema-lema baru dalam pemakaian kontemporer, perlu sekali hal-ihwal kehomoniman dan kepolisemian itu diteliti secara lebih akurat, agar hasilnya tidak justru memberatkan masyarakat penggunanya. Terakhir, sosialisasi bahasa Indonesia yang baik dan benar tentu saja harus tetap dilakukan. Bahkan, sosialisasi itu harus dilakukan lewat saluran-saluran yang semula belum terlampau optimal diaplikasikan. Pasalnya, pemakaian bahasa baik dan benar yang sungguh-sungguh optimal, akan mampu mereduksi dan meminimalkan pemakaian bahasa amburadul. Dengan memerhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku, serta memperhitungkan aneka batasan norma sosial-budaya yang ada pada masyarakat bersangkutan, orang tidak akan serampangan memainkan bahasa yang dimilikinya. Dengan mengupayakan bahasa baik dan benar secara lebih optimal, terimplikasi bahwa sebenarnya bahasa dalam pemakaian kontemporer itu tetap saja dimungkinkan pengembangannya. Dan dengan begitu, keamburadulan pemakaian sebuah bahasa lambat laun akan dapat dicegah dan ditangkal. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Bahasa Indonesia Dalam Problematika Kekinian Penulis: Kunjana Rahardi Penerbit: Dioma, 2003 Halaman: 159 -- 162 PENA MAYA_____________________________________________________________ THE SPURGEON ARCHIVE Situs ini merupakan situs penulis Kristen yang dibuat oleh Phillip R. Johnson, yang diinspirasikan dari tulisan-tulisan Charles Haddon Spurgeon. Situs ini berisi tentang kumpulan tulisan, renungan, dan kumpulan khotbah yang diambil dari 140 buku khotbah milik Spurgeon, seorang pendeta yang berpengaruh pada kebangunan rohani di Inggris pada abad ke-19 ini. Beberapa menu, seperti Spurgeon`s Sermon (Khotbah Spurgeon), Spurgeon`s Writing (Tulisan Spurgeon), Spurgeon`s Library (Perpustakaan Surgeon), About Spurgeon (Tentang Spurgeon), dan lain-lain dapat Anda temukan di situs ini. Pada halaman utama disediakan pula menu tambahan seperti Pencarian, FAQ, Links, Indeks, dan kontak webmaster. Kelebihan lain dari situs ini yaitu pengunjung dapat menikmati renungan secara luring (luar jaringan/"offline"), bisa menggunakan AvantGo dan memasang The Spurgeon Archive untuk mengunduh A Daily Dose of Spurgeon. Anda dapat melakukan ini dengan mengunjungi menu "Spurgeon To Go". (DIY) ==> http://www.spurgeon.org/mainpage.htm ______________________________________________________________________ STOP PRESS PENDAFTARAN PESERTA KELAS DIK PERIODE JANUARI/FEBRUARI 2011 Puji Tuhan hanya oleh anugerah dan kemurahan-Nya PESTA kembali membuka kelas diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK). Dalam kelas DIK ini Anda dapat mempelajari berbagai topik utama (doktrin) iman Kristen, antara lain: penciptaan, manusia dan dosa, rencana keselamatan dan penebusan melalui Yesus Kristus, serta hidup baru dalam Kristus. Kelas DIK merupakan kelas wajib yang harus diikuti oleh setiap peserta baru sebelum mereka mengambil kelas-kelas PESTA yang lain. Jangan lewatkan kesempatan baik ini, segeralah mendaftar jika Anda tertarik untuk memperdalam kesungguhan kita mengikut Tuhan. Berikut adalah alamat kontak untuk mendaftar: ==> < kusuma(at)in-christ.net > Jika Anda sudah pernah mengikuti kelas DIK, kami juga mengundang Anda untuk membagikan informasi ini ke teman-teman yang lain. Kami juga menyediakan modul DIK untuk bisa Anda download jika Anda ingin mempelajarinya lebih dahulu: ==> http://pesta.sabda.org/dik_sil _____________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Truly A. Pasaribu Staf Redaksi: Davida Welni Dana dan Sri Setyawati Kontak redaksi/kirim bahan: penulis(at)sabda.org Berlangganan: Kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti: Kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs PELITAKU: http://pelitaku.sabda.org/ Facebook: http://fb.sabda.org/penulis/ Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org ______________________________________________________________________ Melayani sejak 3 November 2004 Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |