Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/49 |
|
e-Penulis edisi 49 (19-11-2008)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi: 049/November/2008 TEMA: MENGEMBANGKAN IDE ______________________________________________________________________ = DAFTAR ISI = * Dari Redaksi: Kembangkan Ide Anda! * Mutiara Penulis * Artikel: Mengembangkan Ide untuk Menulis (Pratulis) * Tips: Mencari dan Mengembangkan Ide-Ide Kristiani * Pojok Bahasa: Menceraikan yang Dipersatukan * Stop Press!: Baru! Publikasi e-Wanita ____________________________DARI REDAKSI______________________________ KEMBANGKAN IDE ANDA! Setelah penulis menemukan ide tulisan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengembangkannya. Mengembangkan ide ini harus dilakukan agar apa yang menjadi gagasan Anda dapat ditangkap dan dipahami oleh pembaca. Meski demikian, mengembangkan ide itu tidak mudah. Hal itu bisa disebabkan karena ide tersebut terlalu luas, Anda kurang menguasai seluk-beluk tentang ide tersebut, atau Anda tidak memakai teknik-teknik untuk mengembangkan ide. Apakah hal-hal itu yang sedang Sahabat Penulis hadapi saat ini? Tema "Mengembangkan Ide" sajian edisi November 2008 kali ini kiranya dapat memperlengkapi wawasan Anda tentang mengembangkan ide dan menolong Anda dalam menghadapi persoalan seputar tema tersebut. Pada 3 November 2008 yang lalu, e-Penulis juga genap berusia empat tahun. Pertambahan usia dalam melayani kiranya semakin memantapkan langkah dan kiprah e-Penulis di dunia pelayanan literatur. Marilah terus menulis untuk melayani! Pimpinan Redaksi e-Penulis, Puji Arya Yanti ___________________________MUTIARA PENULIS____________________________ PROSES KREATIF ITU TIDAK BISA DIKONTROL _______________________________ARTIKEL________________________________ MENGEMBANGKAN IDE UNTUK MENULIS (PRATULIS) Bagaimana penulis mengembangkan ide untuk menulis? Penulis menggunakan banyak cara, dan saya berani bertaruh bahwa sebagian besar cara-cara tersebut melibatkan menulis itu sendiri. Bayangkan seorang komposer yang hendak mengarang sebuah lagu dengan memainkan not-not keyboard. Bayangkan seorang pemahat membuat ide untuk sebuah patung dengan membentuk-bentuk ulang sebongkah tanah liat. Bayangkan seorang penjahit selimut yang hendak membuat pola motif selimut dengan merancang dan merancang kembali beragam kain. Semua usaha kreatif melalui beberapa tahap awal di mana pencipta menghasilkan ide-ide, menghapus beberapa ide, dan bermain-main dengan ide yang merebut imajinasi atau yang cocok. Setiap pencipta mengembangkan ide dengan tenggelam dan memikirkan sesuatu dalam media tertentu. Demikian juga dengan menulis. Dalam dunia kepenulisan, tahapan awal pengembangan ide itu disebut "pratulis". Pratulis biasanya berantakan -- banyak ide tersebar di mana-mana -- seperti penjahit selimut dengan potongan kainnya yang berserakan di lantai rumah. Bagi kebanyakan orang, berantakan dan tidak ambil peduli dengan logika, pola, atau bentuk akhir adalah suatu kebebasan. Itulah tujuan dari pratulis; menjadi sebebas mungkin dalam membangkitkan ide-ide. Jika Anda sangat terganggu dengan ketidakrapian, maka pratulis bisa disebut sebagai prarencana, sebagai alat untuk membangkitkan ide-ide dan data yang dapat membantu Anda menciptakan draf esai. Sebaliknya, pratulis adalah sebuah tahap pengeraman ide, salah satu cara untuk membangkitkan ide dan menangkap pemikiran Anda dengan menulis. Ide-ide penulisan berkembang dengan banyak cara, dan teknik pratulis mencoba untuk menunjukkan beragam cara di mana ide dapat berkembang. Berikut beberapa bentuk pratulis yang bertujuan untuk membantu Anda membawa ide-ide dan minat di bawah kesadaran Anda menjadi sesuatu yang kita sadari (penolong jika kita hendak mengisi kertas kosong saat kita diminta untuk "menulis tentang sesuatu yang menarik minat kita"): a. tulisan bebas, b. mencari ide, c. pengelompokan/pemetaan, dan d. memelihara jurnal pribadi. Bentuk-bentuk lain dari pratulis yang ditujukan untuk membantu Anda membangkitkan dan juga memfokuskan diri mengenai suatu subjek yang telah Anda pilih, adalah: a. menanyakan sesuatu tentang suatu subjek, dan b. membuat daftar. Bentuk pratulis lain juga ditujukan untuk membantu Anda menghasilkan ide Anda sendiri dalam menanggapi ide orang lain, yaitu: a. meresponi sebuah teks, b. memelihara jurnal harian, dan c. meresponi sebuah tugas tertentu. Menulis Bebas Menulis bebas membantu Anda mengidentifikasi subjek-subjek yang menjadi minat Anda. Secara tidak sadar, Anda tahu apa yang menjadi minat Anda, tetapi belum dapat mengidentifikasinya secara sadar, dan diharapkan Anda dapat menyadari minat Anda itu dengan menuliskannya secara bebas (sebab menulis sama dengan berpikir). Menulis bebas seperti menulis dengan aliran kesadaran di mana Anda menulis apa yang ada di pikiran Anda. Setelah Anda membuat beberapa tulisan bebas, Anda akan mendapati bahwa Anda cenderung kembali ke satu subjek berulang kali. Subjek yang berulang kali Anda tulis adalah subjek yang baik untuk Anda kembangkan melalui penulisan, sebab hal tersebut jelas merupakan sesuatu yang penting di pikiran Anda. Untuk menulis bebas, gunakan komputer Anda atau ambillah selembar kertas dan pensil, apa pun yang menurut Anda nyaman. Ambil pengatur waktu. Setel waktu lima menit. Tulislah apa yang ada dalam pikiran Anda dalam lima menit tanpa memusingkan diri dengan kesempurnaan, kalimat yang baik, dan ejaan atau tanda baca yang benar. Bahkan, jangan pedulikan masuk akal atau tidaknya juga tulisan Anda. Berkonsentrasilah hanya untuk merekam semua pikiran Anda dan memenuhi ruang yang ada dengan sebanyak mungkin tulisan selama lima menit itu. Jika Anda tidak menulis sesuatu, tulis saja: "tidak tahu tidak tahu" sampai Anda mendapat ide lain. Jika menurut Anda latihan ini sangat bodoh, maka tulislah: "ini bodoh ini bodoh" sampai Anda mendapat ide lain. Ingat, tujuan dari menulis bebas adalah untuk mengisi halaman kosong dengan sebanyak mungkin kata selama lima menit menulis. Setelah 5 menit, beristirahatlah selama 1 menit dan bacalah apa yang telah Anda tulis, lalu lakukan lagi prosedur penulisan bebas tersebut minimal dua atau lebih kali lagi. Setelah sampai pada tahap itu, berhentilah dan lakukan yang lain. Lakukan serangkaian prosedur penulisan bebas dalam waktu lima menit itu beberapa jam kemudian. Anda mungkin dapat memahami benang merah (ide-ide yang berulang kali tertulis) setelah Anda menulis bebas beberapa kali. Ide-ide yang Anda ulang adalah ide-ide yang bagus untuk esai sebab ide-ide itulah yang menjadi minat Anda. Mencari Ide/Brainstorming Mencari ide/brainstorming, seperti halnya menulis bebas, adalah teknik sebelum menulis yang dirancang untuk membawa ide-ide di bawah sadar menjadi ide-ide yang kita sadari. Cara ini adalah cara yang bagus ketika Anda sudah mengetahui subjek umum yang Anda minati, namun belum mengetahui aspek apa dalam subjek itu yang akan Anda titikberatkan. Brainstorming adalah teknik yang dilakukan secara sadar di mana Anda secara cepat merekam semua ide yang berhubungan dengan subjek utama tersebut. Semua ide sama-sama dapat diterima; tujuan dari brainstorming adalah untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin ide yang berhubungan dengan subjek itu. Kemungkinan besar Anda sudah pernah melakukan brainstorming di tempat kerja atau pernah melihatnya di televisi atau film. Pengelompokkan/Pemetaan Pengelompokkan/Pemetaan dapat membantu Anda menyadari ragam cara untuk memikirkan suatu subjek. Untuk melakukan pengklasifikasian atau "pemetaan pikiran", tuliskanlah subjek utama Anda di tengah sebuah kertas kosong. Lalu, tuliskanlah secara cepat ide-ide yang berhubungan dengan subjek tersebut di seluruh ruang kosong lembaran kertas Anda. Apabila satu ide mengembangkan ide yang lain, gabungkan mereka dengan garis penghubung dan lingkaran untuk membentuk kelompok-kelompok ide. Tujuan utama dari cara ini adalah untuk menggunakan garis dan lingkaran untuk menunjukkan secara visual bagaimana ide-ide Anda dapat saling berkaitan dan juga berkaitan dengan subjek utama. Sebuah kelompok atau peta menggabungkan dua tahapan brainstorming (merekam ide-ide dan kemudian mengelompokkan mereka) menjadi satu. Cara ini juga dapat membuat Anda melihat sekilas aspek-aspek subjek mana yang dapat Anda tulis lebih banyak, sehingga hal ini dapat membantu Anda untuk memutuskan bagaimana memfokuskan sebuah subjek yang luas menjadi tulisan. Memelihara Jurnal Pribadi Sebuah jurnal pribadi itu cara bagus yang akan terus-menerus merekam semua observasi dan pemikiran Anda -- respons pribadi Anda terhadap dunia -- lalu mengembangkan ide untuk menulis. Sebuah jurnal pribadi lebih dari sekadar catatan mengenai apa yang terjadi dalam hidup Anda (lebih dari sekadar "hari Senin, saya pergi ke perpustakaan; hari Selasa, saya kerja sampai malam"). Jurnal pribadi adalah rekaman semua observasi, perasaan, dan refleksi diri terhadap semua pengalaman Anda. Anda mungkin mau menulis tentang sebuah kejadian yang Anda amati, tentang seseorang, sebuah tempat, pengalaman penting masa kecil Anda, reaksi yang berbeda atas sebuah situasi, isu yang sedang hangat, tujuan, masalah etika, atau subjek lainnya yang menarik perhatian Anda dan memenuhi pikiran Anda. Anggap diri Anda sebagai seorang penyelidik dan tanyalah pada diri Anda mengapa sesuatu itu seperti kelihatannya, mengapa seseorang merespons situasi tertentu dengan beragam cara, apa ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang, sebuah tempat atau sebuah benda, atau bagaimana sesuatu terjadi. Dengan kata lain, pikirkanlah tentang apa yang Anda amati dan tulislah pemikiran-pemikiran tersebut ke dalam jurnal Anda. Menanyakan Sesuatu Tentang Suatu Subjek Bertanya adalah bentuk serbaguna pratulis. Anda dapat bertanya untuk mengembangkan sebuah perspektif mengenai suatu subjek yang ingin Anda tulis, untuk mempersempit subjek yang telah Anda pilih, dan untuk menentukan apakah subjek pilihan Anda dapat ditulis dengan mudah (khususnya jika Anda menulis karya ilmiah). Bertanya untuk Mengembangkan Sebuah Perspektif Mengenai Sebuah Subjek Bertanyalah mengenai "siapa", "apa", "kapan", "di mana", "mengapa", dan "bagaimana" suatu subjek untuk menangkap batasan subjek tersebut dan bagaimana Anda dapat mendekati subjek itu -- sudut mana yang nampaknya masuk akal untuk Anda ambil saat memikirkan subjek itu. Bertanya untuk Mempersempit Sebuah Subjek Bertanyalah mengenai subjek Anda dan gunakan jawabannya untuk membuka pertanyaan lain sampai Anda mendapati sebuah pertanyaan bagus untuk berhenti (pertanyaan terfokus yang Anda tahu dapat diteliti, atau pertanyaan terfokus yang dapat Anda jawab sendiri dengan memberikan contoh-contoh dan detail-detail). Membuat Daftar Membuat daftar berarti mencatat ide-ide yang berhubungan langsung dengan subjek tertentu. Membuat daftar lebih terarah daripada mengumpulkan ide (brainstorming) atau menulis bebas; apabila Anda memutuskan untuk membuat daftar sebagai sebuah bentuk pratulis, maka Anda telah memiliki fokus khusus Anda mengenai subjek dan beragam aspek yang berkaitan dengan fokus tersebut. Anda dapat memperluas atau menghapus beberapa isi daftar seiring Anda mengerjakannya, dan memang diharapkan seperti itu. Sebuah daftar adalah alat untuk menangkap apa yang dapat Anda pikirkan mengenai semua aspek yang berhubungan dengan fokus subjek. Misalnya: Subjek Terfokus: cara-cara di mana komunikasi dapat mengalir dalam sebuah organisasi. 1. Atasan-bawahan tradisional -- para manajer memberikan informasi dan mengeluarkan perintah bagi bawahan. 2. Bawahan-atasan -- lebih langka, di mana manajemen membuka pintu untuk menerima informasi-informasi dan saran-saran dari karyawan untuk perusahaan. 3. Lintas departemen -- di mana orang-orang dengan status setara saling berbagi informasi. 4. Tim kerja -- yang mungkin melibatkan anggota dari berbagai level organisasi, yang berkumpul bersama untuk suatu proyek tertentu. 5. Selentingan -- yang menembus semua level organisasi dan merupakan yang tersulit untuk dikendalikan. Meresponi Sebuah Teks Banyak penulis mengembangkan ide dari membaca. Misalnya, apa pendapat Anda mengenai sebuah artikel tentang perusahaan-perusahaan besar yang keluar dari AS untuk menghemat biaya (membayar para pekerja per hari daripada per jam)? Bagaimana pendapat Anda tentang editorial sebuah surat kabar yang mendukung/menentang kuota untuk memastikan lapangan kerja yang merata? Bagaimana pendapat Anda mengenai ide yang ditawarkan oleh sebuah buku pelajaran di sebuah universitas, bahwa Amerika Serikat adalah masyarakat yang didominasi oleh struktur kelas tradisional? Membaca dapat memunculkan banyak ide untuk penulisan, dan dipastikan bahwa Anda akan diminta untuk merespons sebuah teks dengan ide Anda sendiri. Anda dapat melakukan pratulis untuk sebuah esai dengan menuliskan ide-ide sambil Anda membaca. Catat pikiran-pikiran Anda. Setuju atau tidak setuju dengan ide orang lain, dan tuliskan alasan Anda. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika Anda membaca. Pada pokoknya, lakukan dialog Anda sendiri dengan penulis teks tersebut, seolah-olah Anda sedang berbicara kepadanya, dan tuliskan dialog tersebut supaya Anda dapat mendapatkan kembali idenya di waktu mendatang. Memelihara Jurnal Respons Jurnal respons memungkinkan Anda untuk merefleksikan dan mencatat refleksi-refleksi tersebut saat dan setelah Anda membaca. Metode ini sangat bagus untuk meresponi sebuah teks yang kompleks, dan merupakan teknik yang bagus untuk membangkitkan ide-ide untuk menulis. Anda dapat bertanya dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam sebuah jurnal respons: * Apa inti argumen penulis dan poin penting apa saja yang mendukung ide tersebut? * Apakah saya setuju atau tidak setuju dengan inti argumen itu? Mengapa? * Apakah informasi tersebut berlaku untuk sesuatu hal yang telah saya ketahui? Sebuah jurnal respons juga memberikan kesempatan untuk mencatat pikiran dan reaksi Anda terhadap teks. Bekerja dengan Pratulis: Berpindah dari Diri kepada Subjek Inti dari pratulis adalah mencatat serangkaian pemikiran sehingga Anda memunyai sebuah kolam untuk menampung ide dari esai Anda. Anda mungkin telah mencatat secara campur aduk informasi-informasi dan ide-ide. Saya menganggap pratulisan saya sebagai sesuatu yang berhamburan. Pratulisan saya cenderung seperti barang-barang yang ada dalam pikiran sehingga saya harus menumpahkannya ke selembar kertas (oke, jadi saya memunyai sesuatu yang berantakan berserakkan di dalam kepala saya). Kemudian, tugas selanjutnya adalah menyortir barang-barang itu, memilih beberapa dan membuang suatu barang, sehingga saya berpindah dari kecampuradukan informasi ke sebuah fokus yang dapat saya kembangkan dan mendukung sebuah esai. Pada pokoknya, ketika melakukan pratulis, Anda perlu berpindah dari diri kepada subjek. Sepenting apa pun sebuah pratulis dalam membantu Anda mengidentifikasi ide-ide untuk menulis, data pratulis sendirian tidak dapat menyediakan cukup informasi untuk menulis seluruh esai. Pratulis hanya dihasilkan oleh semua pengalaman, pengamatan, dan pemikiran Anda. Untuk mengembangkan sebuah esai, Anda mungkin perlu memasukkan beberapa pengalaman, pengamatan, dan pemikiran tambahan -- informasi-informasi yang tidak hanya merefleksikan pengalaman-pengalaman tertentu Anda, tetapi juga pengalaman manusia pada umumnya. Sebuah esai selalu menggunakan pengertian dan pemikiran Anda sendiri sebagai dasarnya, tetapi juga meluas sehingga pemikiran tersebut memiliki relevansi bagi orang lain. (Kolom koran gabungan milik Dave Barry memberikan contoh yang bagus. Saya memikirkan satu esai khusus yang menceritakan pengalamannya dengan toilet baru, tipe toilet yang tidak menggunakan banyak air dan karena itu tidak dapat menyiram dengan baik. Dia menggunakan pengalamannya sendiri sebagai dasar untuk refleksi yang lebih luas mengenai masalah-masalah dengan teknologi modern dan masalah perundang-undangan, hal-hal yang kebanyakan orang dewasa dapat kaitkan satu sama lain melalui suatu cara.) Jadi, bagaimana cara Anda berpindah dari diri kepada subjek dalam melakukan pratulis? 1. Tinjau ulang pratulisan Anda untuk mengidentifikasi berbagai ide utama yang ada dalam pratulis. 2. Daftarkan ide-ide tersebut. 3. Tulislah ide-ide tersebut dalam kalimat tesis. Yakni, membuat pernyataan yang menjelaskan pengertian atau ide Anda mengenai topik, dan menuliskan pertanyaan tersebut dalam bentuk kalimat lengkap. Menggarap tesis, yang dapat dikembangkan dari pratulis, adalah kunci untuk menulis sebuah esai. (t/Hilda) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: Empire State College Judul asli artikel: Developing Ideas for Writing (Prewriting) Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.esc.edu/ESConline/Across_ESC/WritersComplex.nsf/3CC42A422514347A8525671D0049F395/CE2B510E7D9975AE852569C3006ACCCC?OpenDocument#prewriting ________________________________TIPS__________________________________ MENCARI DAN MENGEMBANGKAN IDE-IDE KRISTIANI Pemberitaan itulah kekuatan Allah (1 Korintus 1:18). Lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil (2 Timotius 4:5). A. DALAM PL Siapakah yang Memberitakan? - Allah memberitakan kesejahteraan (Kejadian 41:16) - Para nabi - Raja - Hakim-hakim Tema: - Memberitakan hikmat (Ayub 28:27) - Memberitakan bahwa Tuhan itu benar (Mazmur 92:16) - Memberitakan apa yang lurus (Yesaya 45:19) - Memberitakan kabar baik (Yesaya 52:7) - Memberitakan perbuatan masyhur Tuhan (Yesaya 60:6) - Memberitakan tahun rahmat Tuhan (Yesaya 61:2) Kepada Siapa dan Tempat di Mana Pemberitaan Itu? - Memberitakan perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa (Mazmur 9:12) - Memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa-bangsa (Mazmur 22:32) - Memberitakan kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa (Yesaya 66:19) B. DALAM PB Siapakah yang Memberitakan? - Yesus berjalan memberitakan Kerajaan (Lukas 8:1) - Dua belas orang diutus Yesus memberitakan Injil (Markus 3:14) - Alat pilihan untuk memberitakan nama-Ku ( Markus 9:15) - Ia telah menugaskan kami memberitakan (Markus 10:42) - Kami bersaksi dan memberitakan kepadamu (1 Yohanes 1:2); dan yang kami dengar, kami beritakan (1 Yohanes 13) - Kristus mengutus Paulus untuk memberitakan Injil (1 Korintus 1:17) - Para rasul Tema: - Memberitakan Kerajaan Allah (Matius 4:23) - Memberitakan Kerajaan Surga (Matius 9:35) - Memberitakan kepadamu kesukaan yang besar (Lukas 2:10) - Memberitakan segala sesuatu (Yohanes 4:25) - Memberitakan hal-hal yang akan datang (Yohanes 16:13) - Memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan (Kisah Para Rasul 4:2) - Memberitakan Yesus adalah Mesias (Kisah Para Rasul 17:3, 17:23; Kisah Para Rasul 5:42) - Memberitakan firman Allah dengan berani (Kisah Para Rasul 4:25) - Memberitakan damai sejahtera oleh Yesus (Kisah Para Rasul 10:36) - Memberitakan kabar kesukaan (Kisah Para Rasul 13:32; Titus 4:2) - Memberitakan pengampunan dosa (Kisah Para Rasul 13:38) - Memberitakan jalan keselamatan (Kisah Para Rasul 16:17) - Memberitakan seluruh maksud Allah (Kisah Para Rasul 20:27) - Dikuduskan untuk memberitakan Allah (Roma 1:1) - Memberitakan Kristus disalibkan (1 Korintus 1:23 ); kematian-Nya sampai Ia datang (1 Korintus 11:26) - Memberitakan hikmat yang telah matang (1 Korintus 2:6) - Memberitakan Injil (Galatia l:8) - Memberitakan Ia datang dan memberitakan damai sejahtera (Efesus 2:17) - Memberitakan rahasia Injil (Efesus 6:19) - Memberitakan Kristus (Filipi 1:15, Kolose 1:28) - Dengan terus terang memberitakan kebenaran (2 Timotius 2:15; Titus 1:15) - Memberitakan kebenaran dan kekuasaan Allah (2 Korintus 6:7) Kepada Siapa dan Tempat di Mana Pemberitaan Itu? - Ia memberitakan di dalam kota-kota mereka (Matius 11:1) - Beritakan Injil ke segala makhluk (Markus 16:15) dan segala tempat (Lukas 16:20, 4:43) - Kepada orang miskin diberitakan Kabar Baik (Matius 11:5) - Injil akan diberitakan ke seluruh dunia (Matius 24:14) - Di mana saja Injil itu diberitakan (Matius 26:13) - Memberitakan firman kepada manusia (Markus 2:2) - Memberitakan bahwa orang itu bertobat (Markus 6:12) - Injil harus diberitakan kepada semua bangsa (Markus 13:10, 14:9, 10:8) - Memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana (Lukas 9:2, 9:60) - Di rumah-rumah ibadah (Kisah Para Rasul 9:20) - Ke seluruh negeri (Kisah Para Rasul 8:4) - Kampung-kampung di Samaria (Kisah Para Rasul 8:25) - Memberitakan kepada orang Yahudi saja (Kisah Para Rasul 11:19) - Masuk ke rumah Filipus memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 21:8) - Memberitakan Injil di Troas (2 Korintus 2:12) - Memberitakan di daerah-daerah yang lebih jauh (2 Korintus 10:16) - Memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa (Galatia 1:16; 1 Timotius 3:16, 4:11) - Memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi (Efesus 3:8) - Memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudaraku (Ibrani 2:12) - Injil telah diberitakan kepada orang mati (1 Petrus 4:6) - Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka (Wahyu 14:6) C. AKIBATNYA - Bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus (Matius 12:41; Lukas l1:32) - Iman timbul dari pemberitaan Injil (Filipi 1:27) D. KEMBANGKAN IDE-IDE KRISTIANI DARI KERANGKA DASAR DI ATAS. BUATLAH TEMA-TEMA YANG TUJUANNYA TIDAK LEPAS DARI VISI DI ATAS. Diambil dari: Judul buku: Teknik Penulisan Literatur Penulis: Harianto GP Penerbit: Agiamedia, Bandung 2000 Halaman: 102 -- 105 ____________________________POJOK BAHASA______________________________ MENCERAIKAN YANG DIPERSATUKAN Oleh: indonesiasaram Ayat Alkitab yang boleh dibilang mencegah kawin-cerai dalam kehidupan orang Kristen ialah Matius 19:6 (lihat juga Markus 10:9). Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut. "Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ampuhkah ayat tersebut mengambil peran sebagai rem? Saya tidak bisa memastikan. Apalagi kawin-cerai sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat dunia. Mungkin saja ayat tersebut sudah tidak lagi dipakai dalam pemberkatan nikah. Mungkin juga masih dipakai sebagai bagian dari formalitas. Menceraikan apa yang dipersatukan Allah boleh dianggap sebagai hal yang tidak patut. Namun, menceraikan apa yang dipersatukan manusia, bagi saya adalah hal yang wajar kalau berhubungan dengan bahasa. Apalagi bila ternyata mereka (bentuk bahasa tersebut) memang tidak sepantasnya dipersatukan. Masyarakat bahasa memang sering kali bertindak semena-mena terhadap bahasanya sendiri. Alhasil, selain menimbulkan kesalahpahaman dengan sesamanya, mereka juga melabrak semua kaidah dan batasan yang telah diberikan. Persis seperti orang Israel yang melanggar perintah Allah, tepat setelah mereka berjanji akan mematuhi segala perintah Tuhan (Keluaran 19:8) dengan membuat patung lembu emas (Keluaran 32:1). Beberapa bentuk yang sebenarnya tidak boleh dipersatukan, namun sering kali harus menjalani "kawin paksa" ialah sebagai berikut. * sering kali * acap kali * kerap kali * terima kasih * tanggung jawab * rumah sakit * Juru Selamat Hampir serupa dengan hal ini, penggunaan partikel pun juga memiliki kondisi di mana penulisannya harus terpisah. Kondisi yang dimaksud ialah apabila pun bisa digantikan dengan kata juga dan saja. * apa pun * itu pun * siapa pun * mana pun Sebaliknya, ada pula sejumlah kosakata yang sering diceraikan oleh para pengguna bahasa. Padahal seyogianya kosakata tersebut merupakan satu kesatuan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. * barangkali * kosakata * sukacita * dukacita * pascaperang * prasejarah Daftar di atas masih berupa daftar yang pendek. Pada kenyataannya, Anda pasti akan menemukan kosakata yang lain yang lebih banyak lagi dari yang saya kemukakan. "Kawin paksa" dan "perceraian" kata yang dilakukan masyarakat bahasa sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi. Di satu sisi, perkembangan bahasa menyebabkan penulisan kata yang dahulu ditulis dua kata, kini menjadi satu kata. Sejumlah literatur bahasa bertahun-tahun yang lalu masih menuliskan "kosa kata", bukan "kosakata". Tidak heran apabila banyak pihak yang menjadi bingung untuk memilih bentuk mana yang hendak digunakan. Kondisi ini memang memaksa masyarakat bahasa untuk bergiat mencermati penggunaan bahasa, khususnya kosakata, melalui berbagai media. Dan media yang saya kira paling cocok untuk hal ini ialah surat kabar. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Corat-Coret Bahasa Penulis: indonesiasaram Alamat URL: http://indonesiasaram.wordpress.com/2008/03/30/menceraikan-yang-dipersatukan/ _____________________________STOP PRESS!______________________________ BARU! PUBLIKASI e-WANITA Berita terbaru! Sebuah publikasi yang khusus ditujukan bagi kaum wanita Kristen akan diluncurkan oleh YLSA pada bulan Desember 2008. Sesuai dengan misinya, maka nama publikasi ini adalah "e-Wanita". Jika Anda adalah wanita Kristen Indonesia yang rindu untuk mewarnai hidup dengan makna surgawi, publikasi ini pasti cocok untuk Anda. Publikasi "e-Wanita" terbit dua kali dalam sebulan dengan suguhan-suguhan yang akan memberikan prinsip-prinsip iman Kristen, inspirasi, dan pengetahuan bagi para wanita Kristen. Segeralah mendaftarkan diri agar tidak ketinggalan untuk mendapatkan edisi perdananya yang akan terbit pada bulan Desember 2008. Cara berlangganannya sangat MUDAH! Anda hanya harus mengisi formulir pendaftaran yang kami sediakan di bawah ini untuk mendaftarkan diri sendiri atau rekan Anda. Setelah diisi, kirimkan formulirnya ke: ==> < wanita(at)sabda.org > Segeralah mendaftarkan diri sekarang! -----> Potong di sini, kirimkan ke: ==> < wanita(at)sabda.org > <----- FORM BERLANGGANAN PUBLIKASI e-WANITA Nama: Alamat e-mail: Rekan-rekan yang ingin Anda daftarkan: 1. Nama: Alamat e-mail: 2. Nama: Alamat e-mail: 3. Nama: Alamat e-mail: (Silakan tambahkan nomor di bawahnya jika masih kurang.) -----> Potong di sini, kirimkan ke: ==> < wanita(at)sabda.org > <----- ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Puji Arya Yanti Staf Redaksi: Davida Welni Dana Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Kirim bahan/tanya: Kirim e-mail ke penulis(at)sabda.org Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs Pelitaku: http://pelitaku.sabda.org/ Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur ______________________________________________________________________ Melayani sejak 3 November 2004 Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2008 YLSA -- http://www.ylsa.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |