Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/81

e-Leadership edisi 81 (27-10-2010)

Pelajaran Kepemimpinan dari Samuel (II)

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI OKTOBER 2010=============

                 PELAJARAN KEPEMIMPINAN DARI SAMUEL (II)

                     e-Leadership 81 -- 27/10/2010

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Samuel: Berdoa Sebelum Memilih
  KUTIPAN
  JELAJAH BUKU: The Wisdom of Solomon at Work
  PERISTIWA

==================================**==================================
EDITORIAL

  Shalom,

  Tidak adanya kesatuan di antara suku Israel pada zaman para hakim,
  dan pelaksanaan keagamaan yang saat itu telah tercampur dengan
  pandangan kepercayaan orang-orang Kanaan mengakibatkan
  ketidakstabilan dalam pemerintahan di Israel. Dalam ketegangan
  situasi inilah Allah menunjuk seorang nabi yang memberitakan firman
  Tuhan sekaligus sebagai seorang imam yang bertugas menyampaikan doa
  atau kurban kepada Allah. Melalui kompleksitas permasalahan inilah
  Allah menunjuk Samuel untuk memimpin dan membimbing kembali umat-Nya
  untuk berbalik kepada Allah.

  Otoritas wibawa kepemimpinan dan keteladanan hidupnya sangat
  memengaruhinya dalam menyampaikan isi hati Allah kepada umat-Nya.
  Loyalitas memprioritaskan Allah merupakan gaya hidupnya dalam
  mengemban tugas yang cukup besar ini. Apakah kunci keberhasilan
  kepemimpinan yang diterapkan oleh Samuel dalam menuntun dan
  membimbing umat Allah dalam mencapai keberhasilan menjalankan
  tanggung jawabnya? Anda dapat menemukan jawabannya pada artikel
  e-Leadership kali ini. Selamat menyimak perjalanan tokoh pemimpin
  yang menyuarakan pertobatan nasional bangsanya. Tuhan memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Leadership,
  Desi Rianto
  < ryan(at)in-christ.net >
  http://lead.sabda.org
  http://fb.sabda.org/lead

==================================**==================================
    Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami
             beroleh hati yang bijaksana.  (Mazmur 90:12)
              < http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+90:12 >
==================================**==================================
ARTIKEL

                    SAMUEL: BERDOA SEBELUM MEMILIH

  Samuel adalah anak Elkana, seorang yang saleh dari bani Efraim, 
  dengan istrinya yang bernama Hana. Nama Samuel disebut sebanyak 134 
  kali dalam Alkitab, bisa ditemukan dalam 7 kitab: 1 Samuel, 1 dan 2 
  Tawarikh, Mazmur, Yeremia, Kisah Para Rasul, dan surat Ibrani.

  Alkitab mencatat Samuel sebagai hakim terakhir dan terbesar dalam
  sejarah Israel (Kisah Para Rasul 13:20). Samuel juga merupakan yang
  pertama di antara para nabi (Kisah Para Rasul 3:24). Pada zaman
  Perjanjian Lama, ia dan Musa adalah dua pemimpin bangsa yang
  terbesar di mata Tuhan (Yeremia 15:1).

  Otoritas kepemimpinan dalam diri Samuel sebenarnya mulai Tuhan
  nyatakan sejak dia masih muda. Tuhan memberinya pewahyuan yang
  menyingkapkan kejatuhan imam Eli (1 Samuel 3:1-21). Meskipun semula
  sungkan, akhirnya Samuel menyampaikan nubuatan itu kepada Eli
  (1 Samuel 3:18). Kepemimpinan nabi Samuel terus berkembang dan
  semakin diakui banyak orang, Alkitab mencatat: "Maka tahulah seluruh
  Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah
  dipercayakan jabatan nabi Tuhan." (1 Samuel 3:20)

  Dengan wibawa kepemimpinannya yang besar, Samuel menyerukan tobat 
  nasional. Samuel berbicara kepada seluruh kaum Israel: "Jika kamu 
  berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati, maka jauhkanlah para 
  allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan 
  hatimu kepada Tuhan dan beribadahlah hanya kepada-Nya." (1 Samuel 
  7:3) Bangsa itu pun bertobat, mereka menjauhkan berhala-berhala Baal 
  dan Asytoret (1 Samuel 7:4).

  Samuel adalah seorang pemimpin yang profesional; ia menjalankan
  tugas-tugasnya dengan baik. Sebagai kepala urusan-urusan sekuler,
  Samuel berkeliling negeri untuk mengadili seluruh rakyatnya
  (1 Samuel 7:16).

  Samuel adalah pemimpin yang terbuka terhadap kritik. Ketika rakyat 
  Israel meragukan integritas anak-anak kandungnya, Samuel tidak 
  mengelak (1 Samuel 8:4-5). Samuel bukan tipe pemimpin yang terjerat 
  nepotisme. Samuel menampung aspirasi rakyat yang menghendaki raja 
  baru. Ia pun sangat proaktif dalam pergumulan pencarian pemimpin 
  baru tersebut. Sebagai tokoh senior, Samuel jugalah yang akhirnya 
  menetapkan dan mengurapi raja baru tersebut, Saul -- dan kemudian 
  Daud.

  Kehidupan Doanya

  Spirit doa dalam diri Samuel merupakan warisan dari ibunya. Pada 
  waktu itu Hana mandul, tidak bisa memunyai anak (1 Samuel 1:2, 5-6). 
  Hana berdoa dengan sungguh-sungguh, dan akhirnya setahun setelah doa 
  itu, Tuhan memberinya seorang anak yang hebat, Samuel. (1 Samuel 
  1:20).

  Dalam penelitian psikologi, ditemukan fakta bahwa pertumbuhan
  kejiwaan seseorang sudah dimulai sejak dia dalam kandungan ibunya.
  Kondisi kejiwaan ibu juga menentukan pertumbuhan psikis sang bayi.
  Demikian juga secara rohani, kehidupan rohani sang ibu akan mengalir
  dalam diri anak yang dikandungnya. Yohanes Pembaptis misalnya, sudah
  dijamah Roh Kudus ketika ia masih berada di dalam kandungan ibunya,
  Elizabet (Lukas 1:41).

  Kehidupan doa Samuel juga terbina baik sejak masa kanak-kanaknya.
  Setelah Samuel berhenti menyusu, pada usia 2 atau 3 tahun, Hana
  membawanya ke Silo dan secara resmi menyerahkannya kepada imam Eli
  untuk tinggal bersama dia di lingkungan Bait Suci (1 Samuel 1:24-28). 
  Samuel menjadi pelayan di hadapan Tuhan; ia masih anak-anak, yang 
  tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan (1 Samuel 2:18). 
  Sejak belia, Samuel hidup dalam disiplin rohani yang tinggi. Ia 
  tinggal di dalam lingkungan orang-orang yang berdoa.

  Pembentukan kehidupan rohani seorang pemimpin tidak terjadi secara
  instan. Karena itu, kita perlu mendidik kaum muda dalam disiplin
  rohani yang tinggi. Kelak, ketika mereka beranjak dewasa dan menjadi
  pemimpin, kehidupan doa pribadinya akan sangat kuat. Tetapi, jika
  seseorang yang kehidupan doanya lemah telah menjadi pemimpin dan
  menjadi sangat sibuk karena status dan perannya itu, tidak akan
  mudah baginya untuk bertumbuh dalam kehidupan doa. Bahkan kadang ia
  meremehkan doa, sebab pikirnya, tanpa doa pun saya sudah menjadi
  pemimpin.

  Kehidupan doa Samuel bersifat dinamis dan dialogis. Alkitab tidak 
  mencatat bagaimana ia mengemis dalam doanya, minta ini dan itu untuk 
  keperluan hidupnya. Alkitab justru mencatat bagaimana Tuhan 
  berbicara kepadanya sejak ia masih remaja (1 Samuel 3). Samuel 
  disebut sebagai seorang pelihat yang sering memperoleh penglihatan 
  dari Tuhan (1 Samuel 9:9).

  Di manakah Samuel-Samuel masa kini? Sekarang banyak orang cerdas,
  cendekia, dan terlatih menjadi pemimpin sejak masa muda, tetapi
  masih terlalu sedikit pemimpin Kristen yang memunyai kehidupan doa
  yang kuat.

  Memilih Raja Baru

  Ketika Samuel sudah tua, rakyat memintanya untuk memilihkan seorang
  raja bagi mereka. Saat itu, Samuel harus memilih salah seorang dari
  sekian banyak orang Israel untuk diangkat menjadi raja atas bangsa
  itu. Seorang pemimpin akan selalu diperhadapkan dengan situasi harus
  memilih seseorang untuk posisi tertentu. Seorang pendeta harus
  memilih pemimpin-pemimpin kelompok sel, seorang direktur harus
  menunjuk manajer-manajer bawahannya, dan sebagainya.

  Sebelum memilih seorang raja, Samuel mau menampung aspirasi para
  tua-tua Israel (1 Samuel 8: 4-5). Keluh kesah mereka sebenarnya
  mengesalkan hati Samuel, tetapi kemudian ia berdoa membawa persoalan
  ini kepada Tuhan (1 Samuel 8:6). Keinginan jemaat atau anak buah dan
  karyawan tidak jarang membuat sang pemimpin menjadi kesal, apalagi
  jika mereka mengajukan permohonan dengan emosional, misalnya dengan
  berdemo. Tetapi, seorang pemimpin Kristen harus menjaga suasana
  hatinya, dan membawa setiap persoalan itu di dalam doa.

  Samuel akhirnya menyetujui keinginan rakyatnya karena Tuhan memberi 
  rekomendasi. Kadang, seorang pemimpin Kristen menerima permintaan 
  bawahan karena takut atau karena alasan politis. Tetapi, keputusan 
  Samuel selalu berdasar pada pertimbangan dari Tuhan. Pun ketika 
  memilih Saul, juga atas dasar petunjuk Tuhan sendiri (1 Samuel 9:15-16). 
  Ketika raja Saul melakukan banyak kesalahan dan akhirnya Tuhan 
  menolaknya, Samuel sempat bersedih. Tetapi kemudian Tuhan berkata: 
  "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul?" (1 Samuel 16:1a) 
  Tuhan, tidak senang jika kita larut dalam kekecewaan, kepahitan, dan 
  kesedihan karena orang pilihan kita gagal. Dalam ayat itu, Tuhan 
  menyuruh Samuel mengurapi Daud menjadi raja yang baru. Pada waktu 
  memilih Daud, Tuhan berbicara kepada Samuel agar jangan terkecoh 
  oleh penampilan fisik (1 Samuel 16:7). Inilah pentingnya doa, supaya 
  kita jangan salah memilih. Orang yang hebat secara fisik belum tentu 
  dipilih Tuhan. Tuhan tahu orang yang tepat dan yang sempurna bagi 
  kita. Ikutilah pimpinan Roh Kudus!

  Akhirnya, Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan
  mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya (1 Samuel
  16:13a). Artinya, orang-orang yang sudah kita pilih menurut hikmat
  Tuhan, harus kita doakan agar ia memunyai otoritas untuk menjalankan
  pekerjaan baru yang diembannya. Pemimpin Kristen perlu menaikkan doa
  impartasi urapan untuk anak buah atau penerusnya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
  Penulis: Haryadi Baskoro
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
  Halaman: 21 -- 26

  Artikel ini pernah dipublikasikan di e-Doa
  Alamat URL: http://doa.sabda.org/samuel_berdoa_sebelum_memilih

==================================**==================================
KUTIPAN

     Seorang pemimpin adalah orang yang memunyai kemampuan untuk 
              membuat orang lain suka melakukan sesuatu 
                yang tadinya tidak suka dilakukannya.

=================================**===================================
JELAJAH BUKU

  Judul buku: The Wisdom of Solomon at Work
  Penulis: Charles C. Manz, Karen P. Manz, Robert D. Marx, dan
           Christopher P. Neck
  Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2004
  Ukuran: 13,5 x 20 cm
  Tebal: 206 halaman

  Di dalam kehidupan, kompleksitas permasalahan hidup tidak bisa
  dihindari. Tidak jarang, permasalahan yang hadir dalam kehidupan
  menuntut kita untuk berpikir dan mencari solusi terbaik. Sementara
  itu, manusia memiliki banyak sekali keterbatasan. Bahkan para
  pemimpin besar pun bisa mengalami kebimbangan dalam menentukan arah
  kepemimpinannya.

  Buku "The Wisdom of Solomon at Work" menawarkan jawaban-jawaban
  untuk setiap tantangan zaman yang mungkin sedang Anda hadapi. Para
  penulis berharap Anda dapat memperoleh kepercayaan dan keyakinan
  yang mantap untuk menempuh perjalanan hidup dan tetap bertahan dalam
  kebenaran melalui buku ini. Sekalipun tantangan dan persoalan besar
  sering menghambat pekerjaan dan hidup, Anda akan tetap tenang jika
  Anda memiliki hikmat yang benar. Hikmat itu dapat Anda temukan
  melalui tokoh-tokoh yang ada di dalam buku ini. Sekalipun judul buku
  ini hanya menyebutkan nama Salomo, namun buku ini tidak hanya
  mengulas tentang kehidupan Salomo dan kepemimpinannya. Buku ini juga
  berisi tokoh-tokoh lain yang memiliki kebijaksanaan untuk
  mencerahkan hidup dan menjadi pemimpin yang bijak. Tokoh-tokoh
  tersebut antara lain Ayub, Daud, Rut, dan Musa.

  Buku ini sangat bagus dibaca oleh semua kaum, lebih-lebih bagi
  generasi muda. Dengan membaca buku ini generasi muda bisa memiliki
  banyak pengetahuan dan wawasan untuk menjadi lebih baik dari
  generasi sebelumnya. Kiranya kisah-kisah keteladanan hidup melalui
  setiap tokoh Alkitab dalam buku ini semakin mengispirasi dan
  menolong Anda dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan Anda dan
  dalam menjalani pergulatan hidup yang berwarna-warni. Jadi, penting
  bagi kita untuk menerapkan dengan nyata apa yang kita pelajari dari
  buku ini. Selamat membaca! (DR)

======================================================================
PERISTIWA

  27 Oktober...

  1. 1928 - Kongres Pemuda II dibuka di Jakarta - berbagai organisasi 
            pemuda di seluruh Hindia Belanda melahirkan Sumpah Pemuda 
            yang diikrarkan keesokan harinya.
  2. 1958 - Presiden Pakistan pertama, Iskander Mirza, tersingkir
            melalui kudeta yang dilakukan Jenderal Ayub Khan.
  3. 1990 - Askar Akayev terpilih sebagai presiden pertama Kirgizia.

  Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/27_Oktober
======================================================================
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org
Facebook e-Leadership: http://fb.sabda.org/lead
Twitter e-Leadership: http://twitter.com/sabdaleadership
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Desi Rianto dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Leadership / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org