Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/36 |
|
e-Penulis edisi 36 (10-10-2007)
|
|
______________________________________________________________________ e-Penulis Menulis untuk Melayani Edisi 036/Oktober/2007 PENULISAN KARYA ILMIAH ---------------------- = DAFTAR ISI = * Dari Redaksi * Artikel (1) : Memahami Struktur Karya Tulis Ilmiah * Artikel (2) : Menulis Artikel Ilmiah Populer * Pojok Bahasa: Penerbit dan Anak Perusahaannya * Stop Press! : GUBUK Online: Gudangnya Pencinta Buku DARI REDAKSI ------------ Bagi para mahasiswa, keterampilan menulis karya ilmiah dalam bentuk makalah maupun artikel menjadi keterampilan yang mutlak dimiliki. Kerangka teori yang kuat, data-data yang relevan dan otentik, bahan-bahan pendukung yang relevan, cara penyampaian yang formal dan sistematis, semua itu menjadi hal yang harus diperhatikan. Sikap objektivitas yang tinggi pun mutlak dituntut dari setiap mahasiswa. Semua persyaratan tersebut memang sering kali menjadi momok bagi beberapa mahasiswa. Namun, sesulit itukah menulis karya ilmiah? Sulitkan memenuhi persyaratan tersebut? Jangan-jangan kesulitan itu hanya masalah sikap? Lewat sajian berikut ini, kami mengajak Anda untuk mengenal struktur karya ilmiah yang umum diterapkan. Melalui pengenalan ini, kami berharap Anda dapat membayangkan bagaimana penerapannya pada objek penelitian yang tengah atau akan dihadapi. Dan bila Anda masih juga merasa pusing, mengapa tidak mencoba menulis artikel ilmiah populer yang notabene masih lebih ringan? Berkenaan dengan bulan bahasa, kami turut menyerukan, "Tumbuhkan jiwa ilmiah dalam diri Anda, wujudkanlah dalam bahasa yang baik dan benar." Selamat menikmati. Penanggung jawab, R.S. Kurnia ARTIKEL (1) ----------- MEMAHAMI STRUKTUR KARYA TULIS ILMIAH Oleh: R.S. Kurnia Menulis makalah? Wah, susah banget! Tapi itulah yang sebenarnya menjadi bagian dari kehidupan akademis di sekolahan maupun di kuliahan. Ya, penulisan makalah sebagai salah satu bentuk karya tulis ilmiah memang sudah disosialisasikan bahkan sejak di bangku sekolah dasar lewat tugas-tugas seperti kliping. Bagi sebagian besar, tugas menulis karya ilmiah, baik dalam bentuk makalah maupun skripsi, tampaknya menjadi tugas yang berat. Pemilihan topik penelitian, judul makalah, sampai penentuan teori menjadi bagian yang dianggap susah dikerjakan. Tidak heran ketika makalah atau skripsi disusun, beragam perbaikan harus dikerjakan oleh penulisnya. Memahami struktur sebuah karya ilmiah bisa menjadi cara yang akan menolong penulis dalam menyajikan karya tulisnya. Bila sudah mengenal masing-masing aspeknya, sedikit banyak akan melapangkan alur pemikiran penulis. Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian besar. Bagian yang dimaksud ialah pendahuluan, isi, dan pembahasan. Meskipun ketiganya merupakan inti dari sebuah karya, tentu saja masih dibutuhkan penyemarak lain, yaitu prakata (bedakan dengan kata pengantar!), daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran. Tentu saja kelengkapan-kelengkapan tersebut tidak semuanya mutlak disertakan. Masing-masing akan dijelaskan di bawah ini. PENDAHULUAN Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan secara sederhana di bawah ini. a. Latar belakang masalah Pada bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi ketertarikannya pada objek yang diteliti. Oleh karena itu, kepekaan untuk memerhatikan fenomena-fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang ditekuni menjadi kebutuhan. Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi mendapat sambutan hangat karena membahas topik-topik yang sedang hangat. Satu aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Peneliti perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang dikerjakan. Hal ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang dilakukan bukan mengulangi berbagai penelitian lainnya. b. Masalah dan batasannya Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit. Meski demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluber luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu, pembatasan masalah penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisan karya ilmiah. c. Tujuan dan manfaat Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum. d. Metode dan Teknik Analisa Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Mengenai keduanya, Sudaryanto (2001) menyebutkan bahwa metode merupakan cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara melaksanakan metode. Sebagai cara, tambahnya, kejatian teknik ditentukan oleh adanya alat yang dipakai. Dalam ilmu linguistik, metode penelitian berkisar pada dua metode besar, yaitu metode padan dan agih. Sementara tekniknya ada bermacam-macam. Tidak semua metode perlu dan relevan untuk digunakan dalam menganalisa data penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu berhati-hati dalam menentukan metode dan teknik analisanya. Data penelitian yang diperoleh harus benar-benar dicermati perilakunya. e. Landasan teori Sebuah penelitian tentu perlu memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung pembedahan masalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang diperoleh, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah. ISI Setelah merampungkan bagian awal tadi, penelitian pun dapat dilanjutkan dengan lebih bergumul dengan data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut juga subbab karena bagian isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanya tergantung ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada bagian isi, penulis harus melakukan analisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada bab pendahuluan. PENUTUP Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat. Tujuannya agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas. Salah satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari penutup ialah saran. Sejumlah departemen pada sejumlah perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus bagian tersebut. Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkan sebuah penelitian lanjutan, entah untuk menyanggah atau menguatkan hasil penelitian terdahulu. BIBLIOGRAFI Bibliografi atau yang umumnya disebut sebagai daftar pustaka turut menjadi bagian yang penting. Asumsinya, sebuah penelitian ilmiah tentu akan menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus dilakukan sewajar dan seperlunya saja. Tata cara penulisan bibliografi pun harus diperhatikan. Bedakan sumber referensi yang berasal dari buku dengan majalah dan surat kabar. Mengingat dunia internet saat ini pun menawarkan beragam hasil penelitian yang dengan mudah dapat diakses, peneliti dapat memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai bahan referensi penelitiannya. Khusus untuk sumber referensi dari internet, saat ini disepakati bahwa tata cara penulisannya sebagai bibliografi diperlakukan seperti layaknya sebuah artikel. MENGENAI ABSTRAK Abstrak juga menjadi bagian penting lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Abstrak merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek mana yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu (Keraf 1984). MENGENAI PRAKATA Salah kaprah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak yang memilih menggunakan kata pengantar daripada prakata. Perbedaan yang mendasar dari keduanya, kata pengantar ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain. Biasanya kata pengantar dipilih untuk memberi kesaksian yang menguatkan bagi pembaca, bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi. Sebaliknya, prakata merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya tersebut. Pada bagian ini, penulis bisa memberi gambaran singkat mengenai karya tulis yang ia hasilkan. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi yang kreatif, agar tidak dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah pada pendahuluan. STRUKTUR DALAM LAPORAN ILMIAH Pada dasarnya, laporan ilmiah dapat dikatakan sebagai bentuk singkat sebuah makalah penelitian. Hal ini terlihat dari bentuknya. Bila makalah mensyaratkan penyertaan daftar isi beserta daftar-daftar lain yang memang dibutuhkan, laporan ilmiah lebih ringkas lagi. Dalam sebuah laporan ilmiah, biasa disajikan dalam jurnal-jurnal penelitian, struktur sebuah tulisan ilmiah dapat mengikuti pola yang dikemukakan Soeseno (1982) berikut ini. a. Judul yang disertai nama penulis dan tempat tugas pekerjaannya. b. Abstrak yang menunjukkan intisari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan. c. Pendahuluan, yang sering berisi informasi latar belakang dan identifikasi masalah guna mengantar para pembaca ke arah masalah dan pemecahannya. d. Tubuh utama, yang berisi: - bahan dan metode penelitian yang dipakai; - uraian pelaksanaan dan tafsiran maupun rekaannya. e. Penutup, yang berisi: - hasil penelitian dan pembahasan; - ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu terlaksananya penelitian. f. Referensi berupa daftar pustaka yang telah digunakan dalam penelitian. Pola di atas tidak sepenuhnya mutlak. Khusus dalam jurnal-jurnal ilmiah, masing-masing jurnal biasanya memberlakukan struktur penulisannya masing-masing. Informasi itu biasanya selalu disertakan dalam salah satu lembaran jurnal. Daftar Bacaan Keraf, Gorys. 2004. "Diksi dan Gaya Bahasa". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Soeseno, Slamet. 1982. "Teknik Penulisan Ilmiah-Populer". Jakarta: Gramedia. Sudaryanto. 2001. "Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis". Yogyakarta: Duta Wacana University Press. ARTIKEL (2) ----------- MENULIS ARTIKEL ILMIAH POPULER Disusun oleh: R.S. Kurnia 1 MENULIS ARTIKEL 1.1 Menulis dan Mengarang Ada suatu pandangan tradisional yang menyebutkan bahwa menulis dan mengarang adalah dua kegiatan yang berbeda, meski sama-sama berkenaan dengan aspek kebahasaan. Kegiatan menulis sering diasosiasikan dengan ilmu yang sifatnya faktual, sedangkan kegiatan mengarang selalu diasosiasikan dengan karya sastra yang fiksional (Kamandobat 2007). Dengan kata lain, kegiatan menulis mutlak membutuhkan studi ilmiah, sedangkan kegiatan mengarang tidak. Pandangan tersebut tentu tidak benar. Kita tentu ingat novel "Da Vinci Code" yang menggemparkan. Lalu kita juga mungkin masih ingat "The Origin of Species" karya Charles Darwin. Keduanya berasal dari ranah yang berbeda, namun masing-masing disajikan dengan bahasa yang terkesan ilmiah dan literer. Akan tetapi, ada satu hal yang membedakan keduanya. Hal tersebut ialah dalam hal penekanannya. Meskipun sebuah karya tulis disajikan dengan bahasa literer, bila penekanannya menjurus ke bidang keilmuan -- termasuk ilmu sastra -- kita bisa mengelompokkannya ke dalam kegiatan menulis. Demikian sebaliknya, kegiatan menghasilkan karya tulis yang lebih bernuansa fiktif, meski terkesan faktual, bisa disebut sebagai kegiatan mengarang. 1.2 Menulis Artikel Ada sejumlah pengertian mengenai artikel. Berikut beberapa di antaranya. Artikel merupakan karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66). Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005: 84). Artikel merupakan: 1. karya tulis atau karangan, 2. karangan nonfiksi, 3. karangan yang tak tentu panjangnya, 4. karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, 5. sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya, 6. wujud karangan berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120). 2. MENULIS SECARA ILMIAH POPULER Pada dasarnya, ada beberapa jenis model penulisan artikel. Model-model tersebut bisa dikelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang paling mudah ialah model penulisan populer. Tulisan populer biasanya tulisan ringan yang tidak "njelimet" dan bersifat hiburan. Termasuklah di dalamnya gosip. Selain itu, bahasa yang digunakan juga cenderung bebas (perhatikan, misalnya, bahasa yang digunakan di majalah GetFresh!). Model yang paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan biasa diharapkan menjelaskan "mengapa" atau "bagaimana" suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak (Soeseno 1982: 2). Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang baku. Meski demikian, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut dikenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soeseno 1982: 1; Eneste 2005: 171). Model inilah yang digunakan dalam publikasi Yayasan Lembaga SABDA pada umumnya. 3 JENIS-JENIS ARTIKEL Ada beberapa jenis artikel berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya (Tartono 2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel umum. Artikel redaksi ialah tulisan yang digarap oleh redaksi di bawah tema tertentu yang menjadi isi penerbitan. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang ditulis oleh umum (bukan redaksi). Sedangkan dari segi fungsi atau kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu. 4 MULAI MENULIS ARTIKEL 4.1 Menguji Gagasan Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis ialah menentukan atau memastikan topik atau gagasan apa yang hendak dibahas. Ketika sudah menentukan gagasan tersebut, kita bisa melakukan sejumlah pengujian. Pengujian ini terdiri dari lima tahap sebagai berikut (Georgina dalam Pranata 2002: 124; band. Nadeak 1989: 44). a. Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang? b. Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai fokus yang tajam? c. Apakah gagasan itu terikat waktu? d. Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik? e. Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan penerbit? 4.2 Pola Penggarapan Artikel Ketika hendak menghadirkan artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada satu kemungkinan. Soeseno (1982: 16-17) memaparkan setidaknya lima pola yang bisa kita gunakan untuk menyajikan artikel tersebut. Berikut kelima pola yang dimaksudkan. a. Pola pemecahan topik Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau bagian-bagian yang lebih kecil dan sempit kemudian menganalisa masing-masing. b. Pola masalah dan pemecahannya Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih dari satu) yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang ditemakan dengan jelas. Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang bersangkutan. c. Pola kronologi Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang terjadi. d. Pola pendapat dan alasan pemikiran Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang digarapnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran yang mendorong ke arah pernyataan pendapat itu. e. Pola pembandingan Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling sering dipakai untuk menyusun tulisan. Kelima pola penggarapan artikel di atas dapat dikombinasikan satu dengan yang lain sejauh dibutuhkan untuk menghadirkan sebuah tulisan yang kaya. 4.3 Menulis Bagian Pendahuluan Untuk bagian pendahuluan, setidaknya ada tujuh macam bentuk pendahuluan yang bisa digunakan (Soeseno 1982: 42). Salah satu dari ketujuh bentuk pendahuluan berikut ini dapat kita jadikan alternatif untuk mengawali penulisan artikel kita. a. Ringkasan Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata mengemukakan pokok isi tulisan secara garis besar. b. Pernyataan yang menonjol Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan", diikuti kalimat kekaguman untuk membuat pembaca terpesona. c. Pelukisan Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk menggugah pembaca karena mengajak mereka membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel itu nantinya. d. Anekdot Pembukaan jenis ini sering menawan karena memberi selingan kepada nonfiksi, seolah-olah menjadi fiksi. e. Pertanyaan Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga dianggap sebagai pendahuluan yang bagus. f. Kutipan orang lain Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel nanti. g. Amanat langsung Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca sudah tentu akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorangan. Meskipun merupakan pendahuluan, bagian ini tidaklah mutlak ditulis pertama kali. Mengingat tugasnya untuk memancing minat dan mengarahkan pembaca ke arah pembahasan, sering kali menulis bagian pendahuluan ini menjadi lebih sulit daipada menulis judul atau tubuh tulisan. Oleh karena itu, Soeseno (1982: 43) menyarankan agar menuliskan bagian lain terlebih dahulu. 4.4 Menulis Bagian Pembahasan atau Tubuh Utama Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Masing-masing dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soeseno 1982: 46). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak ditulis secara kaku. Pada bagian ini, kita bisa membahas topik secara lebih mendalam. Uraikan persoalan yang perlu dibahas, bandingkan dengan persoalan lain bila diperlukan. 4.5 Menutup Artikel Kerangka besar terakhir dalam suatu karya tulis ialah penutup. Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa juga berupa saran, imbauan, ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005: 88). Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak mesti terang-terangan menuliskan subjudul berupa "Penutup" atau "Simpulan". Penutupan artikel bisa kita lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan (Soeseno 1982: 48). Gaya pamit itu bisa ditandai dengan pemarkah seperti "demikian", "jadi", "maka", "akhirnya", dan bisa pula berupa pertanyaan yang menggugah pembaca. 4.6 Pemeriksaan Isi Artikel Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu kita lakukan ialah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk meyakinkan bahwa tulisan yang kita hasilkan memang baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk memudahkan pengoreksian artikel, beberapa pertanyaan berikut perlu kita jawab (Pranata 2002: 129-130). Untuk pembukaan, misalnya, apakah kalimat pembuka bisa menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita tuangkan? Jika tulisan kita serius, adakah kata-kata yang sembrono? Apakah pembukaan kita menyediakan cukup banyak informasi? Untuk isi atau tubuh, apakah kalimat pendukung sudah benar-benar mendukung pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan ide pokok? Apakah ada urutan logis antarparagraf? Untuk simpulan, apakah disajikan dengan cukup kuat? Apakah mencakup semua ide tulisan? Bagaimana reaksi kita terhadap kata-kata dalam simpulan tersebut? Sudah cukup yakinkah kita bahwa pembaca pun akan memiliki reaksi seperti kita? Jika kita menjawab "tidak" untuk tiap pertanyaan tersebut, berarti kita perlu merevisi artikel itu dengan menambah, mengganti, menyisipi, dan menulis ulang bagian yang salah. 5 ASPEK BAHASA DALAM ARTIKEL Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini. Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum. Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas maupun di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah (Keraf 2004: 105-106). Berikut daftar kata ilmiah dan populer. KATA ILMIAH KATA POPULER -------------------------------------------- analogi kiasan anarki kekacauan bibliografi daftar pustaka biodata biografi singkat definisi batasan diskriminasi perbedaan perlakuan eksentrik aneh final akhir formasi susunan format ukuran friksi bagian, pecahan indeks penunjuk konklusi kesimpulan kontemporer masa kini, mutakhir kontradiksi pertentangan menganalisa menguraikan prediksi ramalan pasien orang sakit Sumber Pustaka: Eneste, Pamusuk. 2005. "Buku Pintar Penyuntingan Naskah". Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kamandobat, Faisal. 2007. Terjebak antara Pengarang dan Penulis, dalam "Kompas", Sabtu, 24 Maret 2007. Hlm. 14. Keraf, Gorys. 2004. "Diksi dan Gaya Bahasa". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nadeak, Wilson. 1989. "Bagaimana Menjadi Penulis Kristiani yang Sukses". Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Pranata, Xavier Quentin. 2002. "Menulis dengan Cinta: Belajar Mandiri dan Mengajarkan Kembali Jurnalisme Kasih Sayang". Yogyakarta: Yayasan ANDI. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. "Kamus Besar Bahasa Indonesia". Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Soeseno, Slamet. 1982. "Teknik Penulisan Ilmiah-Populer". Jakarta: Gramedia. Tartono, St. S. 2005. "Menulis di Media Massa Gampang!". Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. POJOK BAHASA ------------ PENERBIT DAN ANAK PERUSAHAANNYA Masih berkenaan dengan tulisan mengenai bibliografi sebelum ini, ternyata ada juga informasi lain yang bisa memusingkan pencantuman bibliogafi. Kali ini menyangkut masalah nama penerbit. Sering kali penerbit yang sudah maju, seperti Gramedia, harus dipecah ke dalam berbagai divisi penerbitan. Seperti kita tahu, selain Gramedia Pustaka Utama, ada Elexmedia Komputindo, Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), juga Bhuana Ilmu Populer (BIP). Penerbit ANDI Yogyakarta juga sudah mulai mengikuti jejak Gramedia. Ada Penerbit Buku dan Majalah Rohani ANDI (PBMR ANDI), ada juga Penerbit ANDI untuk buku-buku umum dan populer. Kalau menilik ke luar negeri, kondisi demikian tentu bukan hal asing lagi. Semakin maju sebuah penerbit, semakin besar kemungkinan dan kebutuhan untuk membuka divisi penerbitan yang lain. Namun sekali lagi, hal ini, bagi sebagian orang, tampaknya memang memusingkan, yang mana yang mau dicantumkan dalam bibliografi? Sebut saja contohnya, buku From Jerusalem To Irian Jaya: A Biographical History of Christian Missions yang ditulis dengan sangat baik oleh Ruth A. Tucker. Buku yang memaparkan sejarah misi dari abad pertama kekristenan ini merupakan referensi yang sangat baik dalam dunia misi. Pada halaman tiga, tercantum: FROM JERUSALEM TO IRIAN JAYA A BIOGRAPHICAL HISTORY OF CHRISTIAN MISSIONS RUTH A. TUCKER Academie Books 1415 Lake Drive, S.E., Grand Rapid Michigan 49506 from Zondervan Publishing House Sebagai salah satu penerbit besar dari Amerika Serikat, nama Zondervan Publishing House ternyata bisa memancing kita untuk mencantumkannya sebagai penerbit buku misi tersebut. Benarkah demikian? Kalau mencermati informasi di atas, seharusnya tidak. Karena pada seksi penerbit, yang tercantum paling atas adalah Academie Books, bukan Zondervan Publishing House. Lihat pula kata from di baris akhir itu. Hal ini cukup menunjukkan bahwa Zondervan Publishing House hanya merupakan induk perusahaan daripada penerbit yang mencetak buku ini. Kalau kita mencermati buku-buku lain, katakanlah itu dari Gramedia, kita bisa juga menemukan informasi bahwa buku Bhuana Ilmu Populer, misalnya, merupakan anak perusahaan penerbit Gramedia. Informasi itu berbunyi "Kelompok Gramedia". Maka, dalam bibliografi buku Ruth A. Tucker tersebut, kita harus menuliskan Tucker, Ruth A. 1988. From Jerusalem To Irian Jaya: A Biographical History of Christian Missions. Grand Rapid, Michigan: Academie Books. daripada Tucker, Ruth A. 1988. From Jerusalem To Irian Jaya: A Biographical History of Christian Missions. Amerika: The Zondervan Publishing House. Diambil dari: Nama blog : Corat-Coret Bahasa Penulis : indonesiasaram Alamat URL: http://indonesiasaram.wordpress.com/2007/04/30/penerbit-dan-anak-perusahaannya/ STOP PRESS! ----------- GUBUK Online: Gudangnya Pencinta Buku Situs ini merupakan salah satu situs Indonesia yang menyajikan beragam resensi buku. Dengan sembilan kategori jenis buku, mulai dari Alkitab, Leadership, Konseling, sampai yang berlabel Umum, bisa Anda temukan di sini. Dihadirkan oleh Yayaysan Lembaga SABDA, situs ini telah berkembang dengan menggunakan CMS Drupal. Anda bisa menjadi bagian di dalamnya dengan melakukan pendaftaran sederhana. Sebagai anggota, Anda yang beroleh berkat bisa mengomentari tiap tulisan yang ada, plus dapat dengan mudah mengirimkan artikel, kesaksian, dan resensi buku. Atau bila ingin menikmati buku versi elektronik, Anda tinggal mengunduhnya dari menu Download. Nah, masih terbuka peluang bagi Anda untuk berbagi berkat melalui buku. Segeralah bergabung dan turut mengembangkan GUBUK Online bersama-sama. ==> http://gubuk.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Penanggung jawab: Raka Sukma Kurnia Berlangganan : Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti : Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Kirim bahan : Kirim e-mail ke penulis(at)sabda.org Arsip e-Penulis : http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs CWC : http://www.ylsa.org/cwc/ Situs Pelitaku : http://pelitaku.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2007 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |