Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/170

e-Leadership edisi 170 (16-12-2014)

Filsafat Kepemimpinan Kristen (II)

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI DESEMBER 2014===========
                      Kepemimpinan di Gereja

e-Leadership -- Filsafat Kepemimpinan Kristen (II)
Edisi 170, 16 Desember 2014


Shalom,

Seorang pemimpin Kristen harus meneladani gaya kepemimpinan Yesus 
Kristus, yaitu sebagai pemimpin yang melayani. Bagaimana seorang 
pemimpin Kristen dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang melayani? 
Edisi e-Leadership kali ini menyajikan tip untuk menjadi pemimpin 
pelayan yang mengayomi dan memberikan teladan baik kepada para 
pengikutnya. Selain itu, kami juga tidak lupa menyertakan renungan 
Natal dengan tema "Gema Sebuah Natal", yang akan memperlengkapi 
wawasan kita dalam menyambut Natal tahun ini.

Pada edisi akhir tahun ini, segenap redaksi e-Leadership mengucapkan, 
"Selamat Natal dan Tahun Baru." Mari kita sambut Natal dengan penuh 
sukacita, dan kita sambut tahun baru dengan terus berharap dan 
bergantung pada Sang Khalik. Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Ryan
< http://lead.sabda.org >


Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, 
betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. 
(2 Korintus 3:9) < http://alkitab.mobi/tb/2Ko/3/9/ >


                     TIP: FILSAFAT KEPEMIMPINAN

Max Depree adalah orang Kristen yang taat sekaligus pemimpin Herman 
Miller, Inc., kantor pertama bisnis furnitur di Amerika. Perusahaannya 
sudah sejak lama masuk dalam daftar ",100 perusahaan berdedikasi 
terbaik di Amerika". Ia juga penulis dua buku terlaris "The Art of 
Leadership" dan "Leading Without Power". Dalam bukunya yang "ampuh", 
Max menekankan pentingnya "memahami arti setiap pekerja". Secara 
historis, kesuksesan setiap organisasi dalam jangka waktu lama hanya 
dapat dicapai pada saat pemimpin-pemimpinnya melihat setiap staf 
sebagai pribadi yang memiliki bagian utuh dalam gambaran yang lebih 
besar. Karyawan yang menginvestasikan waktu dan tenaga mereka dalam 
sebuah organisasi ingin merasakan bahwa mereka telah memberikan 
sumbangsih dalam kesuksesan organisasinya, dan benar-benar berharap 
dianggap sebagai pemegang beberapa tanggung jawab atas kegagalan-
kegagalan organisasinya. Merasakan menjadi bagian dari tim, memberi 
semangat kepada orang-orang, dan membantu mereka memandang kelemahan-
kelemahan manajemen, dan memotivasi mereka untuk mengerjakan tugas 
lebih keras lagi.

"Para pemimpin tidak memiliki kuasa," kata Max Depree, "kecuali diberi 
kepercayaan dari orang lain yang telah menyerahkannya kepada mereka." 
Jadi, kunci keberhasilan kepemimpinan adalah pengaruh, bukan 
kekuasaan. Ini berarti bahwa kepercayaan, pada akhirnya, bergantung 
pada rasa hormat, yaitu setiap orang dalam sebuah organisasi dianggap 
penting dan hal ini dapat tercapai hanya ketika para pemimpin 
menyadari arti kemitraan dengan staf mereka ketimbang mendominasi 
mereka. Ini tentang bagaimana Anda menginspirasi staf untuk melakukan 
tugas mereka sebaik-baiknya. Berikut ini adalah beberapa petunjuk 
praktis untuk menciptakan "perasaan berharga" di antara semua anggota 
staf.

1. Bekerjasamalah dengan para mitra, bukan hanya staf. Carilah orang-
   orang untuk diajak bekerja sama, yang akan menjadi mitra Anda dalam 
   pelayanan; yaitu orang-orang yang berharap lebih banyak dari 
   pekerjaannya daripada hanya gaji.

2. Terbukalah dengan staf Anda. Hindarkan tabir rahasia. Semua staf 
   adalah orang-orang dewasa dan bersedia memahami pemikiran para 
   pemimpin mereka, bahkan ide-ide mereka yang tidak dapat 
   diimplementasikan.

3. Hargailah staf Anda. Sebuah pekerjaan yang "diselesaikan dengan 
   baik" perlu dihargai dan diberi hadiah. Berikan kepada mereka 
   "tunjangan" yang tidak terlalu berlebihan, sebuah kejutan makan 
   siang gratis atau pulang lebih awal.

4. Milikilah hubungan pribadi dengan staf Anda. Dari waktu ke waktu, 
   temuilah semua karyawan Anda secara pribadi, dan "dengarkan mereka 
   dengan baik" untuk mengetahui bagaimana keadaan mereka.

5. Tunjukkanlah penghargaan kepada staf Anda. Kirimi mereka catatan-
   catatan atau sampaikan kata-kata penghargaan Anda atas pekerjaan 
   mereka. Cara ini melahirkan iklim kepercayaan dan arti.

6. Dorong staf Anda untuk memberi masukan. Tidak seorang pun dari kita 
   yang memiliki hak tunggal dalam ide-ide atau dalam bagaimana 
   membuat pelayanan lebih efektif. Hal tersebut mendorong 
   kreativitas.

7. Ciptakan sebuah mentalitas tim bersama staf Anda. Ini berarti 
   terlibat (inklusif) dalam pengambilan keputusan (bukan eksklusif). 
   Sekali lagi, merasa menjadi bagian dari tim akan memberikan 
   semangat kepada orang-orang dan juga memotivasi mereka untuk merasa 
   "memiliki" pelayanan. (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: The Transformed Soul
Alamat URL: http://www.thetransformedsoul.com/additional-studies/miscellaneous-studies/philosophy-of-ministry-amp-leadership
Judul asli artikel: Philosophy of Ministry and Leadership
Penulis artikel: Dr. D.W. Ekstrand
Tanggal akses: 2 Juni 2014


                               KUTIPAN

Tidak ada pekerjaan yang terlalu sukar dilakukan jika dikerjakan 
bersama Dia yang memberi kekuatan. Tetaplah semangat! (Anonim)


                  RENUNGAN NATAL: GEMA SEBUAH NATAL

Bacaan: Yohanes 3:16
http://alkitab.mobi/tb/Yoh/3/16/

Karena begitu besar kasih Tuhan, terjadilah Natal. Renungkanlah sebuah 
motivasi yang melahirkan Natal, yaitu sebuah kasih yang besar. 
Peristiwa kelahiran Kristus merefleksikan hati Tuhan pada umat-Nya. 
Itu sebabnya, Tuhan menginginkan kita memancarkan kasih itu kepada 
dunia. Demikian pula yang dinyatakan oleh Edgar Guest, "Natal adalah 
satu hari dalam satu tahun, yang membawa pengharapan yang sejati dan 
mengandung janji bagi umat manusia." Seperti kisah berikut ini:

Operation Christmas Child, yang dikelola oleh organisasi Samartian`s 
Purse, membagikan lebih dari delapan juta kotak sepatu, yang berisi 
segala keperluan, kepada lebih dari 100 daerah di seluruh dunia, 
kepada anak-anak yang berkekurangan sebagai hadiah Natal. Proyek ini 
dipimpin oleh Franklin Graham yang telah menjalankan misi ini, dan 
telah mengirim kotak-kotak sepatu sejak 1993. Oksana yang berusia 20 
tahun adalah salah seorang yang menerima bantuan dari organisasi ini 
ketika ia berusia 8 tahun di Panti Asuhan Rusia. Ia sangat bersukacita 
ketika menerima bingkisan tersebut, yang berisi barang-barang 
keperluan. Dari sikat gigi, mainan, dan foto seorang anak laki-laki 
dan perempuan yang telah memberikan sumbangan hadiah tersebut. Dia 
berkata, "Ini memberikan dampak yang sangat kuat karena untuk pertama 
kalinya saya mendapat hadiah yang diberikan secara khusus kepada 
saya." Tidakkah kisah ini menggugah hati kita?

Kita dapat melakukan sesuatu dengan berbagi kasih di hari Natal kepada 
mereka yang berkekurangan sehingga Natal memberikan suatu dampak yang 
kuat tentang arti sebuah kasih dan sukacita. Natal bukan hanya 
berkisar pada perayaan-perayaan, melainkan juga tentang sebuah 
pemberian. Biarlah Natal menyibukkan kita dengan pertanyaan, "Apakah 
yang dapat saya lakukan untuk menjadikan Natal sebagai sebuah momen 
dalam menyatakan tindakan kasih?" Mungkin kita tidak dapat melakukan 
hal-hal yang besar. Namun, hal-hal kecil yang kita lakukan dengan 
penuh kasih, itu lebih dari cukup. Seperti apa yang diungkapkan oleh 
Mother Teresa, "Kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar, tetapi 
kita bisa melakukan hal-hal kecil yang disertai dengan kasih yang 
besar." Ia memenangkan hadiah nobel karena pengabdian hidupnya kepada 
orang-orang miskin dan terlantar. Delapan juta kotak sepatu bukanlah 
hasil sumbangan dari satu orang, tetapi dari sekumpulan orang yang 
mengerti makna pernyataan Mother Teresa ini.

Jadikanlah Natal sebagai sebuah kesempatan untuk menyalakan secercah 
pengharapan kepada dunia yang gelap. Menghadirkan sukacita di tengah 
banyaknya air mata. Menebarkan senyum lebar di tengah kerasnya 
perjalanan hidup. Dengan demikian, Natal akan mendatangkan dampak yang 
kuat bagi dunia. Tidak hanya terpaku pada secarik kertas berisi 
anggaran-anggaran besar yang harus dicapai untuk sebuah kemeriahan 
Natal.

Diambil dan disunting dari:
Nama buku renungan: Manna Sorgawi, edisi 13 Desember 2011
Penulis renungan: Tidak dicantumkan
Penerbit: YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian, Jakarta 2011
Halaman: --


                   JELAJAH SITUS: CHURCH LEADERSHIP

Salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan kepemimpinan di dalam 
diri kita adalah dengan meneladani gaya kepemimpinan seseorang yang 
kita anggap layak dijadikan panutan. Sebelum meneladaninya, kita harus 
mengenal tokoh tersebut dengan baik, entah melalui relasi secara 
langsung atau melalui tulisan-tulisan yang dimilikinya atau yang 
membahas tentang dirinya. Situs Churchleadership.org merupakan salah 
satu situs berbahasa Inggris yang menyajikan berbagai bahan bertema 
kepemimpinan Kristen, dan sekaligus biografi pemimpin Kristen yang 
layak untuk dijadikan teladan, misalnya Francis Schaeffer.

Secara isi, situs Churchleadership.org memiliki cukup banyak artikel, 
buku elektronik, dan informasi tentang buku kepemimpinan versi cetak, 
yang dapat diakses dengan mudah. Situs ini juga menyediakan buletin 
elektronik kepemimpinan yang dikirimkan kepada pelanggan dan forum 
aktif yang dapat menjadi wadah bagi pengunjung untuk mengembangkan 
jiwa kepemimpinan dan kerohanian. Beberapa artikel yang disajikan 
dalam situs ini juga dalam format PDF sehingga Anda dapat mengunduh 
dan membacanya secara "offline". Nah, untuk mengenal sosok Francis 
Schaeffer, Anda dapat membaca beberapa artikel yang ditulisnya pada 
menu Research -- Schaeffer Archive. Situs ini membagikan tulisan-
tulisan kepemimpinan yang berkualitas bagi para pemimpin Kristen dan 
para gembala. Menu yang disediakan adalah Pemuridan (Discipleship), 
Penelitian (Research), Kepemimpinan yang Efektif (Effective 
Leadership), Pendeta (Pastor`s), Memimpin Gereja (Leading the Church), 
Pertumbuhan Gereja (Church Growth), Kepemimpinan Praktis (Practical 
Leadership), dan Link. Karena itu, situs ini sangat perlu dibaca oleh 
para pemimpin Kristen, khususnya hamba Tuhan yang berkomitmen 
mendedikasikan hidupnya untuk memberitakan Kabar Baik dan 
menggembalakan domba-domba Allah dengan kepemimpinan berhati hamba. 
Tunggu apa lagi? Berkunjunglah segera ke situs Churchleadership.org. 
(S. Setyawati)

==> http://www.churchleadership.org/
Tanggal akses: 2 Juni 2014


           STOP PRESS: BLOG SABDA, MELAYANI DENGAN BERBAGI

Ingin tahu lebih jauh orang-orang yang ada di balik pelayanan Yayasan 
Lembaga SABDA < http://ylsa.org >? Apa saja yang dikerjakan dan 
bagaimana kesan-kesan pribadi mereka tentang pelayanan yang selama ini 
mereka kerjakan?  Jawabannya ada di Blog SABDA < http://blog.sabda.org 
>!

Situs Blog SABDA lahir dari kerinduan YLSA untuk berbagi visi 
sebagaimana Tuhan berikan untuk YLSA. Blog SABDA menjadi wadah bagi 
para staf YLSA serta para mitra YLSA untuk saling berbagi cerita, 
pengalaman, pelajaran, dan pelayanan yang telah dikerjakan bersama-
sama selama ini.

Penasaran? Segera kunjungi Blog SABDA. Mari berbagi dan mari melayani. 
Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita bersama. Amin!


Kontak: leadership(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Berlin B., dan S. Setyawati
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org