Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/80

e-Leadership edisi 80 (13-10-2010)

Pelajaran Kepemimpinan dari Samuel (I)

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI OKTOBER 2010=============

                 PELAJARAN KEPEMIMPINAN DARI SAMUEL (I)

                     e-Leadership 80 -- 13/10/2010

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Kunci Kepemimpinan Samuel: Mendengarkan Suara Allah
  KUTIPAN
  INSPIRASI: Tatkala Anda Tidak Dihargai
  JELAJAH SITUS: Christian Leadership Ministry: Pintu Gerbang Menuju
                 Sumber Kepemimpinan yang Lengkap dan Inspiratif

==================================**==================================
EDITORIAL

  Shalom,

  Samuel adalah pemimpin yang dipakai Allah secara luar biasa. Sebagai 
  seorang nabi terpilih, dia berhasil melaksanakan tugas-tugasnya 
  untuk memimpin bangsa Israel. Tidak hanya itu, dia mampu bertahan 
  melewati berbagai perubahan serta permasalahan yang dilalui 
  bangsanya. Apakah kunci dari kepemimpinannya ini? Untuk menjawabnya, 
  e-leadership mengundang Anda membaca artikel "Kunci Kepemimpinan 
  Samuel: Mendengarkan Suara Allah", yang mengupas awal perjalanan 
  hidup Samuel yang cukup unik serta karakter berkualitas yang 
  dimilikinya.

  Jangan lewatkan pula kolom Inspirasi yang mengupas pelajaran lain 
  dari karakter Samuel. Kami juga mengulas situs "Christian Leadership 
  Ministry" yang dapat menjadi referensi tatkala Anda mencari bahan-
  bahan bacaan seputar kepemimpinan. Mari kita belajar dari tokoh 
  besar ini dan menerapkannya dalam kepemimpinan kita!

  Selamat memimpin!

  Redaksi Tamu e-Leadership,
  Truly Pasaribu
  http://lead.sabda.org
  http://fb.sabda.org/lead

==================================**==================================

  Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur,
  sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan. (Mazmur 37:37)
               < http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+37:37 >

==================================**==================================
ARTIKEL

         KUNCI KEPEMIMPINAN SAMUEL: MENDENGARKAN SUARA ALLAH

       Seluruh kisah Samuel ini dapat dirangkum menjadi satu hal:
                    Kepemimpinan dimulai di rumah.

  Kisah Samuel

  Kehidupan Samuel, salah satu nabi terbesar Israel, bermula dengan
  kisah yang unik. Kisah ini diawali dengan seorang Yahudi biasa dan 2
  orang istrinya. Salah satu istrinya, Penina, memunyai beberapa anak.
  Istrinya yang lain, Hana, tidak memunyai anak tapi sangat dikasihi
  suaminya. Karena itu, Penina pun cemburu.

  Meskipun Penina melahirkan anak-anak bagi suaminya (tujuan utama
  atau simbol status seorang wanita dalam budaya Timur Tengah), dia
  jengkel karena Hana yang mandul mendapatkan "dua bagian" [lihat
  catatan redaksi di bawah] sajian ritual dari korban tahunan. Penina
  yang iri hati, terus-menerus mengejek dan menghasut Hana. Hal ini
  terjadi selama bertahun-tahun.

  Hana tidak tahan lagi; dia menangis dan tidak mau makan. Lalu
  Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa engkau menangis
  dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah
  aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?"
  (1 Samuel 1:8). Memang cukup sulit untuk menjawab pertanyaan Elkana
  ini. Elkana mungkin bermaksud baik, sekalipun dia mengucapkan
  kata-kata yang tidak enak didengar. Namun demikian, Hana tidak dapat
  dihibur lagi. "... dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN
  sambil menangis tersedu-sedu" (1 Samuel 1:10).

  Imam Eli pada mulanya salah mengerti terhadap Hana yang
  terus-menerus berdoa tanpa bersuara. Disangkanya, Hana sedang mabuk.
  Akan tetapi, setelah mengetahui permasalahannya, dia lalu memberkati
  Hana. Allah juga memberkatinya dan Hana pun memiliki seorang anak
  yang dinamainya Samuel. Hana menepati nazar yang diucapkannya bahwa
  dia akan mempersembahkan anaknya itu untuk melayani Allah. Ketika
  Samuel baru berusia beberapa tahun (setelah anak itu cerai susu),
  Hana membawanya kembali ke rumah Allah dan meninggalkannya di sana
  untuk belajar kepada Imam Eli dan melayani Allah.

  Belajar dari Samuel

  Samuel lahir dari latar belakang yang unik ini. Saya menarik
  kesimpulan bahwa pemeliharaan dan karya Allah turut bekerja di balik
  proses pembentukan seorang pemimpin. Allah menggunakan keadaan kita
  termasuk hal-hal duniawi pada masa kecil kita untuk membentuk dan
  menguatkan kita. Kisah Hana juga menunjukkan peran iman dan doa
  dalam mempersiapkan seorang pemimpin, dan peran penting dari seorang
  ibu yang saleh. Tanpa Hana, Samuel pun tidak akan ada.

  Jika kita cermati, titik awal pelayanan Samuel dimulai ketika dia
  masih muda "Pada masa itu firman TUHAN jarang;
  penglihatan-penglihatanpun tidak sering." (1 Samuel 3:1). Ini
  merupakan tanda penolakan bangsa Israel. Namun pada suatu malam
  Samuel mendengar suara yang membangunkannya dari tidur: "Samuel!"
  Awalnya, Samuel pikir itu adalah Imam Eli yang memanggilnya, tapi
  Eli akhirnya mengerti (setelah Samuel dipanggil tiga kali) bahwa
  Tuhanlah yang memanggil Samuel. "Pergilah tidur dan apabila Ia
  memanggil engkau, katakanlah: `Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu
  ini mendengar.`" (1 Samuel 3:9) Samuel benar-benar mendengarkan, dan
  apa yang dia dengar adalah kutukan yang menakutkan atas keturunan
  Imam Eli.

  Pemimpin yang Mendengar

  Salah satu ciri utama dari seorang pemimpin yang baik adalah
  mendengarkan Allah. Jika kita hanya bergantung pada hikmat,
  kekuatan, wawasan, atau tindakan kita, maka kita tidak akan mampu.
  Kita perlu firman Tuhan. Daud, seperti yang bisa kita lihat dalam 1
  Samuel, adalah seorang pemimpin yang saleh, yang dengan gigih
  mencari dan menerima nasihat Allah untuk mengambil keputusan penting
  dan terkadang hidupnya bergantung pada apa yang didengarnya dari
  Allah.

  Hal ini mungkin kedengarannya mudah. Namun jika ini benar-benar
  mudah, mengapa kita mengabaikannya? Sesungguhnya kita sudah mendapat
  pewahyuan dari Tuhan yang ditulis dalam bahasa kita, ditulis oleh
  orang-orang yang digerakkan oleh Roh Kudus, dan celakalah kita jika
  kita tidak mendengarkan firman Tuhan, baik di rumah, di gereja,
  maupun di tempat kerja kita. Seberapa sering kita berkata,
  "Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu mendengar"?

  Pemimpin yang Menegur

  Kita juga bisa belajar dari Samuel bahwa seorang pemimpin yang saleh
  tidak takut mengatakan apa yang dia dengar. Keesokan harinya, Eli
  bertanya kepada Samuel apa yang dikatakan Allah. Samuel, tentu saja
  tahu Eli tidak akan suka mendengarkan kebenaran yang telah
  diterimanya. Tapi Eli berpesan kepadanya, "Janganlah kausembunyikan
  kepadaku. Kiranya beginilah Allah menghukum engkau, bahkan lebih
  lagi dari pada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah katapun
  kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya kepadamu itu." (1 Samuel
  3:17)

  Samuel muda mengulang kembali firman Allah bagi Eli, dan dengan
  kejadian itu ia pun memulai kariernya sebagai nabi yang menegur
  melalui nubuatan. Selanjutnya, dia harus menghadapi bangsa Israel
  yang bersikukuh meminta seorang raja duniawi: "Pada waktu itu kamu
  akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi TUHAN tidak
  akan menjawab kamu pada waktu itu" (1 Samuel 8:18). Dia juga akan
  menghadapi Raja Saul yang memberontak yang melanggar perintah yang
  sudah jelas dari Allah: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak
  mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, ... Tetapi sekarang kerajaanmu
  tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di
  hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya,
  karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN
  kepadamu.... TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas
  Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang
  lebih baik dari padamu." (1 Samuel 13:13-14, 15:28). Seni
  konfrontasi dengan mahir harus dikuasai oleh setiap pemimpin.

  Keluarga sang Pemimpin

  Walaupun dalam menghadapi seseorang tentu saja membutuhkan
  kewaspadaan -- mengingat bahwa pemimpin yang pemberang adalah suatu
  kecelaan (Titus 1:7) -- ada kalanya menolak melawan dosa itu pun
  suatu dosa. Eli bersalah atas pelanggaran ini, dan sedihnya, bahkan
  Samuel pun juga tidak sepenuhnya bebas dari kesalahan ini. Standar
  Rasul Paulus dalam kepemimpinan menyatakan bahwa anak-anak seorang
  pemimpin hendaknya "hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena
  hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib." (Titus 1:6)

  Seorang pemimpin yang memiliki anak memiliki
  tanggung jawab untuk menjadi ayah yang baik. Walaupun tidak ada
  jaminan khusus bahwa anak-anak orang-orang Kristen secara otomatis
  akan diselamatkan, namun kita berhak berharap bahwa seorang pemimpin
  yang saleh akan membesarkan anak-anaknya di dalam "ajaran dan
  nasihat Tuhan" (Efesus 6:4). Samuel, sayangnya, memunyai anak-anak
  yang "tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima
  suap dan memutarbalikkan keadilan." (1 Samuel 8:3) Perbuatan jahat
  yang merugikan ini memberi andil bagi keinginan bangsa Israel untuk
  memiliki seorang raja: "Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel;
  mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya: `Engkau
  sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah
  sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada
  segala bangsa-bangsa lain.`" (1 Samuel 8:4-5) Hal ini tidak otomatis
  membenarkan para tua-tua Israel untuk menolak Allah dan memilih
  seorang raja.

  Seluruh kisah Samuel ini dapat dirangkum menjadi satu hal:
  Kepemimpinan dimulai di rumah. (t/Setya)

  Catatan redaksi:

  "Dua bagian" di sini didasarkan atas pembacaan dalam versi bahasa
  Inggris. Dalam versi bahasa Indonesia (TB) tertulis "hanya satu
  bagian". Perbedaan ini dikarenakan kata dalam bahasa Ibrani yang
  diterjemahkan berbeda oleh Alkitab versi Inggris dan Indonesia.

  Untuk catatan mengenai kata Ibrani tersebut baca NET Notes di:
  ==> http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=9&chapter=1&verse=5&version=net

  Untuk Alkitab versi bahasa Indonesia yang menggunakan penerjemahan
  "dua bagian" di antaranya adalah versi Shellabear (1912): "Tetapi
  kepada Hana diberikannya bagian dua orang karena dikasihinya akan
  Hana tetapi telah dimandulkan Allah rahimnya."

  Untuk versi-versi terjemahan Alkitab bahasa Indonesia lain, baca:
  ==> http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=9&chapter=1&verse=5&version=tb

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Judul asli artikel: Samuel: Listen to the Voice of God
  Nama situs: Fallacy Detective
  Penulis: Chris Alexion
  Alamat URL: http://www.fallacydetective.com/chrisalexion/read/
              samuel-listen-to-the-voice-of-god

==================================**==================================
KUTIPAN

  Seorang pemimpin bukanlah pengurus yang suka memerintah sesamanya,
     melainkan seseorang yang membawakan air bagi orang-orangnya
           agar mereka dapat meneruskan pekerjaan mereka.
                          (Robert Townsend)

=================================**===================================
INSPIRASI

                     TATKALA ANDA TIDAK DIHARGAI

  Samuel memiliki kepribadian setegar Gunung Everest di tengah wilayah
  luas yang datar dan monoton. Sebagai seorang nabi Allah, ia
  mengadili orang-orang. Karena Israel merupakan negara teokrasi
  (dipimpin oleh Tuhan), Samuel sebenarnya adalah raja mereka. Ia
  menjalankan kewajibannya dengan kemampuan dan pengabdiannya, baik
  kepada Allah maupun kepada rakyat.

  Namun rakyat menginginkan seorang raja seperti yang dimiliki oleh
  bangsa-bangsa kafir di sekitar mereka (1 Samuel 8:5). Jadi mereka
  meminta agar hamba Allah ini menyingkir. Samuel terluka hatinya
  karena penolakan mereka. Ia memahami betapa parahnya ketidaktaatan
  mereka (12:17-19).

  Nabi ini bisa saja mengacuhkan raja yang baru dan bangsanya yang
  suka memberontak ini. Namun sebaliknya ia berkata, "Mengenai aku,
  jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti
  mendoakan kamu." (12:23)

  Mengapa Samuel berkata demikian? Ia tahu bahwa sekalipun
  pintu-pintu dihempaskan di hadapannya, pintu yang lain masih terbuka
  baginya, yaitu pintu untuk berdoa bagi orang lain. Kesalehan Samuel
  dinyatakan melalui reaksinya terhadap apa yang terjadi. Ia tetaplah
  seorang hamba Allah, dan akan tetap memerhatikan umat Allah.

  Ketika kita dihina oleh orang-orang yang kita layani, kita harus
  memutuskan untuk tidak berdosa terhadap Tuhan dengan membalas
  menghina mereka. Sebaliknya, dengan kasih karunia Allah, kita dapat
  mendoakan dengan tulus mereka yang mungkin tidak menghargai usaha
  baik kita.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama publikasi: e-RH
  Penulis: HWR
  Alamat: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1999/03/29/

======================================================================
JELAJAH SITUS

          CHRISTIAN LEADERSHIP MINISTRY: PINTU GERBANG MENUJU
            SUMBER KEPEMIMPINAN YANG LENGKAP DAN INSPIRATIF
                        < http://www.clm.org/ >

  Kabar gembira! Ada satu lagi situs kepemimpinan yang bisa menjadi
  referensi Anda yang tertarik dengan bidang kepemimpinan. Situs
  tersebut bernama Faculty Common. Dilihat dari namanya situs ini
  memang tidak menyiratkan hal-hal yang berbau kepemimpinan. Namun,
  jangan salah! Faculty Common hanyalah sebuah pintu yang akan
  menghantarkan Anda pada sumber yang Anda butuhkan. Semakin dalam
  Anda menjelajah, semakin banyak informasi yang Anda peroleh. Anda
  tidak akan rugi menjelajahinya. Situs ini benar-benar sangat kaya
  akan informasi!

  Situs ini lahir setelah berdirinya Campus Crusade for Christ dan
  didirikan untuk melengkapi para profesor untuk membantu melahirkan
  para calon pemimpin masa depan dunia yang takut akan Tuhan dan
  berjiwa pemimpin yang militan.

  Ketika melihat tampilannya Anda mungkin akan tertarik. Simpel dan
  tidak banyak embel-embel. Tampilan kepala halaman untuk setiap menu
  pun berganti-ganti. Namun sayang, menu-menu situs ini tidak
  disusun dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, beberapa
  pengunjung yang tidak terbiasa mengakses internet mungkin akan
  mengalami kebingungan. Saat Anda mulai mengakses satu menu, Anda
  akan dibawa ke bagian yang lain yang bisa Anda akses juga dengan
  mengeklik menu yang berbeda. Pasalnya, situs ini terlalu banyak
  mencantumkan menu, di atas, di samping, dan di bawah. Padahal, isi
  di dalamnya rata-rata sama. Dengan demikian, informasi yang diakses
  saling tumpang tindih. Selain itu, Anda pun akan menemukan banyak
  tautan di dalam tautan. Oleh karena itu, menunya seolah
  berputar-putar. Hal lain yang disayangkan adalah sekalipun situs ini
  terkesan "kaya" akan informasi, pengguna tidak bisa mendapatkannya
  secara optimal jika tidak mendaftarkan diri menjadi pelanggannya
  atau tidak tekun menjelajah. Pada dasarnya, Anda harus sabar dan
  tekun saat mengakses situs ini.

  Mungkin karena situs ini awal mulanya ditujukan untuk para profesor,
  maka konten dan tautannya sedikit berat dan rumit. Akan tetapi,
  jangan buru-buru memasukkan situs ini dalam daftar hitam Anda. Jika
  Anda sudah terbiasa mengakses situs ini, Anda pasti tidak akan
  mengalami kesulitan lagi dan bisa menggali banyak sumber di
  dalamnya. Ingin tahu seperti apa situs ini? Segera kunjungi
  alamatnya!

  Diulas oleh: Sri Setyawati

======================================================================
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org
Facebook e-Leadership: http://fb.sabda.org/lead
Twitter e-Leadership: http://twitter.com/sabdaleadership
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Desi Rianto dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Leadership / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org