Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/78

e-Leadership edisi 78 (8-9-2010)

Pelajaran Kepemimpinan dari Ezra (I)

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI SEPTEMBER 2010===========

                  PELAJARAN KEPEMIMPINAN DARI EZRA (I)

                    e-Leadership 78 -- 08/09/2010

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Kepemimpinan Spritual
  KUTIPAN
  INSPIRASI: Semua Generasi
  JELAJAH SITUS: Christian Service Brigade Ministries

==================================**==================================
EDITORIAL

  Shalom,

  Pada edisi kali ini, kami ingin mengajak Anda melihat salah satu
  pemimpin yang begitu setia dalam mengemban tugas pengembalian orang
  Yahudi ke tanah air mereka pascapembuangan Israel ke Babel. Ezra
  dipakai Tuhan untuk membawa kembali gelombang kedua orang-orang
  Yahudi ini serta membawa pembaruan kesegaran rohani bagi orang
  Israel. Peristiwa ini menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah
  dalam memulihkan sisa kaum Yahudi dari pembuangan mereka di Babel.

  Kepiawaian kerohanian dan tanggung jawabnya dipakai Allah untuk
  memimpin dan mengajarkan kembali hukum-hukum Allah di antara orang
  Israel yang terkontaminasi dengan kebudayaan asing. Sebagai orang
  yang ditunjuk oleh Allah, Ezra mengambil tindakan untuk membangun
  kembali sistem ibadah di rumah Allah. Untuk memperlengkapi
  perjalanan kepemimpinan Anda maka jangan lewatkan artikel
  kepemimpinan spritual dari Ezra di edisi e-Leadership kali ini.
  Tuhan memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Leadership,
  Desi Rianto
  < ryan(at)in-christ.net >
  http://lead.sabda.org
  http://fb.sabda.org/lead

==================================**==================================

  Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel:
   "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang
      memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus
                    kautempuh. (Yesaya 48:17)
           < http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+31:9 >

==================================**==================================
ARTIKEL

                        KEPEMIMPINAN SPRITUAL

    Allah tidak pernah memanggil orang-orang menjadi pemimpin
    spiritual tanpa memberikan mereka kemampuan untuk melakukan
    pekerjaan itu! Jika Anda pernah dipanggil untuk untuk berperan
    sebagai pemimpin spiritual, Anda dapat memastikan bahwa tangan
    Allah akan melindungi Anda!

  Ezra 7:10: "Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN
  dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara
  orang Israel.

  Kepemimpinan spiritual tidaklah sama dengan kepemimpinan militer,
  kepemimpinan politis atau kepemimpinan perusahaan! Akan tetapi,
  bukan berarti tidak ada kesamaan antara kepemimpinan spiritual dan
  kepemimpinan lainnya. Ada beberapa elemen umum dalam semua jenis
  kepemimpinan. Kualitas-kualitas baik dari kepemimpinan militer,
  politik, dan perusahaan tentu saja dapat dipakai Tuhan, jika orang
  Kristen yang saleh mempersembahkan bakat-bakat alamiah dan latihan
  mereka untuk Kristus.

  Ada banyak contoh-contoh kepemimpinan spiritual dalam Alkitab. Ezra
  dalam kitab Perjanjian Lama merupakan teladan yang menakjubkan.
  Dalam pasal 7 -- 10 dari kitab kecil yang memakai namanya (Ezra),
  kita mempelajari bahwa Ezra tidak hanya mempersembahkan seluruh
  kemampuan serta talenta-talenta alamiahnya untuk melayani Tuhan,
  tetapi dia juga menambahkan bumbu-bumbu kemampuan dan tanggung jawab
  spiritual untuk memimpin umat Allah. Sebenarnya dari tiga pemimpin
  pascapembuangan (Ezra, Nehemia, dan Zerubabel), Ezra cenderung
  dikenang karena kepemimpinan spiritualnya. Jika Zerubabel dikenang
  karena memimpin orang-orang untuk membangun kembali Bait Suci dan
  Nehemia dikenang karena memimpin orang orang membangun kembali
  tembok Yerusalem, maka Ezra dikenang karena memimpin orang-orang
  dalam pembangunan rohani. Saat kita membaca catatan Alkitab tentang
  kepemimpinan Ezra dalam pasal-pasal ini, kita bisa mendapatkan
  pemahaman yang luas tentang jenis orang yang dipakai Allah sebagai
  pemimpin-pemimpin rohani.

  1. Ezra setia kepada firman Tuhan dan ia telah bertekad
     untuk mempelajari, melakukan, dan mengajarkan hukum Allah.
  2. Ezra berdoa atas segala sesuatu. Kehidupan doanya tidaklah
     berpusat pada diri sendiri. Ezra dikenal memunyai hati untuk umat
     Allah.
  3. Ezra tahu bagaimana bekerja sama dengan baik. Ezra dapat
     memotivasi orang untuk berjalan dalam arah yang benar tanpa
     memanipulasi mereka.
  4. Ezra memiliki ketegasan yang fleksibel. Posisinya tetap tegas
     bahwa umat Allah telah berdosa besar dan dia perlu mengambil
     tindakan yang tegas, namun sikap fleksibelnya terlihat dari
     kemampuannya mendengarkan pertimbangan orang lain.
  5. Ezra mampu mengatur keuangan dengan baik. Di satu sisi, dia
     memastikan dirinya tidak terlalu dekat dengan keuangan; dia
     mendelegasikan tanggung jawab untuk menjaga keuangan kepada 12
     orang yang dapat dipercaya. Di sisi lain, dia memastikan bahwa
     uang tersebut tidak sekadar berada di tangan-tangan yang tepat,
     tetapi segalanya diperhitungkan matang-matang.

  Ezra Setia kepada Firman Tuhan

  Yang pertama dan terutama, kita menyaksikan bahwa Ezra adalah orang
  yang sangat setia kepada firman Tuhan. Latar belakang dan
  pelatihannya sebagai imam (7:1-5) memiliki andil dalam kesetiaannya
  ini; tetapi Ezra melangkah lebih jauh dalam kesetiaannya terhadap
  firman Tuhan. Dia pernah menjadi penulis. Para penulis Yahudi pada
  masa itu tidak hanya menyalin gulungan-gulungan kitab suci kuno,
  tetapi mereka juga mempelajari dan mengajarkan kitab-kitab tersebut.
  Kesetiaan Ezra kepada firman Tuhan dapat kita baca dalam Ezra 7:10.
  Ezra telah bertekad untuk mempelajari, melakukan, dan mengajarkan
  hukum Allah. Tidak heran dia pandai mengaplikasikan kitab dalam
  situasi-situasi kehidupan (7:6). Ini merupakan ciri kepemimpinan
  spiritual yang diperlukan saat ini.

  Allah mencari orang Kristen yang sungguh-sungguh mempelajari
  firman-Nya dan melakukan dan menerapkan prinsip-prinsip kehidupan
  Kristen di dalam-Nya. Kita membutuhkan lebih dari sekadar pengalaman
  sekolah minggu dan saat teduh sehari-hari untuk mahir dalam
  melakukan dan mengaplikasikan firman Allah. Kita memerlukan hati
  yang setia -- tekad untuk mempelajari Hukum Allah. Dapatkah Allah
  memilih Anda sebagai pemimpin spiritual saat ini?

  Ezra Adalah Seorang Pendoa

  Ezra melakukan apa yang ia khotbahkan. Ezra berdoa atas segala
  sesuatu! Dia berdoa untuk keamanan perjalanan sebelum mereka
  menempuh perjalanan jauh dari Babel ke Yerusalem. Dia
  mengikutsertakan anak-anak dan bahkan harta benda mereka (8:12).
  Ya, berdoa untuk keamanan sebelum perjalanan yang merupakan hal yang
  alkitabiah -- bahkan untuk barang-barang yang Anda bawa!

  Akan tetapi, Ezra tidak hanya mendoakan hal-hal biasa dalam
  kehidupan sehari-hari. Ketika dia mendengar berita sedih tentang
  kondisi moral umat Allah di Yehuda, Ezra menyampaikan doa panjang
  tentang pengakuannya (9:5-15). Walaupun Ezra sendiri tidak bersalah,
  dia dengan kerendahan hati melihat negaranya berkaitan dengan
  dosa-dosa mereka. Dia menyerahkan jiwanya di hadapan Allah demi umat
  Israel. Kehidupan doanya tidaklah berpusat pada diri sendiri. Ezra
  dikenal memunyai hati untuk umat Allah. Jenis orang seperti inilah
  yang Allah pilih untuk menjadi pemimpin spiritual. Apakah kita
  memenuhi syarat tersebut? Perhatikanlah teladan Ezra memimpin umat
  Israel untuk mengaku dosa (10:1). Saat ini, para pemimpin spiritual
  yang memunyai kehidupan doa seperti Ezra akan menghasilkan dampak
  yang sama!

  Ezra Tahu Bagaimana Bekerja Sama dengan Baik

  Aspek ini merupakan salah satu aspek pemberian Allah yang sangat
  penting dan utama kepada para pemimpin spiritual. Ezra dapat
  memotivasi orang untuk berjalan dalam arah yang benar tanpa
  memanipulasi mereka. Contohnya, ketika tidak ada orang Lewi yang mau
  kembali ke Yerusalem (8:15), Ezra menggunakan pendekatan yang benar
  agar sejumlah orang Lewi mengubah pikirannya.

  Ini bukanlah tugas yang mudah. Bergabung bersama karavan berarti
  siap meninggalkan keluarga dan usaha dan harta benda dan kehidupan
  yang enak di Babel untuk melakukan perjalanan panjang ke Yerusalem --
  kota yang hancur karena serangan Nebukadnezar lebih dari 100 tahun
  sebelumnya. Orang-orang Lewi tidak memunyai prospek untuk kembali
  kaya di Yerusalem! Tidak, mereka perlu terlibat dalam pekerjaan yang
  serba tidak mewah di bait Allah. Ingat, mereka adalah suku-suku
  Israel yang bertanggung jawab membantu imam dengan pekerjaan di
  sekitar Rumah Allah. Mengapa mereka mau meninggalkan kehidupan
  nyaman di Babel untuk hal itu? Entah bagaimana Ezra dapat memotivasi
  lebih dari 250 orang Lewi untuk meninggalkan kehidupan nyamannya di
  Babel dan melayani Rumah Allah di Yerusalem. Itu merupakan kemampuan
  spiritual dari Allah! Pemimpin spiritual seperti Ezra dibutuhkan
  saat ini untuk memotivasi orang-orang Kristen untuk maju, terutama
  dalam bidang-bidang pelayanan kekristenan saat ini yang sederhana.

  Ezra Memiliki Ketegasan yang Fleksibel

  Salah satu bukti kemampuan Ezra bekerja sama dengan orang lain
  adalah ia memiliki "ketegasan yang fleksibel". Istilah ini terdengar
  kontradiktif, walaupun sebenarnya tidak. Saat Ezra menghadapi
  masalah moral dengan umat Allah, dia tidak membenarkan dosa atau
  mengubah standar Allah untuk mengendapkan permasalahannya (9:1-4).
  Posisinya tetap tegas bahwa umat Allah telah berdosa besar di
  hadapan Allah dan dia perlu mengambil tindakan yang tegas. Dia
  bersedia mendengarkan nasihat berguna dari Sekhanya (10:2-4).
  Sekarang, beberapa calon pemimpin spiritual tidak pernah mau
  menerima nasihat dari pengikut-pengikutnya. Mereka tidak bersikap
  fleksibel dalam menentukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana
  melakukannya. Mereka perlu belajar dari fleksibilitas Ezra!

  Ketegasan Ezra yang fleksibel dapat diamati ketika orang Israel
  berhimpun di halaman bait Allah di Yerusalem (10:9). Ketegasannya
  tampak dari posisinya yang selalu berada dalam standar-standar
  alkitabiah. Sikap ini juga tampak dalam penyelesaian masalah
  pernikahan dengan para penyembah berhala (10:12-15). Sedangkan,
  sikap fleksibelnya terlihat dari kemampuannya mendengarkan
  pertimbangan orang lain (10:12-15). Umat Israel mengakui kesalahan
  mereka dan ingin memperbaiki keadaan, tetapi mereka memerlukan lebih
  banyak waktu. Terlebih lagi, saat itu sedang musim hujan dan
  orang-orang kedinginan. Ezra tidak bersikap terlalu kaku. Dia tidak
  meminta persoalan tersebut diselesaikan secepat mungkin -- hujan
  atau tidak hujan.

  Sayangnya, beberapa pemimpin Kristen saat ini bersikap sangat kaku.
  Mereka tidak bersikap fleksibel, selalu menuntut, dan tidak mau
  mendengarkan pertimbangan orang lain. Alhasil, mereka tidak dapat
  bekerja sama dengan baik sehingga mereka tidak dapat menjadi
  pemimpin-pemimpin spiritual yang baik. Ezra tahu bahwa orang-orang
  itu menyesal dalam hatinya, bukannya "mengulur-ulur waktu". Oleh
  karena itu, dia yakin bahwa hal tersebut akan diperbaiki pada waktu
  yang tepat -- dan demikianlah yang terjadi (10:16-19).

  Ezra Mampu Mengatur Keuangan dengan Baik

  Kemampuan Ezra mengatur keuangan merupakan indikasi lain yang
  penting dalam kepemimpinan spiritualnya. Kemampuan ini merupakan
  ranah kritis. Sejak masa Ezra, banyak pemimpin-pemimpin spiritual
  gagal karena kesalahan-kesalahan dalam hal keuangan. Perhatikanlah
  bagaimana Ezra menghindari dua ekstrem berbahaya. Di satu sisi, dia
  memastikan dirinya tidak terlalu dekat dengan keuangan karena dia
  akan mudah tergoda atau disalahkan atas "kesalahan mengatur
  keuangan". Dia mendelegasikan tanggung jawab untuk menjaga keuangan
  kepada 12 orang yang dapat dipercaya (8:24-30). Keuangan ini
  termasuk persembahan sukarela dari umat Allah di Babel serta uang
  dari perbendaharaan kerajaan raja Persia, Artahsasta (7:11-20). Saya
  bertanya-tanya apakah kita dapat melepaskan tangan kita dari uang
  jika uang yang diberikan kepada Ezra diberikan kepada kita! Apa saja
  pembelian yang kita benarkan karena keegoisan dan kepentingan diri
  sendiri? Sebagai pemimpin spiritual, Ezra menghindari
  masalah-masalah yang bisa muncul dengan melepaskan kendali langsung
  dari perbendaharaan.

  Sebaliknya, Ezra juga menghindari sisi ekstrem lainnya dengan tidak
  benar-benar melepaskan diri dari segi keuangan. Dia memastikan bahwa
  uang tersebut tidak sekadar berada di tangan-tangan yang tepat,
  tetapi segalanya diperhitungkan matang-matang (8:33-34). Pemimpin
  spiritual perlu mengawasi gerak keuangan yang dipercayakan kepada
  orang lain. Sadarlah, selalu ada aspek keuangan dalam setiap
  pelayanan dan gereja Kristen. Penggunaan uang yang baik merupakan
  persoalan spiritual. Menghindar dari kedua ekstrem terkadang sulit,
  tetapi pendekatan yang seimbang dalam keuangan merupakan ciri dari
  pemimpin spiritual yang baik.

  Kesimpulan

  Pasal-pasal dalam kitab Ezra berulang kali memberitahu kita bahwa
  "Tangan TUHAN, Allahnya, melindungi Ezra". (lihat Ezra 7:6, 9, 28
  dan 8:18, 22, 31.) Allah tidak pernah memanggil orang-orang menjadi
  pemimpin spiritual tanpa memberikan mereka kemampuan untuk melakukan
  pekerjaan itu! Karena kepemimpinan spiritual merupakan kemampuan dan
  tanggung jawab dari Allah untuk memimpin umat-Nya, Anda dapat
  memastikan: jika Anda pernah dipanggil untuk untuk berperan sebagai
  pemimpin spiritual, tangan Allah akan melindungi Anda! (t/Uly)

  Diterjemahkan dari:
  Judul asli artikel: Spiritual Leadership
  Nama situs: Growing Christians Ministries
  Penulis: David R. Reid
  Alamat URL: http://www.growingchristians.org/dfgc/leader.htm

==================================**==================================
KUTIPAN

                   Peliharalah visi dan impian Anda
               seolah-olah itu anak-anak dari jiwa Anda
                  dan rancangan prestasi puncak Anda
                            (Napoleon Hill)

=================================**===================================
INSPIRASI

                           SEMUA GENERASI

  Saya sedang sungguh-sungguh berusaha menikmati selera musik anak
  remaja lelaki saya. Steve menyukai gaya musik penyembahan yang
  berbeda dengan saya, tapi kami mempunyai tujuan yang sama. Meskipun
  perbedaan generasi membuat kami memiliki selera musik yang berbeda,
  baik di rumah maupun di gereja, tetapi kami berdua sama-sama
  mempergunakan musik untuk memuji Tuhan.

  Saya teringat akan sesuatu yang terjadi pada abad ke-6 SM ketika
  Zerubabel mulai membangun kembali Bait Allah setelah kaum Israel
  kembali dari pembuangan (Ezra 3:8-13). Tidak lama setelah fondasi
  Bait Allah diletakkan, "seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring
  sambil memuji Tuhan" (ayat 11). Namun, sementara generasi muda
  bersukacita (ayat 10,11), para generasi tua justru menangis (ayat 12).

  Mengapa timbul dua reaksi? Orang-orang yang masih muda belum pernah
  melihat keagungan bait Allah yang dibangun Salomo. Itu sebabnya
  mereka bersukacita karena melihat bait Allah akan dibangun di situ.
  Sedangkan para generasi tua menyadari bahwa bait Allah yang sekarang
  akan dibangun, tidak mungkin sebanding dengan yang dahulu, sehingga
  pujian mereka pun bercampur dengan kesedihan.

  Satu hati kepada Allah, tetapi dengan dua cara untuk menyatakan
  reaksi. Generasi yang berbeda terkadang mengalami hal ini.
  Bersyukurlah kepada Allah dengan hati yang penuh pujian, sekalipun
  mungkin kita mengungkapkannya dengan cara yang berbeda.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama publikasi: e-RH
  Penulis: JDB
  Alamat: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2002/06/12/

======================================================================
JELAJAH SITUS

                CHRISTIAN SERVICE BRIGADE MINISTRIES:
    MENJANGKAU BANGSA DENGAN POTENSI GENERASI MUDA YANG LUAR BIASA
                    < http://csbministries.ca >

  Tidak bisa dimungkiri bahwa keberadaan kaum muda dengan segala
  potensinya memiliki kekuatan yang "luar biasa". Tidak heran,
  anak-anak muda menjadi sasaran empuk iblis untuk diperdayakan,
  dilumpuhkan, dan diombang-ambingkan.

  Christian Service Brigade (CSB) Ministries didirikan oleh Joe
  Coughlin dari Amerika Serikat yang kemudian dikembangkan juga di
  Kanada. Pelayanan ini lahir untuk menjangkau dan menyelamatkan anak
  muda. Berawal dari pengalaman hidupnya yang harus kehilangan figur
  seorang ayah sejak ia masih bayi, Joe begitu menyala-nyala
  menyerahkan diri kepada Kristus dan membangun pelayanan yang
  dikhususkan untuk menjawab kebutuhan anak-anak laki-laki yang akan
  menjadi figur pemimpin.

  CSB memiliki program yang bervariasi yang dikelompokkan berdasarkan
  usia, mulai dari yang belum sekolah sampai berusia 18 tahun. Selain
  bekerja sama dengan berbagai gereja, CSB juga menjalin kerja sama
  dengan Girls Everywhere Meeting the Savior (GEMS) yang persis seperti
  CSB tapi fokus mereka mendidik anak-anak perempuan. Adapun
  program-program CSB meliputi kegiatan petualangan,
  pengalaman-pengalaman nyata yang membantu mereka bertumbuh semakin
  dekat dengan Tuhan, dan memperlengkapi mereka untuk menjadi pemimpin
  masa depan. Sudah lebih dari 70 tahun CSB hadir untuk menolong
  orang-orang muda menemukan hidupnya di dalam Kristus dengan
  bimbingan orang-orang saleh. Program-program yang dikembangkan oleh
  CSB disusun dalam format yang menarik (petualangan, permainan,
  perencanaan, penjelajahan, kemah, pertandingan, kerja sama tim, dan
  latihan-latihan pengembangan kepemimpinan yang berkarakter ilahi),
  materi yang bermutu, diskusi alkitabiah, dan praktik nyata. Selain
  itu mereka mempertahankan hubungan yang kuat baik dengan sesama
  anggota maupun dengan seniornya. Sebagai wadah pelayanan, mereka
  mencoba menuntun anak-anak muda kepada Tuhan, firman-Nya, gereja
  lokal, dan menuju kedewasaan Kristen

  CSB benar-benar fokus pada penginjilan dan pemuridan. Dengan
  memperkenalkan anak-anak muda kepada Kristus dan kemudian memuridkan
  mereka, pelayanan ini menolong mereka bertumbuh kuat dalam Tuhan dan
  firman-Nya. Dengan bergabung di CSB Anda dapat membentuk anak-anak
  muda yang bermutu, menghasilkan pemimpin-pemimpin muda, menyediakan
  waktu yang berkualitas antara ayah dan anak, penjangkauan terhadap
  komunitas lain, melatih pengoordinasian, melayani komunitas Anda,
  memperkuat pelayanan gereja, dan menjadi orang yang fleksibel.(SS)

======================================================================
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org
Facebook e-Leadership: http://fb.sabda.org/lead
Twitter e-Leadership: http://twitter.com/sabdaleadership
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Desi Rianto dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Leadership 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org