Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/46

e-Penulis edisi 46 (13-8-2008)

Teknik Menulis

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________

Edisi 046/Agustus/2008
TEMA: TEKNIK MENULIS
______________________________________________________________________

= DAFTAR ISI =
* Dari Redaksi: Menulis Memerlukan Teknik
* Mutiara Penulis
* Artikel: Lima Langkah Penulisan yang Berhasil
* Tips: Teknik Menulis Secara Umum
* Pojok Bahasa: Salah Kaprah
* Seputar Pelitaku: Publikasi dan Promosi

____________________________DARI REDAKSI______________________________

  MENULIS MEMERLUKAN TEKNIK

  Ya, benar! Menulis memang memerlukan teknik khusus supaya dapat
  menghasilkan tulisan yang masuk dalam kriteria tulisan yang baik.
  Setiap tulisan memunyai teknik tersendiri, tergantung dari jenis
  tulisan yang ingin dibuat oleh penulis. Banyaknya jenis tulisan yang
  ada, tidak memungkinkan Redaksi untuk menyajikan semuanya dalam
  sebuah edisi.

  Karena itu, dalam edisi Teknik Menulis kali ini, Redaksi berusaha
  membagikan kepada Sahabat Penulis materi berupa teknik secara umum
  yang dapat diaplikasikan untuk menghasilkan sebuah tulisan. Lima
  langkah penulisan dan metode menulis secara umum sebagai dasar dan
  referensi bagi Anda supaya dapat mencapai tujuan dari penulisan.
  Namun, perlu diingat bahwa metode apa pun tidak akan mencapai hasil
  yang maksimal jika Anda tidak berlatih dan mempraktikkannya dengan
  tekun dan teratur.

  Silakan menyimak dan kiranya sajian kali ini dapat memperlengkapi
  Sahabat Penulis sehingga semakin terampil dalam menjelajahi dunia
  tulis-menulis dan terlibat dalam dunia pelayanan literatur. Selamat
  menulis dan pakailah talenta menulis yang Sahabat Penulis miliki
  untuk membawa orang-orang kepada Kebenaran Sejati.

  Pimpinan Redaksi e-Penulis,
  Puji Arya Yanti

___________________________MUTIARA PENULIS____________________________

  TIDAK USAH BERANALISIS, MENULIS YA MENULIS SAJALAH

______________________________ARTIKEL 1_______________________________

  LIMA LANGKAH PENULISAN YANG BERHASIL

  Alasan utama mengapa banyak orang teknis -- sehebat apa pun ia dalam
  hal teknis -- mengalami kesulitan dalam menulis adalah karena mereka
  tidak tahu bagaimana mulai menulis. Mereka duduk di depan mesin
  ketik atau dengan bolpoin di tangan mereka dan berharap dapat
  mengisi kertas kosong dengan tulisan; mereka tidak tahu bahwa
  keterampilan dalam menulis, seperti halnya keterampilan teknis lain,
  membutuhkan pendekatan yang sistematis.

  Tulisan yang sukses bukanlah produk inspirasi, bukan juga bahasa
  lisan yang dituangkan dalam kertas -- tulisan yang sukses adalah
  hasil dari memahami bagaimana menyusun ide di atas kertas. Cara
  terbaik untuk memastikan keberhasilan sebuah proyek tulisan --
  apakah itu surat, proposal, atau laporan resmi -- adalah dengan
  membagi proses penulisan menjadi lima langkah utama: persiapan,
  penelitian, pengorganisasian, penulisan draf, dan revisi. Pertama,
  lima langkah tersebut harus secara sadar diri diikuti. Sama halnya,
  mengoperasikan komputer, mendesain sirkuit, memerbaiki mesin,
  mewawancarai pelamar kerja, atau memimpin rapat dewan direksi, semua
  itu membutuhkan tahapan. Dengan praktik, langkah-langkah yang ada
  dalam setiap proses itu menjadi suatu hal yang otomatis dilakukan.
  Hal itu bukan berarti menyatakan bahwa menulis itu mudah; menulis
  tidaklah mudah. Namun, cara termudah untuk menulis -- dan
  satu-satunya cara untuk memastikan bahwa keterampilan menulis Anda
  akan mencapai tujuan penulisan -- adalah dengan menulis secara
  sistematis.

  Berikut adalah penjelasan mengenai lima langkah utama dalam proses
  penulisan.

  Langkah Pertama: Persiapan

  Menulis, seperti halnya kebanyakan tugas teknis, membutuhkan
  persiapan yang bagus -- bahkan, persiapan yang cukup sama pentingnya
  dengan penulisan draf. Persiapan menulis terdiri dari (1) menetapkan
  tujuan, (2) mengidentifikasi pembaca, dan (3) menentukan batasan
  tulisan Anda.

  Menetapkan tujuan hanyalah sebatas menentukan apa yang Anda ingin
  agar pembaca Anda tahu atau dapat lakukan setelah mereka selesai
  membaca laporan atau tulisan Anda. Namun Anda harus saksama; sering
  kali penulis menyatakan tujuan yang terlalu luas sehingga tidak ada
  gunanya. Tujuan menulis seperti "Untuk melaporkan tempat-tempat yang
  berpotensi bagi pembangunan pabrik baru", terlalu umum dan tidak
  akan ada gunanya. Namun "Menghadirkan kelebihan-kelebihan Chicago,
  Minneapolis, dan Salt Lake City sebagai lokasi yang berpotensi bagi
  pembangunan pabrik baru sehingga atasan dapat memilih lokasi yang
  terbaik" akan memberikan Anda sebuah tujuan yang dapat menuntun Anda
  dalam seluruh proses penulisan.

  Berikutnya adalah mengidentifikasi pembaca -- sekali lagi, hal ini
  juga harus dilakukan dengan saksama. Apa yang pembaca Anda perlukan
  berkaitan dengan subjek Anda? Apa yang pembaca sudah ketahui
  mengenai subjek tulisan Anda? Anda harus tahu, misalnya apakah Anda
  harus mendefinisikan istilah dasar atau apakah definisi seperti itu
  akan membosankan, atau bahkan membuat pembaca Anda merasa dihina.
  Apakah pembaca Anda sebenarnya adalah beberapa orang yang memiliki
  bidang minat dan tingkat pengetahuan teknis yang berbeda-beda?
  Karena target pembaca yang dinyatakan pada tujuan di paragraf
  sebelumnya adalah "atasan". Namun siapa saja yang termasuk dalam
  kategori tersebut. Apakah salah satu orang yang akan memeriksa
  laporan itu adalah manajer personalia? Jika ya, maka dia pastinya
  akan memiliki minat pada beberapa hal, seperti ketersediaan tenaga
  kerja yang kompeten di setiap kota, adanya kampus-kampus yang akan
  memberikan pelatihan bagi para karyawan, kondisi perumahan, bahkan
  mungkin fasilitas rekreasi. Manajer pembelian akan peduli terhadap
  adanya sumber-sumber material yang dibutuhkan pabrik. Manajer
  pemasaran akan lebih cenderung memikirkan kedekatan pabrik dengan
  pasar utamanya dan kondisi transportasi bagi keperluan distribusi
  pabrik. Wakil kepala bagian keuangan pasti akan ingin tahu mengenai
  biaya tanah dan bangunan, juga struktur pajak setempat. Presiden
  perusahaan mungkin akan tertarik dengan semua itu, dan bahkan lebih
  dari itu; misalnya, ia mungkin ingin tahu mengenai efisiensi
  perjalanan antara pabrik pusat dan pabrik yang baru.

  Selain mengetahui kebutuhan dan bidang minat pembaca, Anda harus
  mengetahui sebanyak mungkin latar belakang mereka. Misalnya,
  pernahkah mereka ke tiga kota itu? Pernahkah mereka melihat laporan
  lain mengenai ketiga kota itu? Apakah pabrik baru ini adalah yang
  pertama atau pernahkah mereka memilih lokasi untuk pabrik baru
  sebelumnya? Akhirnya, jika pembaca Anda banyak, maka cara yang
  terbaik, saat Anda sudah mempelajari sebanyak mungkin apa yang
  mereka butuhkan dan latar belakang mereka, adalah menggabungkan
  semua pembaca Anda dalam pikiran Anda menjadi satu gabungan pembaca
  dan tujukan tulisan Anda kepada mereka. Dengan menulis seolah-olah
  bagi satu pembaca, Anda tidak akan dianggap menguliahi (seolah-olah
  Anda berbicara pada satu kelompok, bukan perorangan) dan
  diintimidasi oleh pembaca Anda.

  Menetapkan tujuan dan mengidentifikasi pembaca akan membantu Anda
  memutuskan apa yang harus dan tidak harus Anda sertakan dalam
  tulisan Anda. Saat Anda telah membedakan apa yang penting dan tidak
  penting berdasarkan tujuan dan target pembaca, Anda telah menetapkan
  batasan proyek penulisan Anda. Jika Anda tidak menetapkan batasan
  tulisan dengan jelas sebelum memulai penelitian (langkah
  berikutnya), Anda hanya akan menghabiskan lebih banyak waktu dalam
  meneliti karena Anda tidak yakin jenis informasi yang Anda butuhkan,
  atau bahkan berapa banyak informasi yang Anda butuhkan. Misalnya,
  berdasar atas tujuan dan target pembaca yang telah diutarakan dalam
  paragraf sebelumnya, maka batasan laporan Anda mengenai lokasi
  pabrik akan memuat beberapa hal, seperti biaya tanah dan bangunan,
  tenaga kerja yang tersedia, fasilitas transportasi, kedekatan dengan
  sumber bahan, dan seterusnya; namun batasan Anda tidak akan memuat
  informasi sejarah kota yang bersangkutan atau keadaan geografis
  kota-kota itu (kecuali jika memang itu diperlukan bagi kepentingan
  bisnis Anda).

  Langkah Kedua: Penelitian

  Tujuan dari sebagian besar tulisan teknis adalah untuk menjelaskan
  sesuatu -- biasanya sesuatu yang rumit. Tulisan seperti ini tidak
  dapat dilakukan oleh seseorang yang tidak memahami subjek yang akan
  ia tulis. Cara satu-satunya untuk memastikan bahwa Anda dapat
  memahami dengan baik tulisan dengan subjek yang rumit adalah dengan
  menyusun seperangkat catatan selama penelitian Anda secara utuh dan
  kemudian membuat kerangka dari catatan tersebut. Ada tiga sumber
  informasi yang tersedia bagi Anda: perpustakaan, wawancara
  (kuesioner tertulis), dan wawasan Anda sendiri. Pertimbangkan ketiga
  sumber itu saat Anda mulai melakukan penelitian dan gunakan yang
  sekiranya memenuhi kebutuhan Anda. Tentu saja, jumlah penelitian
  yang harus Anda lakukan tergantung dari proyek Anda; untuk memo
  sederhana atau surat, "penelitian" Anda mungkin hanyalah mencatat
  semua gagasan Anda sebelum Anda mulai mengorganisasinya.

  Langkah Ketiga: Pengorganisasian

  Tanpa pengorganisasian, bahan-bahan yang dikumpulkan selama proses
  penelitian tidak akan dapat dipahami oleh pembaca Anda. Untuk
  melakukan pengorganisasian yang efektif, Anda harus menentukan
  urutan gagasan yang harus dihadirkan, yaitu Anda harus memilih
  metode pengembangan.

  Metode pengembangan yang tepat adalah alat penulis untuk
  mengendalikan bahan-bahannya dan alat pembaca untuk mengikuti apa
  yang disajikan penulis. Subjek Anda mungkin saja dapat menjadi
  metode pengembangannya. Misalnya, jika Anda menyajikan instruksi
  menghidupkan mesin, Anda pastinya akan menyajikan langkah-langkah
  prosesnya secara urut. Metode seperti itu adalah metode pengembangan
  urutan. Jika Anda menulis tentang sejarah komputer, maka Anda akan
  menyajikannya dari awal sejarah sampai masa kini. Metode itu adalah
  metode pengembangan kronologis. Jika subjek Anda bisa menjadi metode
  pengembangan dalam tulisan Anda, maka gunakanlah -- jangan berusaha
  menerapkan metode lain pada subjek itu. Banyak metode pengembangan
  yang tersedia untuk orang teknis, yakni, kronologis, urutan,
  spasial, urutan tingkat kepentingan, perbandingan, analisa,
  umum-khusus, khusus-umum, dan sebab-akibat. Sebagai penulis, Anda
  harus memakai metode pengembangan yang paling cocok dengan subjek,
  pembaca, dan tujuan Anda. Setelah itu Anda siap untuk membuat
  kerangka tulisan.

  Pembuatan kerangka membuat subjek yang luas atau rumit menjadi lebih
  mudah ditangani dengan memecah-mecahnya menjadi bagian-bagian yang
  dapat dikelola, dan hal ini memastikan tulisan Anda akan mengalir
  secara logis dari satu ide ke ide yang lain tanpa menghapus ide yang
  penting. Pembuatan kerangka juga memampukan Anda untuk menekankan
  poin-poin kunci Anda dengan menempatkan mereka pada posisi yang
  penting. Akhirnya, saat Anda memaksakan diri untuk menyusun
  pemikiran Anda pada tahap awal, pembuatan kerangka tulisan yang
  bagus akan membuat Anda untuk secara eksklusif berkonsentrasi
  menulis saat Anda memulai draf kasar tulisan Anda. Bahkan, jika
  bentuk tulisannya hanyalah sebuah surat atau memo pendek, tulisan
  yang berhasil memerlukan logika dan susunan yang disediakan oleh
  metode pengembangan dan kerangka tulisan, meskipun untuk proyek
  sederhana seperti itu, biasanya metode pengembangan dan kerangka
  tulisan tertulis bukan di kertas, namun dalam pikiran Anda.

  Jika Anda berniat untuk menyertakan ilustrasi dengan tulisan Anda,
  saat yang bagus untuk memikirkannya adalah saat Anda telah
  menyelesaikan kerangka tulisan Anda -- terutama jika ilustrasinya
  harus dipersiapkan oleh orang lain sementara Anda menulis dan
  merevisi drafnya. Jika kerangka tulisan yang Anda buat agak rinci,
  Anda harus dapat menentukan ide-ide yang mana yang memerlukan
  dukungan gambar agar lebih jelas.

  Langkah Keempat: Penulisan Draf

  Saat Anda telah menentukan tujuan, target pembaca, dan batasan
  tulisan Anda, saat Anda telah melakukan penelitian secukupnya serta
  telah memilih metode pengembangan dan membuat kerangka tulisan,
  penulisan draf menjadi relatif mudah. Penulisan draf hanyalah proses
  penulisan dan perluasan kerangka tulisan menjadi kalimat-kalimat
  utama dan kemudian menjadi paragraf. Tulis draf dengan cepat,
  konsentrasikan seluruhnya pada pengubahan kerangka tulisan menjadi
  kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf. Jangan kuatirkan pengantar
  yang bagus kecuali jika memang itu mudah untuk dilakukan.
  Konsentrasi pada ide-idenya. Jangan mencoba untuk merevisi atau
  memperhalus kalimatnya. Jangan pedulikan aturan tata bahasa atau
  ejaan karena hal itu bukanlah hal yang penting dalam draf kasar. Di
  atas semuanya itu, tetap ingat kebutuhan dan wawasan pembaca.

  Langkah Kelima: Revisi

  Jika Anda telah mengikuti langkah-langkah penulisan sampai pada
  langkah kelima ini, Anda memegang draf tulisan yang sangat kasar,
  yang sama sekali tidak dapat dianggap sebagai produk jadi. Revisi
  adalah langkah terakhir yang harus dilakukan. Kerangka pemikiran
  yang berbeda diperlukan dalam merevisi; tidak sama saat Anda menulis
  draf kasar. Baca dan evaluasi draf dari sudut pandang pembaca.
  Temukan dan betulkan kesalahan, dan jujurlah. Keraslah terhadap diri
  sendiri demi kepentingan pembaca; jangan memanjakan diri di atas
  pengorbanan pembaca.

  Jangan coba untuk merevisi semuanya sekaligus. Baca draf kasar
  tulisan Anda beberapa kali, dan cari serta betulkan kesalahan yang
  ada.

  Periksa draf Anda berkaitan dengan keakuratan dan keutuhannya. Draf
  Anda harus memberikan apa yang dibutuhkan pembaca dengan tepat,
  namun jangan sampai membebaninya dengan informasi yang tidak perlu
  dan melenceng dari subjek. Jika Anda belum menulis pengantar, inilah
  saatnya untuk membuatnya. Pengantar yang Anda tulis harus mampu
  mengantar pembaca dan memberikan informasi mengenai apa yang Anda
  sajikan dalam isi draf; periksa draf Anda apakah sudah memenuhi hal
  tersebut atau belum. Pengantar Anda harus menyiratkan subjek yang
  Anda angkat dan menangkap perhatian pembaca.

  Periksa kesatuan, kekoherenan, dan peralihan draf Anda. Jika ada
  kesatuan dalam draf Anda, berarti semua kalimat dalam setiap
  paragraf mendukung ide pokok paragraf (diekspresikan dalam kalimat
  utama paragraf), dan semua paragraf mendukung topik utama tulisan
  Anda. Jika draf itu koheren, kalimat-kalimatnya dan juga
  paragraf-paragrafnya mengalir mulus dari satu kalimat/paragraf ke
  kalimat/paragraf yang lain; hubungan antar kalimat atau paragraf
  jelas. Kekoherenan tercapai dengan banyak cara, namun biasanya
  dengan penggunaan alat-alat peralihan yang saksama dan dengan
  pemeliharaan kekonsistenan sudut pandang. Periksa juga draf Anda
  berkaitan dengan ketepatan penekanan dan subordinasi ide. Saat ini
  juga saat yang baik untuk Anda menyesuaikan pengungkapan ide; jika
  Anda menemui tempat di mana ada teralu banyak ide di sana, pilah
  ide-ide tersebut; sebaliknya, jika Anda menemui serangkaian ide
  sederhana yang diungkapkan dalam serangkaian kalimat pendek, buatlah
  ide-ide itu dalam beberapa kalimat yang lebih sedikit.

  Periksa kejelasan draf Anda. Revisi yang telah Anda lakukan telah
  memberi sumbangsih besar pada kejelasan draf. Namun, periksa lagi
  berkaitan dengan istilah-istilah yang perlu dijelaskan bagi pembaca
  Anda, dan periksa juga apakah ada ambiguitas. Apakah draf Anda bebas
  dari kesan dibuat-buat? Apakah draf Anda bebas dari jargon yang
  mungkin tak dipahami pembaca (atau beberapa pembaca) Anda? Apakah
  ada kata-kata abstrak yang dapat digantikan dengan kata-kata yang
  konkret? Periksa seluruh draf Anda sehingga pemilihan katanya tepat.

  Periksa gaya draf Anda. Saat Anda telah sampai pada tahap ini, pasti
  gaya tulisan telah jauh lebih baik, namun masih banyak yang dapat
  Anda lakukan. Periksa keringkasan Anda; bisakah Anda menghapus
  kata-kata atau frase-frase yang tak berguna -- yang beberapa penulis
  sebut "deadwood"? Hal seperti itu selalu mungkin untuk dilakukan,
  dan hal itu akan sangat bermanfaat bagi tulisan Anda (dan pembaca
  Anda). Buang kata-kata klise dan bahasa basi yang lain. Apakah
  kalimat-kalimat yang Anda gunakan adalah kalimat aktif? Khususnya
  dalam tulisan teknis, ada godaan besar untuk menggunakan kalimat
  pasif saat kalimat aktif dirasa terlalu kuat (dan juga lebih
  ringkas). Periksa juga struktur pararelnya. Periksa susunan kalimat
  dan cari cara untuk mendapatkan variasi kalimat yang lebih menarik.

  Periksa juga apakah ada kejanggalan dan pemelencengan nada tulisan.
  Kejanggalan dan pemelencengan nada sulit ditemukan karena keduanya
  adalah akibat dari banyak hal, sebagian besar adalah akibat dari apa
  yang telah Anda lakukan dalam merevisi. Namun, cobalah untuk membaca
  draf Anda dengan keras (lebih baik, ada seseorang yang membacakannya
  untuk Anda) sambil Anda mendengarkannya seolah-olah Anda adalah
  pembaca. Anda akan mengetahui kejanggalan karena terdengar
  dipaksakan atau kikuk -- sesuatu yang tidak akan pernah Anda katakan
  jika Anda berbicara kepada pembaca Anda karena akan terdengar tidak
  alami, baik bagi Anda maupun bagi pembaca. Anda akan mengenali
  pemelencengan nada saat Anda mendengar kata-kata, frase-frase, atau
  kalimat-kalimat yang tidak cocok dengan hubungan yang ada antara
  Anda dan pembaca Anda. Misalnya, dalam memo untuk atasan dalam
  organisasi Anda, Anda akan menghindari frase atau kalimat yang
  kesannya menggurui. Jika pembaca Anda serius dengan subjek Anda
  (lebih baik diasumsikan demikian), maka jangan mencoba untuk melucu.
  Membenarkan nada sering kali adalah masalah mengganti sebuah kata
  dengan kata yang lain yang memiliki konotasi lebih cocok. Misalnya,
  perhatikan perbedaan nada antara "Saya bingung dengan kekerasan
  kepala Anda menolak rencana itu" dan "Saya bingung dengan keteguhan
  hati Anda menolak rencana itu". Akhirnya, periksa perlahan dan
  saksama mengenai masalah tata bahasa, tanda baca, dan hal-hal
  mekanis (ejaan, singkatan, huruf besar, dll.) dan format. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku: Handbook of Technical Writing
  Judul bab: Five Steps to Successful Writing
  Penulis: Charles T. Brusaw, Gerald J. Alred, dan Walter E. Oliu
  Penerbit: St. Martin`s Press, New York 1976
  Halaman: XIII -- XIX

_________________________________TIPS_________________________________

  TEKNIK MENULIS SECARA UMUM
  Ditulis oleh: Puji Arya Yanti

  Seperti halnya proses produksi lainnya, menulis juga memerlukan
  teknik tertentu. Sehingga dapat menghasilkan tulisan yang baik,
  bermanfaat, dan enak dibaca.

  Teknik menulis jenis tulisan yang satu dengan lainnya itu berbeda.
  Berikut teknik menulis secara umum yang dapat dipakai untuk membuat
  sebuah tulisan.

  - Menentukan Jenis Tulisan
    Hal ini perlu dilakukan lebih dahulu karena akan berpengaruh pada
    hal-hal yang perlu diperhatikan selanjutnya dalam teknik menulis.
    Untuk menulis cerita anak, tentu tekniknya akan berbeda dengan
    menulis puisi, menulis renungan, atau menulis kesaksian.

  - Memertimbangkan Pembaca
    Ingatlah para pembaca Anda. Hal ini adalah salah satu metode agar
    tulisan Anda dibaca oleh pembaca. Berikan sesuatu yang mereka
    butuhkan, yang mendidik, memberi informasi, maupun yang menghibur
    mereka.

  - Berorientasi pada Publikasi
    Jangan lupakan yang satu ini. Selain memertimbangkan pembaca,
    berorientasi pada publikasi akan menolong Anda untuk menghasilkan
    tulisan yang bagus. Anda juga dapat mempelajari tulisan seperti
    apa yang diinginkan suatu media tertentu jika Anda tahu ke mana
    tulisan Anda akan dipublikasikan.

  - Menentukan Tema dan Mencari Ide Tulisan
    Dari tema yang sudah Anda tentukan, munculkan ide-ide yang baru
    dan menarik. Untuk menunjang ide-ide Anda, lakukan
    persiapan-persiapan bahan, bahkan riset sehingga tulisan Anda
    semakin akurat.

  - Mengembangkan Ide
    Jika tema dan ide sudah ditentukan, teknik selanjutnya adalah
    mengembangkannya. Ide tidak akan menjadi sebuah tulisan jika Anda
    tidak mengembangkannya. Kembangkan ide Anda dalam kalimat-kalimat
    sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

  - Memerhatikan Unsur-Unsur Tulisan
    Dalam mengembangkan ide, perlu diperhatikan pula unsur-unsur
    tulisan. Pakailah kata dan kalimat yang efektif. Sehingga pembaca
    tidak akan bingung dengan pemaparan ide Anda. Namun, unsur tulisan
    ini juga perlu memerhatikan jenis tulisan yang akan Anda buat.
    Dalam menulis puisi, tentunya Anda tidak perlu bingung apakah
    kalimat Anda efektif atau tidak.

  - Menciptakan Gaya Tulisan
    Buatlah gaya Anda sendiri. Jangan meniru gaya tulisan orang lain.
    Hal ini memang tidak mudah bagi pemula, apalagi kalau Anda
    memunyai penulis yang Anda idolakan. Biasanya gaya menulis Anda
    akan terpengaruh olehnya. Namun jangan putus asa, dengan latihan
    terus-menerus, akhirnya Anda bisa menciptakan gaya Anda sendiri.

  - Menguasai EyD
    Meskipun ada seorang editor yang akan mengedit tulisan Anda,
    seorang penulis sebaiknya juga menguasai ejaan yang disempurnakan
    dengan baik. Bagaimana memakai tanda baca, memakai kata dan
    kalimat baku, menggunakan awalan maupun kata depan, dan lain
    sebagainya, lebih baik dikuasai karena hal tersebut akan menunjang
    tulisan Anda nantinya.

  - Melakukan Swasunting
    Editing bukan semata-mata tugas editor. Penulis yang baik juga
    melakukan tugas editing untuk tulisannya sendiri. Setelah Anda
    menyelesaikan tulisan Anda, lakukan swasunting untuk memerbaiki
    tata bahasa kalimat dalam tulisan Anda. Swasunting ini tidak hanya
    berlaku bagi pemula, semua penulis hendaknya melakukannya.

  Kunci dari cara menulis di atas adalah berlatih menulis
  terus-menerus. Karena keterampilan menulis tidak dapat diperoleh
  secara instan, namun memerlukan latihan dan ketekunan yang akan
  mengantarkan Anda menjadi seorang penulis yang andal. Selamat
  menulis.

_____________________________POJOK BAHASA_____________________________

  SALAH KAPRAH

  Celakanya, salah kaprah itu disebarkan setiap hari oleh para
  pejabat, koran, majalah/tabloid, radio, dan televisi.

  Seorang editor penerbit menyatakan kebenarannya di sebuah milis
  bahasa perihal kata "bergeming". Pada mulanya, editor itu mengira
  "bergeming" bermakna "bergerak" dan "tak bergeming" bermakna "tak
  bergerak". Ketika si editor membuka kamus, kagetlah dia. Menurut
  kamus, bergeming berarti "tak bergerak; diam saja". Sementara itu,
  kata si editor, ada penulis yang bersikeras agar bentuk "tak
  bergeming" dibiarkan saja karena sudah lazim. Si editor kemudian
  bertanya, apakah salah kaprah semacam itu dibiarkan atau dikoreksi?

  Kata "bergeming" hanyalah salah satu dari sekian banyak salah kaprah
  yang sering terjadi. Ada salah kaprah lain dalam bahasa Indonesia:
  menyangkut kata, gabungan kata, klausa, dan kalimat.

  Menjelang tanggal 17 Agustus, jalan-jalan dan gang-gang penuh dengan
  salah kaprah tahunan: "Dirgahayu ke-... Republik Indonesia" atau
  "Dirgahayu Republik Indonesia ke-.... Itu sudah berlangsung dari
  tahun ke tahun dan masih akan berulang tahun depan.

  Kata yang juga tinggi frekuensi pemakaiannya adalah "merubah".
  Banyak orang yang keliru dengan kata ini. Yang dimaksud orang itu
  sesungguhnya "mengubah", namun yang tertulis atau terucapkan adalah
  "merubah". "Merubah" berarti "menjadi rubah". Rubah adalah sejenis
  hewan. Jadi, "merubah" berarti "menjadi hewan".

  Barangkali orang rancu dengan bentuk lain yang memang baku:
  "perubahan" dan "berubah". Kalau ada "perubahan" dan "berubah",
  tentulah ada pula bentuk "merubah". Mungkin begitu jalan pikiran
  orang itu. Sayangnya, orang itu lupa bahwa kata dasar "perubahan"
  dan "berubah" adalah "ubah", sedangkan kata dasar "merubah" adalah
  "rubah".

  Ini contoh tiga salah kaprah yang meminjam kata-kata Anton M.
  Moeliono -- "sulit diperbaiki". Salah kaprah ini masih kita
  perpanjang dengan "sesuai keputusan", "namun demikian", "memenangkan
  pertandingan", "pembangunan daripada manusia seutuhnya", "berita
  terkini", "waktu dan tempat kami persilakan", "selamat datang di
  Jakarta", dan lain-lain.

  Celakanya, salah kaprah itu disebarkan setiap hari oleh para
  pejabat, koran, majalah/tabloid, radio, dan televisi.

  Dari manakah salah kaprah itu bermula? Sumbernya bermacam-macam. Ada
  yang dikenalkan pejabat (pembangunan daripada manusia seutuhnya).
  Ada yang dilestarikan televisi (berita terkini). Ada yang disebarkan
  media cetak (memenangkan pertandingan). Ada yang berasal dari
  kebiasaan (waktu kami persilakan; Dirgahayu ke-... Republik
  Indonesia). Tentu ada pula yang muncul karena kekurangtahuan makna
  kata, gabungan kata, klausa, dan kalimat yang dituliskan/diucapkan.

  Kalau dirunut, semua itu sumbernya hanya satu, yaitu
  kekurangcermatan berbahasa. Kekurangcermatan itu, antara lain
  disebabkan kemalasan membuka kamus. Kemalasan membuka kamus
  kemungkinan besar karena orang tidak memiliki kamus (di rumah
  atau pun di tempat bekerja).

  Tugas siapakah mengoreksi salah kaprah di atas? Tentu tugas kita
  semua. Bukan hanya tugas Pusat Bahasa, melainkan tugas ahli bahasa,
  wartawan, redaktur koran/majalah, editor penerbit, pengarang,
  penyiar/reporter televisi, guru, dan dosen.

  Sedikitnya, ada dua cara untuk menghindari salah kaprah. Pertama,
  kalau kita tidak tahu persis arti kata yang akan kita gunakan,
  sebaiknya kata itu tidak kita gunakan. Gunakan saja kata lain atau
  sinonimnya.

  Kedua, kalau kita bimbang mengenai makna kata tertentu, sebaiknya
  kita jangan sungkan membuka kamus atau bertanya kepada orang yang
  lebih tahu. Malu bertanya, salah kaprah pun terjadi!

  Diambil dan disunting dari:
  Judul majalah: Matabaca, Vol. 4, No. 2 Oktober 2005
  Judul artikel: Salah Kaprah
  Penulis: Pamusuk Eneste
  Halaman: 35

___________________________SEPUTAR PELITAKU___________________________

  PUBLIKASI DAN PROMOSI
  http://pelitaku.sabda.org/forum?fid=20

  Setelah menghasilkan suatu karya tulis, apa yang Anda lakukan? Anda
  berniat memublikasikan atau mempromosikan tulisan Anda? Mari
  diskusikan hal seputar menerbitkan sebuah buku atau agar tulisan
  dimuat di media cetak, di forum Pelitaku.

  Agar dapat bergabung dan berdiskusi di forum Pelitaku ini,
  sebelumnya silakan mendaftar menjadi anggota terlebih dulu. Dengan
  mengeklik fasilitas Login/Register dan ikuti instruksi yang ada.
  Caranya mudah kok. Ayo, tunggu apa lagi! Ditunggu ya ....
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Puji Arya Yanti
Staf Redaksi: Davida Welni Dana
Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Kirim bahan/tanya: Kirim e-mail ke penulis(at)sabda.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs Pelitaku: http://pelitaku.sabda.org/
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum
Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org