Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/27 |
|
e-Penulis edisi 27 (30-1-2007)
|
|
______________________________________________________________________ e-Penulis (Menulis untuk Melayani) Edisi 027/Januari/2007 MENULIS DI INTERNET ------------------- = DAFTAR ISI = * Dari Redaksi * Artikel 1 : Internet: Media Penulisan Interaktif * Artikel 2 : Menulis dan Memercayakan Tulisan di Internet * Tips : Menulis di Internet * Surat Pembaca: Kiat Menulis Esai * Stop Press! : Bahan untuk Pemimpin Kristen dari e-Leadership DARI REDAKSI ------------ Salam sejahtera, Apa yang hendak saya tulis tahun ini? Mungkin inilah pertanyaan yang muncul di benak dan pikiran para penulis. Pergelutan pencarian ide, pengumpulan referensi, penulisan, hingga penyuntingan naskah mungkin juga menjadi bagian perencanaan para penulis. Lalu setelah menyelesaikan suatu tulisan, tentunya muncul pula pertanyaan lain. Hendak ke mana tulisan ini akan dipublikasikan? Dahulu, pertanyaan tersebut akan menemukan jawabannya dalam media cetak. Maksudnya, kita akan diberi pilihan, antara memublikasikan tulisan kita di buletin lokal, gereja, majalah dinding, surat kabar, majalah, maupun tabloid. Kini, alternatif lain telah hadir pula bagi kita lewat keberadaan internet. Sejumlah fasilitas, baik bagi pemula maupun bagi mereka yang mahir, telah tersedia. Kita bisa memanfaatkan rumah virtual pribadi alias situs web bikinan sendiri untuk wadah tulisan kita. Untuk yang lebih interaktif, kita tinggal mendaftar di salah satu situs penyedia blog, lalu mulai menulis. Ada juga forum-forum diskusi bagi para penulis. Masalahnya, bagaimana kita memercayakan tulisan kita di dunia maya tersebut? Sajian perdana di tahun 2007 berikut kiranya dapat menolong kita untuk memanfaatkan dunia internet sebagai wadah untuk mengasah sekaligus membagi kemampuan menulis kita. Penanggung jawab e-Penulis, Raka Sukma Kurnia ARTIKEL 1 --------- INTERNET: MEDIA PENULISAN INTERAKTIF Oleh: Kristina Dwi Lestari Perkembangan dunia internet yang sedemikian pesat tidak sekadar memberi peluang bagi para pengembang peranti lunak maupun keras. Dunia internet juga tidak sekadar dimanfaatkan oleh para korporat bisnis yang berupaya melebarkan sayap bisnisnya. Kini, keberadaan internet pun telah menghadirkan nilai yang amat positif bagi para penulis. Berbagai fasilitas telah dapat dimanfaatkan oleh para penulis, baik mereka yang masih dalam taraf pemula, maupun mereka yang sudah mahir. Mulai dari situs web statis hingga blog yang lebih menawarkan aspek interaktif. Semuanya tergantung kebutuhan para penulis terkait. Alam yang Bebas --------------- Salah satu yang ditawarkan internet bagi penulis adalah kebebasan. Dunia internet membuat para penulis dapat berinteraksi dengan bebas. Para penulis tidak perlu merasa takut oleh editor yang bagi sebagian orang mungkin menjadi sosok yang ditakuti. Jadi, yang harus mereka lakukan ialah terus mengasah kemampuan menulis. Salah satu wadah yang bisa digunakan untuk menyalurkannya ialah situs web. Beberapa orang yang mulai tertarik untuk menulis di internet, mungkin mencari-cari "halaman rumah" alias "homepage" gratis. Setelah melakukan desain seperlunya, berbagai tulisan pun dikategorikan sesuai kebutuhan dan dimasukkan ke "rumah" tersebut. Akan tetapi, fasilitas yang disediakan saat ini justru memberikan sisi interaktif. Ada banyak orang yang mulai menulis di berbagai blog. Bahkan seiring perkembangan waktu, lalu lintas blog telah berlangsung semakin pesat. Beberapa orang termasuk para penulis mulai melirik blog, selain atas alasan adanya kebebasan juga karena ada beberapa kesamaan seperti jenis blog, kedekatan geografis atau visi dan ideologi, ungkap Rane "jaf" Hafied. Adanya interaksi antarblogger, adu argumen dan pendapat dilihat sebagai sebuah kekuatan yang luar biasa. Hal yang Penting untuk Diperhatikan Saat Menulis di Situs Web ------------------------------------------------------------- Sama halnya dengan menulis di media massa misalnya yang harus memerhatikan beberapa persyaratan seperti teknik penulisan, isi, dan kontinuitas (S. Tartono 2005: 2), menulis di situs web juga harus memerhatikan hal tersebut. Yang membedakan dalam penulisan di situs web adalah menyangkut masalah keefektifan saja. Landsberger dalam artikelnya, "Writing Effective Web Pages" memberikan beberapa hal penting yang dapat kita pakai sebagai dasar menulis di situs web. a. Topik, gagasan utama, dan kesimpulannya harus cepat terlihat dan cepat diketahui. b. Struktur gagasan: - gagasan utama ada di bagian "atas" layar; - gagasan pendukung dan informasi tambahan ada di bawahnya. c. Struktur isi dan struktur situs web bisa dikenali dengan mudah oleh pengunjung. d. Susunan yang sederhana adalah yang terbaik; batasi satu gagasan menjadi beberapa kata saja, berupa kalimat, frase, atau paragraf. Robert Gunning memberikan rumus apakah kalimat itu mudah atau tidak untuk dipahami, yaitu dengan rumus FOG INDEX (dalam Putra 2006: 48). Rumus ini pada awalnya digunakan untuk mengukur kemampuan menulis para jurnalis dalam bahasa Inggris dan ternyata rumus ini relevan juga digunakan di semua bahasa termasuk bahasa Indonesia. Cara mengukurnya adalah dengan menghitung jumlah rata-rata kata per kalimat ditambah persentase kata bersuku tiga atau lebih kemudian dibagi 2,5. e. Hindari istilah-istilah teknis kecuali jika istilah itu memiliki tujuan yang jelas dan memiliki definisi. f. Data, detail, dan kekompleksan informasi sebaiknya dibahas di halaman yang berikut dan harus ditempatkan secara logis. g. Isi dari halaman berikutnya harus bisa diketahui dari tautannya (link) dan harus konsisten dengan halaman sebelumnya. h. Informasi yang lebih rinci bisa diakses melalui tautan untuk mencetak. i. Hilangkan hal-hal yang berlebihan jika itu mengurangi pesan Anda walaupun terkesan penting. j. Periksalah ejaan lalu bacalah kembali halaman Anda. k. Selalu berfokus pada pesan. Sediakan alamat kontak dan undanglah pengunjung situs untuk mengirimkan tanggapan, komentar, saran, atau pertanyaan yang dapat meningkatkan efektivitas situs web Anda; abaikan setiap tanggapan yang tidak bermutu. l. Memformat: - setiap desain halaman harus konsisten, - gunakan tabel, kolom 1/2 baris, untuk menempatkan teks di tengah monitor (80% atau selebihnya) untuk membuat batas kanan dan kiri, - berikan jarak antarparagraf agar mudah dibaca. m. Pilihan penggunaan grafik sebaiknya ditujukan untuk: - memperkuat teks, - menggali teks lebih dalam, - menandai teks, - mengganti teks, Namun, bila justru tidak berarti dan mengganggu sebaiknya penggunaan grafik dihindari. Hal Apa yang Perlu Dihindari Saat Menulis di Situs Web ------------------------------------------------------ Selanjutnya, Landsberger juga memberikan beberapa catatan yang perlu kita hindari manakala menulis di situs web. a. Sesuaikan dengan ukuran monitor. Hal ini berkaitan dengan proses cepatnya membaca. Ketika menulis di kertas, Anda dapat membacanya dengan cepat, melompat dari judul ke paragraf kemudian membolak-balik halaman. Dokumen tersebut dapat kita baca dengan mudah karena mata kita sudah terlatih dan dapat menyesuaikan diri dengan media kertas. Namun, tidak demikian dengan monitor komputer. Bila monitor berukuran kecil, kita akan kesulitan untuk membaca karena resolusi tampilannya. Tak jarang teks akan memenuhi layar dan terkadang terlalu lebar. Gaya penulisannya pun berbeda. Padahal ketika melihat suatu halaman web, penjelajah (yaitu Anda) ingin cepat mengetahui apakah halaman tersebut sesuai dengan yang dicari atau tidak. Untuk mengatasinya, diperlukan pendekatan "bottom-down". Jadi, semua simpulan atau ringkasan diletakkan di bagian atas. Pendekatan seperti ini memang terkesan terlalu mengamati bagian permukaan saja. Namun, kita perlu menyadari bahwa jutaan situs web bersaing dalam memberikan informasi. Jika situs web Anda ditulis dengan jelas dan langsung mengemukakan intinya, Anda akan dianggap berhasil menyampaikan informasi. b. Hindari penyajian teks yang terlalu panjang. Ada beberapa situs web yang dibangun dengan rancangan yang buruk. Namun, yang terburuk adalah halaman yang kelebihan teks. Penyajian teks yang sangat panjang menuntut ketekunan untuk menemukan bagian yang kita butuhkan. Lagipula, mata kita akan kelelahan lebih dulu sebelum menemukan bagian tersebut. Bukan berarti halaman yang dipenuhi oleh teks tidak cocok untuk situs web. Namun, situs web justru akan menjadi efektif dalam menyampaikan informasi bila dicetak, lalu dibaca. Apalagi membaca halaman web 25% lebih lambat daripada membaca kertas. d. Penggunaan grafik yang berlebihan. Situs web yang kelebihan grafik juga akan menimbulkan masalah. Grafik yang terlalu besar tidak hanya akan memakan banyak waktu dalam pengunduhannya tapi juga membuat pesan Anda menjadi tidak jelas. Grafik yang berkedip-kedip dan melompat-lompat di layar juga akan mengganggu pembacanya. Lalu, iklan yang tidak berhubungan dengan informasi yang disajikan juga akan membuat keseluruhan penyampaian menjadi tidak jelas. Penyajian gambar yang tidak sesuai juga akan membingungkan penjelajah untuk mencari informasi yang diinginkannya. Alhasil, penjelajah akan melewati informasi yang disajikan. Hadirnya situs web dan blog yang ditawarkan di dalam dunia internet kiranya tidak membingungkan kita lagi tentang ke mana hasil tulisan kita akan dipublikasikan. Apalagi nilai kebebasan yang ditawarkan tidak mematikan ide kreatif kita dalam menulis. Bahan Bacaan ------------ Hafied, Rane "jaf". "Suara Komunitas Blogger: Community Power Yang Mau Dibawa Kemana?" Dalam http://ryosaeba.wordpress.com/tag/uneg-uneg/. Landsberger, Joe. "Writing Effective Web Pages". Dalam http://www.osmania.ac.in/e-ducation/Study%20Guides/writing_content.htm. Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis Berita dan Feature". Indeks: Jakarta. Tartono, S. 2005. "Menulis di Media Massa Gampang". Pustaka Nusatama: Yogyakarta. ARTIKEL 2 --------- MENULIS DAN MEMERCAYAKAN TULISAN DI INTERNET Kebebasan berekspresi. Itulah yang ditawarkan dalam dunia internet. Sejak zamannya halaman web yang statis, berbagai "homepage" pribadi pun bertaburan. Mulai dari yang memanfaatkan halaman gratisan, sampai kepada yang berbayar. Untuk memberi kesan interaktif, tak jarang alamat kontak via e-mail pun dilampirkan di halaman tersebut. Tidak puas dengan interaksi yang memakan waktu cukup lama, fasilitas untuk "ngerumpi" (chatting) pun disediakan pula. Belakangan berkembang "shout box", model rumpi yang sedikit berbeda. Kini, masa-masa halaman statis sudah bergeser. Meski masih banyak yang menawarkan halaman-halaman gratisan untuk digarap, tren yang berhembus saat ini ialah halaman-halaman situs model blog. Teknologi yang dihadirkan saat ini sudah memungkinkan bagi siapa saja untuk berinteraksi langsung dengan pemilik atau pengelola situs terkait. Tentu saja tanpa menggunakan e-mail karena fasilitas mengomentari suatu seksi tertentu sudah disediakan. Apa pun jenis halamannya, satu hal yang jelas ialah bahwa semua ini sangat berkaitan erat dengan dunia tulis-menulis. Tak jarang orang menggunakan halaman situs pribadinya sebagai media untuk menuangkan ide-idenya. Sehingga berbagai genre tulisan pun hadir berseliweran di dunia internet. Ancaman Pembajakan ------------------ Negara kita sangat terkenal sebagai negara dengan tingkat pembajakan yang tinggi. Tidak hanya dalam hal perangkat lunak komputer, dalam dunia literatur, hal seperti ini juga patut dicermati. Saya pernah menemukan sebuah buku yang murni diterjemahkan dari halaman internet. Tidak tahu apakah penerjemah dan pihak penerbit telah mendapatkan izin atau tidak. Tidak sebatas itu, berbagai penerbit gelap banyak menerjemahkan karya-karya asing tanpa identitas hak cipta mana pun. Misalnya saja buku-buku komik. Sejak beberapa tahun lalu, komik-komik Jepang banyak yang dibajak dan diedarkan di Indonesia. Ketika menemukannya, kita dapat langsung mengenali komik-komik tersebut sebagai barang-barang bajakan. Kualitas tinta cetakan yang tidak baik, kertas yang kalah mutunya dari yang resmi, tidak adanya sensor, dan buruknya hasil terjemahan. Bagaimana dengan literatur-literatur lain, semisal novel dan buku-buku teks? Tampaknya tidak jauh berbeda. Malahan, tidak sedikit buku-buku yang sudah resmi malah dicetak secara mandiri dan dijual kembali dengan harga relatif murah. Dunia internet merupakan dunia yang dapat diakses oleh siapa pun. Hal ini tentu membuka kemungkinan pembajakan. Dan di tengah suasana rentan pembajakan begini, bagaimana kita dapat memercayakan tulisan kita di internet? Bagaimana kita yakin kalau karya tulis kita tidak akan dibajak? Konsep Teknokrasi ----------------- Tampaknya, lebih mudah bagi kita untuk yakin bahwa karya tulis kita bakalan dibajak daripada tidak sama sekali. Namun, pandangan ini sebenarnya merupakan pandangan yang jauh dari konsep yang ditawarkan dalam dunia internet. Dunia internet sebenarnya mengandung konsep teknokrasi. Teknokrasi merupakan yang menggabungkan teknologi dan demokrasi. Konsep ini diakui sebagai suatu solusi terbaik untuk menjalankan suatu negara. Secara sederhana, teknokrasi dapat disebut sebagai suatu penerapan ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Teknokrasi juga dapat dilihat sebagai suatu rencana untuk masyarakat di mana teknologi digunakan untuk kebaikan orang banyak, ketimbang memberi keuntungan yang maksimal bagi segelintir orang. Konsep teknokrasi dalam dunia internet terlihat di antaranya melalui Wikimedia. Dalam situs yang disebut sebagai ensiklopedia terbesar ini, setiap pengunjung dapat menemukan apa yang ia butuhkan. Bahkan siapa saja diundang untuk menyumbangkan pengetahuan atau informasi tertentu untuk dibagikan kepada setiap orang. Dengan demikian, informasi atau pengetahuan tersebut tidak hanya dimiliki oleh satu orang, tetapi dapat diperoleh siapa saja yang berminat. Begitulah kira-kira dunia di Wikipedia. Tidak hanya di Wikipedia. Pada prinsipnya, setiap halaman situs, termasuk blog, yang menyampaikan informasi, khususnya yang berharga, sudah mempraktikkan konsep teknokrasi tersebut. Tentu terlepas dari motivasi dasar orang tersebut. Tidak usah heran bila Anda justru menemukan situs blog dengan pembahasan yang sangat teknis. Atau sebuah situs pribadi yang berisi kumpulan cerita pendek dan puisi. Bagaimana dengan interaksi? Seperti dikemukakan sebelumnya, belakangan ini interaksi jauh lebih variatif. Fasilitas untuk mengomentari tulisan sudah disediakan oleh para penyedia situs blog. Tidak cukup dengan itu, "kotak teriak" (shout box) juga disediakan. Semuanya memungkinkan pengunjung untuk mengomentari tulisan pada saat itu juga. Tautan-Tautan yang Berharga --------------------------- Dalam dunia internet, tautan ke halaman(-halaman) situs yang memiliki keserupaan tema dengan situs kita pada dasarnya akan menaikkan nilai. Sebuah blog yang banyak ditautkan oleh blog-blog lain, menjadikan blog tersebut berharga. Dengan demikian, tidak sekadar jumlah pengunjung, jumlah tautan pun memberi nilai tersendiri di samping tingkat keseringan pemutakhiran isi. Untuk artikel itu sendiri, semakin banyak tautan yang mengacu pada halaman artikel tersebut, tentu akan memberi nilai tersendiri. Penautan ini tentu berarti bahwa tulisan kita memiliki nilai lebih sehingga banyak orang yang mengacu pada tulisan kita. Sampai tahap ini, kita melihat ada kemiripan seperti yang kita temukan ketika berhadapan dengan artikel-artikel ilmiah yang dilengkapi dengan catatan akhir atau daftar pustaka. Menghargai Karya Tulis Orang ---------------------------- Kalau ditelusuri, problem yang terjadi di sekitar kita tampaknya menyangkut problem diri. Kita masih belum terbiasa untuk menghargai orang-orang yang berjerih payah menghasilkan suatu karya. Lihat saja berapa besar kerugian yang bisa ditimbulkan akibat pembajakan VCD atau DVD, sebagaimana dalam bidang literatur. Khusus dalam penulisan di internet, terkadang kita bisa menemukan sebuah artikel blog yang diposting oleh (mungkin) pengelolanya, yang ternyata merupakan kutipan penuh dari artikel lain. Lebih parah lagi, tidak ada informasi mengenai dari mana artikel tersebut diambil. Hal ini tentu semakin menunjukkan sikap tidak menghargai karya orang lain. Internet memang dunia yang penuh kebebasan. Kita bebas berekspresi di sana. Kita bebas menjelajah ke mana pun, sejauh kita butuhkan. Bahkan kita dapat memanfaatkan begitu banyak bahan tulisan di sana. Hanya saja, kita perlu mengingat etikanya. Meski berada di alam maya, dunia internet jelas memiliki etika yang berlaku. Misalnya, ketika berkunjung ke sebuah situs, langkah tersebut hampir sama dengan ketika kita memasuki rumah teman kita. Tidak heran bila disertakan pula formulir buku tamu sebagai respons kita kepada pengelola. Ketika mengutip, kita juga tidak lepas dari etika seperti ketika kita hendak meminjam buku teman kita. Meski tidak disebutkan secara tertulis, sebenarnya kita wajib menghubungi penulis suatu artikel atau pengelola situs tertentu ketika kita hendak menggunakan artikel di dalamnya, khususnya bila melebihi batas yang ditentukan, misalnya satu bab. Dan seperti ketika menulis artikel ilmiah, kita sangat wajib mencantumkan sumber artikel yang kita kutip atau ambil; siapa penulisnya, di mana alamat URL-nya, di situs apa. Mulai Memercayakan Tulisan -------------------------- Kita tidak akan pernah lolos dari ancaman pembajakan. Namun, ancaman ini tidak seharusnya membuat kita ragu atau malah takut untuk menulis di internet. Sebaliknya, kita perlu menanamkan dalam benak kita pikiran positif (tanpa harus menjadi penganut positivisme), bahwa tulisan kita bukan tidak mungkin bermanfaat bagi orang lain. Bila mengaitkan hal ini dengan kekristenan, kita malah bisa mulai berpikir bahwa tulisan kita bisa saja membawa orang lebih dekat kepada Kristus. Meski tidak bisa dicegah sepenuhnya, kita bisa saja mencantumkan catatan kecil di akhir artikel kita. Misalnya, dengan mencantumkan kalimat-kalimat seperti berikut. - Artikel di atas dapat dikutip untuk tujuan nonkomersial. - Untuk menggunakan artikel di atas, silakan hubungi penulisnya via e-mail. - Mohon tidak mengutip artikel di atas tanpa seizin penulisnya. Sebaliknya, ketika kita mengutip tulisan orang lain dalam artikel yang kita tulis, sebaiknyalah kita mencantumkan sumbernya. Dengan demikian, kita sudah menunjukkan itikad baik menghargai jerih payah penulisnya. Nah, bagaimana dengan tulisan ini? Tentu saja boleh digunakan secara bebas untuk tujuan nonkomersial. Diambil dari: Situs : Pelitaku Penulis : Indonesia-saram Alamat URL: http://pelitaku.sabda.org/node/244 TIPS ---- MENULIS DI INTERNET Menulis untuk media internet berbeda dengan menulis untuk media cetak. Perilaku pengguna internet saat menjelajah web sangat memengaruhi cara penulis menyajikan isi (content) untuk media internet. Penelitian perilaku pembaca situs berita di internet yang dilakukan oleh para ahli dari Stanford University dan The Poynter Institute, yang hasilnya tidak jauh berbeda dari penelitian serupa yang dilakukan oleh Jakob Nielsen, menyimpulkan bahwa perilaku pembaca media internet -- atau pengguna internet-- adalah seperti berikut ini. - Pertama kali melihat teks (78%), bukan foto atau grafik. Atau secara umum, pengguna internet pertama kali tertarik pada judul, ringkasan tulisan, atau "caption". - Tidak membaca kata per kata, tetapi lebih banyak memindai (scan) (79%, hanya 16% yang membaca kata per kata) tampilan situs terutama kata-kata yang di-highlight, jenis huruf berbeda, penyajian dengan butir-butir (seperti tulisan ini). - Lebih menyukai judul yang tepat pada sasaran (straightforward) dibandingkan judul yang lucu atau cantik. - Membaca ringkasan atau tulisan yang pendek bukan yang panjang karena membaca di komputer 25% lebih lambat dibandingkan membaca media cetak. - Tidak berlama-lama di satu situs. Pengguna Internet tidak sabaran. Pengguna Internet memiliki wewenang penuh untuk pindah atau tetap di satu situs. Kunjungan selama sepuluh menit sudah termasuk lama. Itulah sejumlah pedoman ketika ingin menulis untuk media internet (disarikan dari artikel karangan Jacob Nielsen -- ",1, 2, 3, 4" -- dan bukunya yang berjudul "Design Web Usability", artikel Wendy Boulding, dan artikel lainnya). - Buatlah judul yang sederhana (simple) dan tepat sasaran (straightforward). Ingatlah bahwa judul itu seperti tanda lalu lintas yang akan mengarahkan pengunjung. - Jangan menggunakan kalimat-kalimat pemasaran (marketing) yang kosong dan tidak diinginkan pembaca. - Buat tulisan yang membantu pembaca agar dapat memindai (scannable), misalnya dengan subjudul, "highlight" kata-kata penting dengan warna yang berbeda, cetak tebal, jenis huruf, ukuran huruf, "hypertext/hyperlink". - Sebaiknya, tulisan pendek tapi ringkas. Paling tidak jumlah kata tulisan media tersambung (online) paling banyak 50% dari tulisan umumnya di media cetak. Satu alinea idealnya hanya terdiri dari 65 karakter. - Jika perlu uraian yang panjang, harus dipecah-pecah menjadi beberapa judul tulisan, yang tersambung melalui "multiple hyperlink". Selain itu, pembaca tidak suka tulisan yang panjang dan harus men-"scroll" jauh ke bawah. - Tulisan dengan gaya "news you can use" membantu pembaca mencari informasi yang mereka inginkan dengan lebih cepat. - Gunakan tabel atau poin/angka urut ke bawah (seperti contoh tulisan ini). Pembaca lebih mudah dan lebih nyaman membaca uraian berurut ke bawah daripada membaca alinea yang panjang. - Sebisa mungkin menerapkan prinsip piramida terbalik -- yang penting di atas, uraian selanjutnya. Cara penulisan piramida terbalik membantu pembaca mendapatkan informasi yang penting segera tanpa harus membaca sampai selesai. Dan akhirnya menulis -- di media mana pun -- tetap saja menulis, jadi tetap pulalah berpegang pada pedoman penulisan standar. Bahan diedit seperlunya dari: Nama situs : ceritanet: situs nir-laba untuk karya tulis, Edisi 2, Senin 15 Januari 2001 Penulis : Harry Suryadi Alamat URL : http://www.ceritanet.com/2inter.htm SURAT PEMBACA ------------- Dari: Edo <detektif_edo(at)xxxx> > Boleh kah saya meminta kiat-kiat menulis esai yang baik. >tkhs >regard >detektif_edo Redaksi: Salam sejahtera, Untuk mengetahui hal-hal seputar penulisan esai, silakan membaca e-Penulis Edisi 018/April/2006. Saudara bisa membuka arsip kami di alamat: => http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/018/ Saudara juga dapat menemukan artikel berjudul "Menulis Esai Singkat" di alamat: => http://pelitaku.sabda.org/node/211 Silakan baca juga artikel "Apakah Esai Itu?", masih di situs Pelitaku dengan alamat: => http://pelitaku.sabda.org/node/210 Kiranya bermanfaat. STOP PRESS! =========== BAHAN UNTUK PEMIMPIN KRISTEN DARI e-LEADERSHIP Seorang pemimpin yang sejati tidaklah perlu mengatakan "Akulah pemimpin" kepada para pengikutnya. Bagi Anda yang ingin belajar untuk menjadi seorang pemimpin yang sejati, e-Leadership adalah sarana yang tepat. Diterbitkan secara berkala setiap bulan oleh YLSA, publikasi ini mengemban visi membentuk dan menciptakan sosok pemimpin-pemimpin yang baik berdasar prinsip Kristen. Dalam setiap edisi, Anda akan memperoleh artikel-artikel tentang kepemimpinan dari sudut kristiani, tips, inspirasi, sumber kepemimpinan, dan informasi lain yang dapat digunakan untuk memperlengkapi para pemimpin, pelatih, dan hamba-hamba Tuhan yang memiliki beban dalam kepemimpinan Kristen di Indonesia. Jadi, tunggu apa lagi? Mari bergabung dengan milis publikasi e-Leadership dan ikutlah ambil bagian dalam memajukan kepemimpinan dengan prinsip Kristen di Indonesia. ==> <subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org> [berlangganan] ==> http://www.sabda.org/publikasi/leadership/ [arsip] ==> http://lead.sabda.org/ [situs Indo Lead] ______________________________________________________________________ Penanggung jawab : Raka Sukma Kurnia Kontributor edisi ini: Kristina Dwi Lestari Berlangganan : Kirim email ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti : Kirim email ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Kirim bahan : Kirim email ke staf-penulis(at)sabda.org Arsip e-Penulis : http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs CWC : http://www.ylsa.org/cwc/ Situs Pelitaku : http://pelitaku.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2007 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |