Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/181

e-Leadership edisi 181 (20-10-2015)

Kepemimpinan dalam Rumah Tangga (II)

===========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI OKTOBER 2015============
                 Kepemimpinan dalam Rumah Tangga (II)
                    
e-Leadership -- Kepemimpinan dalam Rumah Tangga (II)
Edisi 181, 20 Oktober 2015


Salam kasih,

Kelanjutan dari sebuah komitmen pernikahan adalah membina kehidupan 
berumah tangga. Dalam rumah tangga, suami adalah pemimpin keluarga, 
istri, yang adalah penolong suami, harus tunduk kepada sang pemimpin. 
Sementara itu, anak harus menaruh sikap hormat yang tinggi kepada 
kedua orangtuanya. Hal ini adalah prinsip hidup keluarga Kristen yang 
harus dimengerti oleh setiap keluarga. Namun, bagaimana seharusnya 
seorang kepala keluarga memimpin? Edisi e-Leadership kali ini akan 
memberikan tip bagi kaum pria atau suami untuk menjadi seorang kepala 
keluarga yang mampu bersikap bijak, mengingat memimpin sebuah keluarga 
bukanlah perkara yang mudah. Kiranya sajian ini menjadi berkat bagi 
kita semua. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-Leadership,
Ayub
< http://lead.sabda.org >

"karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala 
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh." 
< http://alkitab.mobi/ayt/Ef/5/23/ >


TIP: KEPEMIMPINAN DI DALAM KELUARGA -- SEORANG PRIA SALEH YANG MEMIMPIN

Dalam keluarga, seorang pria terpanggil untuk memimpin istrinya. 
Walaupun pernyataan tersebut tidak umum lagi untuk masa dan budaya 
sekarang, tetapi orang Kristen haruslah memegang kebenaran ini. Jika 
tidak, kita akan jatuh dalam perangkap pengajaran yang salah.

Seorang suami yang saleh harus memimpin istri dan keluarganya. 
Mengenai suami sebagai pemimpin, Alkitab memberikan contoh utama dari 
kepemimpinan yang mendasar dalam Efesus 5:23. Lalu, kepemimpinan model 
apa yang telah ditunjukkan Kristus kepada gereja? Kristus sangat 
mengasihi jemaat-Nya sehingga Ia tidak pernah bersikap kasar, 
bertindak tidak sesuai, Ia tidak melakukan sesuatu yang muncul karena 
kemarahan dan sesuatu yang tidak adil. Karena kasih-Nya yang begitu 
besar kepada jemaat, bahkan Ia menganggap jemaat lebih berharga 
daripada nyawa-Nya sendiri, Ia menyerahkan nyawa-Nya supaya jemaat 
hidup. Kristus adalah contoh "suami" saleh. Jadi, jika kita ingin 
memimpin keluarga yang setia kepada Kitab Suci, kita perlu mengenali 
cara Kristus mengasihi dan meneladani-Nya.

Dalam artikel, penulis menuliskan empat cara memimpin: dalam 
kepemimpinan, dalam ibadah, sebagai ayah, dan sebagai suami.

1. Memimpin dalam Kepemimpinan

Dalam keluarga, ada sub-sub kepemimpinan -- istri memimpin anak-anak 
dan anak yang lebih tua merasa menjadi pemimpin bagi adiknya di 
wilayah tertentu. Namun, seorang suami adalah pemimpin dari para 
pemimpin. Suami bertanggung jawab atas semua pengarahan, visi, dan 
kepemimpinan dalam keluarga. Dalam 1 Tim. 3:12 disebutkan bahwa 
seorang diaken harus dapat mengurus anak-anak dan rumah tangganya 
dengan baik. Ia dapat mengurus dengan baik karena memimpin dengan baik 
(bdg. Mat. 20:26-28), cara ini adalah kesempatan bagi suami untuk 
melayani dengan kepemimpinan sebagai pelayan, bukan bertindak sebagai 
tuan yang berkuasa secara sewenang-wenang atas keluarga. Seorang suami 
juga harus memastikan apakah kepemimpinan yang berada di bawahnya 
melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh sub-sub kepemimpinan di 
bawahnya. 

2. Memimpin dalam Ibadah

Suami yang saleh memimpin keluarganya dalam ibadah. Ia memastikan 
bahwa anggota keluarganya beribadah dan beribadah dengan cara yang 
konsisten dengan Alkitab serta bijaksana dalam pemilihan gereja. Kita 
perlu memimpin keluarga kita dalam memilih gereja, menghadirinya, dan 
kemudian beribadah di sana.

Untuk memelihara iman yang sehat dan bertumbuh, sebuah keluarga harus 
mengadakan ibadah keluarga. Hal ini adalah praktik yang harus segera 
dimulai setelah menikah. Ibadah keluarga tidak harus panjang dan 
rumit, setidaknya ada pembacaan Alkitab dan doa bersama. Hal ini 
adalah kesempatan baik bagi seorang suami mengisi waktu dengan 
pembacaan Alkitab untuk keluarganya serta memastikan bahwa anggota 
keluarga memahami dan menerapkan firman Tuhan. Selain itu, penting 
juga untuk mengajarkan anak-anak bagaimana berdoa.

Tip: Jangan terlalu bergantung pada Alkitab anak-anak. Kita bisa mulai 
dengan "Alkitab Dewasa" untuk keluarga kita pada waktu makan. Untuk 
anak-anak yang masih kecil, sampaikan firman yang berupa narasi 
(cerita), lalu ketika mereka semakin dewasa, beralihlah pada literatur 
yang memuat doktrin dan hikmat. Kita perlu membaca untuk memastikan 
tingkat pemahaman anak-anak dan mencoba untuk menghafal ayat bersama-
sama. Kita bisa lakukan ini dengan diawali doa dan dilengkapi pujian. 
Sediakan waktu dengan sengaja untuk melakukan kegiatan ini. Kita dapat 
memulainya sejak awal kita menikah dan terus mengaplikasikannya.

Seorang suami saleh akan bertindak lebih dari sekadar memastikan bahwa 
ia menghabiskan waktu pribadi untuk membaca Alkitab dan berdoa. Ia 
juga akan berusaha memastikan bahwa istrinya melakukan hal yang sama 
dengan membantu mencari waktu yang tepat bagi istri untuk 
melakukannya.

Ia juga akan membantu anak-anaknya memahami perlunya membaca Alkitab 
dan berdoa, memimpin, dan membantu mereka memahami apa yang mereka 
baca dan bagaimana menerapkannya. Meskipun mungkin ia tidak bisa ikut 
serta dalam kegiatan ini setiap hari, tetapi ia tetap memantau dan 
membimbing anak-anak.

Tip: Tanyakan kepada istri apakah dia sudah menentukan waktu khusus 
untuk membaca Alkitab dan berdoa. Jika ada kesulitan yang dihadapi, 
bantulah untuk menggantikan tugasnya.

3. Memimpin sebagai Ayah

Suamilah yang bertanggung jawab atas anak-anaknya, bukan istri. 
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa ayah harus bertanggung jawab 
dalam memimpin dan membesarkan anak-anak. Namun, hal ini tidak berarti 
istri berhak untuk tidak ikut serta dalam tanggung jawab ini. Suami 
harus memimpin dan bertanggung jawab untuk mengajar dan melatih anak-
anak (Ef. 6:4) meskipun dalam beberapa hal, tugas ini bisa 
didelegasikan kepada guru sekolah, guru sekolah minggu, dst..

4. Memimpin sebagai Suami

Laki-laki sebagai pemimpin berarti bertanggung jawab atas 
kesejahteraan istri. Jadi, tergantung pada suami apakah ia mau 
memastikan bahwa istrinya memiliki waktu untuk membaca Alkitab dan 
berdoa, memastikan bahwa suami hidup dengan damai bersama istrinya, 
dan doa-doanya tidak terhalang karena perselisihan di antara suami 
istri (1 Ptr. 3:7). Sebagai pemimpin, suami memiliki tanggung jawab 
dan beban yang lebih besar. Berikut adalah beberapa cara dalam 
memimpin seorang istri:

- Memimpin dengan kasih. Kepemimpinan suami yang saleh ditandai dengan 
  kasih (Ef. 5:25). Suami harus bersedia mengesampingkan keinginan, 
  kenyamanan, dan hak-hak sendiri supaya dapat mengungkapkan kasih 
  kepada istri. Kepemimpinan kita harus ditandai dengan kasih yang 
  menandai kasih Kristus kepada gereja-Nya. Kasih dan kerinduan yang 
  sama bagi kemuliaan Allah mengalir dari Kristus untuk suami dan 
  keluarga.

- Memimpin dengan kelembutan. Suami saleh memimpin istrinya dengan 
  kerendahan hati dan kelemahlembutan. Perhatikan firman Allah dalam 1 
  Ptr. 3:7, "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana 
  dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka 
  sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya 
  doamu jangan terhalang".

- Memimpin dengan sikap hormat. Suami saleh tidak mengejek atau 
  meremehkan istrinya. Suami saleh tidak memimpin istri dengan hinaan, 
  kata-kata kasar, amarah, atau hukuman. Sebaliknya, suami harus 
  memimpin istri dengan sikap menyenangkan dan penuh hormat tanpa 
  memandang diri lebih tinggi daripada istri.

- Memimpin dengan keyakinan diri. Pimpinlah istri Anda dengan 
  keyakinan yang rendah hati, bahkan ketika harus membuat keputusan 
  sulit atau tidak populer. Pimpinlah dengan keyakinan bahwa Tuhan 
  bersedia dan mampu memberkati Anda atas ketaatan Anda.

Jadi, suami harus memimpin dengan kasih, kelembutan, sikap hormat, dan 
keyakinan diri. Berikut adalah beberapa cara praktis dalam memimpin 
dan mengawasi istri Anda.

a. Mengawasi pelayanannya. Berdasarkan 1 Ptr. 4:10, sebagai suami yang 
   peduli dengan istri dan gereja, kita harus memastikan bahwa istri 
   kita melayani sesuai talentanya dan memberikan waktunya untuk 
   pelayanannya, baik di rumah maupun di luar rumah, sesuai dengan 
   kapasitas dan tanggung jawabnya.

b. Mengawasi relasinya. Tit. 2:3-5 memberi peringatan keras perihal 
   godaan bagi wanita. Alkitab mengajarkan bagaimana menjadi istri 
   yang lebih mendorong ketimbang mengecilkan hati. Suami harus 
   memastikan bahwa istri mengetahui peran utamanya dari Allah. Suami 
   harus menolong istri berjaga-jaga dari relasi dosa dan mendorong 
   istri mengembangkan relasi dengan sesama.

c. Mengawasi pengambilan keputusannya. Kol. 1:9-10 memberikan contoh 
   luar biasa mengenai doa permohonan hikmat dan pengertian untuk 
   orang lain. Suami yang saleh akan berdoa untuk istrinya supaya si 
   istri dapat mengambil keputusan-keputusan yang menghormati Allah.

Kesimpulan

"Dunia tidak menyukai kekosongan", hal ini pun dalam kepemimpinan. 
Jika kita tidak mau memimpin keluarga kita, orang lain akan 
melakukannya; orang lain harus memimpinnya. Namun, Allah telah 
memanggil kita untuk memimpin, memimpin dengan sukacita dan 
kegembiraan, memimpin meskipun harus membayar dengan harga yang mahal, 
dan memimpin dengan kasih. Pimpinlah istri dan keluarga kita, dan 
lakukanlah semuanya demi kemuliaan Allah. (t/N. Risanti)

Diringkas dari:
Nama situs: CHALLIES.COM
Alamat URL: http://www.challies.com/christian-living/leadership-in-the-home-a-godly-man-leads
Judul asli artikel: Leadership in the Home - A Godly Man Leads
Penulis artikel: Chall Zee
Tanggal akses: 18 September 2015


                               KUTIPAN

Jika Anda tidak memiliki cukup waktu untuk keluarga, Anda dapat yakin 
100 persen bahwa Anda sedang tidak menuruti kehendak Allah bagi hidup 
Anda.
-Patrick M. Morley-


                 JELAJAH SITUS: THE PRACTICAL LEADER

The Practical Leader adalah sebuah situs resmi yang dikelola oleh Jack 
Dunigan untuk Leadership Enrichment Ministries, sebuah organisasi 
nonprofit. Situs ini didedikasikan dan berfokus pada saran-saran 
praktis untuk pemimpin dan manajer bisnis, perusahaan, agensi 
nonprofit, keluarga, organisasi, departemen, di mana pun dan kapan pun 
seseorang memimpin.

Bagi Anda yang membutuhkan referensi maupun bahan atau tip-tip seputar 
kepemimpinan, Anda bisa mengunjungi situs ini untuk mengisi waktu 
luang Anda dengan hal-hal yang bermakna. Bahan-bahan dalam situs ini 
terdiri dari 70 kategori seputar kepemimpinan, seperti prestasi, 
delegasi, komunikasi, kepemimpinan yang efektif, penatalayanan, dll.. 
Dari banyaknya kategori yang ada, kategori yang paling banyak diminati 
pembaca adalah kategori "pengembangan kepemimpinan".

Meskipun berbasis kristiani, situs ini dapat dikunjungi oleh siapa 
pun. Banyak bacaan menarik yang terdapat di dalamnya yang dapat 
menjadi inspirasi bagi Anda dalam mengembangkan talenta kepemimpinan 
yang Anda miliki. Selain itu, ada menu khusus bertajuk ",3 Essential 
Skills of Effective Leader". Dalam menu ini, Anda dapat mengenali tiga 
keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Apakah Anda tertarik? Sempatkan diri Anda untuk mengunjungi situs ini. 
Ada banyak hal yang bermanfaat dan berguna yang bisa Anda dapatkan. 
Selamat berkunjung. (Hossi)

http://thepracticalleader.com/
Tanggal akses: 01-7-2015


             STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI FACEBOOK E-JEMMI

Bergabunglah menjadi penggemar Facebook e-JEMMi untuk mendapatkan 
informasi mengenai dunia pelayanan misi dan juga artikel-artikel yang 
terkait dengan pelayanan Amanat Agung. Tidak hanya mendapatkan 
informasi seputar dunia misi, di sini Anda juga dapat saling mendoakan 
dan meneguhkan dengan sesama orang percaya yang lain.

Jangan tunda lagi, segeralah bergabung di:

==> http://fb.sabda.org/misi


Kontak: leadership(at)sabda.org
Redaksi: Berlin B., Ayub, dan Mei
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org