Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/122 |
|
e-Penulis edisi 122 (22-11-2012)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi 122/November/2012 Tema: Menerbitkan Hasil Tulisan (II) DAFTAR ISI DARI REDAKSI: MENJUAL KUALITAS, BUKAN ASAL TERBIT TIP MENULIS: KIAT MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU TOKOH PENULIS: BIOGRAFI SINGKAT A. W. TOZER PENA MAYA: DAILY WRITING TIPS DARI REDAKSI: MENJUAL KUALITAS, BUKAN ASAL TERBIT Shalom! Di edisi yang lalu, kami sudah membahas tentang penerbitan indie yang menawarkan kemudahan untuk menerbitkan karya Sahabat. Kali ini, kami menyajikan tip yang akan menolong Sahabat menyiapkan naskah dengan baik, sebelum mengirimnya ke penerbit untuk diseleksi dan dicetak. Perlu diperhatikan, bahwa edisi ini lebih condong kepada langkah- langkah untuk mengirimkan karya Sahabat ke penerbit konvensional. Karena, penerbit semacam inilah yang menghadirkan tantangan yang lebih besar daripada penerbit-penerbit indie. Di kolom Tokoh Penulis, Sahabat dapat menyimak biografi A.W. Tozer, seorang pengkhotbah sekaligus penulis yang menjadi berkat untuk banyak orang melalui buku-bukunya yang berkualitas. Pena Maya kali ini menghadirkan profil sebuah situs yang dapat memperkaya keterampilan kepenulisan Sahabat. Kami harap sajian kami di edisi ini dapat mendorong Sahabat untuk semakin giat berkarya. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati! Pemimpin Redaksi e-Penulis, Yosua Setyo Yudo < yudo(at)in-christ.net > < http://pelitaku.sabda.org > TIP MENULIS: KIAT MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU Belakangan ini, dunia perbukuan mengalami perkembangan yang menggairahkan. Pengarang dan penulis buku lebih leluasa mengungkapkan gagasan dan pikirannya. Penerbit-penerbit baru bermunculan, ratusan judul buku baru terbit setiap bulannya, dan minat baca masyarakat pun ditengarai meningkat. Kondisi ini merupakan peluang yang patut dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh mereka yang berminat untuk terjun ke dalam dunia kepenulisan. Tulisan ini secara khusus akan menyoroti persoalan menggali dan mengembangkan ide menulis buku, serta bagaimana menawarkan naskah buku tersebut kepada penerbit untuk dipublikasikan. Menggali dan Mengembangkan Ide "Sukses itu terdiri atas 1 persen bakat dan 99 persen keringat." -- Thomas A. Edison "Bagi penulis cerpen langkah pertama ialah menulis, langkah kedua ialah menulis, langkah ketiga ialah menulis." -- Kuntowijoyo Ide berserakan di sekitar kita. Kita masing-masing sebenarnya juga memiliki bahan berupa gagasan, pengalaman, kisah, imajinasi, atau keahlian yang layak dituangkan dalam bentuk buku. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana "menjinakkan" dan mengelola ide itu, serta mewujudkannya menjadi sebuah karya tulis. Ada orang yang begitu duduk di depan meja tulis, langsung lancar menulis sampai karyanya selesai. Sebaliknya, ada yang malah seperti "blank", tidak tahu mesti menulis apa. Yang lain lagi kaya dengan ide, namun hanya sebatas wacana, ia tidak kunjung meluangkan waktu atau ragu-ragu untuk mulai menulis. Kalau kita berharap menjadi orang jenis pertama -- mendapatkan ilham cemerlang dari langit, lalu dengan mulus menuliskannya menjadi karya yang gemilang -- barangkali sampai Lebaran kucing pun kita tak akan menghasilkan apa-apa. Orang seperti itu amat langka. Selebihnya, sebagian besar orang menekuni dunia kepenulisan dengan melewati kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah. Dengan kata lain, keterampilan menulis adalah kemampuan yang harus terus-menerus diasah dan dikembangkan. Adapun untuk mengembangkan ide kita menjadi buku, kita perlu memahami tahap-tahap penulisan. Berikut ini tahap penulisan yang lazim ditempuh seorang penulis untuk menyusun buku: A. Perencanaan Perencanaan adalah seperti peta yang kita bentangkan untuk menunjukkan arah perjalanan kita. Kita membayangkan hasil akhir buku yang kita rencanakan. Dengan demikian, kita tidak akan tersesat dalam perjalanan dan memotivasi semangat kita untuk mencapai tujuan. Perencanaan mencakup pemilihan tema, penetapan tujuan penulisan, dan perancangan strategi yang akan digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Yang perlu diingat, perencanaan ini bukan sekadar aktivitas berpikir. Sebaliknya, kita sudah mulai menuangkan ide yang hendak kita garap itu ke atas kertas atau ke dalam program pengolah kata. Menurut John M. Lannon, banyak penulis berpengalaman melakukan perencanaan paling produktif setelah mereka mulai menulis. Perencanaan, bagi mereka tidak melulu berpikir dan kemudian menulis, melainkan berpikir dalam menulis. Kita bisa mencorat-coret secara kasar gagasan kita -- menulis bebas, entah sudah berbentuk paragraf atau baru berupa "peta ide". B. Penyusunan Penyusunan dapat dimulai dengan membuat kerangka karangan untuk memperjelas arah penulisan kita. Kerangka karangan menunjukkan garis besar alur pemikiran dan batasan topik yang hendak kita bahas, serta menolong kita agar tidak melantur sewaktu menulis. Dengan adanya kerangka karangan, kita juga jadi lebih mudah untuk mencari bahan acuan yang relevan. Ibaratnya seperti koki, setelah ia memilih resep tertentu, kini ia menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan untuk mengolahnya. Berikutnya, tugas kita adalah "menempelkan daging" pada tulang kerangka yang telah kita siapkan, dengan menguraikan pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam kerangka karangan tersebut secara terperinci dan selengkap mungkin. Dalam hal ini, kita perlu menjaga konsistensi agar penulisan kita tidak melantur. Dalam tahap ini, Anda dapat "mengalir" dan menuangkan gagasan secara spontan dan leluasa. Anda tidak perlu menulis secara urut, tapi bisa menulis dari bagian-bagian yang dianggap menarik atau bahannya lebih lengkap. C. Perbaikan Perbaikan atau penulisan ulang adalah tugas penulis, bukan editor. Setelah tulisan Anda selesai, cobalah mengendapkannya selama beberapa waktu. Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat bersikap lebih objektif terhadap hasil karyanya, memeriksa kekurangan yang ada dalam tulisannya, dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Poin-poin yang perlu diperhatikan dalam perbaikan adalah kejelasan, konsistensi, kebenaran, kerapian bahasa, koherensi, ketelitian fakta, dan data. Kita bisa memeriksa, misalnya, apakah gaya bahasa kita sudah sesuai dengan sasaran pembaca yang kita tuju. Penulisan ulang mematangkan tulisan kita, sehingga kita mendapatkan kepuasan yang optimal -- jangan sampai sesudah tulisan terbit, kita kecewa menemukan adanya kesalahan yang belum sempat diperbaiki. Penulisan ulang juga memastikan bahwa tulisan kita layak dibaca dan dapat memperkaya publik. Dan akhirnya, penulisan ulang yang dilakukan secara profesional juga memperbesar peluang untuk membuat editor jatuh hati pada tulisan kita. Menghubungi dan Menembus Penerbit Setelah buku kita rampung, ada beberapa alternatif untuk menerbitkannya. Kita bisa menghubungi penerbit, yang secara kasar bisa dibedakan menjadi penerbit besar dan penerbit kecil. Atau, kita bisa melakukan "self-publishing" (penerbitan swadaya). Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Kita hanya akan membahas hubungan dengan penerbit ini, bukan self-publishing. Di penerbit besar, proses seleksi dan penerbitan cenderung berlangsung lama karena penerbit tersebut menerima banyak naskah setiap bulannya. Keuntungannya, penerbit besar lebih dikenal publik, jaringan distribusi dan sistem administrasinya juga relatif lebih mantap. Sebaliknya, penerbit kecil menawarkan proses seleksi dan penerbitan yang relatif lebih cepat. Tak jarang mereka juga menawarkan royalti yang lebih tinggi. Setiap penerbit memiliki kriteria yang berbeda dalam penerimaan naskah. Kita bisa mempelajari "selera" penerbit melalui buku-buku yang mereka terbitkan, dan kemudian memilih penerbit yang sesuai dengan naskah kita. Namun, ada sejumlah kriteria umum yang berlaku bagi semua penerbit, antara lain: a. Dari sisi pemasaran, naskah memunyai segmen pembaca yang jelas dan luas. b. Naskah buku berpotensi laku keras di pasaran. c. Buku berisi hal-hal baru yang menarik perhatian publik. d. Memiliki keunikan dan kelebihan dibandingkan dengan buku sejenis yang sudah terbit. e. Kualitas penulisan dan bahasanya bagus, sistematis, aktual, disertai data-data yang lengkap (foto, ilustrasi, tabel, diagram, dsb.). f. Naskah memiliki segi kemanfaatan yang tinggi bagi pembaca. g. Memiliki judul yang menarik, memancing, dan sugestif. h. Dari sisi produksi, naskah mudah diproduksi dan tidak memberatkan dari segi biaya cetak. Nah, selamat menulis! Selamat menerbitkan buku! Daftar Bacaan: Agustina Wijayani, Rewriting (Penulisan Ulang), makalah, disampaikan dalam Sekolah Penulisan "Gloria", Yogyakarta, Juli-Agustus 2008. Anwar Holid, "Menjaga Api Semangat Menulis," Republika, Minggu, 27 Juli 2008. Bayu Probo, Berpikir dalam Menulis, makalah, disampaikan dalam Sekolah Penulisan "Gloria", Yogyakarta, Juli-Agustus 2008. Edy Zaqeus, Resep Cespleng Menulis Buku Best Seller, Yogyakarta: Gradiens Books, 2005. Purnawan Kristanto, Menggali dan Menemukan Ide Penulisan, makalah, disampaikan dalam Sekolah Penulisan "Gloria", Yogyakarta, Juli-Agustus 2008. Diambil dan disunting dari: Nama situs: Catatan Arie Saptaji Alamat URL: http://ariesaptaji.blogspot.com/2012/06/saya-ingin-membuat -sebuah-buku-dan.html Penulis: Arie Saptaji Tanggal akses: 15 Oktober 2012 TOKOH PENULIS: BIOGRAFI SINGKAT A. W. TOZER Aiden Wilson Tozer, lahir pada 21 April 1897 di sebuah pertanian kecil, Pennsylvania Barat. Dalam beberapa tahun kemudian, ia bangkit menjadi seorang yang disebut-sebut sebagai "suara kenabian abad ke- 20", sebab ia mampu mengungkapkan perasaan Allah dalam cara yang singkat namun tegas. Dalam karya-karyanya, Tozer mengombinasikan kuasa Allah dengan kekuatan bahasa untuk memenuhi kebutuhan jiwa-jiwa yang lapar, menembus hati, dan menarik perhatian mereka kepada Allah. Ketika ia berumur 15 tahun, keluarga Tozer pindah ke Akron, Ohio. Pada suatu sore, dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya di Goodyear, Tozer mendengar seorang pengkhotbah jalanan berkata, "Saat Anda tidak tahu cara agar diselamatkan, bertanyalah kepada Tuhan." Sesampainya di rumah, ia naik ke loteng dan melakukan apa yang dikatakan oleh penginjil itu. Mulai saat itu, perjalanan seumur hidupnya bersama Tuhan pun dimulai. Pada tahun 1919, tanpa menjalani pendidikan formal, Tozer dipanggil untuk menggembalakan sebuah gereja kecil di Nutter Fort, West Virginia. Awal yang sederhana itu mendorong Tozer serta wanita yang baru dinikahinya, Ada Cecelia Pfautz, memasuki pelayanan selama 44 tahun bersama Missionary Alliance. Tiga puluh satu tahun dari rentang pelayanan itu berpusat di Alliance Church, Chicago bagian Selatan. Melalui khotbahnya, jemaat gereja itu berkembang dari 80 menjadi 800 orang. Pada tahun 1950, Tozer terpilih menjadi editor di majalah mingguan "Alliance Weekly", sekarang bernama "Alliance Life". Pada masa jabatannya, oplah penjualan majalah tersebut meningkat dua kali lipat dalam waktu singkat. Dalam editorial pertamanya, 3 Juni 1950, Tozer menyatakan pendiriannya: "Ada sesuatu yang harus dikorbankan ketika [kita] memutuskan untuk berjalan lebih lambat dalam pergerakan zaman ini, sementara ada banyak orang yang begitu terikat oleh waktu, sehingga tidak dapat membedakan antara sebuah gerakan dengan sebuah kemajuan. Akan tetapi, pengorbanan kita akan terbayar dengan keuntungan jangka panjang, dan bagi seorang Kristen sejati, tidak ada yang lebih menarik daripada keuntungan jangka panjang itu." Kehidupan doa Tozer sangat menonjol. Mengenai kehidupan doanya itu, ia sering mengatakan ini: "Karakter seseorang ditentukan oleh kehidupan doanya." Baginya, penyembahan kepada Allah adalah hal yang terutama dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya. James L. Snyder, salah seorang penulis biografinya mengatakan, "Khotbah-khotbah maupun tulisannya adalah bentuk nyata dari kehidupan doanya." Penulis biografinya yang lain berkata, "Ia lebih sering berlutut daripada berada di balik meja kerjanya." Tahun-tahun berikutnya, Tozer melayani di Avenue road Curch, Toronto, Kanada. Pada 12 Mei 1963, perjalanannya dengan Allah di bumi akhirnya usai. Tozer mengalami serangan jantung pada usianya yang ke-66. Ia dimakamkan di sebuah pemakaman kecil di Akron, Ohio. Pada batu batu nisannya tertulis gambaran sederhana mengenai dirinya: "Seorang Hamba Tuhan". Banyak orang yang mengagumi tulisan Tozer karena karya-karyanya itu masih serelevan ketika ia masih hidup. Seorang sahabatnya mengungkapkan rahasia Tozer dalam menulis, "Ia [Tozer] tidak menuliskan apa yang tidak perlu, yang muluk-muluk, atau yang sudah diketahui orang, ... ia menulis buku yang berbicara langsung kepada hati pembacanya." Humor-humornya, baik yang lisan maupun yang tertulis terkenal jujur dan sederhana. Gayanya itu sering kali dibandingkan dengan Will Rogers. Ketika berkhotbah, ia sanggup membuat jemaatnya tergelak mendengar leluconnya, tetapi kemudian terhanyut kembali ke dalam kekhusyukan ibadah. Selama hampir 50 tahun, Tozer berjalan bersama dengan Tuhan. Meskipun sekarang ia telah tiada, ia terus berbicara lewat karya-karyanya kepada orang-orang yang rindu berjalan bersama dengan Tuhan, sebagaimana yang dikatakan seseorang tentang Tozer, "Pria ini membuat Anda ingin mengenal dan mengalami Tuhan." (t/Yudo) Diterjemahkan dari: Nama situs: sermonindex.net Alamat URL: http://www.sermonindex.net/modules/articles/index.php?view=article&aid =150 Judul asli artikel: A.W. Tozer Short Biography Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 27 September 2012 PENA MAYA: DAILY WRITING TIPS Jika selama ini Anda kesulitan mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan bahasa, kini kesulitan Anda akan teratasi dengan hadirnya situs dailywritingtips.com. Situs ini menyediakan 16 kategori tentang penulisan seperti Grammar, Spelling, Punctuation, Vocabulary, Writing Basic, dll.. Selain informasi penting perkembangan bahasa dan artikel seputar penulisan, Anda pun bisa melatih kemampuan berbahasa Anda dengan mengikuti tes di tempat yang telah disediakan. Situs yang kreatif ini didirikan oleh Daniel Scocco dan perkembangannya dibantu oleh orang-orang yang sangat kompeten di bidang tulis-menulis. Anda bisa berlangganan untuk mendapatkan tip menulis dari situs ini setiap hari melalui email, maupun mengambil bahan-bahan terbaru situs tersebut menggunakan RSS Feed dalam browser Anda. Segera kunjungi situs ini dan tingkatkan kemampuan menggunakan bahasa dalam tulisan Anda. (STL) ==> http://www.dailywritingtips.com/creative-writing-101/ Kontak: < penulis(at)sabda.org > Redaksi: Yosua Setyo Yudo dan Novita Yuniarti Kontributor: Santi Titik Lestari Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org/ > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/penulis > Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |