Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/178 |
|
e-Penulis edisi 178 (2-6-2016)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ 178/Juni/2016 Penulis Kristen yang Memberdayakan Pembaca (II) e-Penulis -- Penulis Kristen yang Memberdayakan Pembaca (II) Edisi 178/Juni/2016 DAFTAR ISI DARI REDAKSI: PENTINGNYA PERAN PEMBACA TIP: EMPAT CARA UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN YANG SEHAT DENGAN PARA PEMBACA ANDA TOKOH PENULIS: ELIE WIESEL RESENSI BUKU: SEBELUM ANDA MEMBENTUR TEMBOK STOP PRESS: SITUS KAMUS SABDA DARI REDAKSI: PENTINGNYA PERAN PEMBACA Kami rindu mengajak setiap penulis Kristen menyadari betapa pentingnya peran pembaca dalam proses pengembangan kualitas tulisan kita. Pembaca bukan hanya sebagai penikmat karya, melainkan juga bisa berkesempatan menjadi pembaca naskah awal kita sebelum naik cetak, bahkan penasihat untuk kualitas tulisan kita. Pembaca bisa menjadi lebih dari sekadar penggemar; ia bisa menjadi teman. Namun, yang menjadi persoalannya adalah bagaimana menjalin relasi yang sehat dengan pembaca? Sajian e-Penulis kali ini akan menjadi jawaban bagi persoalan ini. Bacalah edisi ini dengan saksama. Kiranya menjadi berkat bagi Sahabat e-Penulis semua. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-Penulis, Santi T. < santi(at)in-christ.net > < http://pelitaku.sabda.org > TIP: EMPAT CARA UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN YANG SEHAT DENGAN PARA PEMBACA ANDA Saya menulis email kepada Anne Rice. Dia membalas saya lima belas menit kemudian. Saya tidak memercayainya. Saya adalah orang asing, dan dia langsung saja menulis catatan yang baik dan ramah kepada saya. Memiliki hubungan yang positif dengan pembaca Anda sangatlah berharga. Pembaca lebih cenderung untuk membeli buku Anda jika mereka merasakan ada hubungan pribadi dengan Anda. Besar kemungkinannya bagi mereka untuk menyinggung buku Anda kepada teman-teman mereka karena mereka ingin menceritakan tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan penulisnya. Saya memiliki pembaca yang memperkenalkan saya kepada wartawan, mengatur penandatanganan buku, dan membuat saya berceramah. Berikut adalah 4 poin sederhana untuk membantu membangun hubungan yang sehat dengan para pembaca Anda: 1. Jadikan diri Anda mudah dijangkau. Anda dapat menggunakan media apa pun yang Anda suka untuk berkomunikasi, asalkan pembaca Anda tahu bagaimana menghubungi Anda. Hal itu bisa berupa formulir pengajuan berlangganan di website Anda, alamat email, atau menulis surat kepedulian dari penerbit Anda. Ketika beberapa pembaca mencapai halaman akhir dari buku Anda, mereka ingin memberi tahu Anda tentang bagaimana buku itu memengaruhi mereka. Jadi, izinkan mereka melakukannya. Saya memasukkan satu halaman di bagian belakang novel-novel saya yang memberitahukan kepada para pembaca tentang cara bagaimana saya lebih suka dihubungi. Tidak apa-apa jika Anda tidak memiliki akun Twitter, asalkan penggemar Anda dapat menemukan Anda. 2. Menanggapi mereka yang menghubungi Anda. Jika Anda berada di acara penandatanganan buku dan seseorang mengatakan halo, Anda akan menjawabnya, bukan? Jika seseorang menulis email, atau mengirim tweet, atau membuat komentar di blog Anda, berikan tanggapan kepada mereka. Jika Anda sibuk, tulis saja sesuatu yang sederhana, seperti "Terima kasih untuk catatannya. Saya minta maaf karena tidak mempunyai waktu untuk menulis lebih banyak karena saya sedang menulis buku berikutnya. Saya menghargai kata-kata baik Anda". Atau, jika Anda memiliki waktu, balaslah tulisan mereka kembali dan mulailah interaksi yang sebenarnya. Penggemar Anda akan menceritakan hal ini kepada teman-teman mereka. 3. Bersikaplah sopan. Saya memiliki perlengkapan pengingat Google untuk judul-judul saya, dan ketika seseorang menulis review, saya akan mampir ke blog mereka dan berterima kasih untuk ulasan yang mereka buat (baik positif maupun negatif). Pernah saya mendapatkan ulasan yang sangat kejam, tetapi saya tetap meninggalkan komentar kepadanya, berterima kasih kepada penulis ulasan tersebut karena telah membaca dan mengulas buku saya. Penulisnya menjawab, terkejut karena saya bersikap baik tentang semuanya itu, dan kami mengalami percakapan panjang yang menarik yang memperjelas buku tersebut untuknya dan menunjukkan beberapa kelemahan buku itu bagi saya. Dia ternyata kemudian menjadi pembaca saya yang baik. Saya mengirimkannya salinan naskah berikutnya sebelum naik cetak, dan kami mengalami pembicaraan di telepon setelah itu dan saya memasukkan beberapa sarannya. Dia kemudian memberikan ulasan positif yang sangat kuat untuk buku kedua saya. Dia menjadi lebih sebagai teman daripada penggemar saya sekarang. Betapa mengejutkan seberapa jauh yang dihasilkan oleh kesantunan dalam interaksi Anda. Jadilah orang yang baik di samping seorang penulis yang besar, dan Anda berada di jalan yang tepat untuk mendapat basis penggemar setia. 4. Mengatur batasan-batasan pribadi. Para pembaca kita merasa bahwa mereka mengetahui kita secara baik karena besarnya kita mengungkapkan diri di dalam pekerjaan kita. Hal tersebut dapat membuat keintiman palsu yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi penulis. Adalah bijaksana untuk menetapkan batas- batas untuk berinteraksi dengan para penggemar. Saya akan dengan senang hati berbicara tentang tulisan saya, menjawab pertanyaan tentang novel saya, atau melakukan Skype dengan klub buku. Namun, saya tidak akan berinteraksi dengan penggemar tentang anak-anak saya. Saya tidak akan bergosip tentang orang-orang yang bekerja dengan saya dalam industri ini. Saya tidak akan menceritakan apa pun tentang proyek- proyek baru yang tidak ingin saya ceritakan kepada publik. Membangun hubungan dengan pembaca Anda bisa menjadi hal yang menyenangkan. Pekan lalu, seorang ibu mengirimkan saya gambar yang dilukis oleh putrinya saat sedang membaca novel fantasi anak-anak karangan saya. Itu adalah saat yang benar-benar manis bagi saya, dan saya mengirimkan mereka berdua catatan terima kasih. Sangat memuaskan untuk melihat kata-kata saya membangkitkan imajinasi orang lain. (t/N. Risanti) Diterjemahkan dari: Nama situs: Writer`s Digest Alamat URL: http://www.writersdigest.com/editor-blogs/guide-to-literary-agents/building-healthy-relationships-with-your-readers Judul asli artikel: 4 Ways to Build Healthy Relationships with Your Readers Penulis artikel: Matt Mikalatos Tanggal akses: 1 April 2016 TOKOH PENULIS: ELIE WIESEL Elie Wiesel adalah penulis pemenang penghargaan Nobel, guru, dan aktivis, yang dikenal karena kisah memoar (memoar adalah kenang- kenangan yang menyerupai autobiografi dengan menekankan pendapat, kesan dan tanggapan pencerita atas peristiwa-peristiwa yang dialami serta tokoh-tokoh yang berhubungan dengannya - Red.) "Night", di mana ia menceritakan pengalamannya yang berhasil hidup melewati Holocaust (genosida terhadap orang-orang Yahudi yang dilakukan oleh NAZI pada masa Perang Dunia II - Red.) Ringkasan Lahir pada tanggal 30 September 1928 di Sighet, Transylvania (dahulu dan sekarang merupakan bagian dari Rumania), Elie Wiesel sedang melanjutkan studi agama Yahudi sebelum keluarganya terpaksa pindah ke kamp-kamp kematian Nazi selama Perang Dunia II. Wiesel selamat, dan kemudian menulis memoar "Night" yang diakui oleh dunia internasional. Dia juga telah menulis banyak buku dan menjadi seorang aktivis, orator dan guru, berbicara menentang penganiayaan dan ketidakadilan di seluruh dunia. Masa Muda Elie Wiesel lahir dengan nama lengkap Eliezer Wiesel pada tanggal 30 September, 1928, di Sighet, Transylvania, yang nantinya akan menjadi Rumania. Wiesel, yang tumbuh dengan tiga saudara perempuan dan pada waktu itu sedang mengejar studi agama di sebuah yeshiva (yeshiva adalah lembaga Yahudi yang berfokus pada studi teks-teks agama tradisional, terutama studi Talmud dan Taurat - Red.) di dekat rumahnya, dipengaruhi oleh kepercayaan spiritual tradisional dari kakek dan ibunya, serta ekspresi liberal Yudaisme ayahnya. Selamat dari Holocaust Pada tahun 1944, Jerman Nazi memaksa orang-orang Yahudi yang tinggal di Bulgaria, Hungaria, dan Rumania untuk pindah ke kamp kerja dan kematian di Polandia. Pada usia 15 tahun, Wiesel dan seluruh keluarganya dikirim ke Auschwitz sebagai bagian dari Holocaust, yang menewaskan lebih dari 6 juta orang Yahudi. Wiesel tinggal di kamp-kamp di bawah kondisi yang menyedihkan, tidak manusiawi, dan secara perlahan-lahan kelaparan, hingga akhirnya dibebaskan dari Buchenwald pada tahun 1945. Dari keluarganya, hanya dia dan dua saudara perempuannya yang selamat. Wiesel kemudian melanjutkan studi di Universitas Sorbonne di Perancis pada tahun 1948 -- 1951 dan mengambil bidang jurnalistik, kemudian menulis untuk publikasi Perancis dan Israel. Teman dan koleganya, Francois Mauriac, mendorongnya untuk menulis tentang pengalamannya di kamp; Wiesel akan memublikasikan dalam bahasa Yiddish memoar "And The World Would Remain Silent" (Dan Dunia Akan Tetap Diam - Red.) pada tahun 1956. Buku itu diperpendek dan diterbitkan di Perancis sebagai "La Nuit", dan sebagai "Night" untuk pembaca bahasa Inggris pada tahun 1960. Memoar tersebut menjadi buku bestseller yang diakui, diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, dan dianggap sebuah karya yang sangat berpengaruh tentang teror Holocaust. "Night" diikuti dengan dua novel, "Dawn" (1961) dan "Day" (1962), untuk membentuk sebuah trilogi yang tampak dekat pada perlakuan destruktif umat manusia antara satu dengan yang lain. Penulis dan Aktivis Dunia Wiesel kemudian terus menulis puluhan buku, termasuk novel "Town of Luck" (Kota Keberuntungan - Red.) (1962), "The Gates of the Forest" (Gerbang Hutan - Red.) (1966) dan "The Oath" (Sumpah - Red.) (1973), serta beberapa karya nonfiksi seperti "Souls on Fire: Portraits and Legends of Hasidic Masters" (Jiwa-Jiwa yang Terbakar: Gambaran dan Legenda Tuan-Tuan Hasid - Red.) (1982) dan memoar "All Rivers Run to The Sea" (Semua Sungai Mengalir ke Laut - Red.) (1995). Wiesel juga menjadi aktivis internasional yang dihormati, orator dan tokoh perdamaian selama bertahun-tahun, yang berbicara untuk menentang ketidakadilan yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, Bosnia, Kamboja, dan Rwanda. Pada tahun 1978, Wiesel diangkat sebagai ketua dari Komisi Presiden untuk masalah Holocaust oleh Presiden Jimmy Carter. Selain itu, ia telah mendapat penghormatan di seluruh dunia dengan sejumlah penghargaan, termasuk Presidential Medal of Freedom (Medal Kemerdekaan Kepresidenan - Red.) dari Amerika Serikat dan penghargaan Grand Croix dari Legion of Honor dari Perancis. Mengajar merupakan gairah Wiesel yang lain, dan ia ditunjuk sebagai Profesor Humaniora Andrew W. Mellon (satu jabatan guru besar yang dianugerahkan oleh Yayasan Andrew W. Mellon - Red.) di Universitas Boston pada pertengahan tahun 1970-an. Dia juga mengajar studi tentang Yahudi di City University of New York, dan menjabat sebagai dosen tamu di Yale. Wiesel memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1986, dan kemudian mendirikan Elie Wiesel Foundation for Humanity (Yayasan Kemanusiaan Elie Wiesel - Red.) bersama dengan istrinya Marion (Erster Rose) Wiesel. (t/N. Risanti) Diterjemahkan dari: Nama situs: Bio. Alamat URL:http://www.biography.com/people/elie-wiesel-9530714 Judul asli artikel: Elie Wiesel Biography Penulis artikel: Biography.com Editors Tanggal akses: 4 April 2016 RESENSI BUKU: SEBELUM ANDA MEMBENTUR TEMBOK Judul buku: Sebelum Anda Membentur Tembok Judul asli: -- Penulis/Penyusun: Danny Lehmann Penerjemah: Drs. Nugraha Letantum Editor: Dra. Lydia T. Obadja Penerbit: Youth With A Mission 1995 Ukuran buku: 21 x 12 cm Tebal: 146 halaman ISBN: -- Buku Online: -- Download: -- Kehidupan Kristen ibarat pertandingan lari jarak jauh (maraton) yang membutuhkan daya tahan yang kuat. Bahkan, beberapa ayat Alkitab pun membandingkan kehidupan Kristen dengan pertandingan, yang terdapat dalam Yesaya 40:31; Mazmur 119:32-33; 1 Korintus 9:24-25, dst.. Inilah yang menjadi salah satu penekanan Danny Lehmann dalam buku "Sebelum Anda Membentur Tembok". Setiap orang Kristen memiliki "tembok-tembok sendiri" (kesulitan- kesulitan hidup), yang suatu saat mereka pasti akan membenturnya. Di sinilah diperlukan ketahanan yang ekstra supaya bisa memenangkannya. Melalui buku ini, Danny Lehmann mengajarkan pentingnya latihan disiplin-disiplin rohani, seperti bersaat teduh, membaca dan belajar Alkitab, bersekutu dengan Tuhan, berpuasa, merenungkan dan menghafal ayat-ayat Alkitab, beristirahat, dan melatih tubuh jasmani kita. Penulis membahas disiplin-disiplin ini secara lebih mendalam dengan gaya bahasanya yang khas, seperti memberi kesaksian pribadi, sehingga dapat dipastikan pembaca akan semakin memahaminya. Selain isinya yang sangat penting bagi pertumbuhan rohani kita, buku ini pun menjadi bukti campur tangan Tuhan dalam hidup penulisnya. Membaca buku ini hampir seperti membaca kisah hidup seseorang, yaitu penulisnya sendiri, yang secara gamblang membagikan kisah perjalanan rohaninya -- yang pernah gagal dan bangkit kembali -- kepada para pembaca, sampai-sampai ia memberikan tip-tip supaya kita bisa mengerti perkataan Tuhan melalui firman-Nya. Kami merekomendasikan buku ini untuk Anda baca. Buku ini pasti akan sangat bermanfaat dan semakin membekali Anda untuk menghadapi pertandingan hidup. (Santi T.) STOP PRESS: SITUS KAMUS SABDA Kesulitan untuk mengetahui arti suatu kata, tak lagi menjadi tantangan bagi kita. Sebab, situs kamus SABDA menjadi solusinya. Melalui situs Kamus SABDA, kita bisa belajar tentang jenis kata, arti kata, keluarga kata, bahkan menyelidiki kata-kata tertentu sehingga kita bisa mengetahui maknanya dan bisa memahami penggunaan sebuah kata dengan tepat. Situs Kamus SABDA menyajikan empat jenis kamus dalam bahasa Indonesia, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Seasite, Kamus Thesaurus, Kamus Indonesia, dan dalam bahasa Inggris terbagi menjadi Wordnet Dictionary, Cide Dictionary, Oxford Dictionary, Devil Dictionary, Thesaurus, dan Roget Thesaurus. Situs ini juga bisa Anda akses melalui mobile. Silakan berkunjung ke situs Kamus SABDA dan bagikan berkat-Nya! (Santi T.) --> http://kamus.sabda.org/ Kontak: penulis(at)sabda.org Redaksi: Santi T., Margaretha I., N. Risanti, dan Odysius Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Arsip:http://sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA <http://ylsa.org>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |