Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/99

e-Leadership edisi 99 (25-7-2011)

Kecakapan Kepemimpinan Kristen (II)

============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JULI 2011=============

               KECAKAPAN KEPEMIMPINAN KRISTEN (II)

                  e-Leadership 99 -- 25/07/2011

DAFTAR ISI
ARTIKEL: KAPABILITAS KEPEMIMPINAN KRISTEN (II)
JELAJAH BUKU: PERENCANA DAN PEMIMPI

Shalom,

Pada edisi e-Leadership yang ke-98 lalu, kita telah mempelajari bahwa
menjadi pemimpin yang mumpuni itu bukanlah hal remeh. Banyak hal yang
harus dipenuhi untuk masuk dalam nominasi seorang pemimpin yang
berkapasitas dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
mentor ataupun koordinator yang baik, tegas, bersahabat, imajinatif,
banyak ide, bertanggung jawab, dan yang terpenting berkenan di hadapan
Tuhan.

Dalam edisi 99 (masih kelanjutan dari edisi 98), kita akan membahas
kemampuan seorang pemimpin untuk mengelola dan melihat visi, serta
menentukan kebijakan. Selain itu, redaksi juga menyediakan kolom
Jelajah Buku dan informasi dalam Stop Press yang perlu Anda simak
dengan baik. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-Leadership,
Yonathan Sigit
< http://lead.sabda.org >

Selesaikanlah pekerjaanmu di luar, siapkanlah itu di ladang; baru
kemudian dirikanlah rumahmu. (Amsal 24:27)
< http://alkitab.sabda.org/?Amsal+24:27 >

           ARTIKEL: KAPABILITAS KEPEMIMPINAN KRISTEN (II)

Catatan Redaksi: "Selain memiliki kapabilitas kepemimpinan dan
berorganisasi, seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan untuk
mengelola, melihat visi, dan menentukan kebijakan untuk memperlengkapi
diri bila ingin meningkatkan kapabilitas kepemimpinan, sehingga
semakin lebih efektif."

Ketiga, Kemampuan mengelola. Kepemimpinan yang memiliki kemampuan
manajemen merupakan unsur penting dalam suatu organisasi. Tanpa hal
ini, organisasi menjadi kacau dan tujuan tidak akan tercapai. Kartono
mengatakan, "Manajemen adalah inti dari administrasi; sedangkan
kepemimpinan adalah inti dari manajemen" [23]. Arti kata "manajemen"
berasal dari kata Latin "manus" yang berarti "tangan". Jadi, manajemen
artinya "cara menangani suatu tugas" [24]. Dengan demikian, manajemen
adalah satu tindakan menangani, mengontrol, mengarahkan, mengelola
suatu pekerjaan/aktivitas demi mencapai tujuan yang ditetapkan [25].

L.A. Appley mengatakan, "Manajemen adalah (cara untuk) melaksanakan
sesuatu lewat usaha-usaha orang lain" [26]. Manajemen berhubungan erat
dengan kapabilitas pemimpin dalam menangani atau mengelola suatu
kegiatan atau organisasi [27]. Manajemen adalah kaki tangan dari
kepemimpinan dalam upaya untuk mencapai hasil maksimal dengan usaha
yang minimum. Menurut Luther Gulick pencapaian hasil manajerial yang
maksimal mencakup: perencanaan, pengelolaan, pengelolaan staf,
pengarahan, pengendalian, pelaporan, dan pendanaan/pembuatan anggaran
[28].

Untuk menghindari kerancuan fungsi kepemimpinan dan manajemen,
diperlukan pemahaman yang jelas tentang perbedaannya, supaya
penggunaan fungsi kepemimpinan dapat berjalan dengan baik [29]. Bidang
manajemen mengutamakan efisiensi, yaitu bagaimana melaksanakan menurut
sistem, prosedur, struktural, dan bersifat "status quo". Kepemimpinan
mengutamakan efektivitas, yaitu bagaimana memercayai kemampuan orang
melalui cara-cara yang inovatif, inisiatif dan fleksibel [30].

Robert Banks dan Bernice dalam Reviewing Leadership mengatakan,
"Kepemimpinan dan manajemen adalah dua sistem aksi yang berbeda, namun
saling berhubungan. Keduanya dibutuhkan untuk keberadaan organisasi.
Keduanya berkenaan dengan hasil akhirnya, akan tetapi fungsi
kepemimpinan dan manajemen berbeda. Manajemen berhubungan dengan
menangani kompleksitas, sementara kepemimpinan menaungi perubahan.
Semakin kacau/chaos sesuatu, semakin diperlukan pula manajemen, dan
semakin besar perubahan, semakin diperlukan pula kepemimpinan" [31].

Perbedaan secara konseptual cukup kontras antara kepemimpinan dan
manajemen, namun secara praktis kadang bisa terjadi kerancuan dalam
menjalankan tugas. Untuk itu, Olan Hendrix mempertajam perbedaan
seperti berikut, "Kepemimpinan adalah kualitas; manajemen adalah ilmu
dan seni. Kepemimpinan menyediakan visi; manajemen menyediakan
pandangan yang realistis. Kepemimpinan berhubungan dengan konsep;
manajemen berhubungan dengan fungsi-fungsi. Kepemimpinan memerhatikan
arahan, manajemen memerhatikan kendali" [32].

Pemimpin yang dapat memahami perbedaan peran kepemimpinan dan
manajemen akan terhindar dari kerancuan. Sebaliknya, ia akan
memberikan kelancaran pada organisasi dalam hal operasional,
administratif dan birokratis.

Keempat, kemampuan melihat visi. George Barna pernah mengatakan,
"Tidak ada yang lebih penting selain kepemimpinan" [33]. Walau
dikatakan kepemimpinan itu penting, namun pertanyaannya kepemimpinan
yang bagaimana? Dale Galloway dan Warren Bird mengatakan,
"Kepemimpinan yang dimulai dengan visi. Ketika orang sehati dengan
visi Anda, mereka sehati dengan kepemimpinan Anda" [34]. Tugas pertama
dari pemimpin gereja adalah mengungkapkan visi untuk membantu
pengikut-pengikutnya melihat kemungkinan-kemungkinan ke depan [35].
Barna menambahkan seperti ini, "Jika Anda ingin menjadi pemimpin, Anda
harus memunyai visi; hal ini adalah bagian dari perlengkapan standar
pemimpin sejati" [36]. Demikian juga pernyataan Nelson, "Tak bisa
disangkal lagi, visi memiliki kaitan dengan kepemimpinan, dan visi
memiliki arti khusus bagi pemimpin" [37]. Lalu apakah yang dimaksudkan
visi itu?

Ada beberapa pengertian tentang visi dari pemimpin-pemimpin gereja.
Menurut Leith Anderson dalam Leadership That Works, "Visi adalah (cara
untuk) menggambarkan masa depan yang Anda inginkan" [38]. Pengertian
Anderson hampir sama dengan Bill Hybels yang mengatakan, "Visi adalah
gambaran masa depan yang memberikan keinginan yang menggebu-gebu"
[39]. Sedangkan Galloway dan Warren mengatakan, "Visi adalah
penglihatan dengan pandangan ke depan. Visi melihat ke mana Allah
melihat -- ke mana Allah ingin membawa Anda dan pelayanan Anda" [40].
Seorang pemimpin rohani tidak boleh membuat visi untuk dirinya
sendiri, dan ia harus melihat visi Allah dijadikan visinya.

Pentingnya visi bagi seorang pemimpin adalah: (1) untuk mengerjakan
sesuatu yang jelas ke depan, (2) memotivasi setiap anggota menuju satu
sasaran, (3) organisasi menjadi hidup dan manajemen menjadi berfungsi,
(4) visi menjadikan kepemimpinan semakin dinamis, dan (5) cara
mengimplementasikan visi. Deskripsi visi yang jelas dan singkat akan
membawa manfaat yang besar bagi kepemimpinannya. Adalah benar bahwa
bila pemimpin tidak ada wahyu (visi) rakyat menjadi liar (Amsal
29:18).

Kelima, kemampuan menentukan kebijakan. Kapabilitas seorang pemimpin
juga berhubungan dengan: mengarahkan, mengelola, memotivasi,
mengendalikan, mendelegasikan/membagi tugas, dan mengajar [41].
Kebijakan yang diambil oleh pemimpin sangat menentukan langkah-langkah
operasional terwujudnya unsur-unsur manajemen tersebut. Sedangkan
kebijakan yang salah akan merugikan banyak pihak, baik bagi pimpinan
sendiri maupun anggotanya. Hal yang perlu dihindari adalah pengambilan
keputusan yang tidak bijak yang berkenaan dengan sikap memihak,
menjatuhkan, melecehkan, melukai, membangkitkan amarah, menimbulkan
iri hati, dan yang bertentangan dengan ketentuan visi misi organisasi.

Kebijakan yang perlu dijaga adalah: nilai-nilai kebersamaan,
mengakomodasi dan menggabungkan ide/pendapat kelompok, meredam konflik
dengan penyelesaian solusi yang tidak merugikan, atau memilih risiko
paling kecil. Kebijakan semacam ini dapat menghindari hal-hal yang
menimbulkan konflik, kekacauan, perselisihan, perpecahan yang
merugikan semua pihak khususnya bagi organisasinya [42]. Pengambilan
keputusan yang bijak selalu memerhatikan konsensus bersama yaitu
menegakkan peraturan, memelihara struktur, menjaga nilai-nilai atau
norma-norma yang sudah ditetapkan sebagai standar, dan mengutamakan
kepentingan institusi daripada kepentingan perorangan [43].

Catatan kaki:

[23] Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan 167.
[24] Seperti yang dikutip Octavianus, Manajemen dan Kepemimpinan 1.
     [51] Ibid. 2.
[25] Dikutip oleh Suhendra dalam Manajemen dan Organisasi 6.
[26] Octavianus, Manajemen dan Kepemimpinan 2.
[27] Seperti yang dikutip Suhendra, Manajemen dan Organisasi 26.
[28] Rick Joyner, Kepemimpinan: Kekuatan dari Hidup yang Kreatif
     (Jakarta: Nafiri Gabriel, 2005) 52.
[29] Richard W. James, Personal Leadership (Jakarta: PPM, 2004) 111.
[30] (Grand Rapids: Baker, 2004) 17.
[31] Seperti yang dikutip oleh Engstrom dalam The Making of a
     Christian Leader (Grand Rapids: Zondervan, 1976) 23.
[32] Barna, Leaders on Leadership 18.
[33] Galloway dan Warren, Kepemimpinan yang Efektif
     (Jakarta: Harvest, 2003) 19.
[34] Ibid.
[35] Ibid. 47.
[36] Nelson, Spirituality and Leadership 214.
[37] (Minneapolis: Bethany, 1999) 197.
[38] Bill Hybels, Courageous Leadership (Grand Rapids: Zondervan, 2000) 32.
[39] Galloway dan Warren, Kepemimpinan yang Efektif 18.
[40] Ibid. 45-65.
[41] Lih. penjelasan Kartono dalam Pemimpin dan Kepemimpinan 61-70, 90-94.
[42] Ibid. 117.
[43] Ibid. 38.

Diambil dari:
Judul jurnal: VERITAS, Volume 11, Nomor 2 (Oktober 2010)
Judul asli artikel: Integrasi Spritualitas dan Kapabilitas
         Kepemimpinan Gereja Tionghoa
Penulis: Alex Lim
Penerbit: Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 2010
Halaman: 219 -- 222

                              KUTIPAN

Seorang pemimpin memiliki visi dan keyakinan bahwa mimpi dapat
dicapai. Ia menginspirasi kekuatan dan energi untuk menyelesaikannya.
-- Ralph Lauren

                 JELAJAH BUKU: PERENCANA DAN PEMIMPI

Judul buku: Kepemimpinan Rohani
Judul asli buku: Spiritual Leadership
Penulis: J. Oswald Sanders
Penerjemah: Drs. Chris J. Samuel dan Drs. Ganda Wargasetia
Penerbit: Kalam Hidup, Bandung 1979
Ukuran: 12 cm x 18 cm
Tebal: 175 halaman

Pemimpin-pemimpin rohani saat ini semakin banyak, namun belum semua
pemimpin rohani memiliki kualitas rohani maupun kualitas kepemimpinan
yang tinggi. Beberapa pemimpin terlihat masih kurang terampil dalam
memimpin jemaat maupun mengatur struktur organisasi. Dengan demikian,
pemimpin-pemimpin rohani sebaiknya membenahi diri dan memperbaiki
integritas kepemimpinannya. Untuk mewujudkan pemimpin-pemimpin rohani
yang kompeten, Anda dapat membaca buku tulisan J. Oswald Sanders yang
berjudul Kepemimpinan Rohani.

Buku J. Oswald Sanders versi Indonesia, "Kepemimpinan Rohani", secara
garis besar berisi dua seri khotbah yang ditujukan bagi para pemimpin.
Dalam buku ini, Oswald memaparkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang
disertai pengalaman dari kehidupan konkret para pemimpin yang ada di
dalam Alkitab. Semuanya terurai dalam 20 bab yang saling terkait. Ada
pun hal-hal penting yang bisa Anda dapatkan dalam buku ini antara lain
kepemimpinan alamiah dan rohani, kriteria potensi kepemimpinan,
sifat-sifat penting untuk kepemimpinan, pemimpin dan doanya, pemimpin
dan waktunya, pemimpin dan bacaannya, biaya kepemimpinan, ujian
kepemimpinan, penggantian para pemimpin, dan masih banyak lagi. Bukan
hanya itu, penjelasan Oswald pun dilandasi oleh ayat-ayat Alkitab,
ilustrasi, dan kutipan yang menarik dan dalam.

Bagi para pemimpin, baik di keluarga, masyarakat, dan gereja, buku ini
benar-benar layak direkomendasikan untuk menambah wawasan dan
pemahaman dalam melengkapi perjalanan kepemimpinan Anda. Selamat
membaca.

Diulas oleh: Desi Rianto

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org