Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/112

e-Leadership edisi 112 (13-2-2012)

Pemimpin yang Menginspirasi (I)

=========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI FEBRUARI 2012=============

              PEMIMPIN YANG MENGINSPIRASI (I)

                  e-Leadership 112 -- 13/02/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: MENJADI PEMIMPIN YANG MENGINSPIRASI (I)
INSPIRASI: SUMBER INSPIRASI
STOP PRESS: GRATIS! ALKITAB MP3 AUDIO

Shalom,

Tidak semua pemimpin mampu memberikan inspirasi dan mendorong para
pengikutnya untuk memperjuangkan hal yang penting. Inspirasi menjadi
kualitas penting yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin Kristen.
Melalui ini, diharapkan mampu menanamkan semangat juang yang tidak
mudah menyerah kepada setiap pengikutnya.

Era ini, sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin yang dapat membangkitkan
kepercayaan diri, semangat, serta mampu memberikan visi ke depan yang
jelas dan bertanggung jawab. Dalam edisi ini, redaksi mengajak Anda
untuk menyimak hal-hal praktis yang kurang mendapat perhatian oleh
setiap pemimpin dalam membantu menumbuhkan potensi orang-orang yang
dipimpinnya. Selamat membaca dan kiranya mendapatkan pencerahan.

Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >

"Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya
dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang
letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar
seperti seorang murid." (Yesaya 50:4)
< http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+50:4 >

           ARTIKEL: MENJADI PEMIMPIN YANG MENGINSPIRASI (I)

Para pemimpin perlu memastikan orang-orang yang berada di bawah mereka
senantiasa bertumbuh. Orang Kristen yang baru bertobat membutuhkan
susu murni berupa firman Allah, kasih yang melimpah, perlindungan,
rasa memiliki dalam keluarga Kristus, pelatihan-pelatihan mengenai
cara menjalani hidup, dan lain sebagainya. Murid yang sedang bertumbuh
membutuhkan kedisiplinan untuk bersaat teduh setiap hari, mendalami
Alkitab secara konsisten, menghafal ayat Alkitab, dan juga bimbingan
untuk berani bersaksi. Petobat baru ini juga harus diperkenalkan
kepada gaya hidup yang melayani sesama.

Pekerja yang bertunas harus memantapkan dasarnya dalam doktrin iman,
memperdalam kehidupannya kepada kesucian dan kekudusan, dan menajamkan
kecakapan pelayanannya; mereka juga harus memiliki komitmen yang kukuh
kepada ketuhanan Kristus dan visi yang jelas mengenai citra diri dan
potensi tiap-tiap individu. Akhirnya, setiap calon pemimpin
membutuhkan pelatihan khusus untuk ketegasan dalam kepemimpinan yang
mandiri. Jika kumpulan orang-orang ini -- orang-orang Kristen baru,
murid-murid yang bertumbuh, pekerja-pekerja yang bertunas, dan
calon-calon pemimpin -- merasakan bahwa mereka berada di dalam
perhatian orang-orang yang berkomitmen untuk menolong mereka bertumbuh
dan berkembang, maka moral dan motivasi mereka akan meningkat.

Dalam sebuah pertemuan 200 pemimpin muda, saya berkesempatan untuk
mewawancarai sekitar setengah dari mereka. Satu pertanyaan yang saya
tanyakan adalah, "Mengapa Anda mengikuti seseorang yang mengepalai
pelayanan misi di daerah Anda?" Inilah tiga jawaban yang paling sering
diberikan.

1. Visi yang dimiliki pemimpin tersebut dapat sampai kepada mereka.
Pemimpin itu mengomunikasikan sebuah rencana yang menarik, sehingga
hidup mereka berarti.

2. Kesediaan pemimpin meluangkan waktu bagi mereka. Ketika anak-anak
muda itu membutuhkan bimbingan atau pertolongan, pemimpin itu selalu
ada bagi mereka.

3. Komitmen pemimpin tersebut. Sebagian besar anak-anak muda ini
berkata bahwa alasan mereka mengikuti pemimpin di daerah mereka adalah
karena mereka tahu bahwa ia berkomitmen untuk menolong mereka
bertumbuh dan berkembang -- dalam kehidupan kerohanian mereka, dan
itulah yang membuat mereka tetap bersukacita dalam melaksanakan
tugas-tugas mereka. Motivasi mereka mengakar dari sebuah rasa aman
bahwa mereka tidak diperalat, tetapi ditolong dan dipelihara, dan akan
menjadi orang-orang yang lebih baik. Pemimpin mereka benar-benar
berkomitmen.

Ia berkomitmen terhadap kesejahteraan mereka, bukan dirinya sendiri;
terhadap pertumbuhan mereka, bukan ketamakan atau kehormatannya
sendiri; terhadap mereka, bukan tugas yang mereka kerjakan. Karena
mereka mengetahui hal-hal ini, anak-anak muda tersebut berbaris
bersama dengan penuh semangat, dalam peperangan rohani untuk
menggenapi Amanat Agung Yesus Kristus.

Kualitas Seorang Pemimpin

Untuk mempertahankan tingkat motivasi dan semangat yang tinggi, para
pemimpin harus mengembangkan orang-orang yang terlibat dengan mereka,
membantu orang-orang tersebut mencapai potensi tertinggi mereka. Ada
beberapa hal praktis yang dapat dilakukan oleh para pemimpin untuk
membantu pertumbuhan orang-orang yang mereka pimpin. Salomo menulis
empat kualitas yang sangat penting bagi seorang pemimpin.

1. Kejujuran

Para pemimpin harus benar-benar jujur terhadap orang-orang yang
dipimpinnya. "Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang
tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang
lawan mencium secara berlimpah-limpah." (Amsal 27:5-6)

Bagaikan sekumpulan domba tanpa gembalanya, manusia juga memiliki
kecenderungan untuk tersesat. Mereka membutuhkan segala pertolongan
yang dapat diberikan untuk tetap berada dalam jalan yang benar. Salah
satu tanda seorang gembala yang baik adalah ia memerhatikan
domba-domba dalam kawanannya, dan melakukan apa pun untuk menjauhkan
mereka dari tanaman beracun, singa yang mengaum, dan tebing yang
curam.

Teguran harus dimulai dengan semangat kasih dan kepedulian yang sama.
Teguran terbuka berarti "mengatakan sesuatu dengan jujur, bebas, dan
tanpa basa-basi." Kejujuran yang semacam itu mungkin menyakitkan. Akan
tetapi, saya yakin setiap kita akan lebih memilih sebuah perawatan
yang kasar dari seorang dokter yang pasti akan menyembuhkan kita,
daripada sebuah perawatan yang lembut tetapi tidak memberi kita faedah
apa pun. Kasih yang malu-malu untuk menolong seseorang memperbaiki
kesalahannya sama sekali bukanlah kasih. Sebuah kasih yang melukai
kita akan lebih baik daripada kasih yang gagal membawa kita kepada
Tuhan. Kasih tidak bisa tinggal diam ketika nyawa seseorang
dipertaruhkan. Tentu saja hal ini merupakan beban dalam sebuah
kepemimpinan, tetapi ketika orang-orang yang dipimpin tahu bahwa
pemimpin mereka akan terbuka terhadap mereka dan menolong mereka
ketika mereka membutuhkannya, semangat dan motivasi mereka akan tetap
tinggi dan kehidupan mereka dapat lebih berkembang.

Pada sebuah musim panas, saya mengunjungi satu dari empat program
pelatihan musim panas di Maranatha Bible Camp di dekat North Platte,
Nebraska. Setelah saya meneliti program tersebut dan mengenal
tiap-tiap kelompok, saya merasa bahwa direktur program ini melakukan
sebuah kesalahan. Salah satu pemimpin regu dari kelompok itu adalah
seseorang yang keras dan cenderung berkata apa adanya, sementara
anggotanya terdiri atas enam orang yang introver. Yang membuat saya
khawatir adalah pemimpin ini akan semakin membuat mereka tenggelam
dalam diri mereka masing-masing. Karena itulah saya berencana untuk
berbicara dengan pemimpin program ini untuk membuat suatu perubahan,
namun saya tidak memiliki kebebasan dari Tuhan untuk melakukan hal
tersebut. Saya meninggalkan program tersebut dengan sedikit rasa
khawatir dan membawa regu ini di dalam doa.

Setelah beberapa minggu, saya kembali ke perkemahan tersebut untuk
melihat perkembangannya. Yang membuat saya terkejut, regu yang membuat
saya khawatir itu ternyata menjadi regu yang dianggap direktur program
paling memiliki semangat dan kesatuan. Selama kunjungan saya, saya
berbicara dengan keenam anggota regu tersebut dan bertanya kepada
mereka, apakah mereka menyukai program ini dan bagaimana hubungan
mereka dengan pemimpin mereka. Keenam orang itu menyukai program
tersebut dan benar-benar memiliki hubungan yang baik dengan pemimpin
mereka. Saya menanyakan alasan mereka begitu menghormatinya. Apa yang
telah dilakukannya sehingga memenangkan kepercayaan dan rasa hormat
mereka? Yang membuat mereka menghargainya adalah karena pemimpin
mereka itu tidak berusaha menutup-nutupi sesuatu dari mereka, ia
selalu berterus terang dan adil terhadap mereka. Pemimpin regu itu
memuji anggotanya dengan antusias, tetapi ia tidak pernah takut
memberi teguran ketika anggotanya membutuhkan koreksi. Singkatnya, ia
jujur kepada anggota regunya. Regu ini adalah regu yang bersemangat,
termotivasi, dan sangat bersyukur kepada Tuhan atas sebuah kehormatan
untuk dilatih oleh seorang pemimpin yang jujur dan terbuka. "Siapa
menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang
menjilat." (Amsal 28:23)

2. Kesetiaan

Para pemimpin harus tetap bersama-sama dengan anggotanya melalui suka
dan duka. Mereka tidak boleh meninggalkan anggotanya ketika ia gagal
menjalankan tanggung jawabnya atau mengalami kemunduran rohani.
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang
saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17) Para pemimpin harus
memerhatikan dan berdiri di sisi para anggota mereka.

Saya menghabiskan musim panas tahun 1976 di Washington D.C., dan salah
satu tanggung jawab saya di sana adalah untuk mengadakan lokakarya
mengenai bagaimana cara bersaksi di berbagai gereja di wilayah
Washington/Baltimore. Salah satu dari gereja-gereja tersebut adalah
Evergreen Baptist Church, sebuah jemaat yang terdiri atas orang-orang
Afrika-Amerika dan terletak di jantung kota Washington. Ketika saya
tiba di gereja itu pada Senin malam, saya bertemu dengan seorang
diaken yang berdiri di luar gereja itu, di trotoar. Ketika kami sedang
berbincang-bincang, lewatlah seorang gadis di dekat kami yang kemudian
dipanggil oleh diaken itu. Ia mengingatkan gadis itu bahwa akan ada
sebuah persekutuan di gereja pada malam itu. Gadis itu memberi tahu
bahwa ibunya sedang sakit dan dia harus merawatnya. Setelah sebuah
percakapan yang cukup panjang dengan gadis itu, diaken itu merasa lega
karena gadis itu memang akan merawat ibunya dan tidak sedang beralasan
untuk tidak datang ke gereja. Setelah gadis itu pergi, diaken itu
berpaling kepada saya dan berkata, "Mereka tahu jika mereka tidak
datang ke gereja, saya yang akan datang kepada mereka."

Benar-benar sikap yang peduli. Itulah hati seorang pemimpin yang penuh
perhatian dalam melakukan tanggung jawabnya. Ia menunjukkan kepedulian
terhadap jemaat gerejanya, sekalipun mereka tidak peduli terhadap
gereja. Ia tetap mengasihi mereka, baik ketika mereka melakukan
sesuatu yang benar ataupun yang salah, baik ketika mereka hidup dalam
kemenangan ataupun di dalam dosa. Kesulitan akan mengokohkan kasih
para pemimpin terhadap anggota mereka daripada meruntuhkannya. Ketika
para murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri, apakah Ia
meninggalkan mereka? Tentu tidak. "Sementara itu sebelum hari raya
Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk
beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa
mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka
sampai kepada kesudahannya." (Yohanes 13:1)

Kasih Yesus kepada kita hari ini tetaplah sama, sebab Ia tersentuh
oleh perasaan kelemahan kita. Yesus tetap bersama-sama dengan kita
dalam cuaca cerah maupun buruk. Ketika orang-orang melihat seorang
pemimpin memiliki sifat-sifat seperti Kristus, kesetiaan mereka akan
diteguhkan, komitmen mereka akan tetap kuat, dan semangat mereka akan
tetap tinggi.

Hal tersebut tidak berarti bahwa komitmen dan keikutsertaan mereka
tidak akan pudar. Bahkan rasul Petrus sekalipun dalam suatu waktu
pernah gagal dalam komitmennya untuk mengikut Kristus. Namun melalui
kasih Kristus yang teguh, Petrus memiliki kembali kesetiaan dan
ketaatan yang tak tergoyahkan, dan Allah dapat memakainya untuk
menguatkan yang lainnya dalam masa pencobaan mereka. Bagi orang-orang
yang difitnah sebagai pelaku kejahatan, ia menulis, "Saudara-saudara
yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang
kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa
terjadi atas kamu." (1 Petrus 4:12) Petrus sampai kepada suatu keadaan
ketika ia dapat mengikut Yesus melalui suka dan duka sambil memelihara
semangat yang tinggi dalamnya. Bahkan setelah ia dipukuli
habis-habisan, Petrus dan para rasul yang lain "...meninggalkan
sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap
layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus" (Kisah Para Rasul
5:41). Mereka memiliki keteguhan di dalam ketaatan terhadap Dia yang
mengasihi mereka dan yang telah memberikan hidup-Nya bagi mereka.
Teladan Yesus membuat para rasul memberi tanggapan serupa. Mereka
memiliki kesetiaan yang teguh, komitmen yang kuat, dan semangat yang
tetap tinggi. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul asli buku: Be a Motivational Leader
Judul asli bab: Be an Inspiring Leader
Penulis: LeRoy Eims
Penerbit: Chariot Victor Publishing, Colorado, 1996
Halaman: 40 -- 44

                               KUTIPAN

Pelayanan yang berarti adalah pelayanan yang menuntut pengorbanan
(Howard Hendricks)

                     INSPIRASI: SUMBER INSPIRASI

Baca: Filipi 2:1-11

Apa kesamaan Fransiskus Asisi, Ibu Teresa, dan Romo Mangun? Salah satu
hal yang paling menonjol dari ketiganya adalah mereka rela
meninggalkan kenyamanan hidup untuk tinggal dan melayani orang-orang
miskin; baik di Eropa berabad-abad yang lalu, di India, maupun di
Indonesia. Kita percaya mereka melakukannya karena iman kepada
Kristus. Kita pun percaya inspirasi mereka datang dari peristiwa 2000
tahun lalu, pada suatu malam di Betlehem.

Malam itu, Allah Pencipta dan Penguasa semesta meninggalkan segala
kemuliaan-Nya, berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan kita.
Bukan dalam rupa seorang raja, bangsawan, atau orang terhormat,
melainkan sebagai anak dari sepasang wong cilik (rakyat jelata), yang
bahkan tak sanggup menyewa tempat untuk melahirkan bayi dengan layak
(Lukas 2:7). Paulus menggambarkan peristiwa ini dengan kalimat: "Dia
mengosongkan diri-Nya" (ayat 6).

Peristiwa inkarnasi Allah menjadi manusia biasa memang patut dikagumi
dan disyukuri. Namun tak hanya itu, peristiwa ini mesti menginspirasi
dan menggerakkan kita untuk melayani orang lain, seperti ketiga tokoh
di atas. Mereka bersedia keluar dari kenyamanan; untuk berbagi dengan
sesama yang membutuhkan. Ada begitu banyak orang di sekitar kita dan
di dunia ini yang menderita; baik secara fisik, mental, atau
spiritual. Mereka memerlukan makanan, pakaian, dan perawatan. Mereka
perlu dihibur, ditemani, dan dikasihi. Terlebih mereka perlu mendengar
Injil. Tuhan telah memulai. Kini giliran kita yang hidup pada zaman
ini untuk meneruskannya.

Diambil dari:
Nama situs: SABDA.org (Publikasi e-RH)
Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2008/12/18/
Judul asli artikel: Inkarnasi, Sumber Inspirasi (Filipi 2:1-11)
Penulis: ALS
Tanggal akses: 6 Oktober 2011

                 STOP PRESS: GRATIS! ALKITAB MP3 AUDIO

Apakah Anda rindu mendengarkan firman Tuhan setiap hari? Dapatkan
Alkitab MP3 Audio sekarang juga!

Alkitab MP3 Audio adalah rekaman teks Alkitab yang
disuarakan/dibacakan dalam format MP3. Tersedia dalam 20+ versi bahasa
Indonesia, bahasa-bahasa suku di Indonesia, dan bahasa-bahasa asing
lain. Bisa didapatkan dengan "kualitas CD" (650 MB) atau "kualitas HP"
yang lebih kecil (200 MB) dalam bentuk CD, DVD, USB, HP, atau online
streaming/download -- GRATIS!

Alkitab MP3 Audio ini akan banyak menolong Anda dalam pelayanan dan
terutama gereja Anda, khususnya untuk menolong para lanjut usia,
penyandang tunanetra, yang sedang berbaring sakit atau yang masih buta
huruf, sehingga mereka pun bisa dilawat oleh firman Tuhan. Bahkan
Alkitab MP3 Audio ini juga bisa Anda gunakan ketika sedang melakukan
perjalanan atau sambil mengerjakan tugas sehari-hari. Alkitab MP3
Audio mudah untuk dibawa/diputar/disimpan dalam semua alat komputer,
laptop, PDA, CD/VCD/DVD/MP3 player, USB, Android, iPod/iPad, maupun HP
Anda. Jika Anda memiliki pelayanan yang berhubungan dengan
bahasa-bahasa tersebut, atau mengetahui ada pelayan Tuhan yang
melayani dengan menggunakan bahasa-bahasa tersebut, silakan
menghubungi kami.

Milikilah segera dan jadikan CD Alkitab Audio MP3 ini alat untuk
menyebarkan firman Tuhan. Biarlah semakin banyak orang yang "percaya
karena mendengar" -- "faith comes by hearing".

Kontak YLSA/SABDA: < audio(at)sabda.org >
Situs: < http://audio.sabda.org >

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit
(c) 2012 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org