Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/177 |
|
e-Penulis edisi 177 (4-5-2016)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ 177/Mei/2016 Penulis Kristen yang Memberdayakan Pembaca (I) e-Penulis -- Penulis Kristen yang Memberdayakan Pembaca (I) Edisi 177/Mei/2016 DAFTAR ISI DARI REDAKSI: BIJAK MERESPONS TANGGAPAN PEMBACA ARTIKEL: PEMBACA KRITIS MEMBANGUN PENULIS POJOK BAHASA: REGISTER WISATA DAN PERMAINAN BAHASA RESENSI BUKU: WHADDUP WITH JESUS? DARI REDAKSI: BIJAK MERESPONS TANGGAPAN PEMBACA Penulis Kristen tidak hanya dituntut untuk terus bertumbuh secara rohani, melainkan ia juga harus berani bertanggung jawab atas apa yang ia tulis. Dengan demikian, tatkala tanggapan atau kritikan pembaca menghampiri karyanya, penulis bisa dengan bijaksana menyikapi hal tersebut. Bagaimana dengan pengalaman Anda sebagai seorang penulis? Apakah Anda sudah terbiasa mengolah setiap tanggapan dari pembaca kritis karya Anda menjadi sesuatu yang berharga untuk perkembangan potensi dan kualitas karya Anda? Bacalah dan perluas wawasan Anda dengan bahan-bahan yang kami sajikan dalam edisi kali ini. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-Penulis, Santi T. < santi(at)in-christ.net > < http://pelitaku.sabda.org > ARTIKEL: PEMBACA KRITIS MEMBANGUN PENULIS Ditulis oleh: Santi T. Penulis Kristen bukanlah penulis yang bermotivasi untuk kepentingan diri, melainkan untuk kepentingan Kristus. Mengapa? Karena seorang penulis Kristen adalah seorang yang menyandang nama Kristus, sehingga melalui profesinya, ia harus melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya. Dalam Matius 28:18-20 (AYT) dikatakan, "... `Semua kuasa telah diberikan kepada-Ku, di surga maupun di bumi. Karena itu, pergilah dan muridkanlah semua bangsa, baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu; dan lihatlah, Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman.`" Inilah yang harus dilakukan setiap penulis Kristen melalui tulisan mereka, yaitu memberitakan kebenaran firman Tuhan supaya banyak orang boleh mengenal Kristus. Selain itu, menulis merupakan aplikasi dari mengikuti teladan Allah dengan menuliskan apa yang baik, bermanfaat, dan berguna bagi kehidupan umat Allah. Dalam Keluaran 31:18, 32:19, 34:1-28, setelah Allah selesai berbicara kepada Musa di Gunung Sinai, Ia memberikan dua loh batu yang berisi tentang hukum Allah kepada Musa. Jari Allah sendiri yang menuliskannya di loh tersebut. Meskipun Musa telah memecahkan loh tersebut, Allah menyuruh Musa untuk memahatnya kembali pada kedua loh batu yang baru. Bukan hanya untuk ditulis pada loh batu, Allah juga berpesan kepada Musa untuk mengajarkan hukum-hukum tersebut kepada seluruh bangsa Israel sehingga kehidupan bangsa Israel bisa berkenan bagi Allah. Kisah ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya sebuah tulisan, terlebih konten tulisan yang harus membangun dan berguna bagi kehidupan rohani setiap orang percaya. Apakah cukup hanya dengan menulis maka kebenaran Allah bisa diterima oleh para pembaca? Ketika Tuhan menggerakkan hati mereka, tidak dimungkiri bahwa kesempatan ini pun mungkin terjadi. Namun, tidak menutup kemungkinan juga, para pembaca bisa menangkap kebenaran firman Allah melalui diskusi ataupun melalui tanggapan demi tanggapan yang dilakukan melalui tulisan tersebut. Saat ini, dengan perkembangan media internet, para pembaca dimungkinkan untuk bisa memberi tanggapan terhadap suatu tulisan dengan lebih mudah. Banyak yang melakukannya melalui situs, blog pribadi, media sosial, forum diskusi, bahkan dengan mengirim email kepada penulisnya secara langsung. Apa pentingnya tanggapan pembaca bagi penulis ataupun karya yang dihasilkan? Tidak semua tanggapan dari pembaca merupakan hal yang buruk. Pembaca yang cerdas akan memberi tanggapan yang spesifik dan tepat sasaran mengenai sebuah karya yang dibacanya. Selain memiliki wawasan Alkitab dan pengetahuan yang luas, penulis juga harus memiliki hati dan pemikiran yang terbuka sehingga bisa menerima setiap tanggapan atas karyanya dengan sikap yang bijaksana. Tanggapan dari pembaca sangat penting, salah satunya sebagai tolok ukur seberapa besar dampak tulisan kita bagi pembaca. Meski tidak semua tanggapan pembaca bersifat membangun, tetapi sebagai penulis Kristen kita bisa merespons dengan tepat untuk memilah tanggapan yang membangun dan tidak. Selain itu, tanggapan pembaca juga bisa menjadi masukan berharga bagi tulisan kita. Pembaca yang kritis akan mampu menemukan poin-poin penting dalam tulisan, yang jika disajikan dengan tidak hati-hati atau kurang sesuai fakta, pasti akan menjadi sorotan utama bagi mereka. Donald Graves pernah menyatakan bahwa pembahasan tentang penulisan akan sangat membantu bila ada diskusi antarpenulis. Dalam hal ini, pembaca kritis pun kemungkinan besar juga berprofesi sebagai penulis. Jadi, jika penulis Kristen mendapat kesempatan untuk melakukan diskusi antarpenulis, hal ini akan sangat menolong setiap penulis untuk lebih berkembang, baik dalam wawasan, teologia, maupun kemampuan menulis. Bagaimana menyikapi tanggapan pembaca kritis terhadap konten tulisan kita? Perlu kita ingat bahwa tidak ada penulis Kristen yang sempurna, dan yang sempurna hanyalah firman Allah. Untuk itu, sebagai penulis Kristen, kita harus memiliki hati dan pemikiran yang terbuka dalam menerima tanggapan atau kritikan tajam dari pembaca terhadap konten tulisan kita. Jika memang ada kesalahan dalam menyampaikan prinsip- prinsip tertentu, salah dalam penulisan, ataupun contoh yang disajikan ternyata kurang relevan dengan topik terkait, kita harus berani bertanggung jawab atas tulisan tersebut. Kita harus dengan terbuka menerima tanggapan atau kritikan dari pembaca, tanggapan/kritikan demi kebaikan kita, supaya kita pun dapat terus bertumbuh -- "Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak" (Amsal 15:5, AYT). Kita bisa melakukan revisi atau perbaikan dan mengonfirmasikan. Dalam hal ini, secara tidak langsung kita dididik untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kita untuk mendalami firman Allah dan membaca banyak buku sebagai latihan bagi kita untuk terus melebarkan kapasitas pengetahuan dan menulis kita. Di mana kita bisa mendapatkan pembaca yang kritis? Pada zaman ini, perkembangan teknologi sangat memungkinkan setiap penulis untuk berelasi dengan para penulis lainnya di dunia maya, baik melalui media sosial, situs, blog pribadi, email, maupun fasilitas chatting lainnya. Relasi ini bisa dibina secara bertahap dan diharapkan bisa menjadi kesempatan baik bagi kedua belah pihak dalam memajukan literatur kekristenan di Indonesia. Misalnya, dengan berkunjung ke sebuah situs kepenulisan Kristen atau situs renungan Kristen, penulis bisa menemukan nama-nama penulis Kristen yang bisa diajak berelasi dan bertukar pikiran/pendapat. Baik penulis Kristen pemula maupun yang sudah senior bisa saling mendukung dalam aktivitas menulis, meningkatkan potensi menulis, dan memberi tanggapan terhadap hasil karya yang lain. Mari para penulis Kristen, teruslah bersemangat dalam memberitakan Kabar Baik melalui tulisan-tulisan Anda. Gunakanlah kesempatan terbaik yang disediakan Allah, baik melalui media internet maupun pertemuan nyata, untuk membagikan tulisan Anda, berelasi dengan para penulis lainnya, berdiskusi, saling berbagi beban untuk kemajuan literatur Kristen, dan bertumbuh sebagai para penulis Kristen yang takut akan Allah. Sumber bacaan: 1. Stone, Randi. 2013. "Cara-Cara Terbaik untuk Mengajar Writing". Jakarta: PT Indeks. Hlm. 44. 2. Yanti, Puji S.. 2008. "Menulis untuk Pembaca". Dalam http://pelitaku.sabda.org/menulis_untuk_pembaca 3. WS, Titik. 2008. "Kode Etik dan Tanggung Jawab Penulis untuk Hasil Tulisan yang baik". Dalam http://pelitaku.sabda.org/kode_etik_dan_tanggung_jawab_penulis_untu k_h asil_tulisan_yang_baik 4. Pranata, Xavier Quentin. 2002. "Menulis Dengan Cinta". Yogyakarta: Yayasan ANDI. Hlm. 17-18. POJOK BAHASA: REGISTER WISATA DAN PERMAINAN BAHASA Sdr. Yuliantoro, pekerja pers sekaligus peminat pariwisata yang tinggal di Surakarta, menanyakan hal-hal berikut: (1) Brengosnya tebal, radionya stereo, for younya kecil sekali, dalam dunia pariwisata berarti komisinya besar, uang tipnya banyak, dan uang tipnya sedikit sekali. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? (2) RUOK, UP2U, AN3DISC, 267BISNIS merupakan bentuk sandi are you okay, up to you, antigadis, relasi bisnis. Gejala pemakaian demikian ini apakah dapat juga dijelaskan secara linguistik? Bapak Nurwisodo kembali menyampaikan persoalan seperti berikut ini: (1) Yang benar "gadis berlesung pipit itu cantik sekali" ataukah "gadis berlesung pipi itu cantik sekali"? (2) Gejala corat-coret dengan memanfaatkan bahasa seperti terdapat pada tempat-tempat umum, tembok-tembok bangunan, WC umum, dinamakan permainan bahasa ataukah main-main dengan bahasa? Di dalam realitasnya, bahasa digunakan berbeda-beda oleh setiap warga masyarakat bahasa. Perbedaan itu ditentukan oleh aneka faktor, baik yang sifatnya individual, sosial, regional, maupun nasional. Perbedaan bahasa yang disebabkan oleh macam-macam faktor itu disebut variasi bahasa. Lalu, variasi yang penentu utamanya faktor sosial disebut dengan register. Pakar tertentu menyatakan bahwa register sejajar dengan gaya atau style. Maksudnya, variasi bahasa itu berkaitan sangat erat dengan situasi komunikasi. Situasi tersebut dipengaruhi oleh faktor waktu, tempat, maksud, tujuan, dll.. Lazimnya, register ditandai oleh hadirnya kosakata khusus yang terkait dengan bidang tertentu. Misalnya, bidang pariwisata memiliki register yang tidak sama dengan bidang kedokteran, pendidikan, penerbangan, dll.. Ungkapan brengosnya tebal, radionya stereo, for younya kecil sekali merupakan contoh register wisata. Kata Jawa "brengos", dalam bahasa Indonesianya "kumis" digunakan untuk menyatakan "komisi". Lalu, "tebal" memiliki kesejajaran referen dengan "banyak". Dengan demikian, "brengosnya tebal" dapat bermakna "komisinya banyak". Kata "radio" berdekatan sekali dengan kata "tape" yang lazim dilafalkan [tip]. Kata "tip" dalam dunia wisata berarti uang kecil yang diberikan ekstra, biasanya sebagai tanda terima kasih atas pelayanan memuaskan. Lalu, "stereo" lazim dilawankan dengan "mono". Dalam bidang audio, "stereo" menunjuk pada kualitas suara yang lebih bagus daripada "mono". Istilah "radionya stereo" dalam konteks ini menyatakan maksud "uang tipnya besar". Kita pun dapat cepat menerka maksud dari "for younya kecil sekali" dalam konteks ini. Ungkapan lain yang tidak terus terang dikatakan bentuk senyatanya itu jumlahnya masih sangat banyak. Pemakaian bahasa demikian itu dalam sosiolinguistik disebut dengan register bahasa. Pertanyaan kedua dari Sdr. Yuliantoro pernah dijelaskan dalam edisi terdahulu. Intinya, manusia memang boleh bermain dengan bahasa, tetapi hanya di dalam batas-batas tertentu. Bermain dengan bahasa yang demikian itu tidak serta-merta merupakan pelecehan bahasa. Bahkan, bermain dengan bahasa dalam batas tertentu dapat merupakan pemarkah kecerdasan seseorang dalam berbahasa. Semakin cerdik bermain, semakin cerdas berpikir. Pakar tertentu bahkan beranggapan, terdapat korelasi dekat sekali antara berpikir, bermain, dan berbahasa. Sebagai contoh, 267BISNIS dapat dimaknai sebagai relasi bisnis. Letak permainannya pada penggabungan lafal kata biasa dengan notasi lagu. Orang yang tidak cepat menangkap gabungan itu akan dapat menjadi bingung sekali. Demikian pula terhadap bentuk RUOK yang sebenarnya merupakan gabungan huruf yang bentuk lengkapnya adalah are you okay. Semakin cerdas, semakin mudah dan cepat seseorang menangkap objek yang dimainkan. Orang yang demikian pasti akan merasa sangat mudah menangkap maksud AND3DISC UP2U, 1/3RENG/ TKTDW, dll.. Gejala pemakaian bahasa itu dalam linguistik pragmatik disebut language game atau permainan bahasa. Bermain dengan menggunakan bahasa dalam batas tertentu memang baik. Akan tetapi, akan menjadi lain jika hal tersebut digunakan dengan tanpa batas dan sembarangan. Bisa dibayangkan, betapa menjengkelkan kalau di sepanjang pembicaraan, orang terus-menerus bermain-main dengan bahasa. Juga, jika di setiap tempat, orang bermain-main dengan bahasa semau-maunya lewat corat-coret yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Itulah yang dalam hemat kami disebut bermain-main dengan bahasa. Hal yang semacam itu tidak lagi dinamakan language game, tetapi disebut language gaming. Terakhir, yang benar adalah kalimat "gadis berlesung pipi itu cantik sekali". Istilah "lesung pipi" dekat dengan kata bahasa Jawa "lesung". Kata tersebut menunjuk pada seperangkat alat tumbuk tradisional terbuat dari batu cukup besar yang dilubangi di bagian tengahnya. Selain digunakan untuk menumbuk padi, lesung tersebut bisa juga digunakan untuk menumbuk bahan-bahan jamu tradisional. Semakin lama, lubang lesung itu akan menjadi semakin dalam. Tetapi semakin dalam lubangnya, justru lesung itu semakin indah bentuknya dan semakin optimal fungsinya. Karena keindahannya itulah, kata "lesung" lalu digunakan untuk menyebut tipe pipi, yang tampaknya berlubang di sisi kiri maupun kanannya. Diambil dari: Judul buku: Bulir-Bulir Masalah Kebahasaindonesiaan Mutakhir Judul bab: Masalah-Masalah Ekstrabahasa Penulis: Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum. Penerbit: Dioma, Malang 2003 Halaman: 115 -- 118 RESENSI BUKU: WHADDUP WITH JESUS? Judul buku: Whaddup With Jesus? Judul asli: -- Penulis/Penyusun: Denny Rope Penerjemah: -- Editor: Anggoro Wahyudi Asih Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006 Ukuran buku: 18 x 11,2 cm Tebal: 83 halaman ISBN: 979-763-288-1 Buku Online: -- Download: -- Untuk bertumbuh dalam iman, setiap orang percaya harus mempelajari Alkitab. Dengan mempelajari Alkitab, kita dapat mengenal Yesus. Untuk dapat mengalami Yesus secara pribadi, kita harus berelasi dengan Dia setiap hari melalui doa, pembacaan Alkitab, persekutuan, dan saat teduh. Buku-buku rohani yang beredar di toko-toko buku dapat menolong kita untuk mengenal Kristus. Sayangnya, anak-anak remaja sekarang sudah tidak terlalu minat membaca buku cetak, apalagi yang tebal dan mengandung pesan doktrin yang mendalam. Untungnya, Denny Rope menulis sebuah buku yang ditargetkan untuk anak-anak remaja yang rindu mengenal dan mengalami Yesus. Melalui bukunya yang berjudul "Whaddup with Jesus", Denny Rope mengajak anak-anak remaja memahami apa itu Alkitab, siapa Yesus, bagaimana karakter-Nya, dan siapa Bapa kita dengan bahasa yang tidak baku, dan malah cenderung menggunakan bahasa "gaul" anak remaja. Denny Rope memberikan pemaparannya secara sistematis, lugas, sangat praktis, dan alkitabiah serta tidak terlalu berat secara "doktrin", sehingga sangat mudah dicerna oleh anak-anak remaja. Buku ini sangat disarankan untuk dibaca anak-anak remaja agar mereka semakin mengenal Kristus dan mengalami-Nya secara pribadi. Selamat membaca dan mengalami Kristus. Peresensi: S. Setyawati Kontak: penulis(at)sabda.org Redaksi: Santi T., Margaretha I., N. Risanti, dan Odysius Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |