|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-penulis/69 |
|
e-Penulis edisi 69 (29-7-2010)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
Edisi: 069/Juli/2010
Tema: Menulis untuk Anak
DARI REDAKSI__________________________________________________________
MENULIS UNTUK ANAK: MUDAH?
Sebagian besar orang dewasa masih menganggap remeh semua hal yang
berbau dunia anak. Mereka berpikir anak memiliki keinginan-keinginan
yang sederhana, cara berpikir sederhana, bertindak sederhana, dan
memiliki gaya hidup yang sederhana pula. Urusan yang berhubungan
dengan orang dewasa lainnya lebih penting daripada urusan yang
menyangkut anak-anak. Tinggalkanlah cara berpikir dan cara pandang
seperti itu! Anak-anak sama seperti orang dewasa. Mereka adalah
manusia utuh -- bukan manusia kecil -- yang memiliki keinginan, cara
berpikir, gaya hidup, atau tindakan mereka sendiri. Bukannya lebih
sederhana dari orang dewasa. Oleh karena itu, segala sesuatu yang
berhubungan untuk mereka harus dipikirkan secara total pula. Malah,
harus lebih serius penanganannya dibandingkan orang dewasa karena
akan sangat memengaruhi kehidupan mereka pada masa depannya.
Nah, hal di atas pun harus menjadi pertimbangan bagi para penulis
yang ingin menekuni dunia kepenulisan dengan target pembacanya
adalah anak-anak. Jangan menulis dengan anggapan menulis untuk anak
itu mudah, hanya tinggal menyederhanakan cerita atau menyederhanakan
kata-kata saja. Itu adalah anggapan yang kurang tepat! dalam artikel
e-Penulis edisi ini, Anda akan melihat bahwa syarat-syarat penulisan
bagi anak-anak lebih ketat dibandingkan menulis untuk orang-orang
dewasa. Dalam kolom Tips pun, Anda akan menemukan banyak hal yang
tidak boleh dilakukan untuk menulis sebuah cerita anak yang bernilai
moral. Kiranya kedua sajian utama edisi ini menjadi bahan refleksi
dan pendorong semangat Anda untuk lebih serius lagi menggarap
tulisan-tulisan yang bernilai dan bermutu bagi anak-anak. Selain
itu, ada beberapa tambahan pengetahuan seputar dunia kepenulisan
yang dapat Anda simak dalam kolom Pojok Bahasa maupun Pena Maya.
Selamat membaca!
Pimpinan Redaksi e-Penulis,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
http://pelitaku.sabda.org/
http://fb.sabda.org/penulis/
______________________________________________________________________
Hanya penulis yang mengerti serta menyukai anak-anak
yang tulisannya dapat memperoleh perhatian dari anak-anak.
- Marion van Horne -
DAFTAR ISI____________________________________________________________
- Dari Redaksi:
- Daftar Isi
- Artikel: Menulis untuk Anak-Anak
- Tips: Menulis Cerita Anak-Anak yang Bernilai Moral
- Pojok Bahasa: Setop Menulis Stop!
- Pena Maya: FaithWriters: Situs Penulis Kristen Berskala
Internasional
ARTIKEL ______________________________________________________________
MENULIS UNTUK ANAK-ANAK
Banyak orang dewasa beranggapan, menulis untuk anak-anak itu mudah.
Beberapa penulis yang belum mahir menulis untuk orang dewasa,
mencoba menulis untuk anak-anak. Pemikiran yang mengatakan bahwa
anak-anak mudah dipenuhi keinginannya karena masih muda adalah
salah. "Seorang anak bukanlah seorang dewasa yang lebih kecil fisik
dan jiwanya. Ia merupakan manusia yang lengkap punya
keinginan-keinginan khusus yang sangat berbeda dengan keinginan
orang dewasa". Keinginan-keinginan ini menjangkau pula kebiasaan
membacanya, dan hanya penulis yang mengerti serta menyukai anak-anak
yang mendapat perhatian dari mereka. Syarat-syarat penulisan bagi
anak-anak lebih ketat dibandingkan yang untuk orang-orang dewasa.
Penulisan untuk anak-anak, seperti halnya seni dan kerajinan atau
gaya dan sikap berpakaian, merupakan produk zamannya. Cerita-cerita
zaman dulu dimulai dengan kalimat: "Pada suatu ketika".
Dongeng-dongeng bermula dari mitos dan legenda. Dalam cerita-cerita
itu, angka tiga punya nilai tinggi: tiga harapan, tiga putra, tiga
mahkota, atau tiga kesempatan dalam tiap kemungkinan. Biasanya juga
ada tiga tokoh dalam tiap kerajaan. Tokoh-tokoh ini merupakan
simbol. Pertama ada putri-putri raja, sangat cantik dan menawan;
lalu pangeran-pangeran, sangat gagah berani dan tampan; kemudian
tukang sihir atau gergasi (raksasa) atau ibu tiri, sangat jahat dan
suka menghancurkan. Selalu mudah untuk melihat perbedaan di antara
ketiga tokoh itu.
Tetapi gaya dalam penulisan buku telah berubah. Kini kita melihat
anak-anak lebih tertarik kepada cerita realistis yang menyangkut
situasi keluarga. Mereka menuntut adanya langkah-langkah yang cepat,
penggambaran yang ringkas, dan tokoh-tokoh yang meyakinkan. Mereka
ingin membayangkan bahwa mereka ikut ambil bagian dalam cerita.
Mereka ingin cerita itu dapat dipercaya dan kejadian-kejadian maupun
tindakan-tindakannya logis serta meyakinkan.
Jika Anda menulis untuk anak-anak, Anda harus memberi respek kepada
mereka, apakah mereka berumur 3 tahun atau pun berumur 12 tahun.
Berusaha mengetahui setiap kelompok umur akan membantu Anda
mempelajari keinginan dan kepentingan-kepentingan khusus mereka.
Kalau Anda ingin menulis untuk pembaca yang lebih muda, luangkan
waktu untuk datang ke taman kanak-kanak atau taman bermain anak-
anak. Bertemanlah dengan anak-anak yang lebih tua dari mereka. Amati
mereka dalam situasi yang berbeda dan tanyakan apa hobi mereka.
Baca secara intensif buku-buku tentang anak-anak. Pelajari buku-buku
terbaik yang pernah ditulis. Ini akan memberi petunjuk bagaimana
penulis lain menangani subjeknya. Ini juga akan mengungkapkan kepada
Anda bagaimana sebuah plot dikembangkan, bagaimana struktur
kalimatnya, dan kata-kata yang digunakannya.
MENGAPA MENULIS UNTUK ANAK-ANAK DAN PEMUDA?
"Teman favoritku," kata seorang anak laki-laki, "adalah buku-buku."
Nilai persahabatan dan perlindungan inilah yang dapat diberikan oleh
buku-buku, lebih baik dari yang diberikan oleh bentuk rekreasi
lainnya. Gambar pada layar televisi menghilang dengan cepat.
Kata-kata terdengar sekali pada radio, lalu hilang untuk selamanya.
Tetapi sebuah buku menjadi seorang teman, sehingga seorang anak
dapat membacanya lagi dan lagi.
Buku-buku dapat membantu pertumbuhan anak-anak. Setiap anak kecil
perlu mengetahui bahwa ia sama dengan anak-anak lainnya, bahwa ia
tidak terpisah dan sendirian. Sebuah buku yang baik dapat memberi
dorongan keberanian, perasaan aman dan rasa memiliki, dan
pengetahuan mana yang benar dan salah. Sementara anak-anak tumbuh
semakin besar, buku-buku akan membantu mereka memenuhi
keinginan-keinginan dan impian-impiannya. Di antara
keinginan-keinginan dasarnya adalah:
1. Pangan dan perlindungan; keamanan secara material.
2. Kematangan intelektual, emosional dan spiritual yang sesuai
dengan umur mereka.
3. Orang-orang yang dicintai dan mencintai mereka.
4. Perasaan bahwa mereka adalah bagian dari sebuah kelompok, satu
keluarga, masyarakat, sekolah, gereja.
5. Kepuasan menjadi atau melakukan sesuatu yang berguna.
6. Pengetahuan tentang diri mereka dan dunia di mana mereka hidup.
7. Bermain; kesempatan untuk bersantai dan bergembira.
8. Iman terhadap agama yang memuaskan mereka.
Fiksi atau nonfiksi yang ditulis secara baik, sesuai umur
pembacanya, dapat memenuhi kebutuhan anak-anak dan pemuda jika buku
itu:
1. merangsang keinginan mereka untuk belajar,
2. membantu menambah perbendaharaan kata, dan dengan begitu memberi
kebebasan untuk mengungkapkan perasaan mereka,
3. membangkitkan atau memuaskan rasa ingin tahu sehingga menolong
pertumbuhan mental mereka,
4. menanamkan dan mengarahkan imajinasi mereka,
5. menggugah mereka untuk melakukan tindakan yang berguna,
6. memberi hiburan kepada mereka,
7. menyajikan aktivitas yang santai,
8. membangkitkan perhatian terhadap hal-hal baru,
9. membentuk selera terhadap karya sastra yang baik,
10. menolong mereka menyelesaikan masalah,
11. memakukan kebenaran atau mengajarkan sesuatu,
12. menjelaskan tingkah laku bagaimana yang dapat diterima oleh
masyarakat, dan
13. membantu mereka melihat tujuan hidup.
JENIS FIKSI UNTUK ANAK-ANAK DAN PEMUDA
1. Cerita Kepribadian, yang dengannya Anda menolong pembaca
mengatasi kekurangan pada dirinya; misalnya, menyembuhkan rasa
rendah diri.
2. Cerita Olahraga, yang berhubungan dengan permainan apa saja;
sepak bola, hoki, tenis.
3. Cerita Sejarah, yang untuknya Anda harus menyajikan informasi
yang akurat.
4. Cerita Kejuruan, yang bisa mencakup misi gereja, surat kabar,
toko-toko, pertanian, rumah sakit, sekolah, atau kampus.
5. Cerita Kegiatan Remaja, yang menceritakan berbagai hal yang
menarik secara kontemporer bagi pembaca-pembaca, kepada siapa
cerita ini ditujukan.
6. Cerita Fantasi, yang paling sulit dibuat karena membutuhkan
perasaan humor yang tinggi, bakat yang tidak biasa dan keahlian
yang khusus.
7. Cerita Binatang, yang selalu menjadi favorit para remaja dan
anak-anak.
8. Cerita tentang Daerah (Negara) lain atau juga tentang masyarakat
lain di dunia ini, yang mengandung nilai informasi dan menghibur.
9. Cerita Misteri, yang sulit dibuat bagi penulis pemula, karena
sulit dituangkan ke dunia anak-anak sesuai dengan logika mereka.
Dibutuhkan keahlian tertentu untuk membuat cerita macam ini.
MENGENAL PEMBACA ANDA
Dengan mengenal karakteristik kelompok umur kepada siapa Anda
menulis, Anda dibantu untuk menarik perhatian pembaca itu. Tingkah
laku kanak-kanak tertentu berbeda-beda pada satu negara dengan
negara lainnya. Mulailah penelitian Anda dengan bertanya kepada diri
sendiri.
1. Apa lingkup perhatian Maria yang berumur 4 tahun itu?
2. Cerita macam apa yang paling disukai Philip?
3. Apakah Kim suka buku tentang layang-layang?
Jawabannya akan tergantung pada kemampuan Anda melakukan pengamatan
dan mencari informasi.
UMUR PRASEKOLAH
Pada umur sekian, anak-anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian.
Ia sangat sensitif dan mudah tersinggung, suka meniru anak-anak lain
dan orang-orang dewasa. Karena sangat atraktif, lingkup perhatiannya
pendek. Ia sangat menyukai cerita yang ada kejadiannya setiap menit.
Ia menyukai buku-buku yang berirama, bersajak, dan banyak
pengulangannya. Anak-anak suka sekali mendengar tik-tak-tik-tuk
sepatu kuda atau rintik-rintik hujan. Namun seorang penulis harus
memerhatikan, bahwa penggunaan suara dan pengulangan jangan sampai
menggantikan cara penulisan yang baik.
Buku-buku bergambar dengan situasinya yang akrab cerita tentang
anak-anak atau binatang selalu populer. Kebanyakan pertanyaan yang
diajukan anak-anak bertalian dengan "mengapa" dan "bagaimana"nya
dunia sekeliling mereka. Seorang anak berumur 3 tahun
bertanya-tanya, kenapa langit biru, rumput hijau, dan bagaimana
matahari bisa berada di langit.
Sebuah cerita untuk anak-anak yang ditulis dengan bagus, memunyai
500 sampai 700 kata. Cerita ini menyajikan gerak (action) yang dapat
dimengerti dan ditulis dalam kata-kata serta kalimat sederhana.
Sebuah pendahuluan yang ringkas, beberapa tokoh yang tampak hidup,
latar belakang cerita yang akrab, kejadian-kejadian yang sederhana,
dan sebuah penutup yang pendek membentuk sebuah cerita menarik.
Cerita-cerita seperti ini tidak memunyai alur atau ringkasan
kejadian yang bergerak menuju klimaks. Kalau pun ada masalah dalam
cerita itu, begitu sederhana sehingga dapat diselesaikan oleh anak
kecil.
ANAK-ANAK YANG BARU MULAI MEMBACA
Begitu seorang anak yang mulai masuk sekolah, dunianya semakin luas.
Ia mengenal lebih banyak orang dan mempunyai lebih banyak teman.
Selama tahun-tahun awal sekolah, ia selalu ingin tahu dan
imajinatif, sangat aktif dan tak kenal lelah. Terus-menerus
mengumpulkan hal-hal yang menarik perhatiannya, dan setiap hari ada
saja yang harus diselidikinya. Dia selalu bertanya "mengapa" tetapi
sekaligus ingin tahu "bagaimana" sesuatu itu bekerja, "kapan" atau
"di mana" kejadian- kejadian tertentu itu berlangsung.
Anak perempuan ingin memunyai "teman khusus" yang jenis kelaminnya
sama dengan mereka. Anak laki suka menunjukkan kemampuan mereka.
Anak-anak perempuan mulai memunyai kesadaran diri. Namun, anak
perempuan maupun anak laki menyukai cerita yang banyak geraknya.
Kejadian atau situasi dalam cerita tak lagi cukup. Kini cerita itu
harus sudah memakai dasar-dasar penulisan cerita, penokohan,
ketegangan, dan konflik.
Cerita-cerita yang baik berkisar pada masalah-masalah yang akrab
dengan anak-anak umur tertentu. Tokoh-tokoh harus terasa hidup dan
bertindak serta berbicara seperti manusia sesungguhnya. Penulis
menggunakan penggambaran secukupnya untuk membantu para pembaca muda
itu melihat tampang si tokoh, dan mengerti mengapa mereka bertingkah
laku seperti dalam cerita itu.
Ketegangan meningkat ketika pembaca mulai bertanya-tanya apa yang
akan terjadi berikutnya. Serangkaian kejadian yang ditata secara
cermat menuju klimaks akan menyebabkan cerita terus bergerak. Pada
saat seorang anak selesai membaca, ia merasa puas karena telah
mengetahui bagaimana anak laki atau anak perempuan dalam cerita yang
dibacanya itu menyelesaikan masalah mereka.
Para pembaca pemula sangat menyukai fantasi. Tetapi mereka selalu
ingin tahu apakah cerita itu benar-benar terjadi. Tidaklah mudah
bagi seorang anak untuk membedakan yang nyata dengan khayalan.
Karenanya, seorang penulis harus hati-hati dalam menjelaskan
perbedaan itu. Ia tidak boleh menerangkan apa yang seharusnya
diketahui seorang anak nanti, kalau sudah bertambah umurnya.
Anak-anak pada umur itu menyukai cerita yang menggugah kelima indra
mereka. Usaha penulis untuk membuat pembacanya melihat atau
mendengar sesuatu dalam cerita yang mereka baca, merupakan usaha
untuk membuat tulisannya bagus. Dengan pemilihan kata-kata secara
hati-hati, ia membantu pembacanya mencium bau asap atau mengecap
masakan bumbu kari untuk makan malam. Anak perempuan ingin merasakan
kehalusan sutra pakaian tokoh-tokoh mereka. Anak laki-laki ingin
mendengar gemuruh raungan pesawat terbang.
Seorang penulis cerita anak-anak menggunakan kata-kata yang
dimengerti anak-anak. Ia harus tahu, anak-anak lebih bisa
mengucapkan dan mengerti kata-kata yang diucapkan, daripada
kata-kata yang harus mereka baca sendiri. Penulis menghindari
pemakaian kata-kata yang membuat bacaan jadi sulit dan membuat
pembacanya enggan.
Lingkup perhatian para pembaca pemula ini masih ringkas.
Cerita-cerita dan nonfiksi untuk mereka tidak boleh melebihi jumlah
1.000 sampai 1.500 kata, kecuali untuk buku-buku yang harus mereka
baca atau dibacakan bab per bab.
ANAK-ANAK LEBIH TUA
Anak laki-laki atau perempuan yang lebih tua daripada dua kelompok
umur di atas, tidak suka dipanggil anak-anak. Mereka tumbuh cepat
sekali dan menunjukkan tanda-tanda kedewasaan. Mereka ingin bebas.
Namun mereka menghargai wewenang orang yang lebih tua dan mau
dibimbing serta diberi tahu. Anak laki-laki biasanya memberontak
terhadap segala yang berhubungan dengan kebersihan, penampilan,
pakaian, atau anak-anak perempuan. Sebaliknya, anak-anak perempuan
semakin membanggakan penampilan pribadi mereka.
Walaupun lingkup perhatian mereka lebih panjang daripada anak-anak
yang lebih muda, mereka tetap saja mudah bosan. Kalau sesuatu itu
tidak betul-betul menarik perhatian, mereka tidak akan
mengonsentrasikan diri pada sesuatu itu. Namun mereka ditantang
untuk itu. Sering mereka mau bekerja berjam-jam untuk sebuah proyek
yang mereka pilih sendiri.
Segalanya menarik bagi kelompok anak ini. Walaupun seorang anak
laki-laki lebih tertarik pada ilmu pengetahuan, alam semesta dan
sejarah, namun ia juga menyukai berbagai objek lainnya. Biasanya, ia
menjadi kolektor. Kantongnya selalu penuh benda-benda, batu-batuan,
tutup botol, kelereng, atau sepotong kawat. Inilah masa ketika
anak laki-laki maupun perempuan ingin bisa melakukan sesuatu yang
baru. Di beberapa bagian dunia, buku-buku mengenai "Bagaimana
Caranya" merupakan buku yang paling populer untuk kelompok umur ini.
Karena anak-anak ini mulai tertarik pada negara-negara selain negara
mereka, maka buku-buku tentang orang-orang di berbagai tempat di
dunia ini selalu ingin mereka baca. Artikel dan cerita-cerita yang
menarik dapat menyajikan begitu banyak informasi kepada mereka,
tanpa menyadari bahwa mereka mempelajari sesuatu yang baru.
Cerita-cerita petualangan, riwayat hidup, dan legenda-legenda
membantu perkembangan mereka untuk menjadi pria-pria dan
wanita-wanita terkemuka.
Walaupun bentuk cerita untuk kelompok umur ini masih agak sederhana,
pengarangnya kini punya lebih banyak kebebasan untuk mengembangkan
sebuah plot yang menarik. Cerita-cerita untuk majalah berkisar
antara 1.500 sampai 2.000 kata; artikel mungkin agak lebih pendek
dari itu.
Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Menjadi Penulis: Membina Jemaat yang Menulis
Judul buku asli: Write the Vision
Penulis: Marion Van Horne
Penerjemah: Putu Laxman S. Pendit
Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 2007
Halaman: 49 -- 52
TIPS _________________________________________________________________
MENULIS CERITA ANAK-ANAK YANG BERNILAI MORAL
Menulis cerita pendek yang bermoral untuk anak-anak lebih sulit dari
apa yang kita bayangkan. Artikel ini menguraikan beberapa jebakan
yang perlu kita dihindari.
1. Jangan membuat cerita Anda terdengar bermoral, instruktif, atau
menggurui. Anak-anak tidak suka diremehkan dan mereka tidak
senang sikap mereka diatur dengan cara tertentu. Mereka tidak
suka diminta bersikap baik. Mereka akan mengeraskan hati. Pesan
Anda yang mungkin berguna akan terbuang sia-sia.
2. Jangan memikirkan moral atau nilai yang ingin Anda sampaikan
untuk anak-anak pelajari, lalu menciptakan alur dan tokoh-tokoh
cerita. Hasilnya akan selalu terkesan menggurui, datar dan tidak
menarik.
3. Jangan membuat alur cerita yang mudah, contohnya: sebuah masalah
yang diselesaikan oleh malaikat utusan Allah, mimpi yang
memberikan jawaban atas sebuah masalah sehingga keesokan paginya
masalah itu pun selesai, atau orang baik menolong si anak dengan
langsung menyelesaikan sebuah dilema. Kehidupan tidak bekerja
semudah itu, walaupun kita menginginkannya demikian. Anak-anak
cukup peka untuk mengetahui apakah mereka ditipu dengan jawaban-
jawaban yang mudah karena pengalaman mereka sendiri mengatakan
bahwa hidup ini lebih rumit.
4. Jangan membuat cerita dengan alur cerita yang berputar-putar,
berbelit-belit, dan tak tertebak. Buatlah alur cerita sederhana
-- ada permasalahan dalam suatu situasi, ada karakter utama yang
berusaha menyelesaikannya, dan akhirnya masalah itu
terselesaikan.
5. Jangan membuat penyelesaian eksternal atau dari luar -- biarkan
karakter utama menjadi agen perubahan atau agen kebaikan.
6. Jangan memenuhi cerita dengan karakter-karakter yang tidak
dibutuhkan. Buatlah alur cerita yang sederhana dan ciptakanlah
sedikit mungkin tokoh dalam cerita Anda.
7. Jangan membuat karakter dari binatang-binatang lucu, terutama
jika cerita Anda dibuat untuk anak-anak yang berumur di atas 7
tahun. Anak-anak yang lebih besar tidak mudah mencerna
cerita-cerita binatang karena cerita-cerita tersebut terkesan
untuk bayi. Cerita sebaiknya memunyai tokoh seorang anak atau
anak-anak yang baik. Cerita seperti ini dapat diterima dengan
baik daripada cerita tentang "Mimi Seekor Kucing" atau binatang
mana pun. Sebenarnya, banyak penerbit memutuskan untuk
menyingkirkan cerita dengan judul seperti "Mimi seekor kucing"
atau "Tiki si Tikus kecil". Untuk alasan yang baik,
"anthropomorphis" tidaklah populer untuk banyak kalangan
penerbit.
8. Jangan kira satu cerita sesuai untuk semua usia anak, dari anak
3 tahun sampai 13 tahun. Anak-anak sangatlah rumit. Mereka
memunyai kebutuhan-kebutuhan emosional dan perkembangan yang
khusus. Cerita perlu disesuaikan dengan target kelompok usia
tertentu.
9. Jangan kira hanya karena anak Anda atau guru sekolah minggu
menyukainya, maka penerbit akan lekas membeli cerita Anda. Anak
yang mendengarkan cerita langsung dari mulut Anda menikmati
perasaan terhubung dengan Anda. Cerita Anda mungkin tidak cocok
dengan kebudayaan, kelompok usia, ras, atau negara yang berbeda.
10. Jangan gunakan tokoh yang stereotip -- Ayah dan anak laki-laki
pergi dan bersenang-senang, sedangkan Ibu dan anak perempuan
tinggal dan membersihkan rumah.
11. Jangan berikan nama tokoh yang pertama muncul di benak Anda.
Barangkali Anda mendengarkan nama-nama yang Anda dengarkan saat
masa kecil Anda. Mungkin banyak nama yang sudah kedaluwarsa
untuk anak-anak zaman sekarang. Gunakan nama-nama yang umum
untuk usia kelompok anak-anak yang Anda targetkan. Mereka pun
akan mudah terhubung dengan cerita tersebut. (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Nama Situs:suite101.com
Judul Asli Artikel: Writing a Values Based Children`s Story
Nama Penulis:
Alamat URL: http://writingforchildren.suite101.com/article.cfm/
writing_a_values_based_childrens_story
POJOK BAHASA _________________________________________________________
SETOP MENULIS STOP!
Oleh: Davida Dana
Seorang penulis memiliki beberapa sahabat yang harus ada ketika
sedang menulis. Salah satu sahabat yang mutlak dimiliki penulis
adalah kamus. Jika di Indonesia, maka yang mutlak ada yaitu Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Bersahabat dengan kamus dapat menambah
perbendaharaan pemilihan kata agar kita dapat lebih variatif lagi
ketika menulis. Dengan pemilihan kata yang tepat dan variatif,
proses menulis pun bisa lebih menyenangkan.
Selain itu, bersahabat dengan kamus dapat menolong penulis untuk
berhati-hati dalam menggunakan kata tertentu. Sudah banyak bukti
dalam sebuah karya tulis ditemukan kata-kata yang sebenarnya tidak
sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar.
Contohnya dalam kalimat ini:
Rudi berkata kepada adiknya, "Stop buang sampah sembarangan, Amir!"
Adakah yang salah dengan penulisan tersebut? Tidak ada! Mungkin itu
jawaban Anda. Namun, jika Anda adalah penulis yang bersahabat dengan
kamus, maka Anda akan tahu bahwa ada yang salah dalam penulisan
salah satu kata dalam kalimat tersebut. Ya, kata "stop" tidak
terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika Anda mencari kata
"stop" Anda akan dirujuk untuk melihat kata "setop". Wow! Ini
berarti, mulai sekarang Anda harus "setop menulis stop". Atau jika
Anda terganggu karena merasa aneh harus menggunakan kata "setop",
sebaiknya tidak "meluruskan jalan yang bengkok" dengan tetap
menggunakan kata "stop". Lebih baik Anda menggunakan kata lain yang
bermakna sama, seperti kata "berhenti".
Tidak hanya kata "setop", masih banyak kata lain yang mungkin kita
anggap sudah benar penulisannya, namun ternyata tidak terdapat dalam
kamus. Beberapa kata tersebut antara lain:
[salah ==> benar]
- tolak ukur ==> tolok ukur
- pondasi ==> fondasi
- frustasi ==> frustrasi
- nafas ==> napas
- konfrensi ==> konferensi
- praktek ==> praktik
- nasihat ==> nasehat
- kadaluwarsa ==> kedaluwarsa
- silahkan ==> silakan
- contek ==> sontek
- apotik ==> apotek
- stip ==> setip
- komplit ==> komplet
- hakekat ==> hakikat
- karir ==> karier
- ekstrim ==> ekstrem
Jadi, apakah Anda sekarang akan "setop menulis stop"? Apakah
sekarang Anda akan mulai atau semakin bersahabat dengan kamus?
PENA MAYA_____________________________________________________________
FAITHWRITERS: SITUS PENULIS KRISTEN BERSKALA INTERNASIONAL
http://www.faithwriters.com/
Apakah Anda pernah menemukan situs penulis yang berarsitektur
layaknya sebuah mall? Cobalah berkunjung ke situs FaithWriters.
Awalnya situs ini diluncurkan dengan nama FaithMania pada tanggal 1
September 2001. Saat ini, FaithWriters merupakan salah satu situs
penulis Kristen yang mahakaya dan besar, serta menjadi tempat tujuan
penulis-penulis Kristen dari berbagai negeri.
Saat menyinggahi situs ini, kesan pertama mungkin biasa saja. Ini
bisa dimaklumi karena tampilan situs ini memang terlihat "standar".
Namun, hal itu tidak terbukti setelah Anda menjelajah semakin dalam.
Apalagi jika Anda mendaftarkan diri menjadi pengguna. Banyak manfaat
dan fasilitas yang dapat diakses dengan mudah. Warna dan tampilan
untuk masing-masing menu beragam dan segar. Anda tidak akan bosan
berlama-lama memutari situs ini. Kontennya yang begitu banyak,
membuat pengunjung penasaran untuk semakin menggali menu-menu yang
ada.
Situs ini lahir guna mendorong para penulis Kristen untuk belajar
dan berkembang di lingkungan yang mendukung. Meskipun demikian,
bukan berarti situs ini hanya diperuntukkan bagi para penulis.
Penerbit dan masyarakat umum pun dapat mengakses situs ini dan
mendapatkan banyak wawasan baru seputar penulisan Kristen. Situs ini
pun memberikan banyak kesempatan bagi para penulis untuk
mempromosikan karya-karya mereka dan membagikan cinta kasih Tuhan.
(SS)
Tanggal akses: 30 Juni 2010
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Sri Setyawati dan Truly A. Pasaribu
Kontak redaksi/kirim bahan: penulis(at)sabda.org
Berlangganan: Kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs PELITAKU: http://pelitaku.sabda.org/
Facebook: http://fb.sabda.org/penulis/
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |