|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-penulis/56 |
|
e-Penulis edisi 56 (17-6-2009)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
Edisi: 056/Juni/2009
Tema: Kebiasaan Menulis
DARI REDAKSI__________________________________________________________
KEBIASAAN ADALAH KUNCI KEBERHASILAN
Shalom,
Salah satu cara untuk menjadi penulis yang berhasil adalah dengan
memupuk kebiasaan menulis itu sendiri. Banyak penulis yang hanya
berapi-api pada awalnya, namun lama-kelamaan semangat itu surut dan
berhenti ditelan aktivitas sehari-sehari. Memang, bagi penulis penuh
waktu, hal ini mungkin jarang terjadi. Namun, tahukah Sahabat
Penulis semua, bahwa pada dasarnya mereka pun membangun karier
mereka dengan fondasi yang kuat, yaitu dengan menciptakan kebiasaan
menulis itu dalam hidup mereka?
Dalam edisi ini, kita akan melihat bagaimana kita juga dapat
berhasil membentuk kebiasaan menulis tersebut. Bagaimana kebiasaan
menulis seorang penulis Kristen dan langkah-langkah yang dapat kita
laksanakan untuk menciptakan kebisaan menulis. Selain itu, redaksi
juga menginformasikan situs baru yang dapat membantu Anda untuk
menggali dan menulis mengenai doa. Tertarik? Segera simak infonya
dalam Pena Maya. Kiranya seluruh sajian bulan ini membawa kesegaran
dalam aktivitas menulis Sahabat Penulis sekalian.
Pimpinan Redaksi e-Penulis,
Davida Welni Dana
http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
http://pelitaku.sabda.org/
______________________________________________________________________
Kebiasaan menulis merupakan fondasi yang kokoh
bagi seorang penulis.
DAFTAR ISI____________________________________________________________
- Dari Redaksi: Kebiasaan adalah Kunci Keberhasilan
- Daftar Isi
- Artikel 1: Tujuan, Kebiasaan, dan Proses Menulis Seorang Penulis
yang Melayani
- Artikel 2: Sepuluh Langkah untuk Menciptakan Kebiasaan Menulis
- Pena Maya: Baru! Situs Doa: Komunitas Pendoa Syafaat Indonesia
- Tokoh Penulis: Lee Strobel
ARTIKEL 1 ____________________________________________________________
TUJUAN, KEBIASAAN, DAN PROSES MENULIS
SEORANG PENULIS YANG MELAYANI
Ketika saya menulis, ada tiga tujuan hasil inspirasi dari Injil yang
menjadi fokus tulisan saya -- saya ingin memuliakan Tuhan (1
Korintus 10:31), menyokong hamba-hamba Tuhan (Galatia 6:10), dan
memenangkan dunia (Markus 16:15). Apapun topiknya, tujuan-tujuan
tersebut selalu memberikan arahan kepada saya ketika menulis.
Ketika diminta untuk berbicara mengenai kebiasaan saya dalam
menulis, saya menyadari, meskipun tidak memiliki kemampuan khusus
mengenai hal tersebut, saya terbiasa untuk tidak tergesa-gesa dalam
menulis dan selalu menguji apakah tulisan saya memenuhi paling tidak
dua tujuan menulis yang sudah ditetapkan di atas -- salah satunya
harus selalu memuliakan Allah.
Lukas berbicara kepada kita bahwa Yesus bertumbuh menjadi pria
dewasa, yang berkembang secara mental, fisik, rohani, dan sosial
(Lukas 2:52). Jadi, kerinduan saya dalam menulis adalah untuk
mengajar serta mendorong pertumbuhan dan perubahan para pembaca.
Saya selalu memerhatikan pertumbuhan pembaca ketika saya menulis --
saya dapat membangkitkan semangat dengan menggunakan firman Tuhan
dan mengizinkan Roh Kudus bekerja melalui ayat-ayat firman Tuhan.
Saya dapat menambah wawasan dengan mengajarkan kebenaran lama dengan
cara yang baru, untuk menangkap imajinasi seseorang terhadap Tuhan
dan membangun pandangan yang alkitabiah. Saya dapat menyentuh hati
seseorang dengan menceritakan kisah-kisah saya secara sederhana dan
otentik, sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami pesan saya.
Saya dapat memengaruhi kehendak dengan memberikan pilihan-pilihan
yang merefleksikan pandangan dan prioritas Tuhan.
"Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita
berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan
kita seiman." (Galatia 6:10)
Yang lain adalah proses menulis -- sarana yang menolong saya untuk
mencapai tujuan dan untuk melayani pembaca-pembaca tulisan saya.
Dalam proses membuat sebuah tulisan, saya memiliki empat kebiasaan:
riset (research), mencatat (record), menulis ulang (rewrite), dan
menghaluskan (refine).
Riset (Research)
Jika kita tidak melibatkan kedalaman dan akurasi riset, tulisan kita
dapat menjadi dangkal dan lemah. Saya mencatat segala sesuatu
(kartu-kartu dalam dompet, serbet restoran, kwitansi, buletin
gereja, dan lain-lain) yang menarik perhatian saya. Ketika saya
menyalin catatan-catatan tersebut di komputer saya, saya langsung
menyertakan catatan kaki jika memungkinkan, karena jika saya
menundanya, terkadang untuk mendapatkan bahan-bahan yang mendukung
tulisan saya tersebut menjadi lebih sulit. Saya memiliki daftar
bahan-bahan online yang kualitasnya baik. Riset yang baik juga
melibatkan kegiatan mengenal pembaca dan mengetahui pesan apa yang
paling dapat memotivasi mereka.
Mencatat (Record)
Saya cenderung memperbaiki tulisan saat itu juga ketika sedang
mencatat sesuatu. Tapi ketika saya menemukan cara menulis yang
"smart", saya menuliskan terlebih dahulu semua yang ada di pikiran
saya di atas kertas, dan kemudian merencanakan waktu tertentu untuk
mengoreksi masalah teknisnya. Terkadang, saya menggunakan daftar
centang untuk memastikan saya tidak melupakan teknik-teknis
penulisan yang baik, seperti menggunakan kata-kata yang menarik,
yang menunjukkan dan bukannya menggurui, atau menyederhanakan
gagasan.
Menulis Ulang (Rewrite)
Sebelum saya menulis ulang, saya sering kali berkonsultasi dengan
orang lain. Masukan mereka membantu saya melihat apa yang
terlewatkan, yang mungkin disalahmengerti, dan cara yang lebih baik
untuk menyampaikan apa yang hendak saya sampaikan. Menulis ulang
adalah proses pertimbangan dan pengambilan keputusan akan apa yang
harus dihilangkan dan yang dipertahankan, memutuskan apakah saya
sudah mencapai tujuan-tujuan saya, dan memutuskan apakah ada cara
yang lebih baik untuk menyampaikan sebuah pesan, dll..
Menghaluskan (Refine)
Pada akhirnya, setelah banyak kali menulis ulang, saya menghaluskan
tulisan saya. Saya menguji setiap kata sekali lagi untuk memastikan
bawa kata-kata yang saya gunakan benar-benar mengomunikasikan
pemikiran saya dengan jelas. Jika memungkinkan, saya meminta orang
lain untuk menyunting tulisan saya.
Ketika saya menyadari bahwa Tuhan memanggil saya untuk melayani Dia
melalui tulisan -- yang berarti saya tidak memiliki waktu dan agenda
menulis untuk kepentingan diri sendiri -- tulisan saya pun berubah
karena hati saya berubah. Sangat penting untuk berusaha menghasilkan
yang terbaik ketika menulis, karena saya menulis untuk Sang Raja.
".... Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlan semuanya itu untuk kemuliaan
Allah." (1 Korintus 10:31) (t/Davida)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: WritingtoServe.net
Judul artikel asli: Goals, Habits, and Process of a Servant Writer
Penulis: Maria Keckler
Alamat URL: http://writingtoserve.net/?p=151#more-151
ARTIKEL 2 ____________________________________________________________
SEPULUH LANGKAH UNTUK MENCIPTAKAN KEBIASAAN MENULIS
Ada dikatakan demikian: "Jika Anda dapat menciptakan kebiasaan
menulis, Anda akan memiliki fondasi yang kuat sebagai seorang
penulis."
Jika Anda kesulitan mengusahakan waktu yang cukup untuk menulis,
atau terus menunda-nundanya, atau nampaknya tidak pernah mulai
menulis meskipun Anda sudah merencanakannya, Anda harus berusaha
menciptakan kebiasaan menulis.
Pikirkanlah hal ini sejenak -- jika Anda dapat menulis dengan
konsisten selama satu jam (atau dua jam) dalam sehari:
- Anda akan banyak menulis dalam jangka waktu sebulan, atau setahun.
Jumlah tulisan Anda akan sangat banyak.
- Anda akan memenuhi tenggat waktu menulis, karena Anda tidak
menunda-nunda untuk menulis.
- Kualitas tulisan Anda akan meningkat, karena Anda banyak berlatih
menulis.
- Anda akan merasa bahwa tulisan Anda bagus, dan karenanya Anda akan
terus termotivasi untuk menulis.
- Anda akan mengatasi masalah perang dan kelaparan dengan kejeniusan
tulisan Anda.
Poin yang terakhir mungkin agak berlebihan, namun secara pribadi,
saya mengalami empat poin pertama. Menulis sudah menjadi kebiasaan
dan hasrat saya, dan saya sudah melakukannya cukup lama. Meski tidak
semua kata yang saya tulis itu brilian dan memesona, saya dapat
dengan bangga mengatakan bahwa saya sudah banyak menulis untuk
banyak publikasi. Pada tahun terakhir saja, sebagai "blogger",
penulis blog lepas, dan komentator untuk banyak blog, saya
barangkali sudah menulis lebih dari 1.000 postingan tulisan. Itu
belum termasuk tulisan yang saya tulis di pekerjaan dan di luar
dunia blog.
Kebiasaan saya cukup sederhana: saya memiliki dua atau tiga hal yang
benar-benar ingin saya tulis setiap hari, dan saya menulisnya sedini
mungkin setiap hari. Biasanya 2 hingga 4 jam setiap hari (kadang
lebih). Menulis adalah prioritas saya, dan dalam banyak hal, menulis
banyak memberi saya manfaat.
Para penulis adalah para penunda-nunda yang tidak populer. Tapi kita
tidak perlu menjadi seperti itu jika kita menciptakan kebiasaan
menulis. Berikut adalah langkah-langkah yang cocok untuk saya;
langkah-langkah yang juga saya gunakan untuk menciptakan
kebiasaan-kebiasaan lain:
1. Tulis kebiasaan menulis Anda.
Jika Anda tidak berkomitmen untuk menuliskan kebiasaan menulis,
Anda tidak benar-benar berkomitmen untuk membentuk kebiasaan
tersebut. Jika Anda ingin membentuk suatu kebiasaan menulis, Anda
harus benar-benar berkomitmen untuk melakukannya. Bukan kalimat
"akan saya usahakan", namun "saya benar-benar akan menulis". Dan
Anda harus menuliskan komitmen tersebut lalu memasangnya di
tempat-tempat yang dapat Anda lihat dengan mudah. Secara
spesifik, tulis kebiasaan seperti apa yang akan Anda lakukan
(dalam hal ini menulis). Kapan, di mana, dan untuk berapa lama
Anda akan melakukannya? Tuliskanlah semua itu.
2. Menulislah setiap hari pada waktu yang sama, dengan pemicu.
Akan baik jika Anda memiliki waktu tertentu setiap hari untuk
mulai menulis. Saya lebih suka di pagi hari, namun bisa juga saat
makan siang, atau sesaat sebelum tidur. Pastikan bahwa waktu itu
adalah waktu yang tidak akan dijejali oleh aktivitas lain -- jika
Anda sering mendapat panggilan rapat setiap sore, misalnya,
jangan menetapkan waktu itu sebagai waktu menulis Anda (kecuali
Anda memiliki otoritas untuk tidak mengikuti rapat itu).
Yang sama pentingnya dengan memiliki waktu khusus untuk menulis
adalah memiliki pemicu. Apakah pemicu itu? Ini adalah suatu
peristiwa yang akan mendorong Anda untuk melakukan kebiasaan itu.
Misalnya, ketika dulu saya merokok, saya memiliki beberapa
pemicu: saya akan merokok saat bangun tidur, stres, setelah
rapat, dan sebagainya. Ketika saya ingin mengubah kebiasaan
tersebut, saya harus mengubah beberapa pemicu itu, sehingga saya
memiliki kebiasaan yang baru untuk menggantikan kebiasaan
merokok. Ketika bangun tidur, misalnya, saya akan berolahraga.
Untuk menciptakan kebiasaan baru, kita harus berusaha keras
menghubungkan kebiasaan tersebut dengan pemicu. Contohnya,
katakan saja Anda ingin menulis pada pagi hari -- Anda akan
bangun dari tempat tidur, mandi, membuat kopi, dan kemudian mulai
menulis. Jadi, membuat kopi adalah pemicu untuk Anda menulis, dan
mandi adalah pemicu untuk Anda membuat kopi, dan bangun dari
tempat tidur adalah pemicu untuk Anda mandi. Dan karena Anda
pasti akan bangun dari tempat tidur setiap hari, jadi Anda tidak
akan memiliki masalah menerapkan hal ini. Pilih sebuah pemicu
yang Anda tahu akan Anda lakukan setiap hari, dan kemudian
menulislah.
3. Berkomitmenlah kepada orang lain.
Seperti yang telah dituliskan di atas, adalah penting untuk
memiliki komitmen yang kuat guna membentuk kebiasaan menulis.
Untuk itu, akan membantu jika komitmen itu sifatnya tidak
pribadi. Umumkanlah komitmen Anda kepada banyak orang. Beritahu
keluarga, teman-teman, rekan kerja Anda, tulis dalam situs blog
Anda, kirimkan ke sebuah forum diskusi online, dan sebagainya.
Katakan dengan jelas apa yang akan Anda lakukan, dan berjanjilah
untuk melaporkan kepada mereka hal-hal yang telah Anda lakukan
(lihat butir nomor 6 di bawah). Hal ini akan memotivasi Anda
untuk tetap melakukan kebiasaan menulis.
4. Fokuslah selama 1 bulan.
Salah satu kunci untuk membentuk sebuah kebiasaan baru adalah
fokus. Jika Anda benar-benar fokus untuk membentuk kebiasaan
menulis, Anda akan sukses (terutama jika Anda mengombinasikannya
dengan beberapa tips lain dalam artikel ini). Jika Anda mencoba
untuk menciptakan banyak kebiasaan baru dalam satu waktu
sekaligus, fokus Anda akan tersebar. Jangan terjerat pada jebakan
yang lazim ada namun menggoda ini. Kerahkan seluruh fokus dan
energi Anda untuk membentuk kebiasaan baru dalam menulis.
5. Temukan motivasi Anda.
Apa alasan Anda melakukan kebiasan menulis? Apa yang memotivasi
Anda untuk duduk dan menulis? Apa yang dapat membuat Anda tetap
termotivasi ketika Anda sedang tidak ingin menulis? Mengetahui
apa yang menjadi motivasi Anda itu penting -- dan sangat baik
jika Anda menuliskannya.
6. Catat dan bertanggungjawablah.
Sangat penting mencatat kebiasaan baru Anda. Hal termudah yang
dapat Anda lakukan adalah dengan memberikan tanda "X" di kalender
Anda setiap kali Anda menulis. Atau Anda bisa juga menyiapkan
sebuah lembar kerja untuk mencatat waktu dan tanggal, dengan
catatan kecil ketika Anda menulis. Ini dapat menjadi alat untuk
membantu Anda melacak apakah tujuan Anda sudah tercapai atau
belum. Atau Anda bisa juga membuat catatan dalam blog pribadi;
dengan menuliskan tulisan singkat dalam blog Anda setiap kali
Anda selesai menulis. Forum diskusi online merupakan cara yang
baik pula untuk mencatat apa yang sudah Anda lakukan. Cara apapun
yang Anda pakai, lakukanlah itu dengan konsisten dan segera
lakukan pencatatan setiap kali Anda selesai menulis. Bagikanlah
catatan Anda tersebut kepada orang lain sebagai bentuk
pertanggungjawaban Anda kepada orang lain.
7. Tentukan penghargaan diri.
Penghargaan adalah motivator yang luar biasa. Sering-seringlah
memberi penghargaan kepada diri sendiri ketika Anda baru mulai
berusaha membentuk kebiasaan menulis: berikan satu hadiah kecil
untuk diri sendiri pada hari pertama Anda menulis, kemudian pada
hari yang kedua dan ketiga. Setelah itu, berikan hadiah kepada
diri Anda setelah menulis secara rutin selama 1 minggu. Lalu
kurangi lagi, Anda akan memberikan hadiah pada diri Anda setelah
menulis secara rutin selama 1 bulan. Buat daftar penghargaan
sebelum Anda mulai menulis, jadi Anda dapat melihat hadiah apa
saja yang dapat Anda terima jika Anda mulai menulis.
8. Disiplin.
Semakin konsisten Anda menulis, semakin kuat kebiasaan itu
jadinya. Pastikan kebiasaan Anda terhubung kuat dengan pemicu
Anda, sehingga setiap kali pemicunya terjadi, Anda akan melakukan
kebiasaan Anda. Itulah yang membentuk suatu kebiasaan. Jika
pemicunya terjadi, dan kadang Anda tidak melakukan kebiasaan
Anda, maka Anda tidak benar-benar membentuk sebuah kebiasaan.
Jadi, daripada Anda menyalahkan diri kelak, lebih baik Anda
benar-benar disiplin. Karena sekali Anda tidak melakukan
kebiasaan itu, kemungkinan Anda akan melakukannya lagi lain
waktu. Jika Anda merasa sedang tidak ingin menulis hari ini,
katakan pada diri Anda dengan tegas: "Disiplin!"
Apa yang akan terjadi jika karena beberapa alasan, Anda tidak
melakukan kebiasaan Anda? Jangan lantas menyalahkan diri Anda
sendiri. Analisa dan cari tahu mengapa hal itu sampai terjadi dan
cari solusinya agar tidak terjadi lagi. Kemudian maju terus.
Membentuk suatu kebiaaan membutuhkan waktu yang tidak sebentar,
namun jika Anda disiplin, Anda akan berhasil.
9. Mencari inspirasi.
Motivator terbaik adalah inspirasi. Ketika saya membentuk
kebiasaan baru, saya suka membaca pengalaman-pengalaman sukses
orang lain. Saya akan membaca buku, majalah, situs, dan blog
dengan topik tersebut. Lakukanlah hal yang sama saat menulis --
carilah inspirasi, tetapi jangan membiarkan kegiatan membaca
tersebut menghambat Anda untuk menulis.
10. Jadikan menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Yang terpenting, jika kebiasaan itu tidak menyenangkan, Anda akan
sering kehilangan motivasi. Mencoba disiplin memang penting, tapi
pada akhirnya, motivasilah yang merupakan faktor pentingnya. Anda
tidak dapat memaksa motivasi. Jadi, carilah cara untuk membuat
kebiasaan menulis itu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Bisa
dengan memutar musik atau menenggak secangkir kopi atau teh saat
Anda menulis. Menulislah dengan ditemani sesuatu yang Anda sukai.
(t/Davida)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Write to Done
Judul asli artikel: 10 Steps to Create the Habit of Writing
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://writetodone.com/2008/01/09/10-steps-to-create-the-habit-of-writing/
PENA MAYA_____________________________________________________________
BARU! SITUS DOA:
KOMUNITAS PENDOA SYAFAAT INDONESIA
< http://doa.sabda.org >
Anda rindu melihat pemulihan terjadi atas keluarga, gereja, kota,
dan bangsa Anda?
Anda ingin belajar lebih banyak tentang doa?
Anda ingin memiliki partner untuk berdoa dan berbagi?
Anda ingin mendapat referensi untuk menulis seputar doa?
Situs Doa, yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA
<http://www.ylsa.org>, adalah tempat yang tepat untuk menjawab
kerinduan dan keinginan Anda.
Kami percaya situs Doa, yang dilengkapi dengan Artikel, Renungan,
Ilustrasi, Kesaksian, serta Riwayat Tokoh-Tokoh Doa, akan memperluas
wawasan dan pengetahuan Anda tentang doa.
Istimewanya, situs ini menyediakan beberapa kalender doa yang
bisa Anda pakai sebagai panduan Anda berdoa, baik secara pribadi
maupun kelompok. Bagi Anda yang ingin berbagi beban doa, situs Doa
juga menyediakan fasilitas untuk mengirimkan permohonan doa agar
Anda mendapatkan dukungan doa dari saudara-saudara seiman yang lain.
Khusus bagi Anda yang dilengkapi Tuhan dengan karunia berdoa, situs
ini menyediakan fasilitas forum yang mengundang Anda bergabung dalam
"Komunitas Pendoa Syafaat Indonesia" untuk berdoa bersama bagi
Indonesia. Forum ini disediakan bukan untuk berdiskusi atau berdebat
tentang doa, namun untuk menyatukan hati kita dalam berdoa bagi
bangsa kita yang tercinta, yaitu Indonesia. Untuk mendaftarkan diri,
silakan menghubungi < doa(at)sabda.org >.
Segera kunjungi situs DOA <http://doa.sabda.org>! Ingatlah selalu
untuk memberitahukan informasi ini kepada rekan-rekan pendoa yang
lain, sehingga kita semua mendapat berkat dan menjadi berkat bagi
orang lain. Tuhan memberkati.
TOKOH PENULIS_________________________________________________________
LEE STROBEL
Sudah banyak yang mengenal Lee Strobel melalui buku-bukunya.
Kebanyakan dari mereka mengenalnya sebagai seorang ateis yang
akhirnya menerima Yesus setelah melakukan investigasi terhadap
kebenaran-kebenaran Alkitab. Investigasi Lee inilah yang kemudian
dibukukan dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Tidak banyak
yang mengenal Lee, selain fakta bahwa beliau sebelumnya adalah
seorang ateis. Sebenarnya, seperti apakah sosok Lee Strobel yang
sesungguhnya?
Lee Strobel lahir pada 25 Januari 1952 di Arlington Heights,
Illinois, dengan nama lengkap Lee Patrick Strobel. Ia mendapatkan
gelar jurnalismenya dari University of Missouri dan gelar master
dalam bidang studi hukum dari Yale Law School. Dia telah menjadi
seorang jurnalis selama 14 tahun di Chicago Tribune dan surat
kabar-surat kabar lainnya. Sebelum fokus untuk menulis dan
memproduksi acara televisinya sendiri, Strobel adalah seorang
pendeta pengajar di Willow Creek Community Church yang bertempat di
South Barrington, Illinois, dari tahun 1987 hingga tahun 2000, dan
di Saddleback Church yang terletak di Lake Forest, California, sejak
tahun 2000 hingga 2002. Pada tahun 2007, Strobel dianugerahi
Honorary Doctoral Degree oleh Southern Evangelical Seminary sebagai
penghargaan atas kontribusinya dalam bidang apologetika Kristen.
Beberapa Buku yang Ditulis Oleh Lee Strobel
"The Case of Creator"
Buku ini berisi wawancara dengan penganut "intelligent design"
(kepercayan yang meyakini bahwa jagat ini diciptakan oleh seorang
intelijen dengan tujuan, bukan karena kebetulan atau proses alam)
dan ahli apologetika Kristen yang menjelaskan tentang keberadaan
Pencipta. Buku ini menerima ECPA Christian Book Award pada tahun
2005 untuk bidang misi dan penginjilan.
"Inside the Mind of Unchurched Harry and Mary"
Strobel mengatakan bahwa dia menulis buku ini untuk "menolong Anda
memahami orang-orang yang tidak bergereja supaya usaha penginjilan
Anda dan usaha gereja Anda menjadi lebih efektif". Buku ini berisi
wawasan berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai seorang ateis, dan
berdasarkan penelitian psikologi tentang mengapa orang-orang
menghindari kekristenan. Buku ini menerima ECPA Gold Medallion Book
Award pada tahun 1994 untuk bidang misi dan penginjilan.
"The Case of Christ"
Buku ini digambarkan oleh Strobel sebagai penyelidikan dan perluasan
perjalanan spiritual yang dijalaninya dalam menjadi seorang Kristen.
Berisi wawancaranya dengan tiga belas penginjil terkemuka yang
memberikan keabsahan historis Perjanjian Baru. Buku ini menerima
penghargaan Gold Medallion Book Award pada tahun 1999 untuk bidang
misi dan penginjilan.
"The Case for Faith: A Journalist Investigates the Toughest
Objections to Christianity"
Buku ini menanggapi delapan perhatian massa mengenai kekristenan.
Termasuk di dalamnya membahas tentang kejahatan, kontradiksi antara
ilmu pengetahuan dan mukjizat, apakah Tuhan layak untuk disembah
jika Dia membunuh anak-anak yang tak bersalah, apakah Yesus adalah
satu-satunya jalan ke surga, masalah neraka, sejarah gereja yang
dipenuhi dengan penindasan dan kekerasan, dan apakah mungkin Anda
menjadi seorang Kristen jika masih memiliki keraguan. Buku ini
menerima Gold Medallion Book Award pada tahun 2001 untuk bidang misi
dan penginjilan.
"The Case for the Real Jesus: A Journalist Investigates Current
Attacks on the Identity of Christ"
Buku ini mengetengahkan beberapa sanggahan terhadap tantangan yang
dihadapkan pada pandangan Kristen injili tetang Yesus dan pesan-Nya.
Strobel menekankan perbedaan antara bagaimana Yesus dilukiskan dalam
injil-injil nonkanonik dan keempat Injil kanonik, apakah gambar
Yesus telah dirusak oleh gereja, penjelasan baru yang menyangkal
kebangkitan Yesus, apakah gambaran Yesus diambil dari kepercayaan
para penyembah berhala, apakah Yesus memenuhi ramalan tentang
mesias, dan apakah masyarakat kontemporer seharusnya mampu memilih
apa harus dipercayai dari Yesus.
"Experiencing the Passion of Jesus"
Ditulis bersama dengan Garry Poole sebagai panduan diskusi film yang
diproduksi oleh Mel Gibson, "The Passion of the Christ". Buku ini
menerima ECPA Christian Book of the Year pada tahun 2005.
(t/Yohanna)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Answer.com
Judul asli artikel: Lee Strobel
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.answers.com/topic/lee-strobel
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Yohanna Prita Amelia dan Sri Setyawati
Kontak redaksi/kirim bahan: penulis(at)sabda.org
Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs PELITAKU: http://pelitaku.sabda.org/
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum
Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |