Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/32 |
|
e-Penulis edisi 32 (13-6-2007)
|
|
______________________________________________________________________ e-Penulis (Menulis untuk Melayani) Edisi 032/Juni/2007 PELATIHAN MENULIS ----------------- = DAFTAR ISI = * Dari Redaksi * Artikel : Manfaat Pelatihan Menulis Sebagai Pendukung dalam Menulis * Tips : Membentuk Kelompok Pelatihan Menulis * Pojok Kata : EyD Itu Rumit? * Stop Press : Fasilitas Forum di Situs Pelitaku DARI REDAKSI ------------ Salam Sejahtera, Apakah dalam meningkatkan kemampuan menulis sahabat penulis sering kali mengikuti pelatihan, seminar, atau bengkel kerja seputar dunia kepenulisan? Ataukah Anda tergabung dalam sebuah kelompok pelatihan menulis? Jelas beberapa kegiatan tersebut sangat memberikan kontribusi positif dalam mendukung dan semakin memperlengkapi kemampuan Anda dalam menulis. Pada edisi kali ini, kami sajikan sebuah topik tentang pelatihan menulis. Apa dan bagaimana? Simak artikelnya tentang manfaat pelatihan menulis sebagai pendukung dalam menulis dan selanjutnya akan disambung dengan tips untuk membentuk kelompok pelatihan menulis. Informasi Anda tentang penguasaan bahasa Indonesia dalam hal ejaan juga akan semakin bertambah, simak selengkapnya di kolom Pojok Kata. Simak juga info terbaru dari situs Pelitaku yang sayang jika sahabat penulis lewatkan. Selamat menikmati edisi kali ini dan kiranya bermanfaat. Tuhan memberkati. Pimpinan Redaksi e-Penulis, Kristina Dwi Lestari ARTIKEL ------- MANFAAT PELATIHAN MENULIS SEBAGAI PENDUKUNG DALAM MENULIS Oleh: Kristina Dwi Lestari Besarnya minat seseorang akan sebuah bidang terkadang memotivasi orang tersebut untuk memperlengkapi dirinya dengan mengikuti berbagai diklat, bengkel kerja (workshop), seminar, atau beberapa pelatihan. Demikian halnya dalam dunia penulisan. Belakangan ini pelatihan menulis banyak diselenggarakan oleh beberapa pihak. Tujuannya ialah untuk memperlengkapi setiap peserta yang mempunyai minat yang cukup besar dalam dunia penulisan. Jenis Pelatihan Menulis ----------------------- Ada beberapa jenis pelatihan menulis yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anggota. Pada umumnya pelatihan tersebut bisa menjadi pelatihan menulis fiksi dan nonfiksi. Pelatihan fiksi dapat berupa pelatihan menulis novel, cerpen, puisi, sampai naskah drama (skenario). Pelatihan nonfiksi yang dapat Anda ikuti, misalnya pelatihan menulis artikel, opini, bahkan sampai pelatihan menulis sebuah buku. Salah satu pelatihan nonfiksi yang tampaknya cukup banyak digemari ialah pelatihan jurnalistik. Untuk itu, Suroso, seorang dosen pada Universitas Negeri Yogyakarta, mengusulkan paket pelatihan jurnalistik yang meliputi disiplin keilmuan bidang bahasa, seperti kuliah ragam bahasa jurnalistik dengan pokok bahasan seperti logika bahasa, ekonomi kata (kalimat efektif, sesuai ragam pers), teknik menulis atau mendeskripsikan kata, teknik wawancara, materi atau sumber penulisan, fotografi jurnalistik, dan lain-lain. Penguasaan dasar-dasar jurnalistik dengan pengembangan ke materi penulisan berita, reportase, penulisan artikel, penulisan feature, sampai teknik penguasaan fotografi juga dapat disajikan dalam sebuah pelatihan jurnalistik. Tujuan pelatihan jurnalistik ini adalah agar para peserta -- para pekerja di bidang pers, lembaga-lembaga penerbitan, sampai masyarakat awam -- yang mempunyai ketertarikan besar dalam dunia penulisan jurnalistik menjadi lebih terampil untuk mencari fakta dalam kegiatan investigasi, mendeskripsikan sebuah peristiwa, sampai dengan menyebarluaskannya. Pelatihan Menulis Sebagai Strategi Pembelajaran Menulis ------------------------------------------------------- Naning Pranoto, salah seorang pakar penulisan kreatif, menyebutkan bahwa modal paling utama yang diperlukan dari seseorang yang mempunyai minat besar untuk menulis adalah dorongan yang besar untuk menulis. Sayangnya, banyak pihak yang hanya ingin menjadi pengarang atau penulis, namun tak kunjung menulis. Dalam hal ini, kedisiplinan untuk menulis sangatlah penting. Oleh karenanya, sebuah pelatihan dapat berfungsi sebagai tempat strategis untuk belajar menulis. Pelatihan dapat dijadikan wadah untuk berlatih, meningkatkan kreativitas, serta memberikan semangat bagi kita agar aktif menulis. Pelatihan menulis merupakan suatu strategi pembelajaran menulis. Oleh karena itu, sebuah pelatihan menulis haruslah bertujuan agar keterampilan menulis dapat dicapai secara maksimal. Pelatihan menulis memungkinkan kita tidak hanya terlatih dalam memusatkan perhatian dalam membuat kalimat dengan aturan teknis, tetapi juga terlatih untuk membentuk komposisi secara utuh dan bertahap yang disesuaikan dengan kemampuan kita. Bagi para pemula, pelatihan menulis ini bermanfaat sebagai strategi pembelajaran menulis secara dasar. Selanjutnya bagi para penulis yang sudah mahir, kegiatan ini akan semakin mempertajam keahliannya dalam menulis, baik teori, maupun praktiknya. Apa Manfaat Mengikuti Pelatihan Menulis? ---------------------------------------- Sebuah pelatihan menulis jelas memberikan kontribusi yang banyak bagi kita. Terkadang beberapa pelatihan tidak hanya menyuguhkan materi-materi pelatihan saja, akan tetapi juga praktik secara langsung, baik dengan menyediakan perlengkapan pendukung pelatihan, misalnya komputer, maupun langsung terjun ke lapangan untuk jenis pelatihan tertentu. Dengan demikian, proses pelatihan akan semakin mengena. Berikut beberapa manfaat yang dapat kita peroleh ketika mengikuti pelatihan menulis. 1. Mengembangkan minat dan motivasi dalam menulis. Minat menulis dari setiap orang tentu berbeda-beda. Ada yang berminat pada penulisan fiksi, ada pula pada penulisan nonfiksi. Beberapa pandangan mengatakan bahwa minat kita dalam menulis berbanding lurus dengan apa yang sering kita baca. Jika kita suka membaca karya fiksi, kemungkinan minat kita dalam menulis karya fiksi juga besar. Walaupun begitu, tidak ada salahnya jika kita mengikuti pelatihan menulis yang lain, sepanjang itu membuat kita semakin berkembang dan membuka wawasan kita akan dunia penulisan. Minat menulis memang tidak terlepas dari motivasi. Motivasi menjadi penting karena berkaitan dengan masa depan kita dalam menulis. Itu sebabnya, pilihan minat tulisan, gaya yang ingin diterapkan dalam tulisan, dan jenis tulisan yang ingin dicoba ditulis secara rutin akan ikut terpengaruh sesuai dengan motivasi kita dalam menulis. Dengan mengikuti pelatihan tersebut, motivasi akan semakin terarah dan minat kita dalam menulis juga akan berkembang secara maksimal. 2. Menambah wawasan dan membangkitkan kepercayaan diri dalam menulis. Sering kali para penulis pemula merasa tidak percaya diri ketika hasil tulisannya harus dibaca, dinikmati, atau bahkan dipublikasikan ke media. Pelatihan menulis dapat kita jadikan tempat untuk membangkitkan kepercayaan diri kita, sebelum memublikasikan tulisan kita. Lewat pelatihan menulis, minat dan keterampilan dasar yang kita miliki akan semakin memadai. Keduanya akan menimbulkan rasa percaya diri dan inisiatif dalam menulis. Banyaknya diskusi atau pertanyaan dari para peserta akan semakin membuka wawasan kita, misalnya pengalaman dalam menulis, hambatan, atau lain sebagainya. 3. Memacu produktivitas dalam menghasilkan tulisan. Pelatihan akan semakin memacu kita untuk menghasilkan suatu tulisan yang nantinya dapat dipublikasikan ke media (blog, majalah, surat kabar, jurnal, dan sebagainya, baik skala lokal, maupun nasional), penerbit, dan tidak hanya menjadi publikasi pribadi saja. Dewasa ini banyak media yang membuka kesempatan bagi masyarakat luas dengan memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengirimkan tulisan mereka ke sebuah media. Bentuknya dapat bermacam-macam seperti penulisan resensi, artikel, opini, bahkan sampai ke surat pembaca. Jelas ini merupakan salah satu tujuan penting dari sebuah pelatihan yang diselenggarakan. Jelas ini adalah sebuah kesempatan yang harus kita gunakan. 4. Menjadi tempat belajar yang ideal dan efektif. Pada dasarnya, pelatihan menulis merupakan tempat belajar yang ideal dan efektif. Tidak sekadar mendapatkan materi, suatu waktu kita juga akan berkesempatan untuk mempraktikkannya. Metode pelatihan yang menggunakan ceramah, diskusi, dan pemberian tugas akan semakin memperlengkapi Anda. Di beberapa pelatihan, misalnya pelatihan penulisan jurnalistik, metode yang sering digunakan ialah metode simulasi. Dalam simulasi ini para peserta diberi tugas untuk mengelola sebuah penerbitan, yang dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok. Dalam satu kelompok tersebut ada yang berperan sebagai reporter, redaktur, redaktur pelaksana, pewawancara, dan lain sebagainya. Terkadang penyelenggara pelatihan juga menerapkan metode magang, yaitu bekerja sama dengan pers atau beberapa industri penerbitan. Tujuannya agar para peserta dapat merealisasikan hasil-hasil tulisannya untuk dipublikasikan ke media. Dengan kata lain penyelenggara pelatihan menjadi jembatan bagi para peserta pelatihan kepada pihak media cetak maupun penerbit. 5. Mendapatkan penghargaan. Penyelenggara pelatihan menulis, misalnya sebuah media penerbitan surat kabar atau majalah, bisa saja memberikan apresiasi, yakni dengan mengambil hasil tulisan dari peserta yang telah terseleksi untuk dipublikasikan di media mereka. Hal ini bertujuan untuk menghargai para peserta atas keseriusan mereka dalam mengikuti pelatihan. Nah, apakah rekan penulis masih berjuang sendiri dalam mewujudkan impian untuk menjadi penulis atau pengarang? Kalau pelatihan menulis, seminar, workshop, dan lain sebagainya dapat membantu Anda, kenapa tidak mencoba mengikutinya? Silakan mengembangkan kemampuan menulis Anda dengan mengikuti berbagai bentuk pelatihan menulis di tempat Anda. Sumber bacaan pendukung: Adi, Pidekso. 1997. Pelatihan Menulis Sebagai Strategi Pembelajaran dalam Pengajaran Menulis, dalam http://www.malang.ac.id/jurnal/fs/bani/1997a.htm. Pranoto, Naning. 2006. Proses Kreatif dan Mengolah Kata, dalam http://www.rayakultura.net/wmview.php?ArtID=100. Suroso. 2001. Menuju Pers Demokratis: Kritik atas Profesionalisme Wartawan. Yogyakarta: Lembaga Studi dan Inovasi Pendidikan. TIPS ---- MEMBENTUK KELOMPOK PELATIHAN MENULIS Oleh: Puji Arya Yanti Selain belajar dan praktik secara mandiri untuk memantapkan diri sebagai seorang penulis, calon penulis juga memerlukan sebuah komunitas yang mendukungnya untuk terus menulis. Komunitas tersebut juga akan memberi semangat tatkala kebosanan mulai menghinggapi dirinya. Meskipun tidak semua penulis handal lahir dari kelompok-kelompok ini, namun tidak sedikit pula penulis handal yang lahir melaluinya, sebut saja C.S. Lewis atau J.R.R. Tolkien yang dulunya tergabung dalam sebuah kelompok bernama Inklinks, yang dijadikan tempat diskusi dan wadah yang mematangkan mereka dalam berkarya. Jika Anda tidak menemukan komunitas pelatihan menulis untuk diikuti di lingkungan tempat tinggal Anda, membentuk kelompok pelatihan menulis menjadi sebuah solusi yang sebenarnya dapat Anda realisasikan. Berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda ikuti untuk mewujudkannya. 1. Tentukan arah dan tujuan kelompok pelatihan menulis Anda. Tentukan kelompok pelatihan menulis seperti apa yang ingin Anda bentuk. Pelatihan menulisnya bisa berupa pelatihan menulis fiksi (cerpen, puisi, dsb.), nonfiksi (feature, resensi, artikel, dsb.), atau pelatihan yang mencakup semua jenis tulisan. Hal ini penting ditetapkan untuk menentukan anggota, persiapan bahan latihan yang digunakan, serta hasil yang ingin dicapai dalam pelatihan menulis tersebut. Tujuan dibentuknya kelompok menulis juga harus jelas. Misalnya, membentuk wadah untuk saling belajar dan saling dukung dalam upaya mewujudkan diri menjadi seorang penulis. 2. Rekrutlah anggota kelompok menulis Anda. Kelompok menulis Anda tidak memerlukan banyak anggota. Karena justru pembelajaran dalam kelompok kecil akan lebih efektif dan terfokus. Ajaklah teman-teman Anda yang tinggal dalam satu lingkungan untuk memudahkan pertemuan. Rekrut anggota yang mempunyai minat yang sama dalam dunia tulis-menulis dan mempunyai kerinduan untuk mewujudkan diri menjadi penulis atau pengarang. Mereka inilah yang nantinya akan senantiasa mendukung proses pelatihan menulis yang Anda bentuk. 3. Tentukan metode pelatihan menulis Anda. Setelah anggota terkumpul, tentukanlah metode yang akan diterapkan dalam kelompok Anda. Bicarakanlah hal ini dengan semua anggota kelompok. Metode yang bisa dilakukan, misalnya dengan menggunakan metode diskusi. Alternatif metode lain dapat berupa ceramah, metode presentasi, dan pemberian tugas kepada kelompok menulis Anda. Metode-metode itu juga dirasa dapat menolong anggota kelompok menulis untuk semakin berkembang. Tidak hanya berhenti pada metode saja, para anggota kelompok selanjutnya dapat melanjutkan kegiatan ini dengan mulai merealisasikan suatu tulisan dan mengumpulkan hasilnya untuk dijadikan sebuah publikasi, seperti newsletter, atau bahkan majalah intern kelompok Anda. 4. Siapkan bahan yang diperlukan. Jika semua anggota belum mempunyai pengalaman dan menguasai teori tentang menulis, buku-buku atau bahan-bahan seputar dunia tulis-menulis sangat diperlukan untuk proses pembelajaran dalam pelatihan menulis. Bisa juga dengan membuat kliping dari contoh tulisan orang lain yang ada di media massa, baik surat kabar, majalah, dan sebagainya. Tidak ada salahnya jika sesekali mendiskusikan hasil tulisan orang lain untuk dijadikan acuan dalam kita menulis, selagi itu menambah produktivitas kelompok pelatihan menulis Anda. Hasil tulisan yang dikliping bisa bermacam-macam, misalnya saja tulisan dalam bentuk opini, artikel, cerita pendek, atau resensi. Mendiskusikan buku-buku umum juga akan mendukung kelompok Anda dalam mengembangkan wawasan yang tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan penulisan saja. 5. Tentukan jadwal pertemuan. Jangan lupa untuk menentukan jadwal pertemuan pelatihan penulis. Carilah waktu yang memungkinkan berkumpulnya seluruh anggota kelompok. Pertemuan dapat diadakan sebulan sekali, dua minggu sekali, atau seminggu sekali pada jam yang ditentukan, tergantung kesepakatan anggota kelompok. Namun, upayakan agar jarak dengan pertemuan berikutnya tidak terlalu lama. Usahakan pula agar semua anggota dapat hadir dalam setiap pertemuan. Namun, untuk mengantisipasi ketidakhadiran seorang anggota, biasakanlah menyiapkan ringkasan materi setiap pertemuan. Dengan demikian, setiap anggota tidak akan ketinggalan informasi dalam pelatihan. 6. Mulailah menghasilkan dan memublikasikan hasil karya. Setelah kelompok pelatihan menulis Anda berjalan dengan baik dan lancar, cobalah untuk membawa hasil tulisan dari setiap anggota kelompok untuk dipublikasikan kepada umum. Setiap anggota kelompok pelatihan menulis diwajibkan untuk menghasilkan karya dan memublikasikannya. Ini menjadi tujuan dari pelatihan, yaitu membantu setiap anggota untuk memublikasikan karyanya. Pilih media yang bisa dan cocok menjadi tujuan pengiriman hasil karya anggota. Mulailah dari media lokal dulu, setelah itu ke media berskala nasional atau malah international. Sebelum dikirim, sebaiknya karya tersebut didiskusikan dan dikoreksi oleh anggota lainnya dulu sehingga menjadi karya yang lebih baik lagi. Setelah karya tersebut siap, jangan tunda untuk mengirimkannya ke media yang sudah ditentukan. Jangan menyerah seandainya karya Anda tidak dimuat, teruslah mencoba dan berlatih dengan anggota lainnya untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Setiap hasil yang ingin dicapai tentu harus dibarengi dengan usaha keras. Namun, kelompok menulis Anda akan mendukung Anda dan anggota lainnya untuk bertumbuh dan semakin mahir dalam dunia tulis-menulis dengan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri, dan tentu saja, bagi para pembaca karya Anda. Selamat belajar, berlatih, dan membaca. Sumber bacaan: Marco. Seberapa Pentingkah Keberadaan Komunitas bagi Penulis?, dalam http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/026. Sutomo, Cahya. Yang Perlu Dipikirkan dalam Membentuk Sebuah Komunitas, dalam http://pelitaku.sabda.org/node/241. Trexler, Robert dan Jennifer Trafton. Fakta-Fakta Menarik dan Unik tentang C.S. Lewis, dalam http://pelitaku.sabda.org/node/201. POJOK KATA ---------- EYD ITU RUMIT? Harus diakui memang, EyD sering membuat kita kelabakan ketika harus berhadapan dengannya. Bayangkan saja, kita harus mengerti dan menguasai penggunaan huruf kapital dan huruf kecil, yang hingga sekarang mungkin masih sering membingungkan. Ada pula masalah penggunaan tanda baca yang terdiri dari tanda titik (.), tanda koma (,), titik dua (:), tanda petik ganda ("), tanda petik tunggal (`), atau tanda pisah (-–) yang sering disalahmengerti dengan tanda hubung (-). Atau ketika kita berhadapan dengan aspek morfologi, kita masih sulit menentukan mana yang benar, misalnya, "mempercayai" dan "memercayai"; "mempengaruhi" dan "memengaruhi". Lalu, bagaimana kita bisa mengasah kemampuan EyD kita? Rasanya tidak ada cara lain selain banyak berlatih dan banyak mengaplikasikannya. Sebab ketika memahami prinsip penggunaan tanda titik, misalnya, kita tidak akan ragu untuk menggunakan tanda titik di posisi yang benar. Ketika memahami bahwa fungsi tanda pisah jelas berbeda dengan tanda hubung, kita tidak akan menggunakan tanda hubung (-) sebagai tanda pisah yang ditandai dengan dua tanda hubung atau sebuah garis panjang. Mungkin langkah yang patut dicoba adalah sebagai berikut. 1. Pelajari salah satu aspek dari EyD, misalnya aspek penggunaan huruf kapital. 2. Baca butir-butir dari aspek tersebut berulang kali. 3. Cobalah mengikuti kaidah yang ditentukan dalam kalimat yang Anda buat sendiri. 4. Coba amati bahan bacaan tertentu, amati perilaku EyD yang digunakan dalam bahan bacaan tersebut. 5. Periksa apakah bahan bacaan Anda tersebut mengikuti kaidah EyD atau tidak. 6. Fokuskan perhatian Anda hanya pada aspek ejaan yang hendak Anda pelajari; bila Anda mempelajari penggunaan huruf kapital, amati saja bagaimana bahan bacaan Anda menerapkan kaidah mengenai huruf kapital tersebut. 7. Cobalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang salah. Langkah-langkah sederhana tersebut perlu diulang berkali-kali hingga kita benar-benar menguasai dan memahami perilaku tanda baca atau aspek ejaan tertentu. Silakan terapkan hal-hal tersebut untuk aspek ejaan lainnya. Dikutip dan diedit dari: Situs : Corat-Coret Bahasa Penulis : Indonesiasaram Alamat URL: http://indonesiasaram.wordpress.com/2007/03/02/eyd-itu-rumit/ STOP PRESS ---------- FASILITAS FORUM DI SITUS PELITAKU Sahabat Penulis, kini situs Pelitaku telah dilengkapi dengan sebuah forum diskusi untuk bersama-sama membicarakan berbagai permasalahan dan untuk saling bertukar pikiran. Kami menyediakan tiga kategori utama, yang masih dibagi atas beberapa subkategori. Tiga kategori tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Publikasi e-Penulis Melalui kategori ini Anda dapat mendiskusikan berbagai topik yang diangkat oleh redaksi e-Penulis, termasuk jika Anda memiliki pertanyaan atau masukan untuk e-Penulis. 2. Ayo Menulis! Pada bagian ini Anda dapat berdiskusi tentang berbagai hal seputar tulis-menulis, bagaimana cara menulis, cara mengirimkan artikel ke media massa, beberapa aturan ejaan yang harus diperhatikan dalam menulis, atau berbagai tips seputar kegiatan proses penulisan. 3. Umum Di kategori ini, Anda dapat mengirimkan berbagai informasi seputar penulisan, seperti lomba tulis-menulis, berbagai seminar tentang tulis-menulis, dan informasi tentang perkembangan terbaru dari dunia penulisan. Ayo! Segeralah manfaatkan keberadaan forum tersebut sebagai tempat berinteraksi antar anggota dengan topik seputar dunia penulisan. Kami tunggu kiriman atau komentar Anda di alamat berikut. ==> http://pelitaku.sabda.org/forum ______________________________________________________________________ Penanggung jawab: Kristina Dwi Lestari Kontributor : Puji Arya Yanti Berlangganan : Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti : Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Kirim bahan : Kirim e-mail ke staf-penulis(at)sabda.org Arsip e-Penulis : http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs CWC : http://www.ylsa.org/cwc/ Situs Pelitaku : http://pelitaku.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2007 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |